Anda di halaman 1dari 4

Bunda: maaf saya mengganggu siang-siang ini ibu

Ibu : iya, darimana?

Bunda : saya dari manado ibu, saya kebetulan lagi dalam proses penelitian di kampus. Di kampus
sebagai dosen sekaligus pembantu rektor 3.

Ibu : di..?

Bunda : di IAIN Manado

Ibu : berapa subjeknya?

Bunda : Rencananya respondennya kalo ada sebanyak-banyaknya, tapi untuk sekarang kalo ada 5
atau 10

Ibu : Yah nda apa-apa

Bunda : kemarin kami juga datang, bisa jadi kami akan ulang datang lagi disini.

Ibu : bisa juga kalo PLPP, kalo bisa ke atas bagaimana supaya bisa kesitu kalo dia ada mungkin masih
libur karena diakan manager di anunya aji kalla situ, Kalo bisa tembus kesitu bisa.

Bunda : nanti kami akan coba kesana. Tapi memang ibu asli sini yah.?

Ibu : yah asli sini

Bunda : bapak sarubarani yah

Ibu : bukan, orang menkendek. Bapak salah satu tokoh Islam juga mama orang orowai bapa orang
menkendek. Pokoknya orang makale sama orang menkendek, asli toraja.

Bunda : Ohh berarti ibu asli toraja?

Ibu : iya

Bunda: proses kenalnya dulu bu. Proses kenal sama bagaimana.?

Ibu : Diakan masih ada garilla. Jadi ada garilla makanya tidak boleh..... (10.06)

Bunda : Ohh dia masih garilla. Terus sampai di ikat, kan katanya toraja itu juga daerah pesisirnya dia
PII

Ibu : iya PII, kalo bapak saya yang...... (10.20)

Bunda : Ohh bapak yang.

Ibu : iya, umurnya mungkin sudah seratusan.

Bunda : tapi masih hidup?

Ibu : iya. Istrinya 4.

Bunda : kalo dulu bu, waktu awal-awal menikah dengan bapak lansung disini memang?

Ibu : bapakkan ini memang asli toraja suami saya. Dia kalangan mereka organisasi kristen, gereja
Kristen Protestan. Kristen pun kan banyak pecahannya kan ada katolik. Kalo katolik nda bisa
diganggu gugat. Kalo mau menikah kalo di bukan berasal dari katolik dia harus kasih masuk dulu
sampai 3 tahun kah berapa tahun. Kalo dulu kan masih ada PPN, jadi kita menikah di PPN kan
kebanyakan kita dari orang toraja nikahnya biasa nikah lama-lama dia kembali keagamanya.

Bunda : Ohh begitu

Ibu : iye.

Bunda : jadi ketika proses itu terjadi bagaimana?

Ibu : dia ke organisasinya kembali

Bunda : kemudian keluarga bagaimana?

Ibu : sudah kebiasaan di toraja, jadi kalo yang bisa menikahkan begitu kalo sudah ada Kartu Tanda
penduduk

Bunda : jadi ke catatan sipil begitu

Ibu : Nda, kan jarang kita orang yang menikah ke catatan sipil

Bunda : Terus bukti-bukti untuk pernikahan?

Ibu : dulukan belum, nanti ada ini kan. Kalo di toraja kan akte kelahiran anakku ada, kartu keluarga
ada. Memang kita rata-rata orang Islam nda tercatat di catatan sipil. Kalo Kristen yang menikah kah
lansung ke catatan sipil. Kalo kitakan lansung ada imam nda ada catatan sipil.

Bunda : berarti prosesi nikahnya bagaimana?

Ibu : kan dulu itu ada PPN. Masih pisah di masing-masing (......13.54) nah sekarang sudah tidak inj
mungkin sudah 2 tahun ada aturan.

Bunda : Jadi nikahnya?

Ibu : Di PPN

Bunda : tapi keluarga ada?

Ibu : iya iya

Bunda : usia perkawinan sekarang sudah berapa bu?

Ibu : usia berapa yah. Sekarang anak saya sudah kuliah

Bunda : Kira-kira usia berapa, palingan kira-kira 20 tahun sampai 30 tahun.

Ibu : betul. Anak saya sudah kuliah, semester 2 di jogja di UPM.

Bunda : berapa anaknya?

Ibu : 3 orang, alhamdulillah anak saya muslim semua.

Bunda : Ohh mengikut ke ibu semua yeah, tapi dalam keluarga bapak gimana pandangannya?

Ibu : Dia itu ada juga tantenya islam, ada tetenya dulu saudaranya neneknya tapi tidak ada anaknya
dia yang bawak . Tapikan kalo muslim disini itu ada aliran tradisionalnya.

Bunda : kenalannya bagaimana dengan suami?

Ibu : itukan dia punya sepupu disini islam juga, jadi dari situ
Bunda : terus awal-awal pas mengungkapkan ingin menikah bagaimana itu?

Ibu : yeah namanya kalo begitu na bilang Iyo nanti Iyo tapi sayang nda tau baca Al Quran, itu
mungkin karena ada keluarganya yang pendeta.

Bunda : Setelah suami kembali kepada keyakinannya, maksudnya ibu menjalani rumah tangga
seperti apa?

Ibu : yah begitulah dia juga nda pernah usik. Ehh Ohh pernah waktu anak saya mau masuk TK.

Bunda : terus bagaimana hubungan ta dengan suami?

Ibu : yah kalo misalnya hari rayanya yah kita hormati tapi nda pernah dia bilang macam mo kumpul
nda pernah disini paling saya hadiri kesana. Kalo saya yang lebaran dia semua yang kerja itu.

Bunda : saat ibu merasakan dua keyakinan dalam satu rumah tangga itu, hmm apa yang ibu rasakan
membuat ibu bertahan.

Ibu : Yah saya tetap bertahan dengan bilang saya tetap islam. Jadi kalo jalan-jalan itu kan sekarang
trend nya pakai sarung saya tetap pakai hijab, anak saya juga begitu.

Bunda : dengan kesejalanan antara ibu dan beliau. Ada nda perasaan yang bilang karena saya
nyaman dengan beliau karena beliau menerima saya.

Ibu : kalo saya cuek aja, saya cuek dengan perasaan begitu nya. Kalo misalnya dia mau pergi ke
organisasinya yah terserah tapi saya tidak pernah ikut.

Bunda : kalo suami namanya sapa?

Ibu : Yusa ...... 26.36

Bunda : Bertahan dalam keluarga itu pasti ada sebabnya kan. Setidaknya yang membuat ibu
bertahan dan bapak bertahan dengan kondisi keluarga seperti ini, kira-kira apa bu?

Ibu : yeah mungkin karena dasarnya kita suka sama suka dan kita juga saling memahami.

Bunda : Apa tipsnya ibu mengokohkan itu artinya kita jalin sama-sama walaupun yeah?

Ibu : kalo saya, keluarga saya kan saya sudah tanamkan dari segi penampilan. Jadi kalo misalnya,
saya ke keluarganya, pokoknya mereka tidak melanggar saya punya Maksudnya saya tidak mau
misalnya dia sudah tau agama saya melarang begini baru mereka masih tetap begini. Jadi yeah.

Bunda : prinsip tidak boleh di langgar.

Ibu : yeah, pokoknya tidak bisa. Mereka kan saya juga sudah tau, kan orang toraja sudah pasti tau
tapi kadang-kadang juga karena rasa ego kita tinggi biasa saya abaikanlah maksudnya karena saya
lebih tinggi ego. Maksudnya ko Terima saya begini dengan ketentuan seperti ini.

Bunda : Ohh jadi mungkin bu salah satu yang membuat ibu bertahan mungkin karena masih ada
harapan

Ibu : iya. Dia misalnya jarang ikut kegiatannya, yah kadang kala

Bunda : kalo ibu sekarang ikut organisasi apa?

Ibu : saya, organisasi majelis ta’lim

Bunda : mohon maaf ibu, ibu sebelumya aktivitas nya apa..?


Ibu : saya ikut organisasi kemasyarakatan, tapi saya kan maksudnya saya itu tenaga kontra daerah.
Penyuluh KB selama 5 tahun. Baru sering ikut KPU.

Bunda : Ohh pantas, kayak pembahasan nya galir aja, enak rasanya. Bu pertanyaan terakhir saya, ibu
merasa bahwa Bahagia, bangga, bersyukur, Anak-anak besar, suami perhatian, ibu Juga bisa
mempertahankan. Ada nda dalam hati ibu mengatakan bahwa pernikahan ini memberikan kepuasan
kepada saya walaupun dengan kondisi seperti ini.

Ibu : biasa sih dalam hati, kita sudah tau bagaimana yah, pernah saya dengar ustad saat itu
mengatakan bahwa kalo beda agama itu kita yang perempuan gampang dikuasai jadi itu yang tidak
di bolehkan karena perasaannya kita perempuan kan lemah, jadi saya ambil kesimpulan ini
tergantung dari pribadi kita masing-masing.

Bunda : Apa yang membuat merasa puas dan bangga dengan keluarga ibu sekarang?

Ibu : saya puas karena dari segi pribadi saya, saya sudah berhasil mendidik anak saya karena
pondasinya sudah kuat.

Bunda : terus ada nda yang membuat ibu bangga dan bersyukur dengan suami ibu?

Ibu : saya bersyukur karena dia tidak bisa tegas saya kalo harus begini.

Bunda : jadi betul-betul yang membuat ibu menyatu dengan bapa itu karena cinta yeah

Ibu : iya-iya itu.

Anda mungkin juga menyukai