Anda di halaman 1dari 2

1.

Struktur Stumata
Menurut (Mulyani E.S, 2017) dalam bukunya yang berjudul Anatomi
Tumbuhan, menyebutkan bahwa Stomata adalah lubang kecil dengan dua sel penutup
terdapat pada lapisan luar tumbuhan terutama epidermis daun, berfungsi sebagai jalan
pertukaran gas.
Stomata memiliki sel penjaga yang merupakan sel utama dari stomata, yang
berperan dalam membuka dan menutupnya stoma ( lubang). Sel penjagamemiliki
bentuk yang bervariasi yakni bentuk ginjal dan halter.

Pada beberapa tumbuhan, stomata memiliki sel tetangga yang terbentuk dari
sel Protoderm yang berdekatan dengan sel penjaga dari stomata itu sendiri. Dan
stomata yang memiliki sel tetangga ini disebut dengan Stomata apparatus atau
stomata kompleks. Stomata terdapat pada sisi atas dan bawah daun, atau ada beberapa
yang hanya ada di salah satu sisinya saja. Tepat di bagian bawah stoma ( Lubang
stomata) terdapat ruang antar sel yang disebut dengan substomata. Stuktur stomata
bervariasi, ada yang menonjol keluar ( lebih tinggi dari epidermis ) dan ada yang
melengkung kedalam ( lebih rensah dari epidermis) dan ada juga yang sejajar dengan
epidermis
Dalam buku (Mulyani E.S, 2017) dijelaskan mengenai Tipe- tipe stomata yang
ada pada tanaman Dikotil diantaranya :
a. Tipe Anomosit
b. Tipe anisosit
c. Tipe Parasit
d. Tipe Diasit
e. Tipe Aktinosit
Sementara pada tanaman Monokotil dibagi menjadi 4 tipe stomata yakni :
a. Tipe Sel Penutup dikelilingi oleh 4 sampai 6 sel tetangga.
b. Tipe sel Penutup dikelilingi 4 sampai 6 sel tetangga, 2 diantaranya berbentuk
bulat dan lebih kecil dadri yang lain.
c. Tipe Sel penutup didampingi oleh 2 sel tetangga.
d. Sel penutup tidak memiliki sel tetangga

2. Stomata : Pertukaran gas dan kehilangan air di daun


Stomata memiliki peranan yang sangat essensial bagi tumbuhan, diantaranya :
dalam Penyerapan CO2 Sebagai bahan baku Fotosintesis. Dan penguapan O2 juga
kehilangan Uap air sebagai akibat dari Transpirasi Tumbuhan. Selain itu penelitian
terkini menunjukan bahwa polutan udara seperti ozon (O3) dan belerang dioksida
(SO2) juga masuk ke daun melalui stomata yang terbuka.
Dalam stomata, sel penjaga memiliki kapasitas untuk mengalami perubahan
turgor reversibel yang pada gilirannya mengatur ukuran dari aperture di antara
mereka. Ketika sel penjaga sepenuhnya turgid, bukaan terbuka, dan Ketika lembek,
bukaan ditutup.
Kecepatan air dan zat berdifufsi melalui stomata ditentukan juga oleh
frekuensi stomata pada setiap tanaman Frekuensi dan distribusi stomata cukup
bervariasi dan tergantung pada sejumlah faktor termasuk spesies, posisi daun, tingkat
ploidi (jumlah set kromosom), dan kondisi pertumbuhan. Frekuensi dalam kisaran 20
hingga 400 stomata mm2 permukaan daun mewakili, meskipun frekuensi 1000 mm2
atau lebih telah dilaporkan.

3. Cara stomata membuka dan menutup


Prinsip utama dalam proses membuka dan menutupnya stomata adalah
osmotik air oleh sel penjaga dan akibatnya peningkatan tekanan hidrostatik.
Selama bertahun tahun diyakini bahwa sel penjaga memiliki komponen
Fotosintetik dimana hasil fotosintesis berupa gula dan molekul lainnya, akan
berhubungan dengan gradien konsentrasi dan proses osmotik yang mempengaruhi
proses membuka dan menutupnya sel penjaga stoma.
Kandungan Ion K+ juga diyakini menjadi salh satu factor yang mempengaruhi
proses membuka dan menutupnya stomata. Hal ini dibuktikan dengan K+
sel penjaga tertutup rendah dibandingkan dengan sel tetangga dan epidermis
sekitarnya. Saat dibuka, sejumlah besar K + pindah dari sel tetangga dan sel epidermis
ke dalam sel penjaga.
ekstrusi proton adalah salahsatu peristiwa awal dalam pembukaan stomata.
Dengan menghilangkan ion bermuatan positif, ekstrusi proton akan cenderung
hiperpolarisasi membran plasma (yaitu, menurunkan potensial listrik di dalam sel
relatif terhadap luar) serta membentuk gradien pH. Hiperpolarisasi
dianggap membuka K+ saluran di membran, yang kemudian memungkinkan
penyerapan pasif K+ dalam menanggapi perbedaan potensial atau gradien muatan
melintasi membran.
keseimbangan muatan dicapai sebagian dengan menyeimbangkan K+
penyerapan terhadap ekstrusi proton, sebagian oleh masuknya ion klorida (Cl-), dan
sebagian oleh produksi di dalam sel anion organik seperti malat. Pada sebagian besar
spesies, produksi malat mungkin menyumbang sebagian besar counterion yang
dibutuhkan sementara pada spesies lain, seperti jagung (Zea mays), sebanyak 40
persen dari K+ bergerak ke dalam sel disertai dengan Cl-.
Akumulasi K+, Cl-, dan malat dalam vakuola sel penjaga akan menurunkan
potensial osmotik dan potensial air sel penjaga. Penyerapan air secara konsekuen akan
meningkatkan turgor dan menyebabkan stomata terbuka. Saat ini, ini tetap menjadi
model kerja untuk pembukaan stomata karena banyak detail yang belum diverifikasi
secara eksperimental.

Anda mungkin juga menyukai