0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan15 halaman
Batuan merupakan campuran satu atau lebih mineral yang membentuk bumi. Batuan metamorf terbentuk dari batuan lain akibat perubahan tekanan dan suhu dalam kerak bumi. Batuan metamorf memiliki ciri seperti warna, struktur, bentuk kristal, dan tekstur yang berbeda-beda tergantung proses pembentukannya. Batuan metamorf bermanfaat sebagai bahan bangunan, hiasan, dan campuran semen.
Batuan merupakan campuran satu atau lebih mineral yang membentuk bumi. Batuan metamorf terbentuk dari batuan lain akibat perubahan tekanan dan suhu dalam kerak bumi. Batuan metamorf memiliki ciri seperti warna, struktur, bentuk kristal, dan tekstur yang berbeda-beda tergantung proses pembentukannya. Batuan metamorf bermanfaat sebagai bahan bangunan, hiasan, dan campuran semen.
Batuan merupakan campuran satu atau lebih mineral yang membentuk bumi. Batuan metamorf terbentuk dari batuan lain akibat perubahan tekanan dan suhu dalam kerak bumi. Batuan metamorf memiliki ciri seperti warna, struktur, bentuk kristal, dan tekstur yang berbeda-beda tergantung proses pembentukannya. Batuan metamorf bermanfaat sebagai bahan bangunan, hiasan, dan campuran semen.
Batuan merupakan pencampuran dari satu ataupun lebih mineral dan mineral mineral tersebut berbeda serta tidak memiliki komposisi kimia yang tetap, batuan juga dapat diartikan sebagai material yang membentuk kulit bumi termasuk fluida yang ada didalamnya (Talobre,1948). Batuan ini secara garis besar terbentuknya ataupun bisa menjadi sebuah batuan dikarenakan adanya sebuah siklus. Jadi ada sebuah proses yang tidak mungkin terputus. Jadi batuan yang satu diikuti dengan adanya suatu proses yaitu proses penghancuran. Dan pada proses ataupun siklus ini nantinya akan terbentuk atau menghasilkan batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Siklus atau proses batuan juga dapat didefinisikan sebagai proses perubahan antara satu kelompok batuan menjadi kelompok batuan lainnya. (James Hutton). Untuk menghasilkan sebuah batuan diperlukan proses proses yaitu pelapukam,sedimentasi,metamorfisme,melting dan proses kristalisasi. Proses tersebut tidak akan berhenti tetapi proses tersebut akan terus berulang ulang.
Sumber : Noor , 2013
Gambar 1 Siklus Batuan B. Batuan Metamorf Batuan metamorf merupakan sebuah batuan yang terjadi ataupun terbentuk asal induknya dari magmga yang membuku dan mengalami proses proses sehingga menjadi batuan metamorf. Batuan metamorf ini bisa terbentuk dari adanya proses metamorfisme, jadi hal tersebut terjadi perubahan perubahan dari struktur, tekstur dan mineralogi dari suatu batuan batuan pada temperature serta tekanan yang tinggi di dalam kerak bumi Batuan beku juga dapat terbentuk dari batuan batuan yang lain seperti batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf yang pastinya sudah mengalami proses proses ataupun perubahan mineralogi. Batuan metamorf ini terjadi karena adanya pengaruh dari perubahan temperatur serta tekanan dan juga bisa terjadinya oleh gabungan dari kedua tersebut. Adanya faktor faktor tersebut mengakibatkan terdapatnya gaya gaya geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan perubahan dari susunan mineral, ada juga perubahan Kristal, perubahan tekstur serta struktur dari batuan batuan yang asal menjadi batuan yang sifat dan karakternya baru, Jadi dapat diartikan juga bahwa batuan metamorf itu adalah batuan batuan yang terjadi karena adanya proses serta batuan nya hasil ubahan dari batuan batuan sebelumnya tentunya batuan tersebut sudah terdapat dan terbentuk di muka bumi. Serta batuan batuan tersebut nantinya mengalami radiasi yang tekanan serta suhunya yang sangat tinggi. Metamorfisme merupakan sebuah proses yang mengubah mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh terhadap kondisi fisika dan kimia dalam kerak bumi dan dimana kondisi tersebut itu berbeda dengan sebelumnya ( H.G.F. Winkler, 1967 ). Batuan metamorf ini kata dari metamorf ini diambil dari Bahasa yunani yaitu “meta” yang artinya perubahan serta “morphe” yang artinya bentuk. Jadi dapat diartikan bahwa metamorf ini ialah sebuah hasil dari adanya transportasi ataupun perubahan perubahan dari keadaan yang padat yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan juga metamorf. Perubahan perubahan yang terjadi pada batuan metamorf dan dalam batuan metamorf ini karena merupakan hasil dari rekristalisasi dan dari hasil rekristalisasi tersebut akan terbentuk Kristal Kristal baru begitu juga pada tekstur nya ( Grovi, 1931 ).. C. Klasifikasi Batuan Metamorf Batuan metamorf juga dapat diklasfikasikan menjadi 3 macam yaitu ada batuan metamorf thermal , ada batuan metamorf dynamo , dan juga ada batuan metamorf regional. 1. Batuan metamorf thermal ini merupakan sebuah batuan metamorf yang nantinya melewati proses metamorphosis dan juga hal tersebut diakibatkan oleh adanya oengaruh dari temperatur dan juga hal tersebut lebih dominan dibandingkan tekanan yang memiliki temperature dengan angka 400 – 800 derajat celcius.
Sumber : Rock.comparenature, 2017
Gambar 2 Hornfeis 2. Batuan metamorf dynamo ini adalah bagian dari klasifikasi batuan metamorf yang merupakan batuan serta mengalami metamorfosis hal tersebut diakibatkan karenaadanya pengaruh dari tekanan yang tentunya lebih dominan dari temperature nya. Jadi bisa disimpulkan bahwa batuan metamorf ini bisa terbentuk karena adanya suatu tekanan tekanan yang sangat tinggi, tekanan tekanan yang sangat tinggi tersebut diakibatkan oeleh tekanan hang asalnya dari gaya endogen yang tentunya memerlukan waktu yang sangat lama. Batuan batuan metamorf ini banyak terjadinya atau terbentuknya di bagian bagian atas kerak bumi. Batuan metamorf dynamo ini ada yang bentuk butiran butiran mineral ada yang bentuknya pipih serta ada juga yang bentuk Kristal, hal tersebut diakibatkan oleh adanya tekanan arah berlawanan yang mengakibatkan terjadinya hal tersebut. Terdapat banyak contoh batuan batuan meyamorf dynamo ini seperti nud stune dan milonit.
Sumber : Rock.comparenature, 2017
Gambar 3 Milonit 3. Batuan metamorf regional adalah batuan yang dikenal juga dengan nama metamorposis dinamik dan juga batuan batuan ini mengalami suatu proses metamorphosis yang tentunya hal tersebut diakibatkan karena adanya pengaruh tekanan dan temperature tetapi berbeda dengan jenis yang sebelumnya karena batuan ini tekanan dan temperature nya kedua hal tersebut sangat dominan terhadap pembentukan pembentukan batuan metamorf ini. Batuan metamorf regional ini banyak terjadinya di bagian bagian bawah kerak bumi hal tersebut diakibatkan oleh tekanan seluruh bentuk. Batuan batuan metamorf regional ini suka menyebabkan terbentuknya berbagai tekstur seperti skistos, foliasi dan lainnya, hal tersebut tentunya diakibatkan oleh cenderungnya batuan metamorf ini yang jadinya lebih keras dan hal ini pada saat yang bersamaan menyebabkan hal terbentuk tekstur yang berbeda. Sumber : Rock.comparenature, 2017 Gambar 4 Sekis Mika D. Ciri Ciri Batuan Metamorf dan Pemanfaatannya Batuan metamorf atau sering disebtu batuan malihan memiliki ciri ciri dan pe,anfaatan dalam kehidupan sehari hari, ciri ciri dari batuan metamorf diantaranya adalah warna, struktur, bentuk Kristal, tekstur, dan juga komposisi mineral. 1. Warna, batuan metamorf ini memiliki warna yang bervariasi karena diakibatkan oleh pementukan pembentukan dari batuan batuan itu sendiri yang berakibat warna menjadi bervariasi. 2. Struktur, batuan metamorf juga memiliki struktur yang berbeda. Terdapat dua struktur yaitu foliasi dan juga non faliasi. Foliasi merupakan lapisan yang terdapat pada batuan metamorf dengan motif belahan sedangkan non faliasi adalah di batuan batuan metamorf nya tidak terdapat belahan. 3. bentuk Kristal, pada batuan metamorf ini memiliki bentuk Kristal dalam batuannya dan bentuk bentuknya terdapat tiga jenis bentuk diantaranya : a. subhedral merupakan kandungan dari batuan yang mempunyai atau terdapat kristal serta sebagian dari batuan batuan tersebut tidak teratur oleh bidang kristal yang terdapat pada batuan nya. b. Euhedral merupakan keristal yang kualitasnya dan bentuknya sempurna, tetapi Kristal ini dibatasi dengan batas yang jelas. Bentuk Kristal ini merupakan bentuk yang paling baik dari ketiga jenis bentuk yang ada. c. Anhedral merupakan Kristal yang tidak teratur serta bentuknya dibatasi dengan suatu bidang. 4. Tekstur, di dalam batuan metamorf ini terdabat banyak tektur tetapi terdapat tekstur yang sering di jumpai di lapangan diantaranya relik dan juga kristaloblastik. 5. Komposisi Mineral dalam batuan metamorf ini berfungsi sebagai pembentuk suatu batuan batuan metamorf tersebut yang tentunya diiringi proses tekanan dan juga suhu. Batuan metamorf juga dapat bermanfaat dan digunakan dalam kehidupan sehari hari, diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi meja, guci, dan juga dapat dijadikan sebagai hiasan hiasan, dapat dijadikan sebagai bahan bahan untuk lantai, dekorasi bangunan serta batu nisan dan juga dinding, batuan metamorf juga bisa dijadikan sebagai bahan campuran semen, papan tulis, panel instrument listrik serta digunakan sebagai sabak. Ketika kita ingin mengetahui karakteristik dari batuan metamorf haruslah kita bisa mendeskripsikan batuan metamorf. Sebelum kita mendeskripsikan kita haruslah menyiapkan beberapa parameter diantaranya : 1. Tekstur Batuan 2. Struktur Batuan 3. Komposisi 4. Proses Metamorfosa. KESIMPULAN
Jadi Batuan merupakan pencampuran dari satu ataupun lebih mineral
dan mineral mineral tersebut berbeda serta tidak memiliki komposisi kimia yang tetap, batuan juga dapat diartikan sebagai material yang membentuk kulit bumi termasuk fluida yang ada didalamnya (Talobre,1948). Batuan metamorf merupakan sebuah batuan yang terjadi ataupun terbentuk asal induknya dari magmga yang membuku dan mengalami proses proses sehingga menjadi batuan metamorf. Batuan metamorf ini terjadi karena adanya pengaruh dari perubahan temperatur serta tekanan dan juga bisa terjadinya oleh gabungan dari kedua tersebut. Serta tekanan tersebut diakibatkan karena adanya gaya endogen. DAFTAR PUSTAKA
1. Teaf.gg, 2018, “Pengantar Geologi Dasar”, academia.edu. Diakses pada
tanggal 21 November 2021, pada pukul 18.00 WIB (Word, Online) 2. Kasmira, 2016, “Batuan Metamorf”, academia.edu. Diakses pada tanggal 21 November 2021, pada pukul 19.15 WIB (Word, online) 3. Ikatan Ahli Geologi Indonesia , 2010, “Majalah Geologi Indonesia”, M Geol.Indo, vol.25, no.3, hal.143-221, ISSN 0216-1061 Format (10) Isi (70) Kesimpulan (15) Dapus (5)