Anda di halaman 1dari 2

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia
dahulu dikenal dengan bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung antar etnis yang
mendiami kepulauan nusantara. Selain menjadi bahasa penghubung antara suku-suku, bahasa
melayu juga menjadi bahasa transaksi perdagangan internasional di kawasan kepulauan nusantara
yang digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia dengan para pedagang asing. Bahasa melayu
dipilih menjadi bahasa nasional bagi negara Indonesia yang merupakan suatu hal yang
menggembirakan. Pada zaman Sriwijaya, bahasa melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan , yaitu
bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa melayu dipakai sebagai bahasa perhubungan antar
suku di Nusantara. Bahasa melayu dipakai sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa yang
digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar nusantara. Informasi dari seorang ahli
sejara China I-Tsing yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain menyatakan bahwa di
Sriwijay ada bahasa yang bernama Koen Loen (I-Tsing : 63-159), Kou Luen (I-Tsing : 183),
K’ouen loven (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Ali Syahbana, 1971 : 0001089), Kun’lun (parnikel,
1977 : 91), K’un-lun (prentice 1978 : 19), yang berdampingan dengan sanskerta. Yang dimaksud
dengan Koen-Luen adalah bahasa perhubungan (lingua france) dikepulauan nusantara, yaitu bahasa
melau. Perkembangan dan pertumbuhan bahasa melayu tampak makin jelasa dari, peninggalan-
peninggalan kerajaan islam, baik yang berupa batu tertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye
Tujah, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil-hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti
syair Hamzah Fansuri, hikayat raja-raja Pasai, sejarah melayu, Tajussalatin dan Bustanussalatin.
Bahasa melayu menyebar kepelosok nusantara bersama dengan menyebarnya agama islam
diwilayah nusantara bahasa melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa
perhubungan antara pulau, antara suku, antara pedagang, antar bangsa, dan antar kerajaan karena
bahasa melayu tidak mengenal tutur. Pada tahun 1928 bahasa melayu mengalami perkembangan
yang luar biasa. Pada tahun tersebut para tokoh pemuda dari berbagai latar belakang suku dan
kebudayaan menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan Indonesia, keputusan ini
dicetuskan melalui sumpah pemuda. Setelah kemerdekaan Indonesia tepatnya pada tanggal 18
Agustus Bahasa Indonesia diakui secara Yuridis. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu,
sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan) di Nusantara
kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern. Bentuk bahasa sehari-hari ini sering
dinamai dengan istilah Melayu Pasar. Jenis ini sangat lentur, sebab sangat mudah dimengerti dan
ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari
berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya.Bentuk yang lebih resmi, disebut Melayu
Tinggi yang pada masa lalu digunakan oleh kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa,
dan Semenanjung Malaya. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh
sindiran, dan tidak seekspresif Bahasa Melayu Pasar. Pemerintah kolonial Belanda melihat
kelenturan Melayu Pasar dapat mengancam keberadaan bahasa dan budaya. Belanda berusaha
meredamnya dengan mempromosikan bahasa Melayu Tinggi, diantaranya dengan penerbitan karya
sastra dalam Bahasa Melayu Tinggi oleh Balai Pustaka. Tetapi Bahasa Melayu Pasar sudah
digunakan oleh banyak pedagang dalam berkomunikasi.
KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti yang tercantum
dalam ikrar ke-3 sumpah pemuda 1928 yang berbunyi kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia
berkududukan sebagai bahasa Nasional kedudukan nya berada di atas bahasa daerah. Selain itu,
di dalam UUD 1945 tercantum pasal khusus (bab XV, pasal 36) mengenai kedudukan bahasa
Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negera adalah bahasa nasional . Dengan kata lain, ada
dua macam kedudukan bahasa Indonesia, pertama bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
bahasa nasional sesuai dengan sumpah pemuda 1928; kedua bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai  bahasa negara sesuai dengan UUD 1945.

 Kedudukan bahasa indonesia sebagai bahasa nasional


 Kedudukan pertama bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan.Hal ini tercantum
dalam Sumpah pemuda (28-10-1928). Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
Bahasa Nasional. Dalam kedudukannya sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia memiliki
beberapa fungsi yaitu : 
a. Lambang kebanggaan kebangsaan
b. Lambang Identitas Nasional 
c. Alat perhubungan antar daerah dan antar budaya.
d. Alat pemersatu bangsa 

 Kedudukan bahasa indonesia sebagai bahasa Negara


Bahasa negara sama saja dengan bahasa nasional atau bahasa persatuan artinya bahasa
negara merupakan bahasa primer dam baku yang digunakan pada kesempatan yang
formal. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara yaitu : 
a. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan. 
b. Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan. 
c. Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
d. Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.

Nama: Rahmawati Miranda


Nirm: 05. 10. 20. 2556
Kelas: 1i

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai