Anda di halaman 1dari 2

1 Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara

Judul Berita : Tragedi Universitas Trisakti 12 Mei 1998

Hak Yang Dilanggar :


Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang
berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun.
Pelanggaran hak asasi manusia memang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia, akan
tetapi, masih banyak ditemukan sejumlah kasus pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia. Salah satu
contoh kasus pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia adalah Tragedi Trisakti 1998.
Jaminan hak asasi manusia yang telah dilanggar dalam kasus itu adalah jaminan hak untuk hidup.
Jaminan hak asasi tersebut tercantum pada UUD 1945 Pasal 28A. Sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28A
yang berbunyi: “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.”
Dalam kasus Tragedi Trisakti 1998, para anggota polisi dan militer/TNI yang terlibat dalam kasus itu
telah merenggut hak hidup mahasiswa Universitas Trisakti dengan cara menginjak, memukuli, dan
menembak mahasiswa secara brutal. Akibat dari peristiwa itu, 6 orang dinyatakan tewas dan 16 orang
lainnya mengalami luka parah. Kasus tersebut mengakibatkan beberapa kejadian yang juga
menimbulkan pelanggaran hak asasi manusia.

Upaya Penyelesaiannya :
dalam hal ini Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menyelesaikan kasus pelanggaran berat HAM
Tragedi Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II (kasus TSS) melalui jalur non-yudisial atau rekonsiliasi.
Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM) Imdadun Rahmat mengatakan, keputusan
tersebut diambil berdasarkan sikap politik pemerintah saat ini.
"Pilihan politik pemerintah saat ini kan jalur non-yudisial atau rekonsiliasi. Pemerintah maunya kan
seperti itu. Untuk penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu ya menempuh jalur non-yudisial," ujar
Imdadun, seusai rapat koordinasi penyelesaian kasus pelanggaran berat HAM masa lalu dengan Menteri
Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat,
Senin (30/1/2017).
Imdadun mengaku sulit untuk memaksakan penyelesaian kasus TSS melalui jalur pengadilan HAM ad
hoc.
Selain karena pilihan politik pemerintah, selama ini pihak Kejaksaan Agung juga tidak bisa bekerja sama
dalam menindaklanjuti hasil penyelidikan.
1 Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

Judul Berita : Membuang Sampah Sembarangan

Hak Yang Dilanggar :


Membuang sampah sembarangan adalah contoh pengingkaran kewajiban sebagai warga negara terhadap
lingkungan dan alam sekitar serta terhadap hak asasi manusia orang lain. Sebab, lingkungan dan alam
sekitar bermanfaat bagi manusia. Membuang sampah sembarangan dapat mengakibatkan lingkungan kotor
dan banjir, sehingga merugikan orang lain.
Dan juga Perda Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah. Kedua, Perda Nomor 8 Tahun 2007
tentang Ketertiban Umum (Tibum).

Upaya Penyelesaiannya :
1. Membuat Papan Larangan Membuang Sampah
Membuat papan larangan membuang sampah di dekat sungai menjadi salah satu upaya menanggulangi
pembuang sampah di sungai yang paling mudah.
2. Papan Berisi Sanksi Pidana dan Denda
Untuk bisa membuat warga jera dalam membuang sampah di sungai bisa dengan memberikan papan yang
berisi sanksi pidana. Papan tersebut biasanya akan dipasang di pinggir sungai berdampingan dengan papan
larangan yang berisi larangan membuang sampah. Dalam papan tersebut warga yang membuang sampah
sembarangan bisa dikenakan denda 100 juta rupiah sesuai dengan peraturan Undang-Undang. Dalam papan
tersebut juga tertulis selain membayar denda, pembuang sampah sembarangan juga akan terkena sanksi
pidana minimal 4 tahun penjara. 
3. Dikenakan Sanksi Sosial
Tidak hanya pemerintah saja yang bertanggung jawab untuk mengatasi sampah di Indonesia, namun warga
pun dituntut untuk berperan aktif dalam melakukan penanggulangan sampah. Salah satu caranya adalah
dengan membuat sanksi sosial yang telah disetujui oleh seluruh warga masyarakat. Misalnya saja adalah
ketahuan membuang sampah di sungai pertama kali akan diingatkan ketika berkumpul di forum desa.
Peringatan tersebut untuk membuat pembuang sampah tersebut malu dan memberikan peringatan untuk
warga lainnya untuk tidak membuang sampah di sungai. Jika warga tersebut terus melanggar lagi, bisa
dikenakan sanksi yang lebih tegas. Sebab jika sampai sungai tersebut banjir dan membanjiri seluruh rumah
warga sehingga semua akan kena dampaknya.

Nama Anggota Kelompok :


1. Nanda Dwi
2. Elsa Malika
3. Wina Sri
4. Birgita
5. Leni

Anda mungkin juga menyukai