Penyebab Sirosis ialah akibat kerusakan hati jangka panjang, yang dapat dipicu
oleh beberapa faktor berikut:. Banyak kondisi medis atau penyakit yang dapat
menjadi penyebab sirosis, antara lain:
Penyalahgunaan alkohol kronis.
Hepatitis viral kronis (hepatitis B dan C).
Penyakit liver non-alkoholik (akumulasi lemak liver).
Hemokromatosis (penumpukan besi dalam tubuh).
Sistik fibrosis.
Penyakit Wilson.
Atresia bilier.
Galaktosemia.
Sindrom Alagille.
Hepatitis autoimun.
Sirosis bilier primer.
Kolangitis skleroza primer.
Infeksi seperti skistosomiasis atau sifilis.
Obat-obatan hepatotoksik.
Tipe Sirosis pascanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar
sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya.
Meskipun ada beberapa faktor yang terlibat dalami sirosis, konsumsi minuman
beralkohol dianggap sebagai faktor penyebab yang utama. Sirosis terjadi dengan
frekuensi paling tinggi pada peminum minuman keras. Meskipun defisiensi gizi
dengan penurunan asupan protein turut menimbulkan kerusakan hati pada sirosis,
namun asupan alkohol yang berlebihan merupakan faktor penyebab yang utama
pada perlemakan hati dan konsekuensi yang ditimbulkannya. Namun demikian,
sirosis juga pernah terjadi pada individu yang tidak memiliki kebiasaan minum
minuman keras dan pada individu yang dietnya normal tetapi dengan konsumsi
alkohol yang tinggi.
hasil bilirubin : tinggi 15mg/dl, karena kadar biliruin normal pd org dewasa adalah
sekitar 0,2 hingga 1,2 mg/dL, hasil AST : tinggi 190 u/l karena
Rentang normal kadar AST dalam aliran darah yaitu 5 – 43 IU/L. Hasil ALT: tinggi
210 U/L karena batas normal alt 10-40 U/L .hasil platelets : rendah 45,000 u/l
karena trombosit normal dalam darah adalah 150.000–400.000 trombosit per
mikroliter darah. Bila trombosit kurang atau lebih dari jumlah tersebut, dapat terjadi
gangguan dalam proses pembekuan darah. Hasil eGFR : rendah 62 ml/min
KARENA keadaan normal eGFR: 95 – 137 ml/min .
Menejemen muntah
Menejemen nutrisi
Menejemen nyeri
Identifikasi ( lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,dan skala nyeri )
Identifikasi faktor nyeri
Monitor keberhasilan terapi komplementer yg sudah diberikan
Monitor efek samping pengguunaan analgetik
Berikan teknik nonfamkologi untuk mengurangi rasa nyeri
Anjurkan memonitor skala nyeri mandiri