OLEH:
TAHUN 2021/2022
Kata Pengantar
Om Swastyastu,
Dengan memanjatkan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini guna
memenuhi salah satu tugas matakuliah Etika Bisnis dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu segala
saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Hak Privasi
Hak privasi dapat didefinisikan sebagai hak individu untuk menentukan apa, dengan siapa,
dan seberapa banyak informasi tentang dirinya yang boleh diungkapkan pada orang lain.
Ada dua jenis privasi yaitu, privasi psikologis privasi yang berkaitan dengan pemikiran,
rencana, keyakinan, nilai, perasaan, dan keinginan seseorang. Dan privasi fisik, yaitu privasi yang
berkaitan dengan aktivitas-aktivitas fisik seseorang, khususnya yang mengungkapkan kehidupan
pribadi seseorang dan aktivitas-aktivitas fisik yang secara umum dianggap sebagai aktivitas
pribadi.
Ada tiga elemen yang perlu dipertimbangkan saat mengumpulkan informasi yang mungkin
mengancam hak privasi pegawai, yaitu “relevansi, persetujuan, dan metode “.
1. 2. Whistleblowing
Whistleblowing merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seorang anggota atau mantan
anggota suatu organisasi untuk mengungkapkan kesalahan atau aktivitas merugukan yang
dilakukan organisasi yang bersangkutan.
Whistleblowing bisa bersifat internal ataupun eksternal. Jika suatu pelanggaran hanya
dilaporkan pada pihak-pihak yang lebih tinggi dalam organisasi, seperti yang dilakukan
Mackowiak pada awalnya, maka tindakan tersebut adalah whistleblowing internal. Apabila
pelanggaran dilaporkan pada individu eksternal atau lembaga-lembaga seperti agen pemerintah,
surat kabar, atau kelompok-kelompok kepentingan publik, maka tindakan tersebut merupakan
whistleblowing eksternal.
1. Gaji
Dari sudut pandang pegawai, gaji merupakan sarana (mungkin satu-satunya sarana) untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi pegawai dan keluarganya. Dari sudut pandang pengusaha atau
perusahaan, gaji adalah biaya produksi yang harus ditekan agar harga produk tidak terlalu tinggi
dari kemampuan pasar. Jadi, setiap perusahaan menghadapi dilema ketika menetapkan gaji
pegawai. Bagaimana menyeimbangkan kepentingan perusahaan untuk menekan biaya dengan
kepentingan pegawai untuk memperoleh kehidupan yang layak bagi diri mereka sendiri dan
keluarga.
Meskipun tidak ada cara untuk menentukan gaji yang layak dengan pasti, namun kita
setidaknya bisa mengidentifikasi sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan
gaji dan upah ;
a. Gaji dalam industri dan wilayah setempat seseorang bekerja
b. Kemampuan perusahaan
c. Sifat pekerjaan
d. Peraturan upah minimum
e. Hubungan dengan gaji lain
f. Kelayakan negoisasi gaji
g. Biaya hidup local
Dalam sebuah survei atas berbagai penelitian yang dilaksanakan selama 15 tahun tentang
kepuasan kerja, Stanislav Kasl menemukan bahwa, diantara faktor-faktor lainnya, rendahnya
tingkat kepuasan kerja berkaitan dengan :
a. Tidak adanya kontrol atas kerja;
b. Ketidakmampuan menggunakan keahlian;
c. Tugas-tugas yang sangant repetitif yang hanya mencangkup sedikit aktivitas;
d. Tidak adanya partisipasi dalam pengambilan keputusan, dan
e. Bahwa kesehatan mental yang buruk juga berkaitan dengan faktor-faktor serupa.
Konflik kepentingan dapat muncul dari berbagai macam situasi dan aktivitas. Ada 2 jenis
situasi dan aktivitas yang mendapat perhatian, yaitu :
a. Suap komersial
b. Pemberian
UU ketenagakerjaan juga mengatur hubungan antara pengusaha dengan tenaga kerja. Hubungan
itu terjadi karena adanya ikatan atau perjanjian kerja yang sudah disepakati oleh kedua belah
pihak, bersifat tertulis atau lisan dan dilandasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Hak dan kewajiban antara pengusaha dan tenaga kerja juga menjadi perhatian
demi menciptakan keamanan dan kenyamanan saat melakukan aktivitas pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika individu organisasi tidak lain adalah peraturan dan ketentuan yang telah dipatuhi oleh
pengusaha maupun karyawan dalam organisasi. untuk menjaga budaya dalam organisasi Ini
adalah seperangkat aturan dan regulasi yang mengatur perilaku yang diinginkan dari seorang
individu yang bekerja dalam organisasi.perusahaan yang etis mencerminkan dalam
pengertiannya bagaimana ia memperlakukan karyawan, pemasok, dan anggotanya di dalam
organisasi. Jadi dimanapun anda bekerja dari industri di bagian mana pun di dunia, etika Tempat
Kerja adalah suatu keharusan yang harus di penuhi
DAFTAR PUSAKA
https://www.dslalawfirm.com/uu-ketenagakerjaan/
https://id.scribd.com/document/336123752/Makalah-Individu-Dan-Organisasi-Fix