Anda di halaman 1dari 15

Perubahan Perilaku Konsumen Sebelum dan Setelah Adanya Marketplace

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah perilaku konsumen digital

Dosen Pengampu : Intan Krisnawanti , SE., MM

Disusun Oleh:

Shabiya Putri Alifah (120404200038)

PEMASARAN DIGITAL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................3
BAB I ...............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN .........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................................................. 4
BAB II .............................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
2.1 Perubahan perilaku konsumen sebelum dan setelah adanya Marketplace ......................................... 6
2.2 Pengaruh Marketplace pada sektor bisnis, produk, ataupun dunia pemasaran. ............................. 8
2.3 Persaingan Marketplace saat ini di Indonesia. ........................................................................................10
2.4 Analisis dari teori kepribadian dan perilaku konsumen dengan adanya Marketplace. ...............11
BAB III......................................................................................................................................................... 14
PENUTUP ................................................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 15
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-
Nya, penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah berjudul “Perubahan Perilaku Konsumen
Sebelum dan Setelah Adanya Marketplace”. sesuai waktunya yang disusun untuk memenuhi tugas
UTS mata kuliah Perilaku Konsumen Digital yang diampu oleh ibu Intan Krisnawanti , SE., MM.

Dalam menyusun makalah ini penyusun berusaha mengerjakannya dengan sebaik mungkin
dengan harapan dapat membantu pembaca dalam memahami dan mengetahui seputar perubahan
perilaku konsumen sebelum dan setelah adanya Marketplace. Penyusun juga berharap makalah ini
dapat dijadikan bekal pengetahuan untuk dijadikan sumber yang bermanfaat bagi para pembacanya.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena banyak
kekurangan yang perlu untuk diperbaiki, baik dari segi penataan, diksi, tata bahasa, etika, maupun
isi makalah. Oleh karena itu, penyusun meminta maaf atas ketidaksempurnaannya dan juga meminta
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk penyusun jadikan sebagai bahan evaluasi.

Besar harapan saya makalah ini dapat menjadi sarana memperluas wawasan pembaca.
Semoga makalah ini dapat diterima sebagai sumber pengetahuan yang bermanfaat untuk dibaca.
Akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih.

15 April 2021

penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini berkembang pesat. Hal tersebut
tidak terlepas dari keberadaan internet sebagai penyedia komunikasi dan informasi. Dengan
bantuan internet, seseorang dapat menyampaikan informasi ke sembarang tempat dan siapa saja.
Tidak dibatasi oleh tempat, ruang atau waktu tertentu.
Dalam dunia bisnis saat ini, peran internet menjadi semakin penting dan bermakna, karena
sejak orang telah mengenal internet, gaya hidup dan kebiasaan mereka terutama dalam berbisnis,
berbelanja, dan bertransaksi mulai berubah. Dulu, pedagang biasanya masih berbisnis, para
konsumen dan saat melakukan transaksinya dilakukan secara tatap muka atau secara manual
melalui telepon. Sayangnya, terkadang ada masalah seperti janji temu, yang tidak dapat dipesan
atau digunakan saat dihubungi. Untuk tujuan ini, kita dapat menggunakan atau menggunakan
internet untuk mengatasi masalah tersebut. Melalui internet, proses bisnis yang diselesaikan secara
manual dapat diselesaikan secara online, baik itu proses pemasaran, tawar-menawar harga, atau
pemrosesan transaksi. Model bisnis online disebut Marketplace. Pada makalah kali ini kita akan
membahas tentang perubahan perilaku konsumen sebelum dan setelah adanya Marketplace.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perubahan perilaku konsumen sebelum dan setelah adanya Marketplace?
2. Bagaimana pengaruh Marketplace pada sektor bisnis, produk, ataupun dunia
pemasaran?
3. Bagaimana persaingan Marketplace saat ini di Indonesia?
4. Bagaimana analisis dari teori kepribadian dan perilaku konsumen dengan adanya
Marketplace?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui perubahan perilaku konsumen sebelum dan setelah adanya
Marketplace.
2. mengetahui pengaruh Marketplace pada sektor bisnis, produk, ataupun dunia
pemasaran.
3. mengetahui persaingan Marketplace saat ini di Indonesia.
4. menganalisis dari teori kepribadian dan perilaku konsumen dengan adanya
Marketplace.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perubahan perilaku konsumen sebelum dan setelah adanya Marketplace

Di era digital ini teknologi semakin berkembang dari hari ke hari, salah satunya adalah
internet. Pesatnya perkembangan internet sendiri menunjukkan bahwa teknologi berkembang ke
arah yang berbasis media online. Karena keterbatasan waktu dan kenyamanan, konsumen
cenderung mencari informasi produk / jasa secara lengkap melalui internet dan kemudian
melakukan pembelian secara online. Manfaat Internet meliputi: kenyamanan, pengurangan biaya
pencetakan, dan biaya ongkos kirim. Dengan bantuan internet, kita dapat dengan mudah
mengakses dan memperoleh informasi terkini.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menyebabkan perubahan sosial,
ekonomi dan budaya yang terjadi secara signifikan. Di zaman modern seperti saat ini tidak dapat
dipungkiri juga bahwa perkembangan sistem teknologi dan informasi memberikan pengaruh yang
cukup besar dalam perilaku konsumen. Seperti perubahan perilaku konsumen yang terjadi akibat
adanya kemunculan marketplace, apalagi di masa pandemi seperti ini yang belum memungkinkan
untuk masyarakat bisa berbelanja secara langsung.
Kemunculan marketplace telah membawa fenomena atau gaya hidup baru di kalangan
masyarakat. Mereka lebih suka menghabiskan waktu mencari informasi produk secara online
daripada pergi ke toko secara langsung. Adanya berbagai toko online itu sendiri memberikan
kemudahan bagi konsumen dengan gaya belanja hedonistik (yaitu konsumen yang berbelanja untuk
kesenangan sendiri). Mereka berbelanja karena dimotivasi oleh keinginan hedonis (seperti
kebahagiaan, fantasi, dan kepuasan emosional). Semakin banyak pengguna internet juga akan
mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli produk atau jasa. Pergeseran konsumen dari
belanja offline ke belanja online telah mendorong semakin pesatnya perkembangan e-commerce.
Belanja online sendiri merupakan kegiatan berbelanja yang dilakukan melalui website atau
aplikasi, jadi kita tidak akan datang langsung ke toko tersebut. Menurut Hidayati (2018) belanja
online merupakan kegiatan bisnis atau ekonomi yang menggunakan aplikasi teknologi informasi
dan komunikasi dalam setiap transaksinya.
Konsumen hanya membutuhkan gadget dan koneksi internet untuk menyelesaikan proses
belanja dan menunggu kurir mengirimkan paket ke alamat rumah. Saat belanja menjadi fleksibel,
Anda bisa berbelanja kapan pun, dimana pun. Kemudahan yang dirasakan ini membuat konsumen
semakin tertarik untuk berbelanja online, dan konsumen dapat merasakan kemudahan fasilitas
penunjang dalam berbelanja online. Bahkan di e-commerce atau market, promosi menarik sering
dilakukan dalam bentuk potongan harga, gratis ongkos kirim dan promosi lainnya.
Oleh karena itu, Revolusi digital ini telah mengubah cara hidup orang dalam kehidupan
yang sangat kompleks saat ini. Dari membantu memecahkan masalah hingga ketidakmampuan
untuk menggunakan fasilitas digital yang semakin kompleks ini dengan benar, teknologi ini
mengubah dunia. Revolusi digital ini juga mempengaruhi gaya hidup masyarakat dalam
menjalankan tugasnya sebagai konsumen. Dulu, orang harus pergi ke toko untuk menyortir pakaian
untuk membeli pakaian, kemudian memilih pakaian yang akan dibeli, dan kemudian membelinya.
Namun kini, orang mendapatkan kemudahan melalui pembelian online. Orang tidak perlu pergi ke
toko pakaian untuk memilih pakaian, mereka hanya perlu memesan secara online, dan pesanan
akan dikirim setelah beberapa saat. Perilaku konsumen saat ini dan sebelumnya telah berubah.
Lalu, apakah yang dimaksud perilaku konsumen itu? Perilaku konsumen adalah proses dan
aktivitas ketika seseorang mencari, memilih, membeli, menggunakan, dan mengevaluasi produk
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratannya. Perilaku konsumen inilah yang menjadi
dasar bagi konsumen untuk mengambil keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah
(low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk
barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan
pertimbangan yang matang.
Revolusi digital dan perilaku konsumen merupakan sebuah korelasi.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, revolusi digital telah mengubah perilaku
manusia sebagai konsumen sebuah produk. Mari kita bahas perilaku konsumen di era digital ini
berdasarkan pemahaman tentang perilaku konsumen itu sendiri. Perilaku konsumen di Indonesia
menjelaskan bahwa ketika seseorang berhubungan dengan mencari, memilih, membeli,
menggunakan, dan mengevaluasi produk dan jasa, maka perilaku konsumen adalah suatu proses
dan aktivitas demi memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen itu sendiri.
Berdasarkan pemahaman di atas, lima poin perilaku akan dibahas di sini sebagai
perbandingan antara dulu dan sekarang. Penjelasannya sebagai berikut:
Pertama, pencarian
Dulu orang mencari produk dengan informasi yang sangat terbatas, paling melihat
informasi hanya dapat diperoleh dari brosur, baliho, koran atau iklan lainnya. Saat ini dengan
datangnya revolusi digital sangat mudah dan murah bagi masyarakat untuk mencari produk, hanya
dengan bantuan mesin pencari internet bernama Google kita dapat memperoleh hampir semua
kebutuhan informasi produk.
Kedua, Pemilihan
Bagi konsumen, mereka harus memilih suatu produk sebelum memutuskan untuk membeli
suatu produk. Saat ini, sebagian besar konsumen dapat memilih kualitas produk dengan melihat-
lihat website perusahaan. Sekalipun terkadang informasinya terbatas, hal ini memang dapat
membantu konsumen membuat pilihan. Berbeda sekali dengan masa lalu, konsumen perlu melihat
produk dengan mata kepala sendiri sebelum mereka dapat memilih produk yang akan dibeli.
Ketiga, pembelian
Di era revolusi digital ini, hal yang paling menonjol dari perubahan perilaku konsumen
adalah pembelian. Tentunya selama Anda duduk di depan komputer, satu orang bisa mendapatkan
laptop, mobil atau bahkan rumah, hal ini dilakukan dengan pengiriman uang sebesar harga barang
yang dibeli untuk melakukan pemesanan. Inilah model transaksi jual beli sebagian orang di era
digital ini.
Keempat, penggunaan
Di era digital ini, karena kebiasaan orang sudah berubah maka cenderung jika
menggunakan produk lebih mudah untuk bergonta-ganti. Karena seiring dengan banyaknya
informasi produk dari dunia digital yang melebihi batas dari kebutuhan konsumen itu sendiri.
Kelima, pengevaluasian
Banyak pengaruh suatu konsumen yang merasa tidak cocok dengan produk yang ia beli,
dalam mengevaluasi keputusannya konsumen biasanya meminta saran dari teman dekat atau orang
yang memang sudah ahli atau terbiasa dengan produk yang dibeli, tetapi dengan adanya informasi
yang tak terbatas ini, maka orang akan semakin lebih mudah dalam mengevaluasi keputusannya
untuk kemudian membeli produk yang baru yakni dengan menggunakan media sosial atau media
internet yang lain.

2.2 Pengaruh Marketplace pada sektor bisnis, produk, ataupun dunia pemasaran.
E-commerce merupakan aktivitas penyebaran, penjualan, pembelian, pemasaran produk
(barang dan jasa), dengan memanfaatkan jaringan internet. Meskipun konsumen dan penjual tidak
bertemu langsung, transaksi tetap berjalan lancar. Dengan kata lain, e-commerce menawarkan
kemudahan dalam berbelanja secara online.
Peningkatan jumlah anggota online shop membuat nilai transaksi e-commerce di Indonesia
mengalami peningkatan dimana pada tahun 2018 lalu mencapai Rp 77,766 triliun. Angka ini
meroket 151% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 30,942 triliun. Hal ini
membuktikan bahwa bisnis melalui e-commerce semakin menjanjikan. Pertumbuhan pesat bisnis e-
commerce ini disebabkan kebiasaan para konsumen yang mulai bergantung pada situs-situs e-
commerce untuk membeli berbagai macam produk, terutama yang susah mereka temukan di toko-
toko fisik. Serta, karena meningkatnya jumlah pengguna internet setiap tahun.
Pengaruh Marketplace juga terjadi di sektor dunia pemasaran, karena zaman sekarang yang
serba digital kita harus punya pengetahuan untuk pentingnya peranan digital marketing untuk
memasarkan produk bisnis kita. Para pelaku bisnis yang terhalang dengan kendala dengan
minimnya pengetahuan digital marketing dan electronic commerce mengharuskan masyarakat
untuk melek terhadap teknologi sehingga menuntut para pelaku bisnis dalam mengikuti kegiatan
pelatihan untuk dapat memanfaatkan teknologi internet dan jejaring sosial sebagai media dalam
menjalankan bisnis. Era digital saat ini memang tidak bisa dihindari, pelaku bisnis harus mampu
memaksimalkan perkembangan digital, karena memungkinkan memasarkan produknya secara
online. Untuk dapat menjaring pangsa pasar dan konsumen memang sudah selayaknya para pelaku
usaha lebih memahami peranan dunia digital atau penjualan dengan media online saat ini sangat
memiliki peranan besar, di tengah kondisi dimana kita tidak dapat bepergian namun dengan
memanfaatkan media online maka masyarakat akan sangat mudah untuk memenuhi kebutuhannya,
apalagi kita melihat saat ini dunia digital sudah sangat digandrungi masyarakat luas, berikut
platform yang sering menjadi media yang digunakan dalam digital marketing adalah media sosial
atau jejaring sosial.
Menurut Hereen (2010), aktivitas pemasaran di zaman sekarang memang telah
memiliki perbedaan dan pergeseran dibandingkan beberapa tahun silam, karena di saat ini
segala bentuk perdagangan, pemasaran dan penjualan serta distribusi, informasi dan
penyebarannya kepada konsumen dengan mudah dapat dibantu melalui keberadaan
marketplace, disamping itu adanya fenomena konsumen yang semakin tinggi animonya dalam
berbelanja online. Tentunya momen ini sangat bagus apabila pelaku usaha kecil memanfaatkan
marketplace sebagai media penghubung dengan konsumen dalam menawarkan berbagai jenis
barang. Ke depan, fenomena ini akan terus semakin meningkat dengan semakin berkembangnya
teknologi di bidang e-commerce yang sangat menunjang segala bentuk perdagangan dan belanja
online dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

2.3 Persaingan Marketplace saat ini di Indonesia.


Negara Indonesia merupakan negara berkembang dengan tingkat penduduk yang tinggi,
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang signifikan, terlebih lagi setelah memasuki
era globalisasi dimana masing – masing negara saling bersaing secara ketat. Persaingan itu muncul
seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin maju dan canggih, yang membuat
perubahan dalam berbagai aspek dalam kehidupan khususnya dalam dunia bisnis.
Teknologi komunikasi dalam era milenial khususnya internet sudah menjadi kebutuhan bagi
sebagian kalangan. Internet tidak hanya digunakan untuk mencari informasi saja, tetapi dalam
dunia bisnis internet dapat digunakan sebagai media atau sarana untuk melakukan transaksi
perdagangan dengan marketplace yang baru dan jaringan bisnis yang luas tidak terbatas waktu dan
tempat.
Pengguna internet yang semakin meningkat setiap tahun khususnya di Indonesia serta
perkembangan marketplace yang semakin banyak seiring dengan perubahan dunia bisnis karena
adanya pengaruh dari internet. Di Indonesia marketplace seperti E-commerce bertumbuh semakin
pesat, dapat dilihat dari data hari belanja online nasional atau HARBOLNAS yang diperingati 1
tahun sekali khususnya di Indonesia pada tanggal 12 Desember, pada HARBOLNAS tahun 2020
menunjukkan data bahwa transaksi pada hari belanja online nasional mencapai nilai transaksi
berkisar di atas Rp11,6 triliun. Angka tersebut melampaui target yang dipasang Asosiasi E-
Commerce Indonesia (idEA) sebagai penyelenggara. Nilai transaksi ini tercatat dalam hasil survei
yang dilakukan Nielsen Indonesia.
Kita bisa melihat persaingan antara Tokopedia dan Shopee karena E-commerce marketplace
Tokopedia dengan shopee paling banyak diminati. Tokopedia adalah sebuah marketplace atau situs
jual beli online yang mempertemukan antara penjual dan pembeli dengan cara yang aman. Saya
katakan aman karena sebagai pembeli, ketika melakukan transaksi pembelian barang melalui
tokopedia uang yang anda bayarkan bukan langsung ditransfer ke penjual melainkan ke pihak
tokopedia terlebih dahulu. Uang pembelian baru diterima oleh penjual, jika pembeli sudah benar-
benar menerima barang pesanannya. Sebagai pembeli, anda juga bisa melakukan pembatalan
transaksi jika memang barang yang anda pesan tidak kunjung dikirim atau barang tidak sesuai
dengan pesanan. Artinya, transaksi di tokopedia memiliki tingkat keamanan yang tinggi sehingga
tidak perlu takut terjadi penipuan. Shopee adalah platform perdagangan elektronik yang berkantor
pusat di Singapura di bawah SEA Group (sebelumnya dikenal sebagai Garena), yang didirikan
pada 2009 oleh Forrest Li. Shopee pertama kali diluncurkan di Singapura pada tahun 2015, dan
sejak itu memperluas jangkauannya ke Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia, Vietnam,dan
Filipina. Karena elemen mobile yang dibangun sesuai konsep perdagangan elektronik global.
Shopee menjadi salah satu dari 5 startup e-commerce yang paling disruptif yang diterbitkan oleh
Tech In Asia.
Untuk saat ini, platform belanja online Tokopedia menjadi pasar belanja nomor satu
mengalahkan Shopee, berdasarkan data dari Similarweb. Mengutip data yang dipublikasikan oleh
Similarweb, Kamis (25/2/2021) periode Januari 2021 platform belanja online buatan anak bangsa
memang merajai kancah jual-beli online. Tokopedia misalnya terpantau memiliki traffic share
sebesar 32,04%. Jumlah pengunjung Tokopedia paling tinggi diantara yang lainnya yaitu mencapai
129,1 juta per bulan. Rata-rata, pengunjung menghabiskan waktu 6 menit 23 detik. Di mana
penggunaan mobile mendominasi sebesar 62,7% komputer dari desktop sebesar 37,3%. Sedangkan
untuk Shopee platform belanja online yang identik dengan warna oranye ini berada di peringkat
kedua dengan traffic share sebesar 29,78%. Jumlah pengunjung bulanan sebanyak 120 juta.
Adapun pengunjung Shopee rata-rata menghabiskan 6 menit 12 detik. Shopee paling banyak
diakses melalui mobile atau sebanyak 72,4% dan desktop 21,3%.

2.4 Analisis dari teori kepribadian dan perilaku konsumen dengan adanya Marketplace.
Sigmund Freud mengemukakan suatu teori psikoanalisis kepribadian (Psychoanalytic
Theory of Personality). Teori tersebut dianggap sebagai landasan dari psikologi modern. Teori ini
menyatakan bahwa kebutuhan yang tidak disadari (unconscious needs) atau dorongan dari dalam
diri manusia (drive), seperti dorongan seks dan kebutuhan biologis adalah inti dari motivasi dan
kepribadian manusia. Menurut Freud, kepribadian manusia terdiri dari tiga unsur yang saling
berinteraksi, yaitu Id, Superego, dan Ego.
1) Id
Id adalah aspek biologis dalam diri manusia yang ada sejak lahir, yang mendorong
munculnya kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, haus, dan nafsu seks. Id menggambarkan naluri
manusia yang secara biologis membutuhkan makanan, minuman, dan seks. Inilah yang disebut
bahwa unsur Id akan melakukan prinsip kepuasan (pleasure principle atau immediate satisfaction).
2) Superego
Superego adalah aspek psikologis pada diri manusia yang menggambarkan sifat manusia
untuk tunduk dan patuh kepada norma-norma sosial, etika dan nilai-nilai masyarakat. Superego
menyebabkan manusia memperhatikan apa yang baik dan apa yang buruk bagi suatu masyarakat
dan perilakunya disesuaikan dengan apa yang baik menurut lingkungan sosialnya. Superego adalan
kecenderungan sifat manusia yang selalu ingin berbuat baik sesuai dengan norma dan etika, serta
aturan-aturan yang ada di masyarakat. Id dan superego dianggap sebagai dorongan yang tidak
disadari oleh manusia.
3) Ego
Unsur ketiga dari kepribadian adalah ego, yang merupakan unsur yang bisa disadari dan dikontrol
oleh manusia. Ego berfungsi menjadi penengah antara id dan superego. Ego berusaha
menyeimbangkan apa yang ingin dipenuhi oleh id dan apa yang dituntut oleh superego agar sesuai
dengan norma sosial. Ego bekerja dengan prinsip realitas (reality principle), yaitu ia berusaha agar
manusia dapat memenuhi kebutuhan fisiologisnya tetapi sesuai dengan aturan baik dan buruk
menurut masyarakat.
Seperti yang kita ketahui tentang teori kepribadian yang telah dijelaskan diatas, sekarang
akan kita bahas bagaimana teori kepribadian bisa mempengaruhi konsumen terutama dengan
adanya marketplace ini. Salah satunya, kita ambil contoh karakteristik kepribadian yang
mempengaruhi perilaku keputusan pembelian oleh konsumen. Keputusan membeli dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup pekerjaan, situasi ekonomi, gaya
hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Seperti dengan adanya iklan perusahaan harus
memilih endorser yang pas untuk menyampaikan pesan iklan yang diinginkan kepada target
audience, sehingga pesan tersebut sampai kepada konsumen yang dapat membentuk opini, dan
mereka akan meneruskan opini tersebut sesuai persepsi masing-masing, dengan demikian
diharapkan akan bertambahnya kesadaran terhadap produk. Iklan sering diakui sebagai senjata
yang ampuh untuk menciptakan diferensiasi produk dibenak konsumen. Dalam kapasitas demikian,
periklanan dapat berfungsi sebagai instrumen untuk menciptakan hambatan masuk bagi pendatang
baru atau hambatan mobilitas untuk para pesaing. Selebriti terkenal menjadi pertimbangan yang
amat besar untuk menjadi komunikator dalam sebuah iklan, yang biasa disebut sebagai celebrity
endorser. Selebriti yang sedang naik daun atau popular diyakini dapat lebih mempengaruhi
seseorang untuk mengambil tindakan tertentu sesuai dengan tujuan awal. Selebriti dipandang
sebagai individu yang digemari oleh masyarakat dan memiliki keunggulan kreatif yang
membedakannya dari individu lain.
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli semasa hidupnya. Selera akan makanan,
pakaian, perabot, dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh
tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan
kedewasaannya. Pemasar sering kali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap dan daur hidup
dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap. Tahap-tahap
daur hidup keluarga tradisional meliputi bujangan dan pasangan muda dengan anak. Akan tetapi,
dewasa ini pemasar semakin banyak melayani tahap alternatif non tradisional yang jumlahnya
bertambah, seperti pasangan yang tidak menikah, pasangan yang menikah di kemudian hari,
pasangan tanpa anak, orang tua tunggal, orang tua dengan anak dewasa yang pulang lagi ke rumah,
dan lain-lain.
Selanjutnya, proses keputusan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk atau
jasa dapat dipengaruhi oleh penilaian dan persepsi konsumen itu sendiri. Proses keputusan
pembelian terdiri dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian,
kepuasan konsumen. Kepribadian konsumen akan mempunyai keputusan pembelian dikarenakan
orang mempunyai ciri psikologi dan sifat manusia yang berbeda-beda sesuai dengan kepribadian
masing-masing individu terutama didukung oleh kemampuan seseorang untuk mendapatkan suatu
barang atau jasa. Karakteristik konsumen yang masih labil dan ingin selalu eksis di dalam
lingkungannya, mudah mempengaruhi dan dipengaruhi oleh teman temannya, mudah termakan
iklan, merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian konsumen dalam
membeli.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari apa yang kita bahas kita akan tau, bagaimana perilaku konsumen era digital dengan
adanya pengaruh sebelum dan setelah adanya Marketplace. Dengan memahami era digital seperti
saat ini juga akan memberikan kesempatan dan peluang kerja bagi kita dan mengetahui kebutuhan
dan sifat konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

Rumondang, Astri, et al. Pemasaran Digital dan Perilaku Konsumen. Yayasan Kita Menulis, 2020.

Data hasil survey pengguna internet di Indonesia tahun 2015 menurut Pusat Kajian Komunikasi
(PUSAKOM) UI dan Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) bahwa pengguna internet
di Indonesia sudah mencapai angka 88,1 juta.

tahan Indonesia”, Jurnal Penelitian Pos dan Informatika,JPPI Vol 6 No. 2, 2016.

https://blog.mtarget.co/perilaku-konsumen-di-era-digital/

http://pipitika07.blogspot.com/2018/08/perilaku-konsumen-diera-digital.html

Anda mungkin juga menyukai