LAPORAN PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya Pariwisata (A.Md.Par)
Jurusan Perhotelan Diploma III
DISUSUN OLEH :
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Tanggal…………………………………..
Mengetahui
Ketua Jurusan Perhotelan
Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti
ii
HALAMAN PENGESAHAN
………………………………….
.
Dewan Penguji:
1. Humaera Silvia Maristy,S,Pd.,M,Pd ( )
2. Nina Noviastuti, SP, M.Sc ( )
3. Katijan, A.Md.Par ( )
Mengesahkan,
Direktur Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti Yogyakarta
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Almamater Tercinta
iv
MOTTO
Jadilah Bunga Yang Memberikan Keharuman Bahkan Kepada Tangan Yang Telah
Merusaknya
v
KATA PENGANTAR
bagi mahasiswa untuk menyusun Laporan Tugas Akhir (TA). Tujuan dari penulisan
Laporan Tugas Akhir tersebut adalah sebagai sarana pelatihan bagi mahasiswa dalam
Kualitas Laporan Tugas Akhir tidak hanya ditentukan oleh substansi atau materi
tulisan saja tetapi juga ditentukan oleh tata cara penulisannya, dan menggunakan bahasa
baku. Oleh karena itu untuk menjamin tercapainya kualitas tersebut maka diperlukan
panduan penulisan tugas akhir. Disamping itu manfaat dari panduan penulisan tugas
akhir ini adalah untuk membantu memperlancar proses penulisan dan pembimbingan
tugas akhir.
Tentunya kami menyadari bahwa buku panduan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran sangat bermanfaat untuk melengkapi kekurangan
tersebut. Semoga buku panduan ini dapat dimanfaatkan dengan baik. Kepada semua
pihak yang membantu disampaikan terima kasih, sehingga buku panduan ini bisa
diterbitkan.
Yogyakarta,
Direktur,
vi
NIDN. 0509117102
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................iv
HALAMAN MOTTO.....................................................................................v
KATA PENGANTAR....................................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................3
C. Batasan Penelitian.......................................................................................3
D. Tujuan Penelitian........................................................................................3
E. Manfaat Penelitian......................................................................................4
F. Tinjauan Pustaka.........................................................................................5
G. Metode Penelitian.......................................................................................11
1. Jenis Penelitian.....................................................................................11
2. Tempat dan Lokasi penelitian...............................................................11
3. Waktu Penelitian...................................................................................11
4. Fokus Penelitian....................................................................................12
5. Metode Pengumpulan Data...................................................................12
H. Sistematika Penulisan.................................................................................14
vii
BAB III ANALISA DATA.............................................................................35
BAB IV PENUTUP.........................................................................................47
A. Kesimpulan...........................................................................................47
B. Saran.....................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................49
viii
DAFTAR TABEL
di Kabupaten Sleman................................................................22
Tabel 2.4 Kriteria Tidak Mutlak Standar Usaha
Hotel Melati Kabupaten Sleman...............................................24
Tabel 2.5 Potensi obyek wisata kabupaten Sleman..............................30
Tabel 2.6 Potensi unggulan Desa Wisata Kabupaten Sleman..............31
Tabel 3.2 Data Jumlah Unit Usaha di kabupaten Sleman....................36
Tabel 3.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan dan Kontribusi
Sektor pariwisata Terhadap PDRB Tahun 2011-2016.............42
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pariwisata merupakan salah satu penggerak ekonomi seperti penyerapan tenaga kerja,
pariwisata terdiri dari tiga subsektor jasa yaitu perhotelan, restoran, dan perdagangan
Hotel merupakan salah satu penggerak ekonomi pariwisata sebab wisatawan dalam
melakukan perjalanan wisata memerlukan akomodasi atau tempat tinggal sementara yang
akan digunakan sebagai rumah sementara, serta makanan selama berada diluar rumah
Salah satu wilayah di Yogyakarta yang memiliki potensi wisata menarik adalah
Kabupaten Sleman. Banyak kegiatan pariwisata yang ada seperti atraksi kesenian berupa
ramayana show tercatat pada tahun 2016 terdapat 18.721 wisatawan asing dan 83.839
wisatawan domestik. Event dan upacara adat, pada tahun 2015 tercatat sebanyak 5269
1
wisatawan asing dan 73.917 wisatawan domestik. Jumlah pengunjung museum untuk
wisatawan asing sebanyak 7600 dan wisatawan domestik sebanyak 367.386. Musium
Seni Affandi, dan Ullen Sentalu. Jumlah pengunjung wisata alam kaliurang tercatat 2016
sebanyak 919.542 wisatawan domestik. Sementara itu jumlah pengunjung wisata candi
diantaranya Candi Prambanan, Candi kalasan, Candi Sari, Candi Gebang, Candi
Banyunibo, Candi Murangan, Candi Barong, Candi Ijo, dan Candi Banyunibo terdapat
perkembangan jumlah hotel yang tersedia. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Sleman
telah mengeluarkan peraturan Daerah No. 15 Tahun 2012 tentang tanda daftar pariwisata.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan merupakan Dinas yang berwenang menerbitkan dan
memperpanjang izin usaha hotel salah satunya hotel kelas di wilayah Kabupaten Sleman
yang berdasarkan kewenangan deligasi dari Bupati Sleman. Peraturan ini dijalankan oleh
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sleman untuk melakukan pengawasan dan
regulasi terhadap kegiatan usaha hotel agar tidak menyalahi peraturan yang berlaku.
Ditinjau dari jumlah kamar yang tersedia, banyaknya hotel di Kabupaten Sleman
mengalami naik turun, tercatat tahun 2012 berjumlah 395, tahun 2013 berjumlah 387,
tahun 2014 berjumlah 390, dan tahun 2015 berjumlah 389[ CITATION BPS17 \l 14345 ].
Dengan adanya hotel, maka bisnis ini dapat menunjang industri pariwisata di
Sleman yang menyediakan berbagai fasilitas, baik untuk tempat menginap, pertemuan
,penjamuan, dan sebagainya. Salah satu hotel yang ada di Sleman adalah Hotel Melati
yang berlokasi di Kaliurang. Dalam hal ini hotel kelas melati menjadi salah satu pilar
2
dalam mendukung pengembangan pariwisata di kota Yogyakarta, terutama sebagai
akomodasi untuk para wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata di daerah Kaliurang.
Untuk itu, penulis tertarik meneliti tentang peranan Hotel Melati dalam mendukung
B. Rumusan Masalah
berikut:
2. Kegiatan apa saja yang dilakukan Hotel Melati dalam mendukung Pariwisata di
Kabupaten Sleman?
C. Batasan Masalah
Batasan dalam penelitian ini adalah membahas mengenai peranan hotel Melati
kegiatan apa saja yang dihadapi Hotel Melati dalam mendukung pariwisata di Kabupaten
Sleman.
D. Tujuan Penelitian
Sleman
2. Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan Hotel Melati dalam mendukung
3
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
pariwisata
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
b. Bagi Mahasiswa
Hotel Melati di Kabupaten Sleman bagi mahasiswa yang akan melakukan praktek
c. Bagi Akademik
peran Hotel Melati di Kabupaten Sleman dan sebagai koleksi perpustakaan atau
d. Bagi Masyarakat
4
pelaku usaha hotel untuk ikut berpartisipasi dalam mendukung pengembangan
F. Tinjauan Pustaka
1. Hotel
a. Definisi Hotel
jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya
Lawson (1995), dalam bukunya Hotel and Resort Planning and Design terbitan
No. KM37 / PW.340 / MPPT – 86, tentang peraturan Usaha dan Penggolongan
Hotel. Bab I, pasal 1 ayat (b) dalam SK tersebut menyebutkan bahwa Hotel
bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa
Fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana akomodasi untuk memenuhi
kebutuhan tamu untuk tempat tinggal tamu sementara selama jauh dari tempat
5
asalnya. Umumnya kebutuhan tamu dalam hotel adalah istirahat, tidur, mandi,
makan, minum, hiburan dan lain-lain. Perkembangan hotel sekarang ini, fungsi
hotel bukan saja sebagai tempat menginap atau istirahat bagi para tamu, namun
nasional, resepsi pernikahan dan kegiatan lain yang menyediakan sarana dan
Rid13 \p 99 \l 14345 ]:
bagi wisatawan. Namun juga ada akomodasi tambahan seperti biro perjalanan
6
Klasifikasi hotel berdasarkan sistem penjualan harga kamar, di mana
harga kamar yang dijual hanya harga kamar saja atau merupakan sistem
paket, yaitu:
a) European plan hotel: hotel dengan biaya untuk harga kamar saja
kamar dan harga makan, terbagi dua yaitu Full American plan (FAP)
yakni harga kamar termasuk tiga kali makan sehari (sarapan, makan siang
dan makan malam) dan Modified American plan (MAP): harga kamar
termasuk dua kali makan sehari, yaitu: Kamar + makan pagi + makan
d) Bermuda plan hotel : hotel dengan perencanaan harga kamar yang sudah
a) Small hotel: hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150 kamar
b) Medium hotel: hotel sedang, yang terdiri dari 2 jenis, yaitu average hotel
dengan jumlah kamar antara 150 sampai 299 kamar dan above hotel
c) Large hotel: hotel besar dengan jumlah kamar minimal 600 kamar
7
c) Tourist hotel: hotel untuk tamu yang menginap berupa wisatawan, baik
e) Cure hotel : Hotel untuk tamu yang menginap dalam proses pengobatan
b) Semi residential hotel: hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari satu hari
tetapi tetap dalam jangka waktu pendek berkisar dua minggu hingga satu
bulan
c) Residential hotel: hotel dengan lama tinggal tamu cukup lama, berkisar
a) City hotel: hotel yang terletak di dalam kota, di mana sebagian besar yang
c) Resort hotel: hotel yang terletak di daerah wisata, di mana sebagian besar tamu
terbagi atas mountain hotel, beach hotel, lake hotel, hill hotel, forest hotel, dan
airport hotel.
8
b) Hotel bintang dua (**)
d. Hotel Melati
atau bangungan berkamar banyak yang sengaja disewakan sebagai tempat untuk
meninap dengan biaya atau tarif yang lebih murah dibandingkan hotel
mematok harga murah. Karena murah hotel ini selalu menjadi incaran bagi
9
Menurut Ahmad (2005:12) hotel melati (Other star hotel) merupakan
suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang
2. Pariwisata
a. Definisi pariwisata
obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait
di bidang tersebut. pengertian lain dari jasa pariwisata adalah kegiatan usaha
3) Usaha restaurant
10
6) Usaha hotel dengan tanda bunga melati
9) Usaha impresariat
10) Usaha jasa pertemuan, konvensi, perjalanan intensif, dan pameran [CITATION
Nyo03 \p 32 \l 14345 ].
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan sumber data, jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang
bersifat deskriptif. Artinya prosedur penelitian ini akan menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku orang-orang yang sedang diamati.
ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang peranan Hotel melati dalam mendukung
Penelitian ini dilaksanakan di hotel melati Kabupaten sleman dan dinas Pariwisata
3. Waktu Penelitian
11
Tabel 1.1
Waktu Penelitian
Identifikasi v
Masalah
Pengajuan v
Proposal
Pengumpulan v V V v V
data
Perencanaan V v V
dan Analisa
Penyusunan v V
Naskah
laporan:
BAB I v
BAB II
BAB III v
BAB IV v
BAB V v
Pengumpulan v
Naskah
(Pendadaran)
4. Fokus Penelitian
Kabupaten Sleman
a. Dokumentasi
12
dan lain-lain serta arsip-arsip yang berhubungan dengan masalah penelitian
b. Observasi
\l 1033 ]. Metode ini digunakan untuk mengamati peranan Hotel Melati dalam
c. Wawancara
terstruktur yaitu tidak ada pertanyaan yang telah disusun sebelumnya, peneliti
berikut :
13
1.) Data peranan Hotel Melati dalam mendukung pariwisata di kabupaten
H. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian,
laporan.
Bab ini membahas gambaran umum tempat penelitian yang terdiri dari sejarah singkat
hotel, fasilitas yang dimiliki, struktur organisasi hotel, gambaran umum tentang potensi
14
Bab ini berisi tentang pembahasan jawaban permasalahan dan analisa focus penelitian.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang aplikatif bagi hotel.
15
BAB II
DESKRIPSI WILAYAH
maupun asing datang ke Yogyakarta karena keindahan alam, sejarah, budaya, dan
kulinernya yang memiliki daya tarik yang tinggi. Oleh sebab itu, Yogyakarta menjadi
dan kabupaten Sleman. Selain hotel berbintang, perkembangan usaha hotel non bintang
atau disebut hotel melati juga mengalami peningkatan. Menurut Dinas Pariwisata dan
Standar Usaha Hotel, hotel nonbintang adalah hotel yang tidak memenuhi kriteria
penilaian penggolongan kelas hotel satu. Namun hotel melati dapat berubah statusnya
menjadi hotel bintang satu jika telah memenuhi standar hotel bintang satu.
Usaha hotel ini yaitu menyediakan jasa layanan penginapan bagi umum yang
dikelola secara komersial dengan menggunakan sebagian atau seluruh bagian bangunan
yang telah memenuhi ketentuan sebagai hotel melati yang ditetapkan dalam surat
16
Jumlah perkembangan usaha hotel Melati di Kabupaten Sleman mengalami naik
turun tiap tahunnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Berdasarkan tabel diatas, perkembangan jumlah hotel kelas melati dari tahun
2019 dengan jumlah 165 hotel ke tahun 2020 bertambah 15 hotel menjadi 180 hotel.
Namun, pada tahun 2021 jumlah hotel mengalami pegurangan sebanyak 30 hotel,
sehingga total hotel melati menjadi 150. Penurunan ini disebabkan oleh pandemic covid-
19. Berikut adalah data hotel melati yang beroperasi pada tahun 2021 di kabupaten
Sleman:
Tabel 2.2
Daftar Hotel Melati Di kabupaten Sleman tahun 2021
17
Wisata
6 Ananta Hotel 16 81 Omah Njinja Bedbrasserie 12
7 Anggun Hotel 15 82 Pakemsari Hotel 45
8 Anjani Pondok 16 83 Pakarsari hotel 30
Wisata
9 Anugerah 2 13 84 Pondok Anggun Hotel 35
Penginapan
10 Anugerah wisma 40 85 Popi Pondok Pisang Hotel 60
Wisata Hotel dan Resort
11 Arista Pondok Wisata 4 86 Prambanan 2 Wisma 16
12 Army Look Hotel 11 87 Prambanan Wisma 38
13 Aryuka Hotel 22 88 Puas Wisma 40
14 Asmarani Penginapan 6 89 Pura Puspa Rosa Hotal 15
15 Asmorobangun 10 90 Puri Anggraini Hotel 29
Penginapan
16 Avia Hotel Red 16 91 Puri Indah Inn Hotel 23
Doorz
17 Bale Bale Resort 18 92 Purnama IV Hotel 14
18 Banyu Lilih 5 93 Queen Star Hotel 30
Penginapan
19 Bayu Murti 5 94 Rama Hotel 22
penginapan
20 Bayu putro 7 95 Rintinton Penginapan 8
penginapan
21 Be One House 9 96 Roemah Kita Boutique 18
Hotel
22 BIP Wisma 4 97 Rumah Mertua Hotel 15
23 Borobudur Hotel 21 98 Rumput Hotel Resort Resto 19
24 Buana Ghaha Hotel 20 99 Sadewa 1 Penginapan 10
25 Bukit Surya Villa 30 100 Sakinah Wisma Hotel 12
26 Bumi Putra Wisma 4 101 Sala Dua Hotel 15
27 Bunga Mekar 9 102 Sambi resort 17
Penginapan
28 Campus Inn Hotel 30 103 Sari Asih Penginapan 2
29 Ceria Boutique Hotel 48 104 Satriafi Hotel 18
30 Chadea Hotel 10 105 Savero Penginapan 3
31 Citi Hub Hotel 45 106 Savita Garden Inn Hotell 22
32 Citra Wisma 3 107 Sehati 2 penginapan 5
33 D Salvatore Art & 95 108 Sehati penginapan 10
Boutique Hotel
18
34 Dalem Agung 40 109 Seibu Penginapan 5
Palagan
35 Dalima Indah 2 9 110 Sejati penginapan 7
36 Denok penginapan 4 111 Senantiasa 9
37 Dewi Kunthi 2 21 112 Sendang Baru II Penginapan 4
Pondok Wisata
38 Dewi Penginapan 10 113 Sephia penginapan 6
39 Emdi House 10 114 Setia Pondok Wisata 4
40 Family Guest House 4 115 Setra House Homestay 12
41 Fanny Penginapan 5 116 Setyawati 2 pondok Wisata 5
42 Gading Penginapan 8 117 Sewu Mas Hotel 12
43 Gajah mada Wisma 18 118 Sewu padi Hotel 13
44 Gardenia Hotel 21 119 Shabrina dan family 10
45 Gaviota Penginapan 8 120 Si manis Penginapan 6
46 Graha kinasih 32 121 Sido Lestari penginapan 4
Kaliurang
47 Grand Omah Sastro 20 122 Simply Homey Homestay 3
48 HS Wisma 6 123 Soemarsono Hotel 26
49 Java Land Hotel 19 124 Sri Mulyo 2 penginapan 5
50 Jelita Penginapan 3 125 Sri rejeki Penginapan 11
51 Jogja Amazone green 32 126 Srikandi Hotel 30
II
52 Jogja Amazone Green 105 127 Star 88 Hotel 18
53 Joyo Hotel 10 128 Sunrise Hotel 18
54 Kagama Wisma 31 129 Surya Asri Hotel 20
55 Kalasan Inn Hotel 14 130 Tafana hotel 20
56 Kana Hotel 454 131 Tahata Penginapan 4
57 Kembar 2 Wsma 25 132 Talenta II Hotel 28
58 Kembar 1 wisma 22 133 Talenta III Hotel 53
59 Kenalan Penginapan 4 134 Taman eden 2 Villa 70
60 Kencono Inn Hotel 10 135 Taman Eden I 60
61 Kusuma Hotel 28 136 Telaga Indah penginapan 7
62 Latifa Hotel 10 137 Tembok batu residen 114
63 Lokal Hotel and 12 138 Tiger Hotel 16
Restaurant
64 Luwes Wisma 26 139 Tjiptorini Jaya hotel 28
65 Madukoro 1 Pondok 5 140 Trimulya Penginapan 4
Wisata
66 Madukoro 2 5 141 University Hotel 79
Penginapan
67 Mahkota penginapan 5 142 Vee hotel 25
68 Mawar Saron 2 Hotel 9 143 Vogel hotel 5
19
69 Mentorogo Pondok 6 144 Wana Wiyata Wisma 6
Wisata
70 Merapi Hotel 12 145 Wijaya 2 Hotel 13
71 Miyagi Guest House 4 146 Wijaya 1 Hotel 12
72 Moro Seneng I 15 147 Wijaya Inn Hotel 55
Penginapan
73 Moro Seneng II 8 148 Wisma Aji Jogjakarta Hotel 44
Penginapan
74 Nailah Penginapan 8 149 Wisma Mifaro 30
75 Namira 15 150 Wismancala Wisma 10
Sumber: Direktori Hotel dan akomodasi Lain D.I. Yogyakarta tahun 2021
(https://yogyakarta.bps.go.id/)
2. Fasilitas Hotel
Fasilitas hotel yang terdapat pada hotel melati di Kabupaten Sleman sebagaimana
yang terdapat pada Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik
bintang atau melati yaitu kriteria mutlak standar usaha hotel melati dan kriteria
nonmutlak standar usaha hotel melati yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.3
Kriteria Mutlak Standar Usaha Hotel Melati di Kabupaten Sleman
20
perlengkapannya
5 Kantor 5 Tersedia ruang pengelola
hotel dan sarana karyawan
6 Utilitas 6 Tersedia Air Bersih
7 Pengelola limbah 7 Tempat penampungan
sampah sementara dan
pengelolaan air limbah
II Pelayanan 8 Kantor depan 8 Tersedia pelayanan
registrasi dan pembayaran
9 Tata Graha 9 Pelayanan pembersihan
fasilitas tamu dan public
10 Makan dan minum 10 Tersedia pelayanan
makanan dan minuman
11 Keamanan 11 Tersedia petugas keamanan
12 Kesehatan 12 Tersedia Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan
(P3K)
III Pengelolaa 13 Organisasi 13 Hotel memiliki struktur
n oganisasi dan tata tertib
perusahaan
14 Pemeliharaan 14 Hotel melaksanakan
Kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
lingkungan karyawan
15 Pelaksanaan kebersihan
hotel dan lingkungan
15 Sumber daya 16 Hotel memiliki karyawan
manusia yang bersertifikat
kompetensi
Jumlah Sub unsur Aspek Produk 7
Jumlah Sub unsur Aspek Pelayanan 5
Jumlah Sub unsur Aspek Pengelolaan 4
TOTAL JUMLAH SUB UNSUR 16
Sumber: Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor
PM.53/HM.001/MPEK/2013
Dengan demikian, hotel dikatakan sebagai hotel melati jika memiliki kriteria
mutlak meliputi aspek produk sebanyak 7 unsur dan 7 sub unsur, aspek pelayanan
21
sebanyak 5 unsur dan 5 sub unsur, serta aspek pengelolaan sebanyak 3 unsur dan 4 sub
unsur.
Tabel 2.4
22
11 Tesedia petunjuk/arah
kiblat yang dipasang di
langit-langit (ceiling)
12 Tersedia tempat tidur
beserta perlengkapannya
13 Tersedia tempat sampah
14 Tersedia denah lokasi
kamar dan petunjuk
penyelamatan diri
15 Tempat penyimpanan
pakaian
16 Tersedia Saluran
komunikasi internal dan
eksternal
17 Tersedia TV
5 Kamar mandi 18 Tersedia Kamar mandi
tamu tamu dengan
kelengkapanya serta lantai
yang tidak licin
19 Tersedia sirkulasi udara
dan pencahayaan
20 Tersedia Saluran
pembuangan air
21 Tersedia tempat sampah
6 Area makan dan 22 Tersedia areamakan dan
minum minum dengan sirkulasi
udara dan pencahayaan.
7 Area tata graha 23 Tempat Penyimpanan lena
8 Ruang karyawan 24 Tersedia kamar mandi/
toilet dengan
kelengkapannya
25 Tersedia tempat Ibadah
9 Kantor 26 Tersedia Ruang Pengelola
Hotel
10 Utilitas 27 Tersedia Air Bersih
23
11 Pengelolaan 28 Tempat penampungan
limbah sampah sementara dan
pengelolaan air limbah
II Pelayanan 12 Kantor depan 29 Tersedia pelayanan
regristrasi dan pembayaran
13 Makan dan minum 30 Tersedia pelayanan
makanan dan minuman
14 Tata Graha 31 Pelayanan pembersihan
fasilitas tamu, fasilitas
publik dan fasilitas
karyawan
15 Keamanan 32 Tersedia Petugas
Keamanan
16 Kesehatan 33 Tersedia Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan
(P3K)
III Pengelolaa 17 Organisasi 34 Hotel memiliki struktur
n oganisasi dan tata tertib
perusahaan
18 Pemeliharaan 35 Hotel melaksanakan
Kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
Lingkungan karyawan
36 Pelaksanaan kebersihan
hotel dan lingkungan
19 Program 37 Melaksanakan
Pemeliharaan & pemeliharaan dan
Perbaikan perbaikan gedung,
peralatan perlengkapan dan peralatan
20 Sumber Daya 38 Hotel memiliki karyawan
Manusia yang bersertifikat
kompetensi
Jumlah Sub unsur Aspek Produk 28
Jumlah Sub unsur Aspek Pelayanan 5
Jumlah Sub unsur Aspek Pengelolaan 4
TOTAL JUMLAH SUB UNSUR 38
24
Sumber: Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor
PM.53/HM.001/MPEK/2013
Dengan demikian, kriteria tidak mutlak hotel melati yang ada di Kabupaten
Sleman terdiri atas aspek produk yang meliputi 11 unsur dan 28 sub unsur, aspek
pelayanan yang meliputi 5 unsur dan 5 sub unsur, dan aspek pengelolaan yang meliputi 4
Potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Sleman terbentuk dari kondisi geografis,
sejarah, dan budaya yang dimilikinya. Menurut Soekadijo (2000) suatu kawasan wisata
unggulan merupakan kawasan dengan batasan yaitu kawasan wisata tersebut merupakan
sebagai identitas daerah, memiliki keragaman daya tarik wisata baik yang sudah maupun
belum berkembang, serta batas Kawasan dapat merupakan sesuatu yang imajiner.
25
Adda juga wisata religi. Selain kedua ini, potensi lain yang juga perlu
diperhitungkan adalah potensi industri dan investasi”. (wawancara Kepala Bidang
Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sleman, Eka Priastana putra, SE, M.Si., 24
November 2021).
Lebih jauh, dalam bukunya Pandit Nyoman (2003) sumberdaya alam meliputi
lanskap alami, air terjun dan pantai di pesisir utara wilayah kabupaten, serta lahan
kebudayaan warisan yang sebagian besar berwujud peninggalan atau artefak (Sammeng,
2001). Perkembangan potensi obyek wisata di Kabupaten sleman dapat diketahui dari
tabel berikut
Tabel 2.5
Potensi obyek wisata kabupaten Sleman
No Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Wisata alam 4 4 4 4 4 4
2 Wisata candi 12 12 12 12 12 12
3 Wisata 10 10 10 13 13 14
musium
4 Kegiatan luar 0 0 5 5 5 5
(event)
5 Kategori desa 35 38 38 38 38 39
wisata
Sumber: Dinas Pariwisata Kab. Sleman, 2016
26
2. Bentuk Potensi Pariwisata Unggulan di Kabupaten Sleman
Potensi wisata yang dimiliki oleh kabupaten sleman teridir dari wisata alam dan
budaya. Berikut adalah data potensi unggulan yang diklasifikasikan berdasarkan desa-
Tabel 2.6
27
2. Pelatihan kerajinan tenun & anyaman
3. Membuat makanan lokal
4 Grogol 1. Terdapat rumah tradisional Joglo dan limasan
2. Terdapat tradisi budaya karawitan, kuda lumping
wayang
3. Terdapat tari tradisional, tradisi daur hidup
masyarakat
28
membatik
20 Gabugan Wisata alam gunugn merapi
21 Ketingan Wisata fauna burung kuntul
22 Ledoknongko Wisata pertanian, home industry pengolahan salak
pondoh
23 Malangan Home industry kerajinan tenun dan bambu
24 Mlangi Wisata religi Masjid pathok Negara, pondok
pesantren
25 Nganggring Wisata dolanan, outbound, tracking
26 Palgading Outbound
27 Plempoh Tradisi karawitan, srandul, tarian yang dipentaskan di
Candi ratu Boko, kegiatan belajar budaya
28 Sambi Outbound, tracking
29 Sangurejo Rumah tradisional joglo, kearifan local, silat tradisi
mataram, jemparingan
30 Srowolan Pasar perjuangan srowolan, rumah tinggal Sayuti
melik, tradisi budaya tedhun, wiwit, upacara ruwatan,
nyadran, midang
31 Temon Wisata kampung bocah, tracking
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah kabupaten Sleman, 2015: Dinas
kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Sleman bekerja sama dengan Lundes Tourism
Space dan Sustainable Tourism Oganisation for Regional Management (STARS), 2016.
Berdasarkan tabel diatas, semua desa yang ada di kabupaten Sleman hampir
Sleman diantaranya adalah wisata alam, wisata budaya, dan wisata religi. Sehingga hal
29
BAB III
ANALISA DATA
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, diperoleh hasil mengenai peran hotel
meningkatnya jumlah hotel. Kedudukan hotel dalam sebuah pariwisata sangant penting
karena produk utama hotel berupa jasa pelayanannya ikut berperan dalam menentukan
wisata manusia. Dengan adanya jasa pelayaan ini akan berdampak pada meningkatnya
industry rakyat.
30
Menurut Kepala Bidang Pemasaran pariwisata Kabupaten Sleman menyatakan
bahwa;
Salah satu staf hotel melati di kabupaten Sleman menambahkan bahwa “karena
hotel melati jarang menyediakan jasa transportasi kepada tamu hotel yang hendak
berkunjung ke tempat tujuan, maka pihak hotel telah bekerjasama dengan travel agen
local yang ada diwilayah sekitar hotel”.(wawancara Staf Hotel Melati Sleman, 23
November 2021).
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Data Jumlah Unit Usaha di kabupaten Sleman
Dari keterangan table diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah unit usaha dpada
kelas kecil, menengah, maupun atas mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun
2017 hingga tahun 2020. Hal ini tidak terlepas dari peran hotel yang ada di Sleman,
salah satunya adalah hotel melati. Sejalan dengan penelitian Yudha Armanda (2016)
bahwa Perkembangan hotel di Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo sangat pesat, hal
Dengan adanya usaha hotel melati masyarakat sekitar lebih mudah mendapatkan
pekerjaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan staf hotel, kontribusi hotel dalam
menciptakan lapangan kerja terhadap warga local adalah bahwa dari masyarakat lokal
yang memiliki skill di bidang pariwisata dapat di rekrut dan dipekerjakan di hotel
tersebut. Dengan adanya hotel ini secara tidak langsung dapat menanggulangi
pengangguran. Selain itu hotel juga bekerjasama dengan warga lokal sebagi agent travel
bagi tamu hotel yang ingin berpariwisata di daerah yang dekat dengan hotel tersebut..
analisis penulis terhadap potensi desa wisata unggulang di Kabupaten Sleman, bentuk-
bentuk peran usaha hotel melati dalam menciptakan lapangan kerja diantaranya adalah
sebagai berikut:
32
a.) Sebagai supplier bahan makanan
pangan yang nantinya akan digunakan hotel untuk keperluan food and baverage
penyewaan mobil, motor, ataupun kendaraan lainnya, dan jasa antar bagi para
membuat usaha restoran, rumah makan, dan kafe yang merupakan penunjang bagi
pariwisata d Sleman.
apangan kerja terutama dalam pembuatan cedera mata atau souvenir khas
daerahnya.
lapangan pekerjaan seperti usaha camping, outbond, atau tracking. Jika dilihat
pada table 2.6 tentang potensi desa wisata di kabupaten Sleman, telah banyak desa
33
yang memiliki usaha dibidang ini, terutama desa wisata yang berada di berdekatan
Contoh usaha seperti ini banyak ditemukan di daerah kaliurang yang menawarkan
meningkatnya idustri rakyat dan lapangan kerja, namun juga membantu usaha
Kabupaten Sleman menambah nilai ekonomis bagi kampus tersebut. Ada beberapa hotel
milik universitas sebagai hotel kelas melati. Namun demikian, fasilitas yang disediakan
tidak kalah dengan hotel berbintang. Rata-rata hotel-hotel yang dimiliki kampus
memiliki ballroom maupun ruang meeting yang biasanya digunakan untuk kegiatan
workshop, seminar-seminar, dan pelatihan lainnya yang pesertanya baik dari dalam
maupun luar kota yang berkaitan dengan Pendidikan. Selain itu dengan meningkatnya
34
usaha hotel di kabupaten sleman, guna menyiapkan SDM yang unggul dalam bidang
bagii masyarakat local, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran dan dapat
35
beralih profesi menjadi pengelola hotel maupun sebagai karyawan, serta
membuka usaha lain seperti kuliner sehingga hasil yang didapatkan lebih tinggi
dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.” ((wawancara Kepala Bidang
Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sleman, Eka Priastana putra, SE, M.Si., 24
November 2021).
dikarenakan faktor harga yang murah. Hal ini tidak lain karena kebutuhan
bintang (I-V) hingga melati. Bagi beberapa konsumen yang melakukan kunjungan
mewah tetapi cukup bersih, nyaman serta aman. Wisatawan atau konsumen
biasanya akan memilih hotel dengan harga yang terjangkau dan sesuai dengan
untuk beristirahat saja. Hotel melati merupakan salah satu alternatif pilihan yang
36
tepat untuk menginap dimana harga yang ditawarkan oleh hotel tidak terlalu
mahal dan juga fasilitas yang disediakan oleh hotel cukup memadai. Hal ini juga
dirasakan oleh salah satu tamu yang menginap di hotel melati yang ada di Sleman.
Ia mengatakan:
“Saya lebih memilih hotel melati karena fasilitasnya tidak jauh beda
dengan hotel bintang. Pelayanannya ramah dan tempatnya lumayan
nyaman. Tentunya yang paling menjadikan pertimbangan saya adalah
karena harganya yang murah.”(wawancara tamu hotel melati di Sleman
pada 24 November 2021)
Pernyataan diatas sejalan dengan survey yang dilakukan oleh BPS pada
tahun 2021 tepatnya bulan Mei bahwa penghuni kamar pada hotel non bintang
poin dibandingkan TPK bulan sebelumnya yang tercatat 36,78 persen. TPK hotel
non bintang sebesar 11,73 persen, mengalami kenaikan sebesar 2,05 poin
dibandingkan TPK Bulan April 2021. Rata-rata lama menginap tamu di hotel
bintang pada Bulan Mei 2021 mencapai angka 1,51 hari dan hotel non bintang
37
Berikut adalah kunjungan wisatawan dan kontribusi sector pariwisata
Tabel 3.2
Jumlah Kunjungan Wisatawan dan Kontribusi Sektor pariwisata
Terhadap PDRB Tahun 2011-2016
No Uraian Tahun
wisatawan yang datang ke Sleman. Artinya pendapatan negara juga meningkat. Hal ini tak
luput dari kontribusi hotel dalam menyediakan jasa akomodasi bagi wisatawan.
diantaranya yaitu:
1. Bidang Akomodasi
Pada bidang akomodasi ialah suatu usaha dari perusahaan perhotelan yang
menyediakan kamar untuk keperluan tamu yang menginap. Bangunan hotel, jumlah
38
kamar serta fasilitas lain yang ada didalamnya merupakan suatu yang ditawarkan untuk
memberikan kepuasan kepada tamu yang datang baik yang bertujuan untuk menginap
maupun urusan bisnis. Selain itu bidang ini dilengkapi dengan fasilitas penunjang untuk
2. Bidang Restoran
Pada bidang restoran atau yang biasa disebut food and beverage ataupun bagian
makan dan minum yang biasa disediakan pihak hotel untuk konsumsi para tamu.
“Pada hotel melati tempat saya bekerja tidak menyediakan fasilitas food
and baverage, namun jika tamu hotel menginginkan maka akan kami persiapkan.
Jadi fasilitas utama kami adalah menyiapkan tempat peginapan sesuai dengan
standar yang ada. Hotel kami sedehana tetapi nyaman, meliputi adanya AC,
Kamar mandi dan meja resepsionis ditambah ada. Meskipun begitu, di hotel
melati yang lain banyak juga yang menyediakan fasilitas tambahan di bidang
bagi penginap.
Bidang ini adalah bidang yang menyediakan pelayanan diluar operasi kamar dan
restoran untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan yang diperlukan oleh para tamu
yang datang. “Untuk keperluan meeting room, kami belum menyediakan, Namun untuk
39
Dari ketiga kegiatan hotel melati diatas, kegiatan akomodasi di hotel melati terbilang
cukup baik, namun untuk fasilitas diluar akomodasi masih sangat minim. Sehingga tidak jarang
banyak wisatwan lebih memilih untuk menginap di hotel dengan fasilitas lebih lengkap. Sebab,
wisatawan yang berkunjung ke hotel tidak sekedar menginap, tetapi juga melakukan berbagai
kegiatan seperti rekreasi, relaksasi, kuliner, melihat pertunjukan seni budaya, belanja hingga
aktivitas pendidikan. Menurut Sujatono (2008) bahkan kecenderungan bisnis hotel saat ini yaitu
menawarkan produknya yang terintegrasi dengan pusat perbelanjaan, kesehatan, pendidikan serta
central park serta produk hotel yang berbasis pada budaya lokal, sehingga hotel mampu
mewakili suatu destinasi wisata. Dengan demikian hotel melati perlu meningkapkan daya
Usaha meningkatkan daya saing hotel melati dalam mendukung pariwisata di kabupaten
Sleman telah dilakukan, namun masih banyak mengalami kendala. Menurut Kepala Dinas
“Pada umumnya kendala dalam perijian usaha hotel kebanyakan masalah tanah
dan kepemilikan Lamanya proses koordinasi pada seluruh hotel yang belum memiliki
izin itu sangat menghambat kami untuk meningkatkan potensi wisata di Sleman. Lalu
kenapa dalam meningkatkan daya saing, seperti hotel melati mengalami kendala.?.Hal ini
disebabkan karena kualitas SDM yang masih rendah seperti terbatasnya tenaga kerja
yang terampil. kesadaran sebagian para pengusaha usaha hotel atau pariwisata dan
Kemudian juga terbatasnya dana hotel untuk membangun fasilitas yang dibutuhkan
wisatawan. Untuk itu kami melakukan bentuk kerjasama kepada hotel dalam
40
Dinas Perizinan Terpadu Kabupaten Sleman. Ibu Retno Susiati, SH pada tanggal 24
November 2021).
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kendala hotel melati dalam
meningkatkan daya saing dipengaruhi oleh faktor internal yaitu kualitas SDM yang
masih rendah dan factor eksternal seperti masalah perijinan dan pandemik Covid-19.
41
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai peranan hotel
melati dalam mendukung pariwisata di Kabupaten Sleman maka dapat disimpulkan bahwa
Kabupaten Sleman memiliki potensi wisata berupa potensi wisata alam, wisata budaya,
wisata religi, wisata industri, dan investasi. Keberadaan hotel melati dalam mendukug
potensi wisata di kabupaten Sleman yang beragam ini terdapat empat peran yaitu pertama,
meningkatkan industri rakyat, kedua menciptakan lapangan kerja baik di bidang usaha
produk maupun jasa, ketiga membantu usaha pendidikan dan pelatihan seperti meningkatkan
perekonomian bagi kampus yang memiliki hotel, sebagai penyedia tempat untuk pelatihan,
meningkatkan pendapatan daerah dan negara. Kegiatan hotel melati dalam mendukung
42
pariwisata di kabupaten Sleman pada kegiatan akomodasi terbilang cukup baik dengan
menyediakan pelayanan yang telah disesuaikan dengan standarnya, namun untuk fasilitas
diluar akomodasi masih sangat minim seperti fasilitas restaurant dan fasilitas minor
operation department yang sebagian masih banyak hotel melati di Sleman tidak
menyediakan.
B. Saran
1. Bagi pemerintah, penelitian ini bisa menjadi masukan agar secara operasional kebijakan
harus lebih lentur untuk memberikan izin pendirian hotel sehingga dengan adanya hotel,
akan mendorong peluang kesempatan kerja yang tinggi dan mampu menyerap tenaga
kerja lebih besar lagi, serta semakin berkontribusi pada pariwisata lokal.
2. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi
43
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik kabupaten Sleman, diakses pada tanggal 23 November 2021 dalam
https://www.slemankab.bps.go.id
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Sleman diakses pada tanggal 22 November 2021
dalam http://www.slemankab.go.id/
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor PM. 53/HM.001/MPEK/2013
44
Direktori Hotel dan Akomodasi Lain D.I. Yogyakarta Tahun 2019, diakses pada tanggal 24
Direktori Hotel dan Akomodasi Lain D.I. Yogyakarta tahun 2020, diakses pada tanggal 24
Direktori Hotel dan Akomodasi Lain D.I. Yogyakarta tahun 2021, diakses pada tanggal 24
Hartini, Ahmad. 2005. Hotel dan Ruang Lingkup. Padang: Perpustakaan daerah
Hernandes, Tata. 2017. Klasifikasi dan Jenis Hotel di Indonesia Secara resmi. Maret 2017.
10, 2021).
Lawson, Fred.1995, Hotel and Resort Planning and Design, Architectural Press.
Oroh, Sem George. 2010. "Pengaruh Fasilitas daya tarik Wisata Terhadap Kepuasan Serta
45
Pandit, Nyoman S. 2003. Ilmu Pariwisata Sebuah pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya
Paramita.
PM.53/HM.001/MPEK/2013
https://slemankab.bps.go.id/subject/16/pariwisata.html#subjekViewTab3 (accessed
Sujai, Mahpud. 2011. "Desentralisasi Fiskal dan Sektor Pariwisata Indonesia." Jurnal
Rosdakarya.
Bandung,1-12.
46
47