Anda di halaman 1dari 56

PERANAN HOTEL MELATI DALAM MENDUKUNG

PARIWISATA DI KABUPATEN SLEMAN

LAPORAN PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya Pariwisata (A.Md.Par)
Jurusan Perhotelan Diploma III

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIZKI MAULANA


NIM : 180421814
JURUSAN : PERHOTELAN DIPLOMA III

AKADEMI PARIWISATA DHARMA NUSANTARA SAKTI


YOGYAKARTA
2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah Disetujui Pembiming Untuk Dipertahankan


di Hadapan Dewan Penguji Sebagai Laporan Tugas akhir
Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti Yogyakarta

Tanggal…………………………………..

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Humaera Silvia Maristy,S,Pd.,M,Pd Nina Noviastuti, SP, M.Sc


NIDN. 05140890002 NIDN. 0509117102
.

Mengetahui
Ketua Jurusan Perhotelan
Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti

I Ketut Suardana, S.ST, M.Sc


NIDN. 0506078101

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Laporan Penelitian


Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti Yogyakarta Guna Memenuhi Sebagai
Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya Pariwisata (A.Md. Par)

Pada Hari / Tanggal

………………………………….
.

Dewan Penguji:
1. Humaera Silvia Maristy,S,Pd.,M,Pd ( )
2. Nina Noviastuti, SP, M.Sc ( )
3. Katijan, A.Md.Par ( )

Mengesahkan,
Direktur Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti Yogyakarta

Nina Noviastuti,SP., M.Sc.


NIDN. 0509117102

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Laporan Penelitian Ini Dipersembahkan Kepada:

Almamater Tercinta

Jurusan Perhotelan Diploma III

Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti Yogyakarta

iv
MOTTO

Jadilah Bunga Yang Memberikan Keharuman Bahkan Kepada Tangan Yang Telah

Merusaknya

(Ali Bin Abi Thalib)

v
KATA PENGANTAR

Proses pendidikan pada jenjang Diploma III di Jurusan Perhotelan Akademi

Pariwisata Dharma Nusantara Sakti Yogyakarta, akan diakhiri dengan diwajibkannya

bagi mahasiswa untuk menyusun Laporan Tugas Akhir (TA). Tujuan dari penulisan

Laporan Tugas Akhir tersebut adalah sebagai sarana pelatihan bagi mahasiswa dalam

menulis karya ilmiah. Untuk menilai keberhasilan penulisan TA tersebut, mahasiswa

harus mempertahankan pada saat ujian pendadaran dihadapan dewan penguji.

Kualitas Laporan Tugas Akhir tidak hanya ditentukan oleh substansi atau materi

tulisan saja tetapi juga ditentukan oleh tata cara penulisannya, dan menggunakan bahasa

baku. Oleh karena itu untuk menjamin tercapainya kualitas tersebut maka diperlukan

panduan penulisan tugas akhir. Disamping itu manfaat dari panduan penulisan tugas

akhir ini adalah untuk membantu memperlancar proses penulisan dan pembimbingan

tugas akhir.

Tentunya kami menyadari bahwa buku panduan ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu kritik dan saran sangat bermanfaat untuk melengkapi kekurangan

tersebut. Semoga buku panduan ini dapat dimanfaatkan dengan baik. Kepada semua

pihak yang membantu disampaikan terima kasih, sehingga buku panduan ini bisa

diterbitkan.

Yogyakarta,
Direktur,

Nina Noviastuti, SP., M.Sc.

vi
NIDN. 0509117102
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................iv
HALAMAN MOTTO.....................................................................................v
KATA PENGANTAR....................................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................3
C. Batasan Penelitian.......................................................................................3
D. Tujuan Penelitian........................................................................................3
E. Manfaat Penelitian......................................................................................4
F. Tinjauan Pustaka.........................................................................................5
G. Metode Penelitian.......................................................................................11
1. Jenis Penelitian.....................................................................................11
2. Tempat dan Lokasi penelitian...............................................................11
3. Waktu Penelitian...................................................................................11
4. Fokus Penelitian....................................................................................12
5. Metode Pengumpulan Data...................................................................12
H. Sistematika Penulisan.................................................................................14

BAB II DESKRIPSI WILAYAH..................................................................16

A. Gambaran Umum Hotel Melati..................................................................16


1. Perkembangan Hotel Melati di Kabupaten Sleman..............................16
2. Fasilitas Hotel.......................................................................................22
B. Gambaran Umum Pariwisata di Kabupaten Sleman..................................29
1. Potensi Wisata di Kabupaten Sleman...................................................29
2. Bentuk Potensi Pariwisata Unggulan di Kabupaten Sleman................30

vii
BAB III ANALISA DATA.............................................................................35

A. Peran Hotel Melati dalam Mendukung Pariwisata


di Kabupaten Sleman............................................................................35
B. Kegiatan Hotel Melati dalam Mendukung Pariwisata
di Kabupaten Sleman............................................................................43

BAB IV PENUTUP.........................................................................................47

A. Kesimpulan...........................................................................................47
B. Saran.....................................................................................................48

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................49

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Waktu Penelitian ..................................................................12

Tabel 2.1 Jumlah Hotel Melati di kabupaten Sleman...........................17

Tabel 2.2 Daftar Hotel Melati Di kabupaten Sleman tahun 2021........17

Tabel 2.3 Kriteria Mutlak Standar Usaha Hotel Melati

di Kabupaten Sleman................................................................22
Tabel 2.4 Kriteria Tidak Mutlak Standar Usaha
Hotel Melati Kabupaten Sleman...............................................24
Tabel 2.5 Potensi obyek wisata kabupaten Sleman..............................30
Tabel 2.6 Potensi unggulan Desa Wisata Kabupaten Sleman..............31
Tabel 3.2 Data Jumlah Unit Usaha di kabupaten Sleman....................36
Tabel 3.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan dan Kontribusi
Sektor pariwisata Terhadap PDRB Tahun 2011-2016.............42

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan pariwisata di Indonesia telah di tempatkan sebagai objek kebijakan

nasional sejak pertama kali Indonesia menentukan kebijakan pembangunan. Sektor

pariwisata merupakan salah satu penggerak ekonomi seperti penyerapan tenaga kerja,

mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan pemerataan pembangunan nasional,

serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan yang bermuara pada kesejahteraan

[CITATION Yud11 \p 1-12 \l 14345 ].

Kegiatan usaha di bidang pariwisata bersifat multi dimensi dimana industri

pariwisata terdiri dari tiga subsektor jasa yaitu perhotelan, restoran, dan perdagangan

yang berdampak langsung pada kegiatan pariwisata[CITATION Mah11 \p 15-26 \l 14345 ].

Hotel merupakan salah satu penggerak ekonomi pariwisata sebab wisatawan dalam

melakukan perjalanan wisata memerlukan akomodasi atau tempat tinggal sementara yang

akan digunakan sebagai rumah sementara, serta makanan selama berada diluar rumah

tempat tinggal tetapnya[CITATION Sem10 \p 411-430 \l 14345 ].

Salah satu wilayah di Yogyakarta yang memiliki potensi wisata menarik adalah

Kabupaten Sleman. Banyak kegiatan pariwisata yang ada seperti atraksi kesenian berupa

ramayana show tercatat pada tahun 2016 terdapat 18.721 wisatawan asing dan 83.839

wisatawan domestik. Event dan upacara adat, pada tahun 2015 tercatat sebanyak 5269

1
wisatawan asing dan 73.917 wisatawan domestik. Jumlah pengunjung museum untuk

wisatawan asing sebanyak 7600 dan wisatawan domestik sebanyak 367.386. Musium

yang dikunjungi diantaranya adalah Monjali, Dirgantara Mandala Geotermal, Musium

Seni Affandi, dan Ullen Sentalu. Jumlah pengunjung wisata alam kaliurang tercatat 2016

sebanyak 919.542 wisatawan domestik. Sementara itu jumlah pengunjung wisata candi

diantaranya Candi Prambanan, Candi kalasan, Candi Sari, Candi Gebang, Candi

Banyunibo, Candi Murangan, Candi Barong, Candi Ijo, dan Candi Banyunibo terdapat

201.257 wisatawan asing dan 1.956.679 wisatawan domestik.[CITATION BPS17 \l 14345 ].

Banyaknya wisatawan yang datang di Kabupaten Sleman juga diriringi oleh

perkembangan jumlah hotel yang tersedia. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Sleman

telah mengeluarkan peraturan Daerah No. 15 Tahun 2012 tentang tanda daftar pariwisata.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan merupakan Dinas yang berwenang menerbitkan dan

memperpanjang izin usaha hotel salah satunya hotel kelas di wilayah Kabupaten Sleman

yang berdasarkan kewenangan deligasi dari Bupati Sleman. Peraturan ini dijalankan oleh

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sleman untuk melakukan pengawasan dan

regulasi terhadap kegiatan usaha hotel agar tidak menyalahi peraturan yang berlaku.

Ditinjau dari jumlah kamar yang tersedia, banyaknya hotel di Kabupaten Sleman

mengalami naik turun, tercatat tahun 2012 berjumlah 395, tahun 2013 berjumlah 387,

tahun 2014 berjumlah 390, dan tahun 2015 berjumlah 389[ CITATION BPS17 \l 14345 ].

Dengan adanya hotel, maka bisnis ini dapat menunjang industri pariwisata di

Sleman yang menyediakan berbagai fasilitas, baik untuk tempat menginap, pertemuan

,penjamuan, dan sebagainya. Salah satu hotel yang ada di Sleman adalah Hotel Melati

yang berlokasi di Kaliurang. Dalam hal ini hotel kelas melati menjadi salah satu pilar

2
dalam mendukung pengembangan pariwisata di kota Yogyakarta, terutama sebagai

akomodasi untuk para wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata di daerah Kaliurang.

Untuk itu, penulis tertarik meneliti tentang peranan Hotel Melati dalam mendukung

pariwisata di Kabupaten Sleman.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah, masalah dapat di rumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana peran Hotel Melati dalam mendukung pariwisata di Kabupaten Sleman?

2. Kegiatan apa saja yang dilakukan Hotel Melati dalam mendukung Pariwisata di

Kabupaten Sleman?

C. Batasan Masalah

Batasan dalam penelitian ini adalah membahas mengenai peranan hotel Melati

dalam mendukung pariwisata di Kabupaten Sleman dan mendiskripsikan kegiatan-

kegiatan apa saja yang dihadapi Hotel Melati dalam mendukung pariwisata di Kabupaten

Sleman.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui peran Hotel Melati dalam mendukung pariwisata di kabupaten

Sleman

2. Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan Hotel Melati dalam mendukung

Pariwisata di Kabupaten Sleman

3
E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khazanah keilmuan dan menambah

wawasan dalam bidang peranan hotel dalam mendukung perkembangan

pariwisata

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Menjadi tambahan khazanah pengetahuan penulis tentang peran Hotel

Melati di Kabupaten Sleman.

b. Bagi Mahasiswa

Laporan ini diharapkan menjadi referensi/bahan bacaan tentang peran

Hotel Melati di Kabupaten Sleman bagi mahasiswa yang akan melakukan praktek

atau On The Job Training.

c. Bagi Akademik

Penulisan laporan tugas akhir ini menjadi perbandingan antara kinerja

praktik di lapangan dan di kampus sehingga dapat menjadikan pandangan tentang

peran Hotel Melati di Kabupaten Sleman dan sebagai koleksi perpustakaan atau

bahan bacaan bagi mahasiswa sehingga menjadi tambahan wawasan tersendiri

ketika hendak menyelesaikan tugas akhir.

d. Bagi Masyarakat

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada

masyarakat umum di Yogyakarta khususnya Kabupaten Sleman terutama calon

4
pelaku usaha hotel untuk ikut berpartisipasi dalam mendukung pengembangan

pariwisata di Kabupaten Sleman.

F. Tinjauan Pustaka

1. Hotel

a. Definisi Hotel

Hotel merupakan suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan

menyediakan pelayanan makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur

kepada orang-orang yang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan

jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya

perjanjian khusus[CITATION Sul11 \p 5 \l 14345 ]. Sedangkan menurut Prof. Fred

Lawson (1995), dalam bukunya Hotel and Resort Planning and Design terbitan

Architectural Press, hotel adalah bangunan yang menawarkan para wisatawan

dan pelayanan dasarberupa akomodasi (fasilitas penginapan) dan layanan

makanan dan minuman. Untuk menertibkan hotel di Indonesia, pemerintah

menurunkan peraturan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menparpostel

No. KM37 / PW.340 / MPPT – 86, tentang peraturan Usaha dan Penggolongan

Hotel. Bab I, pasal 1 ayat (b) dalam SK tersebut menyebutkan bahwa Hotel

adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh

bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa

penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

b. Fungsi dan Peran hotel

Fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana akomodasi untuk memenuhi

kebutuhan tamu untuk tempat tinggal tamu sementara selama jauh dari tempat

5
asalnya. Umumnya kebutuhan tamu dalam hotel adalah istirahat, tidur, mandi,

makan, minum, hiburan dan lain-lain. Perkembangan hotel sekarang ini, fungsi

hotel bukan saja sebagai tempat menginap atau istirahat bagi para tamu, namun

fungsinya bertambah sebagai tujuan konferensi, lokakarya, seminar, musyawarah

nasional, resepsi pernikahan dan kegiatan lain yang menyediakan sarana dan

prasarana yang lengkap. Usaha perhotelan memiliki peran antara lain[CITATION

Rid13 \p 99 \l 14345 ]:

1.) Meningkatnya industri rakyat

2.) Menciptakan lapangan kerja

3.) Membantu usaha pendidikan dan latihan

4.) Meningkatkan pendapatan daerah dan negara

5.) Meningkatkan devisa negara

6.) Meningkatkan hubungan antar bangsa

Dalam industri pariwisata, hotel bukan satu-satunya bentuk akomodasi

bagi wisatawan. Namun juga ada akomodasi tambahan seperti biro perjalanan

wisata, restoran, operator adventure tour, operator pariwisata, dan sebagainya.

c. Klasifikasi dan jenis hotel

Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi terdapat pada peraturan

Pemerintah, yaitu SK: Kep-22/U/VI/78 oleh Dirjen Pariwisata. Klasifikasi hotel

ditinjau berdasarkan beberapa faktor, yaitu:

1.) Hotel berdasarkan harga jual

6
Klasifikasi hotel berdasarkan sistem penjualan harga kamar, di mana

harga kamar yang dijual hanya harga kamar saja atau merupakan sistem

paket, yaitu:

a) European plan hotel: hotel dengan biaya untuk harga kamar saja

b) American plan hotel: hotel dengan perencanaan biaya termasuk harga

kamar dan harga makan, terbagi dua yaitu Full American plan (FAP)

yakni harga kamar termasuk tiga kali makan sehari (sarapan, makan siang

dan makan malam) dan Modified American plan (MAP): harga kamar

termasuk dua kali makan sehari, yaitu: Kamar + makan pagi + makan

siang Kamar + makan pagi + makan malam.

c) Continental plan hotel: hotel dengan perencanaan harga kamar sudah

termasuk dengan continental breakfast.

d) Bermuda plan hotel : hotel dengan perencanaan harga kamar yang sudah

termasuk dengan American breakfast.

2.) Hotel berdasarkan ukuran

a) Small hotel: hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150 kamar

b) Medium hotel: hotel sedang, yang terdiri dari 2 jenis, yaitu average hotel

dengan jumlah kamar antara 150 sampai 299 kamar dan above hotel

dengan jumlah kamar antara 300 sampai 600 kamar.

c) Large hotel: hotel besar dengan jumlah kamar minimal 600 kamar

3.) Hotel berdasarkan tipe tamu hotel

a) Family hotel: hotel untuk tamu yang menginap bersama keluarga

b) Business hotel: hotel untuk tamu berupa para pengusaha

7
c) Tourist hotel: hotel untuk tamu yang menginap berupa wisatawan, baik

domestic maupun luar negeri

d) Transit hotel: hotel untuk tamu yang transit (singgah sementara)

e) Cure hotel : Hotel untuk tamu yang menginap dalam proses pengobatan

atau penyembuhan penyakit.

4.) Hotel berdasarkan lama tamu menginap

a) Transit hotel : hotel dengan lama tinggal tamu ratarata semalam

b) Semi residential hotel: hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari satu hari

tetapi tetap dalam jangka waktu pendek berkisar dua minggu hingga satu

bulan

c) Residential hotel: hotel dengan lama tinggal tamu cukup lama, berkisar

paling sedikit satu bulan.

5.) Hotel berdasarkan lokasi

a) City hotel: hotel yang terletak di dalam kota, di mana sebagian besar yang

menginap melakukan kegiatan bisnis

b) Urban hotel: hotel yang terletak di dekat kota

c) Resort hotel: hotel yang terletak di daerah wisata, di mana sebagian besar tamu

yang menginap tidak melakukan usaha. Berdasarkan lokasinya hotel resort

terbagi atas mountain hotel, beach hotel, lake hotel, hill hotel, forest hotel, dan

airport hotel.

6.) Jumlah kamar dan persyaratannya

a) Hotel bintang satu (*)

Jumlah kamar standar, minimal 15 kamar kamar mandi di dalam luas

kamar standar, minimum 20 m2

8
b) Hotel bintang dua (**)

Jumlah kamar standar, minimal 20 kamar kamar suite, minimum 1

kamar, kamar mandi di dalam, luas kamar standar, minimum 22 m2,

luas kamar suite, minimum 44 m2

c) Hotel bintang tiga (***)

Jumlah kamar standar, minimal 30 kamar, kamar suite, minimum 2

kamar, kamar mandi di dalam, luas kamar standar, minimum 24 m2 ,

luas kamar suite, minimum 48 m2

d) Hotel bintang empat (****)

Jumlah kamar standar, minimal 50 kamar, kamar suite, minimum 3

kamar, kamar mandi di dalam, luas kamar standar, minimum 24 m2 ,

luas kamar suite, minimum 48 m2

e) Hotel bintang lima (*****)

Jumlah kamar standar, minimal 100 kamar, kamar suite, minimum 4

kamar, kamar mandi di dalam, luas kamar standar, minimum 26 m2,

luas kamar suite, minimum 52 m2.[ CITATION Tat17 \l 14345 ].

d. Hotel Melati

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hotel melati merupakan tempat

atau bangungan berkamar banyak yang sengaja disewakan sebagai tempat untuk

meninap dengan biaya atau tarif yang lebih murah dibandingkan hotel

berbintang. Secara sederhana hotel melati adalah tempat penginapan yang

mematok harga murah. Karena murah hotel ini selalu menjadi incaran bagi

beberapa pelancong khususnya bagi mereka yang ingin berhemat.

9
Menurut Ahmad (2005:12) hotel melati (Other star hotel) merupakan

suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang

disediakan secara khusus, di mana setiap orang dapat menginap, makan,

memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran,

dan belum memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang seperti yang

ditentukan Direktorat Jenderal Pariwisata tetapi telah memenuhi kriteria hotel

melati yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Daerah (Diparda).

2. Pariwisata

a. Definisi pariwisata

Menurut KBBI pariwisata merupakan kegiatan yang berhubungan dengan

perjalanan rekreasi. Sementara usaha pariwisata merupakan kegiatan yang

bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata, menyediakan dan mengusakan

obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait

di bidang tersebut. pengertian lain dari jasa pariwisata adalah kegiatan usaha

yang meliputi perencanaan, jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata.

[CITATION Put03 \p 7 \l 14345 ]

b. Jenis usaha jasa pariwisata

1) Usaha penginapan remaja dan pondok wisata

2) Usaha rumah makan dan bar

3) Usaha restaurant

4) Usaha rekreasi dan hiburan umum

5) Usaha hotel dan tanda bintang

10
6) Usaha hotel dengan tanda bunga melati

7) Usaha perjalanan, terdiri dari biro perjalanan dan agen

8) Usaha wisata tirta

9) Usaha impresariat

10) Usaha jasa pertemuan, konvensi, perjalanan intensif, dan pameran [CITATION

Nyo03 \p 32 \l 14345 ].

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan sumber data, jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang

bersifat deskriptif. Artinya prosedur penelitian ini akan menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku orang-orang yang sedang diamati.

[ CITATION Nan09 \p 72 \l 1033 ] . Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif

deskriptif, maksudnya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, namun

berupa wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Penelitian kualitatif deskriptif

ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang peranan Hotel melati dalam mendukung

pariwisata di kabupaten Sleman.

2. Tempat dan Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di hotel melati Kabupaten sleman dan dinas Pariwisata

kabupaten Sleman yang terletak di kompleks Pemda Kabupaten Sleman.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sebagaimana pada tabel berikut:

11
Tabel 1.1
Waktu Penelitian

Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November

Identifikasi v
Masalah
Pengajuan v
Proposal
Pengumpulan v V V v V
data
Perencanaan V v V
dan Analisa
Penyusunan v V
Naskah
laporan:
BAB I v
BAB II
BAB III v
BAB IV v
BAB V v
Pengumpulan v
Naskah
(Pendadaran)

4. Fokus Penelitian

a. Peran Hotel Melati dalam mendukung pariwisata di kabupaten Sleman

b. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Hotel Melati dalam mendukung Pariwisata di

Kabupaten Sleman

5. Metode Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data melalui

peninggalan tertulis, seperti buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, hukum

12
dan lain-lain serta arsip-arsip yang berhubungan dengan masalah penelitian

[ CITATION SMa04 \p 181 \l 1033 ].

Teknik dokumentasi ini dilakukan untuk memperoleh data antara lain:

1.) Sejarah dan latar belakang Hotel Melati

2.) Fasilitas Hotel Melati

3.) Data pariwisata di Kabupaten Sleman

b. Observasi

Observasi adalah teknik mengumpulkan data dengan cara mengadakan

pengamatan terhadap suatu kegiatan yang berlangsung [ CITATION Nan09 \p 220

\l 1033 ]. Metode ini digunakan untuk mengamati peranan Hotel Melati dalam

mendukung pariwisata di kabupaten Sleman.

c. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab oleh penanya kepada

narasumber. Dalam penelitian ini penulis menggunakan wawancara semi

terstruktur yaitu tidak ada pertanyaan yang telah disusun sebelumnya, peneliti

hanya mengandalkan guideline wawancara sebagai pedoman penggalian data [

CITATION Her15 \p 66-69 \l 1033 ].

Teknik wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data sebagai

berikut :

13
1.) Data peranan Hotel Melati dalam mendukung pariwisata di kabupaten

Sleman melalui wawancara subyek penelitian yaitu pihak manajemen

Hotel melati dan penyewa hotel melati.

2.) Data tentang pengembangan pariwisata di kabupaten Sleman melalui

wawancara dengan subyek Kepala Dinas Perizinan Terpadu Kabupaten

Sleman. Ibu Retno Susiati, SH, MM dan Kepala Bidang Pemasaran

Pariwisata Kabupaten Sleman. Bapak Eka Priastana putra, SE, M.Si.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam laporan ini dibagi ke dalam empat bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan

laporan.

BAB II DESKRIPSI WILAYAH

Bab ini membahas gambaran umum tempat penelitian yang terdiri dari sejarah singkat

hotel, fasilitas yang dimiliki, struktur organisasi hotel, gambaran umum tentang potensi

pariwisata di kabupaten Sleman, dan Pengembangan Wisata di kabupaten Sleman.

BAB III ANALISA DATA

14
Bab ini berisi tentang pembahasan jawaban permasalahan dan analisa focus penelitian.

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang aplikatif bagi hotel.

15
BAB II

DESKRIPSI WILAYAH

A. Gambaran Umum Hotel Melati

1. Perkembangan Hotel Melati di Kabupaten Sleman

Yogyakarta merupakan salah satu kota wisata di Indonesia. Wisatawan lokal

maupun asing datang ke Yogyakarta karena keindahan alam, sejarah, budaya, dan

kulinernya yang memiliki daya tarik yang tinggi. Oleh sebab itu, Yogyakarta menjadi

kota wisata dengan jumlah wisatawan yang tinggi setiap tahunnya.

Banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta menjadi salah satu

faktor Industri perhotelan di Yogyakarta mengalami perkembangan pesat baik itu di

Kota Yogyakarta, kabupaten Gunung Kidul, kabupaten Bantul, kabupaten Kulonprogo,

dan kabupaten Sleman. Selain hotel berbintang, perkembangan usaha hotel non bintang

atau disebut hotel melati juga mengalami peningkatan. Menurut Dinas Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor PM. 53/HM.001/MPEK/2013 Tentang

Standar Usaha Hotel, hotel nonbintang adalah hotel yang tidak memenuhi kriteria

penilaian penggolongan kelas hotel satu. Namun hotel melati dapat berubah statusnya

menjadi hotel bintang satu jika telah memenuhi standar hotel bintang satu.

Usaha hotel ini yaitu menyediakan jasa layanan penginapan bagi umum yang

dikelola secara komersial dengan menggunakan sebagian atau seluruh bagian bangunan

yang telah memenuhi ketentuan sebagai hotel melati yang ditetapkan dalam surat

keputusan instansi yang membinanya (KBLI, 2015).

16
Jumlah perkembangan usaha hotel Melati di Kabupaten Sleman mengalami naik

turun tiap tahunnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik diperoleh data sebagai

berikut:

Tabel 2.1

Jumlah Hotel Melati di kabupaten Sleman

Tahun Jumlah Hotel


2019 165
2020 180
2021 150
Sumber: Sumber: Direktori Hotel dan akomodasi Lain D.I. Yogyakarta tahun
2019,2020, 2021 (https://yogyakarta.bps.go.id/)

Berdasarkan tabel diatas, perkembangan jumlah hotel kelas melati dari tahun
2019 dengan jumlah 165 hotel ke tahun 2020 bertambah 15 hotel menjadi 180 hotel.
Namun, pada tahun 2021 jumlah hotel mengalami pegurangan sebanyak 30 hotel,
sehingga total hotel melati menjadi 150. Penurunan ini disebabkan oleh pandemic covid-
19. Berikut adalah data hotel melati yang beroperasi pada tahun 2021 di kabupaten
Sleman:

Tabel 2.2
Daftar Hotel Melati Di kabupaten Sleman tahun 2021

No. Nama Hotel Jumlah No. Nama Hotel Jumlah


kamar kamar
1 Adilla Syariah Wisma 50 76 Ndalem Padma Asri Guest 17
House
2 Agustha Penginapan 6 77 Nest Hotel 16
3 Akasa Hotel 18 78 Nguntara Gati 8
4 Alicia Villa 14 79 Nirvana Inn I 20
5 Amelia Pondok 10 80 Omah Bening Penginapan 9

17
Wisata
6 Ananta Hotel 16 81 Omah Njinja Bedbrasserie 12
7 Anggun Hotel 15 82 Pakemsari Hotel 45
8 Anjani Pondok 16 83 Pakarsari hotel 30
Wisata
9 Anugerah 2 13 84 Pondok Anggun Hotel 35
Penginapan
10 Anugerah wisma 40 85 Popi Pondok Pisang Hotel 60
Wisata Hotel dan Resort
11 Arista Pondok Wisata 4 86 Prambanan 2 Wisma 16
12 Army Look Hotel 11 87 Prambanan Wisma 38
13 Aryuka Hotel 22 88 Puas Wisma 40
14 Asmarani Penginapan 6 89 Pura Puspa Rosa Hotal 15
15 Asmorobangun 10 90 Puri Anggraini Hotel 29
Penginapan
16 Avia Hotel Red 16 91 Puri Indah Inn Hotel 23
Doorz
17 Bale Bale Resort 18 92 Purnama IV Hotel 14
18 Banyu Lilih 5 93 Queen Star Hotel 30
Penginapan
19 Bayu Murti 5 94 Rama Hotel 22
penginapan
20 Bayu putro 7 95 Rintinton Penginapan 8
penginapan
21 Be One House 9 96 Roemah Kita Boutique 18
Hotel
22 BIP Wisma 4 97 Rumah Mertua Hotel 15
23 Borobudur Hotel 21 98 Rumput Hotel Resort Resto 19
24 Buana Ghaha Hotel 20 99 Sadewa 1 Penginapan 10
25 Bukit Surya Villa 30 100 Sakinah Wisma Hotel 12
26 Bumi Putra Wisma 4 101 Sala Dua Hotel 15
27 Bunga Mekar 9 102 Sambi resort 17
Penginapan
28 Campus Inn Hotel 30 103 Sari Asih Penginapan 2
29 Ceria Boutique Hotel 48 104 Satriafi Hotel 18
30 Chadea Hotel 10 105 Savero Penginapan 3
31 Citi Hub Hotel 45 106 Savita Garden Inn Hotell 22
32 Citra Wisma 3 107 Sehati 2 penginapan 5
33 D Salvatore Art & 95 108 Sehati penginapan 10
Boutique Hotel

18
34 Dalem Agung 40 109 Seibu Penginapan 5
Palagan
35 Dalima Indah 2 9 110 Sejati penginapan 7
36 Denok penginapan 4 111 Senantiasa 9
37 Dewi Kunthi 2 21 112 Sendang Baru II Penginapan 4
Pondok Wisata
38 Dewi Penginapan 10 113 Sephia penginapan 6
39 Emdi House 10 114 Setia Pondok Wisata 4
40 Family Guest House 4 115 Setra House Homestay 12
41 Fanny Penginapan 5 116 Setyawati 2 pondok Wisata 5
42 Gading Penginapan 8 117 Sewu Mas Hotel 12
43 Gajah mada Wisma 18 118 Sewu padi Hotel 13
44 Gardenia Hotel 21 119 Shabrina dan family 10
45 Gaviota Penginapan 8 120 Si manis Penginapan 6
46 Graha kinasih 32 121 Sido Lestari penginapan 4
Kaliurang
47 Grand Omah Sastro 20 122 Simply Homey Homestay 3
48 HS Wisma 6 123 Soemarsono Hotel 26
49 Java Land Hotel 19 124 Sri Mulyo 2 penginapan 5
50 Jelita Penginapan 3 125 Sri rejeki Penginapan 11
51 Jogja Amazone green 32 126 Srikandi Hotel 30
II
52 Jogja Amazone Green 105 127 Star 88 Hotel 18
53 Joyo Hotel 10 128 Sunrise Hotel 18
54 Kagama Wisma 31 129 Surya Asri Hotel 20
55 Kalasan Inn Hotel 14 130 Tafana hotel 20
56 Kana Hotel 454 131 Tahata Penginapan 4
57 Kembar 2 Wsma 25 132 Talenta II Hotel 28
58 Kembar 1 wisma 22 133 Talenta III Hotel 53
59 Kenalan Penginapan 4 134 Taman eden 2 Villa 70
60 Kencono Inn Hotel 10 135 Taman Eden I 60
61 Kusuma Hotel 28 136 Telaga Indah penginapan 7
62 Latifa Hotel 10 137 Tembok batu residen 114
63 Lokal Hotel and 12 138 Tiger Hotel 16
Restaurant
64 Luwes Wisma 26 139 Tjiptorini Jaya hotel 28
65 Madukoro 1 Pondok 5 140 Trimulya Penginapan 4
Wisata
66 Madukoro 2 5 141 University Hotel 79
Penginapan
67 Mahkota penginapan 5 142 Vee hotel 25
68 Mawar Saron 2 Hotel 9 143 Vogel hotel 5

19
69 Mentorogo Pondok 6 144 Wana Wiyata Wisma 6
Wisata
70 Merapi Hotel 12 145 Wijaya 2 Hotel 13
71 Miyagi Guest House 4 146 Wijaya 1 Hotel 12
72 Moro Seneng I 15 147 Wijaya Inn Hotel 55
Penginapan
73 Moro Seneng II 8 148 Wisma Aji Jogjakarta Hotel 44
Penginapan
74 Nailah Penginapan 8 149 Wisma Mifaro 30
75 Namira 15 150 Wismancala Wisma 10
Sumber: Direktori Hotel dan akomodasi Lain D.I. Yogyakarta tahun 2021
(https://yogyakarta.bps.go.id/)
2. Fasilitas Hotel

Fasilitas hotel yang terdapat pada hotel melati di Kabupaten Sleman sebagaimana

yang terdapat pada Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik

Indonesia Nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013 terbagi menjadi 2 kriteria hotel non

bintang atau melati yaitu kriteria mutlak standar usaha hotel melati dan kriteria

nonmutlak standar usaha hotel melati yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.3
Kriteria Mutlak Standar Usaha Hotel Melati di Kabupaten Sleman

No Aspek No Unsur No Sub Unsur


I Produk 1 Bangunan 1 Tersedia suatu bangunan
hotel dengan papan nama
dan fasilitas parkir
2 Area penerima 2 Tersedia area penerima
tamu tamu dengan
kelengkapannya
3 Toilet umum 3 Tersedia toilet umum
4 Kamar tidur tamu 4 Tersedia kamar tidur dan
dan kamar mandi kamar mandi tamu dengan

20
perlengkapannya
5 Kantor 5 Tersedia ruang pengelola
hotel dan sarana karyawan
6 Utilitas 6 Tersedia Air Bersih
7 Pengelola limbah 7 Tempat penampungan
sampah sementara dan
pengelolaan air limbah
II Pelayanan 8 Kantor depan 8 Tersedia pelayanan
registrasi dan pembayaran
9 Tata Graha 9 Pelayanan pembersihan
fasilitas tamu dan public
10 Makan dan minum 10 Tersedia pelayanan
makanan dan minuman
11 Keamanan 11 Tersedia petugas keamanan
12 Kesehatan 12 Tersedia Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan
(P3K)
III Pengelolaa 13 Organisasi 13 Hotel memiliki struktur
n oganisasi dan tata tertib
perusahaan
14 Pemeliharaan 14 Hotel melaksanakan
Kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
lingkungan karyawan
15 Pelaksanaan kebersihan
hotel dan lingkungan
15 Sumber daya 16 Hotel memiliki karyawan
manusia yang bersertifikat
kompetensi
Jumlah Sub unsur Aspek Produk 7
Jumlah Sub unsur Aspek Pelayanan 5
Jumlah Sub unsur Aspek Pengelolaan 4
TOTAL JUMLAH SUB UNSUR 16
Sumber: Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor
PM.53/HM.001/MPEK/2013

Dengan demikian, hotel dikatakan sebagai hotel melati jika memiliki kriteria

mutlak meliputi aspek produk sebanyak 7 unsur dan 7 sub unsur, aspek pelayanan
21
sebanyak 5 unsur dan 5 sub unsur, serta aspek pengelolaan sebanyak 3 unsur dan 4 sub

unsur.

Tabel 2.4

Kriteria Tidak Mutlak Standar Usaha Hotel Melati Kabupaten Sleman

No Aspek No Unsur No Sub Unsur


I Produk 1 Bangunan 1 Tersedia suatu bangunan
hotel dengan papan nama
dan fasilitas parkir yang
baik dan terawat
2 Area penerima 2 Tersedia area penerima
tamu tamu dengan
kelengkapannya dan
sirkulasi udara dan
pencahayaan yang baik
3 Tersedia Gerai (counter)
atau meja kursi
4 Tersedia Sertifikat hotel
melati yang terlihat dengan
jelas oleh tamu
3 Toilet umum 5 Toilet Pria dan Wanita
bersih dan terawat
6 Urinoir beserta washletnya
(khusus untuk toilet pria)
7 Tersedia Tempat Sampah
4 Kamar tidur tamu 8 Tersedia kamar tidur
dengan kelengkapannya
9 Tersedia sirkulasi udara
dan pencahayaan
10 Pintu dan jendela
dilengkapi dengan
pengaman

22
11 Tesedia petunjuk/arah
kiblat yang dipasang di
langit-langit (ceiling)
12 Tersedia tempat tidur
beserta perlengkapannya
13 Tersedia tempat sampah
14 Tersedia denah lokasi
kamar dan petunjuk
penyelamatan diri
15 Tempat penyimpanan
pakaian
16 Tersedia Saluran
komunikasi internal dan
eksternal
17 Tersedia TV
5 Kamar mandi 18 Tersedia Kamar mandi
tamu tamu dengan
kelengkapanya serta lantai
yang tidak licin
19 Tersedia sirkulasi udara
dan pencahayaan
20 Tersedia Saluran
pembuangan air
21 Tersedia tempat sampah
6 Area makan dan 22 Tersedia areamakan dan
minum minum dengan sirkulasi
udara dan pencahayaan.
7 Area tata graha 23 Tempat Penyimpanan lena
8 Ruang karyawan 24 Tersedia kamar mandi/
toilet dengan
kelengkapannya
25 Tersedia tempat Ibadah
9 Kantor 26 Tersedia Ruang Pengelola
Hotel
10 Utilitas 27 Tersedia Air Bersih

23
11 Pengelolaan 28 Tempat penampungan
limbah sampah sementara dan
pengelolaan air limbah
II Pelayanan 12 Kantor depan 29 Tersedia pelayanan
regristrasi dan pembayaran
13 Makan dan minum 30 Tersedia pelayanan
makanan dan minuman
14 Tata Graha 31 Pelayanan pembersihan
fasilitas tamu, fasilitas
publik dan fasilitas
karyawan
15 Keamanan 32 Tersedia Petugas
Keamanan
16 Kesehatan 33 Tersedia Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan
(P3K)
III Pengelolaa 17 Organisasi 34 Hotel memiliki struktur
n oganisasi dan tata tertib
perusahaan
18 Pemeliharaan 35 Hotel melaksanakan
Kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
Lingkungan karyawan
36 Pelaksanaan kebersihan
hotel dan lingkungan
19 Program 37 Melaksanakan
Pemeliharaan & pemeliharaan dan
Perbaikan perbaikan gedung,
peralatan perlengkapan dan peralatan
20 Sumber Daya 38 Hotel memiliki karyawan
Manusia yang bersertifikat
kompetensi
Jumlah Sub unsur Aspek Produk 28
Jumlah Sub unsur Aspek Pelayanan 5
Jumlah Sub unsur Aspek Pengelolaan 4
TOTAL JUMLAH SUB UNSUR 38

24
Sumber: Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor
PM.53/HM.001/MPEK/2013

Dengan demikian, kriteria tidak mutlak hotel melati yang ada di Kabupaten

Sleman terdiri atas aspek produk yang meliputi 11 unsur dan 28 sub unsur, aspek

pelayanan yang meliputi 5 unsur dan 5 sub unsur, dan aspek pengelolaan yang meliputi 4

unsur dan 5 sub unsur.

B. Gambaran Umum Pariwisata di Kabupaten Sleman

1. Potensi Wisata di kabupaten Sleman

Potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Sleman terbentuk dari kondisi geografis,

sejarah, dan budaya yang dimilikinya. Menurut Soekadijo (2000) suatu kawasan wisata

unggulan merupakan kawasan dengan batasan yaitu kawasan wisata tersebut merupakan

area unggulan untuk pengembangan pariwisata di kabupaten Sleman, dapat berfungsi

sebagai identitas daerah, memiliki keragaman daya tarik wisata baik yang sudah maupun

belum berkembang, serta batas Kawasan dapat merupakan sesuatu yang imajiner.

Dengan demikian, potensi unggulan yang ada di Kabupaten Sleman dapat

dikategorikan menjadi 2 yaitu memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya

kebudayaan. Eka Pristana menambahkan :

“Potensi unggulan di kabupaten Sleman yang memanfaatkan sumber daya alam


contohnya komoditi pertanian dan wisata alam, untuk sumber daya kebudayaan
banyak pertunjukan budaya seperti tarian daerah, wayang dan kesenian lainnya.

25
Adda juga wisata religi. Selain kedua ini, potensi lain yang juga perlu
diperhitungkan adalah potensi industri dan investasi”. (wawancara Kepala Bidang
Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sleman, Eka Priastana putra, SE, M.Si., 24
November 2021).

Lebih jauh, dalam bukunya Pandit Nyoman (2003) sumberdaya alam meliputi

lanskap alami, air terjun dan pantai di pesisir utara wilayah kabupaten, serta lahan

pertanian dan perkebunan masyarakat. Sedangkan sumberdaya kebudayaan meliputi adat-

istiadat, kesenian tradisional, kerajinan masyarakat di Kabupaten Sleman, dan

kebudayaan warisan yang sebagian besar berwujud peninggalan atau artefak (Sammeng,

2001). Perkembangan potensi obyek wisata di Kabupaten sleman dapat diketahui dari

tabel berikut

Tabel 2.5
Potensi obyek wisata kabupaten Sleman

No Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Wisata alam 4 4 4 4 4 4
2 Wisata candi 12 12 12 12 12 12
3 Wisata 10 10 10 13 13 14
musium
4 Kegiatan luar 0 0 5 5 5 5
(event)
5 Kategori desa 35 38 38 38 38 39
wisata
Sumber: Dinas Pariwisata Kab. Sleman, 2016

26
2. Bentuk Potensi Pariwisata Unggulan di Kabupaten Sleman

Potensi wisata yang dimiliki oleh kabupaten sleman teridir dari wisata alam dan

budaya. Berikut adalah data potensi unggulan yang diklasifikasikan berdasarkan desa-

desa wisata yang ada di Kabupaten Sleman:

Tabel 2.6

Potensi unggulan Desa Wisata Kabupaten Sleman

No. Desa Wisata Potensi Unggulan

1 Brayut 1. Terdapat rumah tradisional Joglo dan limasan


2. Terdapat tradisi budaya karawitan, Jathilan
3. Terdapat tari tradisional, tradisi daur hidup
masyarakat
4. Terdapat kegiatan budaya pada program
kunjungan sehari, yaitu: main gamelan, menari,
membatik, permainan tradisional, kreasi janur,
dan menikmati kuliner khas pedesaan

2 Domes 1. Terdapat rumah dome


2. Home industry kerajinan local
3. Tracking
4. Membuat makanan lokal
3. Gamplong 1. Home Industry

27
2. Pelatihan kerajinan tenun & anyaman
3. Membuat makanan lokal
4 Grogol 1. Terdapat rumah tradisional Joglo dan limasan
2. Terdapat tradisi budaya karawitan, kuda lumping
wayang
3. Terdapat tari tradisional, tradisi daur hidup
masyarakat

5 Kelor 1. Pengolahan makanan tradisional


2. Tracking
3. outbond
6 Pentingsari wisata alam lereng Merapi, bertani
7 Pulesari Wisata alam Merapi, kegiatan alam
8 Sidoakur 1. pengolahan pertanian
2. Outbond
3. Pelatihan daur ulang sampah
9 Tanjung 1. Terdapat rumah tradisional Joglo dan limasan
2. Terdapat tradisi budaya karawitan, pekbung,
kuda lumping
3. Terdapat tari tradisional, tradisi daur hidup
masyarakat
4. Kegiatan budaya seni tari, gamelan, membatik,
permainan tradisioal, kuliner

10 Blue Lagoon Wisata alam


11 Brajan Home industry anyaman bamboo, tracking, makanan
lokal
12. Garongan Wisata alam gunung Merapi, Pendidikan pertanian
13 Kadisobo II Wisata alam, pertanian
14 Nawung Tracking, river tubing, outbond, home industry
kerajinan loak
15 Pancoh ekowisata
16 Sukunan Pengolahan sampah, kegiatan ekonomi kreatif
17 Tunggul Arum Wisata alam
18 Bokesan Ouutbond, pelatihan perikanan
19 Dukuh Rumah tradisional, tari tradisioanal, gamelan,

28
membatik
20 Gabugan Wisata alam gunugn merapi
21 Ketingan Wisata fauna burung kuntul
22 Ledoknongko Wisata pertanian, home industry pengolahan salak
pondoh
23 Malangan Home industry kerajinan tenun dan bambu
24 Mlangi Wisata religi Masjid pathok Negara, pondok
pesantren
25 Nganggring Wisata dolanan, outbound, tracking
26 Palgading Outbound
27 Plempoh Tradisi karawitan, srandul, tarian yang dipentaskan di
Candi ratu Boko, kegiatan belajar budaya
28 Sambi Outbound, tracking
29 Sangurejo Rumah tradisional joglo, kearifan local, silat tradisi
mataram, jemparingan
30 Srowolan Pasar perjuangan srowolan, rumah tinggal Sayuti
melik, tradisi budaya tedhun, wiwit, upacara ruwatan,
nyadran, midang
31 Temon Wisata kampung bocah, tracking
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah kabupaten Sleman, 2015: Dinas
kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Sleman bekerja sama dengan Lundes Tourism
Space dan Sustainable Tourism Oganisation for Regional Management (STARS), 2016.

Berdasarkan tabel diatas, semua desa yang ada di kabupaten Sleman hampir

seluruhnya memiliki potensi sebagai desa wisata. Bentuk-bentuk wisata di kabupaten

Sleman diantaranya adalah wisata alam, wisata budaya, dan wisata religi. Sehingga hal

inilah yang menjadikan wisatawan tertarik berkunjung ke kabupaten Sleman.

29
BAB III

ANALISA DATA

A. Peran Hotel Melati dalam Mendukung Pariwisata di Kabupaten Sleman

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, diperoleh hasil mengenai peran hotel

melati dalam sebagai berikut:

1. Meningkatkan industri rakyat

Potensi wisata yang semakin meningkat di Kabupaten Sleman sejalan dengan

meningkatnya jumlah hotel. Kedudukan hotel dalam sebuah pariwisata sangant penting

karena produk utama hotel berupa jasa pelayanannya ikut berperan dalam menentukan

seluruh pengalaman wisatawan, sehingga dapat diklasifikasikan sebagai daya tarik

wisata manusia. Dengan adanya jasa pelayaan ini akan berdampak pada meningkatnya

industry rakyat.

30
Menurut Kepala Bidang Pemasaran pariwisata Kabupaten Sleman menyatakan

bahwa;

“Keberadaan hotel melati yang semakin banyak di wilayah Sleman


berdampak pada sektor ekonomi rakyat. Tempat wisata dan hotel saling
bersimbiosis mutualisme untuk menarik wisatawan domestic maupun
mancanegara. Dengan banyaknya wisatawan yang datang, mereka akan tertarik
pada sesuatu yang unik yang tidak pernah mereka temui di lingkungan tempat
tinggalnya. Dalam hal inilah yang banyak usaha kecil maupun menengah yang
menyedikan berbagai kebutuhan wisatawan seperti kuliner khas daerah, kerajinan,
jasa perjalana ke tempat wisata dan lainnya. Maka dari itu industri rakyak juga
semakin meningkat.” (wawancara Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata
Kabupaten Sleman, Eka Priastana putra, SE, M.Si., 24 November 2021).

Salah satu staf hotel melati di kabupaten Sleman menambahkan bahwa “karena

hotel melati jarang menyediakan jasa transportasi kepada tamu hotel yang hendak

berkunjung ke tempat tujuan, maka pihak hotel telah bekerjasama dengan travel agen

local yang ada diwilayah sekitar hotel”.(wawancara Staf Hotel Melati Sleman, 23

November 2021).

Berdasarkan data Dinas Perindustrian Kabupaten Sleman teterdapat unit usaha

sebagai berikut:

Tabel 3.1
Data Jumlah Unit Usaha di kabupaten Sleman

Tahun Jumlah Unit Usaha

2017 21.324 unit

2018 21.458 unit

2019 21.782 unit


31
2020 21.689 unit

Sumber: Dinas Perindustrian Kabupaten Sleman

Dari keterangan table diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah unit usaha dpada

kelas kecil, menengah, maupun atas mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun

2017 hingga tahun 2020. Hal ini tidak terlepas dari peran hotel yang ada di Sleman,

salah satunya adalah hotel melati. Sejalan dengan penelitian Yudha Armanda (2016)

bahwa Perkembangan hotel di Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo sangat pesat, hal

ini membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan pendapatan

perkapita, meningkatan taraf hidup masyarakat.

2. Menciptakan lapangan kerja

Dengan adanya usaha hotel melati masyarakat sekitar lebih mudah mendapatkan

pekerjaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan staf hotel, kontribusi hotel dalam

menciptakan lapangan kerja terhadap warga local adalah bahwa dari masyarakat lokal

yang memiliki skill di bidang pariwisata dapat di rekrut dan dipekerjakan di hotel

tersebut. Dengan adanya hotel ini secara tidak langsung dapat menanggulangi

pengangguran. Selain itu hotel juga bekerjasama dengan warga lokal sebagi agent travel

bagi tamu hotel yang ingin berpariwisata di daerah yang dekat dengan hotel tersebut..

Berdasarkan wawancara kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman dan hasil

analisis penulis terhadap potensi desa wisata unggulang di Kabupaten Sleman, bentuk-

bentuk peran usaha hotel melati dalam menciptakan lapangan kerja diantaranya adalah

sebagai berikut:

32
a.) Sebagai supplier bahan makanan

Penduduk desa setempat dapat berkontribusi dalam menyediakan bahan

pangan yang nantinya akan digunakan hotel untuk keperluan food and baverage

atau hotel yang menyediakan fasilitas restaurant.

b.) Usaha agen travel

Masyarakat dapat berkontribusi sebagai agen travel baik menyediakan jasa

penyewaan mobil, motor, ataupun kendaraan lainnya, dan jasa antar bagi para

wisatawan yang ingin bepergian.

c.) Membangun restoran, rumah makan, dan café

Dengan adanya perkembangan hotel melati di Sleman , masyarakat dapat

membuat usaha restoran, rumah makan, dan kafe yang merupakan penunjang bagi

pariwisata d Sleman.

d.) Pemandu wisata

Dengan adanya perkembangan hotel melati di Sleman, dapat membuka

lapangan kerja baru bagi masyarakat sebagai pemandu wisata.

e.) Kerajinan cendera mata atau souvenir

Dengan adanya perkembangan hotel melati di Sleman, dapat menciptakan

apangan kerja terutama dalam pembuatan cedera mata atau souvenir khas

daerahnya.

f.) Usaha Camping atau outbond dan tracking

Dengan adanya perkembangan hotel melati di Sleman dapat menciptakan

lapangan pekerjaan seperti usaha camping, outbond, atau tracking. Jika dilihat

pada table 2.6 tentang potensi desa wisata di kabupaten Sleman, telah banyak desa

33
yang memiliki usaha dibidang ini, terutama desa wisata yang berada di berdekatan

dengan lereng gunug Merapi

g.) Usaha jasa paket wisata

Dengan adanya perkembangan hotel melati di kabupaten Sleman, dapat

menciptakan lapangan kerja misalnya membuat usaha menjual paket wisata.

Contoh usaha seperti ini banyak ditemukan di daerah kaliurang yang menawarkan

paket wisata dan akomodasi.

3. Membantu usaha pendidikan dan latihan

Keberadaan hotel berbitang maupun melati, tidak hanya berperan dalam

meningkatnya idustri rakyat dan lapangan kerja, namun juga membantu usaha

pendidikan dan pelatihan-pelatihan.

Menurut bapak Eka, hotel dapat membantu usaha di bidang Pendidikan

contohnya adalah hotel-hotel yang dimiliki oleh universitas-universitas yang ada di

Kabupaten Sleman menambah nilai ekonomis bagi kampus tersebut. Ada beberapa hotel

milik universitas sebagai hotel kelas melati. Namun demikian, fasilitas yang disediakan

tidak kalah dengan hotel berbintang. Rata-rata hotel-hotel yang dimiliki kampus

memiliki ballroom maupun ruang meeting yang biasanya digunakan untuk kegiatan

workshop, seminar-seminar, dan pelatihan lainnya yang pesertanya baik dari dalam

maupun luar kota yang berkaitan dengan Pendidikan. Selain itu dengan meningkatnya

34
usaha hotel di kabupaten sleman, guna menyiapkan SDM yang unggul dalam bidang

perhotelan, maka banyak juga berdiri sekolah-sekolah perhotelan.

Staf hotel melati di Sleman menuturkan bahwa:

“Kontribusi hotel melati dalam usaha pendidikan dan latihan hanya


sebatas menyediakan akomodasi penginapan saja. Misalnya bagi pelajar yang
sedang melaksanakan studytour bisa menginap di hotel kelas melati yang
memiliki jumlah kamar yang memadai atau terdapat fasilitas food and baverage.
Karena tidak semua hotel melati menyediakan fasilitas ini. Bahkan untuk kegiatan
pelatihan-pelatihan seperti seminar, hanya ada beberapa hotel melati yang
menyediakan fasilitas seperti room service atau ballroom, atau ruang meeting.
Jadi kegiatan semacam ini biasanya kebanyakan lebih memilih di hotel
berbintang.. Namun jika hanya sebatas personal, tidak ada kegiatan kantor rata-
rata orang memilih hotel melati.” (Wawancara staf hotel melati di Sleman pada 24
november 2021).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa hotel melati


dalam membantu usaha di bidang Pendidikan dan pelatihan sebagian besar hanya
sebatas untuk akomodasi penginapan saja.

4. Meningkatkan pendapatan daerah dan negara

Adanya perkembangan hotel melati di Sleman banyak membuka lapangan kerja

bagii masyarakat local, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran dan dapat

meningkatkan angka kesejahteraan hidup masyarakat di Kabupaten Sleman . dengn

demikian, dapat menggerakkan roda ekonomi masyarakat local.

Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sleman menambahkan bahwa;

“Dahulu sebelum dikembangkannya usaha hotel, masyarakat hanya


mengandalkan dari sektor pertanian, sehingga kurang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya, namun setelah dikembangkannya usaha hotel, sebagian masyarakat

35
beralih profesi menjadi pengelola hotel maupun sebagai karyawan, serta
membuka usaha lain seperti kuliner sehingga hasil yang didapatkan lebih tinggi
dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.” ((wawancara Kepala Bidang
Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sleman, Eka Priastana putra, SE, M.Si., 24
November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara kepada staf hotel melati di Sleman menyatakan:

“Umumnya yang menginap di hotel kami adalah wisata domestic karena


memang segmentasi pasar yang kami pakai itu menentukan letak dan perbedaan
kebetuhan para tamu. Sehingga Biasanya yang menginap di hotel kami adalah
para pejabat ataupun pengusaha yang sedang ada kepentingan di Sleman. Ada
beberapa tipe orang menginap di hotel kami, tipe yang hanya sedang menginap
saja, ada tugas dari kantor ataupun bertemu klien dan ada juga sengaja ke Jogja
hanya untuk berwisata. Karena hotel ini direkomendasikan karena biayanya yang
murah ksaran Rp 100.000-Rp 250.000 maka banyak peminatnya. Otomatis ini
akan menambah pendapatan daerah. Karena kami juga ada yang Namanya wajib
pajak.”. (Wawancara staf hotel melati di Sleman pada 24 november 2021).

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa wisatawan domestik

yang menginap di hotel melati merasa tertarik untuk menginap disana

dikarenakan faktor harga yang murah. Hal ini tidak lain karena kebutuhan

konsumen terhadap hotel bermacam-macam, yang terbagi dalam level hotel

bintang (I-V) hingga melati. Bagi beberapa konsumen yang melakukan kunjungan

ke Kabupaten Sleman, terkadang hotel atau penginapan dirasakan tidak perlu

mewah tetapi cukup bersih, nyaman serta aman. Wisatawan atau konsumen

biasanya akan memilih hotel dengan harga yang terjangkau dan sesuai dengan

kemampuan dari konsumen tersebut karena hotel hanya digunakan konsumen

untuk beristirahat saja. Hotel melati merupakan salah satu alternatif pilihan yang

36
tepat untuk menginap dimana harga yang ditawarkan oleh hotel tidak terlalu

mahal dan juga fasilitas yang disediakan oleh hotel cukup memadai. Hal ini juga

dirasakan oleh salah satu tamu yang menginap di hotel melati yang ada di Sleman.

Ia mengatakan:

“Saya lebih memilih hotel melati karena fasilitasnya tidak jauh beda
dengan hotel bintang. Pelayanannya ramah dan tempatnya lumayan
nyaman. Tentunya yang paling menjadikan pertimbangan saya adalah
karena harganya yang murah.”(wawancara tamu hotel melati di Sleman
pada 24 November 2021)

Tamu lain juga memberikan pendapat yang sama bahwa:

”Saya memilih hotel kelas melati karena mempertimbangkan


faktor harga. Karena disini juga menginapnya hanya sebentar. Meskipun
fasilitasnya tidak sebanyak hotel berbintang, namun cukup nyaman ntuk
ditinggali. Fasilitas makan pun juga tersedia disini.” (wawancara tamu
hotel melati di Sleman pada 24 November 2021)

Pernyataan diatas sejalan dengan survey yang dilakukan oleh BPS pada

tahun 2021 tepatnya bulan Mei bahwa penghuni kamar pada hotel non bintang

mengalami peningkatan, sementara untuk penghuni kamar pada hotel berbintang

mengalami penurunan. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di Daerah

Istimewa Yogyakarta sebesar 32,27 persen, mengalami penurunan sebesar 4,51

poin dibandingkan TPK bulan sebelumnya yang tercatat 36,78 persen. TPK hotel

non bintang sebesar 11,73 persen, mengalami kenaikan sebesar 2,05 poin

dibandingkan TPK Bulan April 2021. Rata-rata lama menginap tamu di hotel

bintang pada Bulan Mei 2021 mencapai angka 1,51 hari dan hotel non bintang

mencapai 1,21 hari.

37
Berikut adalah kunjungan wisatawan dan kontribusi sector pariwisata

terhadap pendapatan daerah di kabupaten sleman:

Tabel 3.2
Jumlah Kunjungan Wisatawan dan Kontribusi Sektor pariwisata
Terhadap PDRB Tahun 2011-2016

No Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah 3.277.728 3.418.254 3.613.577 4.132.933 5.196.816 4.928.938


wisatawan

2 Kontribusi 9,49 9,70 9,88 9,95 10,24 10,34


Sektor Wisata
terhadap PDRB
Hb (%)

Sumber: BPS Sleman, 2016

Dari keterangan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendapatan daerah

mengalami peningkatan yang cukup signifikan diiringi dengan meningkatnya jumlah

wisatawan yang datang ke Sleman. Artinya pendapatan negara juga meningkat. Hal ini tak

luput dari kontribusi hotel dalam menyediakan jasa akomodasi bagi wisatawan.

B. Kegiatan Hotel Melati dalam Mendukung Pariwisata di Kabupaten Sleman

Kegiatan hotel melati dalam mendukung pariwisata di kabupaten Sleman diantaranya

diantaranya yaitu:

1. Bidang Akomodasi

Pada bidang akomodasi ialah suatu usaha dari perusahaan perhotelan yang

menyediakan kamar untuk keperluan tamu yang menginap. Bangunan hotel, jumlah

38
kamar serta fasilitas lain yang ada didalamnya merupakan suatu yang ditawarkan untuk

memberikan kepuasan kepada tamu yang datang baik yang bertujuan untuk menginap

maupun urusan bisnis. Selain itu bidang ini dilengkapi dengan fasilitas penunjang untuk

kebutuhan para tamu.

2. Bidang Restoran

Pada bidang restoran atau yang biasa disebut food and beverage ataupun bagian

makan dan minum yang biasa disediakan pihak hotel untuk konsumsi para tamu.

“Pada hotel melati tempat saya bekerja tidak menyediakan fasilitas food

and baverage, namun jika tamu hotel menginginkan maka akan kami persiapkan.

Jadi fasilitas utama kami adalah menyiapkan tempat peginapan sesuai dengan

standar yang ada. Hotel kami sedehana tetapi nyaman, meliputi adanya AC,

Kamar mandi dan meja resepsionis ditambah ada. Meskipun begitu, di hotel

melati yang lain banyak juga yang menyediakan fasilitas tambahan di bidang

restoran.”(Wawancara staf hotel melati di Sleman, 24 November 2021).

Dengan demikian, tidak semua hotel melati menyediakan fasilitas restoran

bagi penginap.

3. Minor Operation Departement

Bidang ini adalah bidang yang menyediakan pelayanan diluar operasi kamar dan

restoran untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan yang diperlukan oleh para tamu

yang datang. “Untuk keperluan meeting room, kami belum menyediakan, Namun untuk

pelayanan lain, misalnya tamu ingin fasilitas laundry kami masih

menyediakan.” .”(Wawancara staf hotel melati di Sleman, 24 November 2021).

39
Dari ketiga kegiatan hotel melati diatas, kegiatan akomodasi di hotel melati terbilang

cukup baik, namun untuk fasilitas diluar akomodasi masih sangat minim. Sehingga tidak jarang

banyak wisatwan lebih memilih untuk menginap di hotel dengan fasilitas lebih lengkap. Sebab,

wisatawan yang berkunjung ke hotel tidak sekedar menginap, tetapi juga melakukan berbagai

kegiatan seperti rekreasi, relaksasi, kuliner, melihat pertunjukan seni budaya, belanja hingga

aktivitas pendidikan. Menurut Sujatono (2008) bahkan kecenderungan bisnis hotel saat ini yaitu

menawarkan produknya yang terintegrasi dengan pusat perbelanjaan, kesehatan, pendidikan serta

central park serta produk hotel yang berbasis pada budaya lokal, sehingga hotel mampu

mewakili suatu destinasi wisata. Dengan demikian hotel melati perlu meningkapkan daya

saingnya jika ingin berkembang.

Usaha meningkatkan daya saing hotel melati dalam mendukung pariwisata di kabupaten

Sleman telah dilakukan, namun masih banyak mengalami kendala. Menurut Kepala Dinas

Perizinan Terpadu Kabupaten Sleman. Ibu Retno Susiati, SH menyatakan bahwa:

“Pada umumnya kendala dalam perijian usaha hotel kebanyakan masalah tanah

dan kepemilikan Lamanya proses koordinasi pada seluruh hotel yang belum memiliki

izin itu sangat menghambat kami untuk meningkatkan potensi wisata di Sleman. Lalu

kenapa dalam meningkatkan daya saing, seperti hotel melati mengalami kendala.?.Hal ini

disebabkan karena kualitas SDM yang masih rendah seperti terbatasnya tenaga kerja

yang terampil. kesadaran sebagian para pengusaha usaha hotel atau pariwisata dan

masyarakat masih rendah untuk memaksimalkan fasilitas penunjang pariwisata.

Kemudian juga terbatasnya dana hotel untuk membangun fasilitas yang dibutuhkan

wisatawan. Untuk itu kami melakukan bentuk kerjasama kepada hotel dalam

meningkatkan kualitas SDmMmelalui sosialisasi dari Dinas kami. ”( Wawancara Kepala

40
Dinas Perizinan Terpadu Kabupaten Sleman. Ibu Retno Susiati, SH pada tanggal 24

November 2021).

Sejalan dengan pernyataan staf hotel melati bahwa:

“Yang menjadi kendala sulit berkembang karena adanya covid-19, adanya


persaingan yang semakin ketat dengan hotel berbintang. Namun, kami selalu
melakukan upaya peningkatan pelayanan dan mempromosikan ke berbagai media
social, memberikan diskon, dan bekerja sama dengan travel agen. Sosialisasi untuk
meningkatkan kualitas SDM staf juga sering di lakukan namun dari dinas pariwisata
Kabupaten Sleman baru sekali saja”(wawancara Staf hotel melati di Sleman pada
tanggal 24 November 2021).

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kendala hotel melati dalam
meningkatkan daya saing dipengaruhi oleh faktor internal yaitu kualitas SDM yang
masih rendah dan factor eksternal seperti masalah perijinan dan pandemik Covid-19.

41
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai peranan hotel

melati dalam mendukung pariwisata di Kabupaten Sleman maka dapat disimpulkan bahwa

Kabupaten Sleman memiliki potensi wisata berupa potensi wisata alam, wisata budaya,

wisata religi, wisata industri, dan investasi. Keberadaan hotel melati dalam mendukug

potensi wisata di kabupaten Sleman yang beragam ini terdapat empat peran yaitu pertama,

meningkatkan industri rakyat, kedua menciptakan lapangan kerja baik di bidang usaha

produk maupun jasa, ketiga membantu usaha pendidikan dan pelatihan seperti meningkatkan

perekonomian bagi kampus yang memiliki hotel, sebagai penyedia tempat untuk pelatihan,

seminar, maupun workshop, dan meningkatnya jumlah sekolah perhotelan. Keempat,

meningkatkan pendapatan daerah dan negara. Kegiatan hotel melati dalam mendukung

42
pariwisata di kabupaten Sleman pada kegiatan akomodasi terbilang cukup baik dengan

menyediakan pelayanan yang telah disesuaikan dengan standarnya, namun untuk fasilitas

diluar akomodasi masih sangat minim seperti fasilitas restaurant dan fasilitas minor

operation department yang sebagian masih banyak hotel melati di Sleman tidak

menyediakan.

B. Saran

1. Bagi pemerintah, penelitian ini bisa menjadi masukan agar secara operasional kebijakan

harus lebih lentur untuk memberikan izin pendirian hotel sehingga dengan adanya hotel,

akan mendorong peluang kesempatan kerja yang tinggi dan mampu menyerap tenaga

kerja lebih besar lagi, serta semakin berkontribusi pada pariwisata lokal.

2. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi

perpustakaan untuk referensi perbandingan objek penelitian yang sama khususnya

tentang peran hotel melati dalam mendukung pariwisata.

43
DAFTAR PUSTAKA

Armanda, Yudha. 2016. Analisis Dampak Pertumbuhan industry perhotelan Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat di kecamatan Berastagi Kabupaten karo. Sumatera Utara:

Universitas Sumatera Utara

Badan Pusat Statistik kabupaten Sleman, diakses pada tanggal 23 November 2021 dalam

https://www.slemankab.bps.go.id

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Sleman diakses pada tanggal 22 November 2021

dalam http://www.slemankab.go.id/

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor PM. 53/HM.001/MPEK/2013

Tentang Standar Usaha Hotel

44
Direktori Hotel dan Akomodasi Lain D.I. Yogyakarta Tahun 2019, diakses pada tanggal 24

November 2021 dalam https://yogyakarta.bps.go.id/

Direktori Hotel dan Akomodasi Lain D.I. Yogyakarta tahun 2020, diakses pada tanggal 24

November 2021 dalam https://yogyakarta.bps.go.id/

Direktori Hotel dan Akomodasi Lain D.I. Yogyakarta tahun 2021, diakses pada tanggal 24

November 2021 dalam https://yogyakarta.bps.go.id/

Herdiansyah, Heris.2015.Wawancara, Observasi, dan Fokus Groups Sebagai Instrumen

Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo persada.

Hartini, Ahmad. 2005. Hotel dan Ruang Lingkup. Padang: Perpustakaan daerah

Hernandes, Tata. 2017. Klasifikasi dan Jenis Hotel di Indonesia Secara resmi. Maret 2017.

http://www.arsigraf.com/2017/03/klasifikasi-dan-jenis-hotel-di.html (accessed Oktober

10, 2021).

Lawson, Fred.1995, Hotel and Resort Planning and Design, Architectural Press.

Margono, S. 2004. Metode Penelitian pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nizar, Muhammad Afdi.2013. "Pengaruh Pariwisata terhadap Perdagangan Internasional di

Indonesia." Jurnal Kepariwisataan Indonesia, 227-240.

Oroh, Sem George. 2010. "Pengaruh Fasilitas daya tarik Wisata Terhadap Kepuasan Serta

Loyalitas Wisatawan yang Berkunjung Ke Provinsi Sulawesi Utara." Jurnal

Kepariwisataan Indonesia, 411-430.

45
Pandit, Nyoman S. 2003. Ilmu Pariwisata Sebuah pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya

Paramita.

Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor

PM.53/HM.001/MPEK/2013

Ridwan. 2013. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sammeng, A.M. 2001. cakrawala pariwisata. Jakarta:Balai Pustaka

Sleman, BPS. 2017. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman.

https://slemankab.bps.go.id/subject/16/pariwisata.html#subjekViewTab3 (accessed

Oktober 22, 2021).

Soekadijo, R.G. 2000. Anatomi pariwisata. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama:

Sujai, Mahpud. 2011. "Desentralisasi Fiskal dan Sektor Pariwisata Indonesia." Jurnal

Kepariwisataan Indonesia, 15-26.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sulastiyono. 2011. Pengertian Hotel. Bandung: Alfabeta.

Wiyasa, Putra. 2003. Hukum Bisnis Pariwisata. Bandung: Refika Aditama.

Yudananto, Wisnu. 2011. "Peranan Sektor Pariwisata Terhadap Perekonomian daerah di

Indonesia (Analisis Interregional Input-Output)." Jurna Universitas Padjajaran

Bandung,1-12.

46
47

Anda mungkin juga menyukai