Anda di halaman 1dari 18

IMAN KEPADA

QADHA dan
QADAR
QADA'

Bahasa : menentukan atau memutuskan

Pengertian Istilah : Segala ketentuan Allah sejak zaman azali tentang


segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya

QADAR

Bahasa: memberi kadar, aturan, ketentuan

Istilah: ketetapan Allah terhadap makhluknya tentang segala


sesuatu

(PERWUJUDAN/ IMPLEMENTASI DARI QADA'/KETETAPAN


YANG TELAH TERJADI)
Iman kepada Qada' dan Qadar meliputi 4
prinsip
1. Iman kepada Allah yang qadim (tidak bermula)
2. Iman bahwa semua qadar Allah telah tertulis di lauh mahfudz
3. Iman kepada adanya kehendak Allah yang berlaku dan kekuasaan-
Nya bersifat menyeluruh
4. Iman bahwa Allah adalah Zat yang mewujudkan makhluk
Dalil naqli
• ‫ ِا َّنا ُك َّل َشيْ ٍء َخ َل ْق ٰن ُه ِب َق َد ٍر‬  
• Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (QS Alqomar: 49. )
• ‫ك َع َلى هّٰللا ِ َي ِس ْي ۖ ٌر‬
َ ِ‫ب مِّنْ َقب ِْل اَنْ َّنب َْراَ َها ۗاِنَّ ٰذل‬
ٍ ‫ض َواَل فِ ْٓي اَ ْنفُ ِس ُك ْم ِااَّل ِفيْ ِك ٰت‬ ِ ْ‫ُّص ْي َب ٍة ِفى ااْل َر‬ ِ ‫اب ِمنْ م‬ َ ‫ص‬ َ َ‫ َمٓا ا‬   . 
• Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah
tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian
itu mudah bagi Allah. 
• (QS AL-Hadid;22)
ٰ ْ ٰ ْ ٰۤ ٰ ْ
• ً‫ر‬ ُ ْ ٰ َ ْ ُ ۗ ُ
‫ان اَل َزمْن ُه ط ِٕى َر ٗه ِفيْ ُعن ِق ٖه َونخ ِر ُج لهٗ َي ْو َم ال ِقي َم ِة ِكتبًا يَّلقى ُه َمنش ْو ا‬ ٍ ‫ َو ُك َّل ِا ْن َس‬. 
Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada
hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka. (QS Al-isro;13)
‫ُّص ْي َب ٍة ِااَّل ِب ِا ْذ ِن هّٰللا ِ َۗو َمنْ يُّْؤ ِم ۢنْ ِباهّٰلل ِ َي ْه ِد َق ْل َبهٗ َۗوهّٰللا ُ ِب ُك ِّل َشيْ ٍء َعلِ ْي ٌم‬
ِ ‫اب ِمنْ م‬ َ ‫ص‬ َ َ‫ َمٓا ا‬  . 
Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan
barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. 
(QS At-Tagabun:11)
Qada' dan Qadar biasa disebut dengan TAKDIR 
Terbagi 2 yaitu:

TAKDIR MUBRAM TAKDIR MUALAQ


(Tidak bisa Di rubah, telah ditetapkan Allah)
(bisa di rubah, bergantung pada ikhtiar manusia)
KELAHIRAN 
KEPINTARAN 
KEMATIAN 
KEBODOHAN 
JODOH  NERAKA 
KIAMAT SURGA 
SAKIT
• 1. Taqdir ‘mubram ialah qadha dan qadar yang tidak dapat untuk
dielakkan, pasti terjadi pada diri manusia, telah ditetapkan oleh Yang
Maha Pencipta, yang kita tidak mempunyai kesempatan untuk
memilihnya. ketentuan Allah swt. terhadap makhluknya yang tidak bisa
diubah lagi, contohnya adalah kematian. "Tiada satu bencana pun yang
menimpa dibumi dan tidak pula pada dirimu melainkan telah tertulis
dalam kitab (LAUHIL MAHFUZ) sebelum kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah." (QS. al Hadiid ayat
22.) Tertutupnya pilihan
• 2. Taqdir ‘mu’allaq’ qadha dan qadar yang bergantung kepada ikhtiar
seseorang, atau usaha menurut kemampuan yang ada pada manusia.
takdir yang bisa diubah dengan doa, dan usaha. Pilihan-pilihan dalam
hidup 
“Wilayah” yang ‘dikuasai’ manusia
Iman kepada qadha dan qadar dalam ungkapan kehidupan sehari-hari lebih
populer dengan sebutan iman kepada takdir.  
Manusia tidak akan dimintai pertanggungjawaban bagi takdir yang manusia
tidak menentukan pilihan. Manusia hanya akan di mintai pertangungjawaban
pada takdir yang manusia diberi kebebasan memilih
8 ‫جُو َر َها َو َت ْق ٰوى َه ۖا‬
ْ ُ‫ َفا َ ْل َه َم َها ف‬.
maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya
9 ‫ َق ْد اَ ْف َل َح َمنْ َز ٰ ّكى َه ۖا‬.
sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu)
10 ‫اب َمنْ دَ ٰ ّسى َه ۗا‬ َ ‫ َو َق ْد َخ‬.
 dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.
(QS AS Syam:8-10)
Tanda-Tanda Keimanan Kepada Qadha dan
Qadar 
1. Menyadari dan Meyakini bahwa segala apa yang diperoleh dan dialami
manusia baik berupa nikmat ataupun musibah pada hakikatnya
merupakan ketetapan dari Allah swt
2. Orang yang beriman kepada takdir menyadari bahwa ia tidak
mengerahui apa yang akan menimpa dirinya apakah bencana atau nikmat. 
3. Kewajiban manusia hanyalah ikhtiar dan tawakal agar memperoleh
nikmat dan terhindat dari bencana 
4. Menghindari tumbuhnya sikap fatalisme. Fatalis adalah sikap atau ajaran
yang mengharuskan berserah diri pada nasib dan tidak perlu berikhtiar
Kisah...
Suatu ketika, Khalifah Umar bin Khattab r.a dan para sahabatnya berada
dalam perjalanan menuju suatu daerah untuk mengadakan inspeksi.
Beliau mendapat laporan bahwa di daerah yang akan di kunjunginya
sedang berjangkit penyakit ta’un (sampar) yang sangat menular.
Setelah Umar bin Khattab r.a mendapat laporan tersebut, beliau dan
rombongan memutuskan untuk kembali saja ke Madinah. Salah
seorang sahabat Abu Ubaidillah bin Jarrah r.a bertanya: “Wahai Khalifah
mengapa tuan lari dari takdir Allah?” Khalifah menjawab: “Betul kita
lari dari takdir Allah dan menuju takdir Allah yang lain”
Kisah...
Hal senada itu juga dialami oleh Ali bin Abi Thalib, ketika beliau sedang
duduk menyandar pada sebuah tembok yang ternyata rapuh, lalu
beliau pindah ke tempat yang lain, sahabatnya bertanya : " apakah
anda mau lari dari takdir Allah ?". Ali menjawab rubuhnya tembok,
berjangkitnya penyakit adalah hukum Allah. apabila seseorang tidak
menghindarinya maka ia akan mendapatkan bahayanya itu. ITULAH
YANG DINAMAKAN TAKDIR. dan apabila ia menghindar dan luput dari
bahayanya itu juga disebut dengan TAKDIR. BUKANKAH TUHAN TELAH
MENGANUGRAHKAN MANUSIA, Kemampuan memilah dan memilih,
kemampuan itu juga takdir yang ditetapkan-Nya.
Hikmah Beriman Kepada Qadha dan Qadar
  Menumbuhkan kesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya
berjalan dengan ketentuanketentuan Allah swt
 Meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Iman kepada takdir dapat
menumbuhkan kesadaran bahwa segala yang ada dan terjadi di alam
semesta ini bahkan sehelai daun yang gugur terjadi dalam koridor,
kehendak, kekuasaan dan keadilan Allah swt 
 Menumbuhkan sikap dan perilaku terpuji serta menghilangkan sikap
serta perilaku tercela
 Menghilangkan sikap fatalisme dalam diri
• Beberapa Pemikiran atau aliran dalam memahami ‘TAQDIR’ : 

• Faham Jabbariyyah: Allah centris


Jabariah mengatakan bahwa segala perbutaan manusia bukan merupakan perbutan yang
timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya. 
• Faham Qadariyyah : Manusia centris
segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri, manusia mempunyai
kewenangan untuk melakukan perbuatan baik maupun perbuatan buruk. 
Cara Beriman kepada qada dan qadar
1. MELATIH DIRI UNTUK SABAR 
2. MENJAUHKAN DIRI DARI SIFAT SOMBONG 
3. HIDUP JADI OPTIMIS DAN GIAT BEKERJA
4. MENENANGKAN JIWA 
5. SUMBER MOTIVASI UNTUK MERAIH KEMAJUAN
Hikmah Beriman pada Qadha dan Qadar
  Terhadap Keimanan
(keyakinan semakin mantab, hindari musyrik) 
 Terhadap Ibadah
 (ritual semakin rajin, ibadah sosial semain tekun) 
Terhadap Akhlaq 
(kepada Allah dan kepada sesama)
Glossarium
Ikhtiar : berusaha melakukan segala daya dan upaya untuk mencapai
tujuan
Tawakal : Sikap pasrah dan menyerahkan segala urusannya kepada
Allah
Lauhul Mahfud : Kitab tempat Allah menuliskan segala catatan kejadian
di alam semesta/Tempat yang terpelihara
Zaman azali : zaman sebelum manusia dan alam semesta
diciptakan/zaman yang tidak diketahui permulaannya oleh manusia
tugas
Kerjakan:
1. Bacalah cerpen "Robohnya Surau Kami" karya A. A. Navis
Bagaimana pendapatmu tentang kisah tersebut?, tanggapi dengan kritis
dari sudut pandang keimanan kalian kepada Qada' dan Qadar
2. Buku paket Aktivitas siswa halaman 27
3. Buku paket Aktivitas siswa halaman 29

Anda mungkin juga menyukai