Anda di halaman 1dari 2

Mata Kuliah

Pelayanan Sektor Publik

Nama : Kurniawan
Kelas :B
Stambuk : 21808033

1. Masalah pelayanan publik dilihat dari segi peraturan perundangan adalah kurang pahamnya
penyelenggara terhadap pelayanan publik, sehingga terkadang muncul masalah-masalah yang berkaitan
dengan sistem administrasi publik. Oleh sebab itu, semua penyelenggara dan aparatur negara hendaknya
memahami tentang peraturan perundangan yang mencangkup tentang pelayanan publik seperti yang ada
pada UU 25/2009 agar mengerti akan hak dan kewajiban dalam pelayanan publik.
2. Karena infrasturktur di negara kita masih kurang,dan SDM dinegara kita juga masih kurang
banyak.Kebawijan kita untuk membenahinya adalah Rajin membayar pajak,atau memnjadi bagian dari
pembenahan pelayanan publik (Menjadi dokter di Puskesmas)
3. COVID-19 bisa menghambat pelayanan publik karena dengan adanya sebuah pandemi, semua orang
diharapkan agar menjaga jarak. Dengan adanya jarak dalam bersosialisasi secara langsung, tentu ini
menyulitkan sehingga pelayanan publik yang diberikan juga bisa menjadi kurang maksimal. Hal ini juga
berkaitan dengan kondisi psikologis para pelayan publik yang bisa saja memburuk terkait penyebaran
virus ini. Jika kondisi psikologis seseorang buruk tentu saja kinerjanya tidak maksimal.
4. Masalah yang ada di Pelayanan Public?
➢ Kurang responsif. Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur pelayanan, mulai pada
tingkatan petugas pelayanan sampai dengan tingkatan penanggung jawab instansi. Respon terhadap
berbagai keluhan, aspirasi, maupun harapan masyarakat seringkali lambat atau bahkan diabaikan sama
sekali.Kurang informatif. Berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada masyarakat, lambat
atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat.
➢ Kurang accessible. Berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari jangkauan masyarakat, sehingga
menyulitkan bagi mereka yang memerlukan pelayanan tersebut.
➢ Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya sangat kurang
berkoordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih ataupun pertentangan kebijakan antara satu
instansi pelayanan dengan instansi pelayanan lain yang terkait.
➢ Birokratis. Pelayanan pada umumnya dilakukan melalui proses yang terdiri dari berbagai level, sehingga
menyebabkan penyelesaian pelayanan terlalu lama. Dalam kaitan dengan penyelesaian masalah
pelayanan, kemungkinan staf pelayanan untuk dapat menyelesaikan masalah sangat kecil, dan dilain
pihak kemungkinan masyarakat untuk bertemu dengan penanggung jawab pelayanan, dalam rangka
menyelesaikan masalah yang terjadi ketika pelayanan diberikan, juga sangat sulit. Akibatnya, berbagai
masalah pelayanan memerlukan waktu yang lama untuk diselesaikan.
➢ Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Umumnya aparat pelayanan kurang
memiliki kemauan untuk mendengar keluhan/saran/aspirasi dari masyarakat. Akibatnya, pelayanan
dilaksanakan dengan apa adanya tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu.
➢ Inefisiensi. Berbagai persyaratan yang diperlukan seringkali tidak relevan dengan pelayanan yang
diberikan.
5. Karena layanan publik berhubungan langsung dengan khalayak ramai atau masyarakat yang memiliki
keanekaeagaman kepentingan dan tujuan
6. Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa
publik yang dalam prinsip menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat
di daerah dan lingkungan BUMN dan BUMD,dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat
maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan undang-undang
7. Kewenangan dan pelayanan publik yang dilaksanakan pemeirntah saat ini adalah belum optimal.Hal ini
dapat dilihat dari masih lamanya durasi pelayanan dokumen di kantor pemerintahan. Selain itu, syarat
pengurusan dokumen juga banyak dan prosesnya berbelit-belit.
8. Iya, karna dalam Pasal 31 (2) Undang-Undang No 25 Tahun 2009 diatur mengenai biaya/tarif pelayanan
publik yang merupakan tanggung jawab negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada
negara apabila diwajibkan dalam peraturan perundang-undangan. Dengan demikian pelayanan
administrasi kependudukan seperti penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) dan
Akte Kelahiran, karena surat-surat tersebut merupakan surat yang harus dimiliki oleh setiap warga
Negara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan, maka sudah seharusnya pelayanan administrasi kependudukan
diselenggarakan secara gratis. Dalam Pasal ini nampak bahwa pembuat Undang-Undang ingin
menyusupkan ruh konsep negara “welfare state” dalam Undang-Undang Pelayanan Publik.
9. Langkah-langkah dalam peningkatan dalam peningkatan pelayanan Public antara lain :
➢ Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi terhadap kebijakan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah
sehubungan dengan pemberian pelayanan kepada masyarakat.
➢ Memberikan penghargaan kepada Penyelenggara pelayanan publik yang berprestasi dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
10. Sebenarnya pengaturan tentang perilaku atau etika pelaksana pelayanan publik dalam Undang-Undang
ini sudah cukup ideal untuk membentuk perilaku pelaksana pelayanan publik yang profesional, akan
tetapi jika diteliti lebih lanjut dalam Pasal 54 s/d 58 yang mengatur sanksi, tidak satupun ancaman
hukuman yang bisa dijatuhkan kepada pelaksana pelayanan publik yang melanggar aturan perilaku
pelaksana pelayanan publik sebagaimana dituangkan dalam Pasal 34 tersebut. Sehingga jika pelaksana
melanggar etika perilaku dalam penyelenggaraan pelayanan publik tidak ada sanksi hukuman yang bisa
dijatuhkan kepada pelanggaran etika pelayanan publik tersebut. Dan sistem Pengawasan
penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan oleh pengawas internal dan pengawas eksternal.
Pengawasan internal penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan melalui pengawasan oleh atasan
langsung sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan pengawasan oleh pengawas fungsional
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai