Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
“METODE KARYA WISATA/FIELD-TRIP DAN METODE
EKSPOSITORI”

Dosen Pengampu :
Agita Misriani. M.Pd

Disusun Oleh :
Lupi Yani Padilah(19591267)
Widya Sahara(19591269)
Winda Anggraini(19591249)

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP
2021/2022
KATA PENGANTAR
 
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah berjudul “METODE KARYA WISATA/ FIELD-TRIP DAN METODE
EKSPOSITORI” ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia. Ucapan terima kasih kami kepada dosen pengampu mata kuliah
Agita Misriani. M.Pd yang telah memberikan motivasi dan dorongan sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari makalah bertema ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah
ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait
penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Curup, 08 November 2021

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. METODE KARYA WISATA(FIELD-TRIP)......................................................................................2
1. Definisi Metode Karya Wisata(Field-Trip)..............................................................................2
2. Langkah-Langkah Pokok Dalam Pelaksanaan Metode Karyawisata.......................................3
3. Kelemahan Metode Karya Wisata (Field-Trip).......................................................................5
B. Strategi Pembelajaran Ekspositori............................................................................................5
1. Pengertian.................................................................................................................................6
2. Karakteristik Pembelajaran Ekspositori.....................................................................................6
3. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori.............................................................6
4. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Ekspositori....................................................................8
5. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Ekspositori.......................................................................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................11
A. SIMPULAN................................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “Methodos” yang berarti cara berani
atau cara berjalan yang di tempuh. Menurut Winarno Surakhmad, metode adalah cara yang
didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan ( 1976 : 74 ). Sedangkan
pengertian pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Nursid Suaatmadja, metode pembelajaran
adalah suatu cara yang fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan ( 1984 : 95 ).

Metode merupakan salah satu cara kerja yang memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan dalam mencapai tujuan yang ditentukan. Metode juga merupakan suatu jalan atau
cara dalam mengajar. Guru dapat menciptakan inovasi mengajar dengan metode
pembelajaran yang bervariasi agar siswa dapat menerima, menguasai, memahami dan
mengingat materi pelajaran, maka cara mengajar guru harus efektif dan efisien.

Menurut Suriansyah, dkk (2014: 131) “Pembelajaran tematik merupakan


pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa”. Dikatakan bermakna
karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah
dipahaminya. Pembelajaran tematik memiliki karakteristik berpusat pada siswa, memberikan
pengalaman langsung kepada siswa, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan
konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, bersifat fleksibel, hasil
pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode karya wisata(field-trip)?
2. Sebutkan Langkah- langkah Pokok dalam Pelaksanaan Metode Karyawisata?
3. Sebutkan kelemahan dan kekurangan dari metode karya wisata?

1
4. Jelaskan definisi Strategi Pembelajaran Ekspositori?
5. Sebutkan Karakteristik Pembelajaran Ekspositori?
6. Sebutkan Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Ekspositori?

BAB II
PEMBAHASAN

A. METODE KARYA WISATA(FIELD-TRIP)


1. Definisi Metode Karya Wisata(Field-Trip)

2
Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan
karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjunganke luar kelas dalam
rangka belajar. Karya wisata dapat dikatakan sebagai kegiatan perjalanan atau kunjungan
lapangan dalam suatu perjalanan oleh sekelompok orang ke tempat yang jauh dari lingkungan
normal. Tujuan perjalanan biasanya pengamatan untuk pendidikan, non-eksperimental
penelitian atau untuk memberikan pengalaman siswa di luar kegiatan sehari-hari mereka.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati subjek dalam keadaan alami dan mungkin
mengumpulkan sampel.

Metode karyawisata adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa
siswa langsung pada objek yang akan dipelajari dan objek itu terdapat di luar kelas. Metode
karyawisata sering pula disebut dengan nama ”field trip method”(metode study touratau
metode study trip) yang sudah lazim disebut widya wisata (widya=ilmu).

Metode karyawisata adalah salah satu metode mengajar yang dirancang terlebih
dahulu oleh pendidikan dan diharapkan peserta didik membuat laporan dan didiskusikan
bersama dengan peserta didik yang lain serta dipandang oleh pendidik, yang kemudian
dibukukan. Merupakan suatu kegiatan belajar mengajar dimana siswa dibawa ke suatu objek
di luar kelas untuk mempelajari suatu masalah yang berhubungan dengan materi pelajaran.

Adapun definisi dari para ahli antara lain:


1) Menurut Roestiyah (2001)
Karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya
dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar
yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar
sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu
bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.

2) Menurut Checep (2008)


Metode karya wisata atau widya wisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa
mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar, dapat merangsang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual,
siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi karyawisata memerlukan waktu
yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar.

3
3) Menurut Mulyasa (2005)
Metode field trip atau karya wisata merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan
oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman
langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata
memiliki banyak hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera
dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar.

4) Menurut Djamarah (2002).


Teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak
siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki
sesuatu seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya
wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam
waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjangAlasan
Metode Karya Wisata (Field-Trip) Tepat untuk Pembelajaran Sejarah Dalam
Memvisualisasikan Suatu Peristiwa

2. Langkah-Langkah Pokok Dalam Pelaksanaan Metode Karyawisata


1. Perencanaan Karyawisata
a) Merumuskan tujuan karyawisata.
b) Menetapkan objek kayawisata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
c) Menetapkan lamanya karyawisata.
d) Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karyawisata.
e) Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan.

2. Pelaksanaan Karyawisata
Fase ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat karyawisata dengan bimbingan
guru. Kegiatan belajar ini harus diarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan pada fase
perencanaan di atas.

3. Tindak Lanjut
Pada akhir karyawisata siswa diminta laporannya baik lisan maupun tertulis, mengenai inti
masalah yang telah dipelajari pada waktu karyawisata.
1) Kelebihan Metode Karya Wisata (Field-Trip)

4
Adapun kelebihan penggunaan metode karya wisata (Field-Trip) antara lain :
a) Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan
nyata dalam pengajaran.
b) Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan
dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c) Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
d) Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas
pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan
mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut
dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka.
e) Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara
kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas
pengalaman mereka.
f) Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi
yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin
mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam
praktek.
g) Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam
pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
h) Mendorong peserta didik belajar secara konferhensif dan integral,
i) Merangsang peserta didik dapat menjawab semua tugas guru dengan data/peristiwa
secara langsung
j) Membuat siswa mengingat objek lebih lama karena mempelajari objek tersebut secara
langsung
k) Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari sehingga lebih
berhasil
3. Kelemahan Metode Karya Wisata (Field-Trip)
Kekurangan metode Field Trip menurut Suhardjono (2004:85) adalah: (a) Memakan
waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan, (b) Kadang-kadang sulit untuk
mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi, (c) Biaya transportasi
dan akomodasi mahal.
Kekurangan metode karya wisata secara umum adalah:
a) Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh siswa
atau sekolah,

5
b) Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang,
c) memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang
tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata,
d) dalam karya wisata sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan
utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan,
e) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada
kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
f) Karya wisata biasanya dilakukan di luar sekolah, sehingga mungkin jarak tempat itu
sangat jauh di luar sekolah, maka perlu mempergunakan transportasi, dan hal itu pasti
memerlukan biaya yang besar. Juga pasti menggunakan waktu yang lebih panjang
daripada jam sekolah, maka jangan sampai mengganggu kelancaran rencana pelajaran
yang lain.
g) Biaya yang tinggi kadang-kadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan dari
sekolah. Bila tempatnya jauh, maka guru perlu memikirkan segi keamanan,
kemampuan pihak siswa untuk menempuh jarak tersebut, perlu dijelaskan adanya
aturan yang berlaku khusus di proyek ataupun hal-hal yang berbahaya.
h) Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak
i) Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang
j) Dalam karya wisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama,
sedangkan unsur studinya terabaikan
k) Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di
lapangan
C. Strategi Pembelajaran Ekspositori
1. Pengertian
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini
materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan
materi itu. Materi pelajaran seakanakan sudah jadi. Karena strategi ekspositori lebih
menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi ”chalk and talk”.
2. Karakteristik Pembelajaran Ekspositori
Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori di antaranya:

6
a) Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara
verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi
ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.
b) Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi,
seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak
menuntut siswa untuk berpikir ulang.
c) Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya,
setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan
benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran
yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab
dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru
menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang
disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah
kemampuan akademik (academic achievement) siswa.
3. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Tidak ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan
strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa dilihat dari
efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Dengan demikian, pertimbangan pertama penggunaan strategi pembelajaran adalah tujuan
apa yang harus dicapai.
Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip
berikut ini, yang harus diperhatikan oleh setiap guru.
a. Berorientasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran
ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa
tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam
penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus
merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya,
tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau
berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan
kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran. Memang benar, strategi
pembelajaran ekspositori tidak mungkin dapat mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat

7
tinggi, misalnya kemampuan untuk menganalisis, mensintesis sesuatu, atau mungkin
mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti tujuan kemampuan berpikir taraf rendah tidak
perlu dirumuskan. Justru tujuan itulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggunakan
strategi ekspositori.
b. Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses
penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang
(penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang
diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses
komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima
pesan.
Dalam proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan
pemindahan pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan. Sistem komunikasi
dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara
utuh. Sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan tidak
dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan menangkap pesan itu dapat
terjadi oleh berbagai gangguan (noise) yang dapat menghambat kelancaran proses
komunikasi.
Akibat gangguan (noise) tersebut memungkinkan penerima pesan (siswa) tidak
memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang ingin disampaikan. Sebagai
suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip
komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana
upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru dapat menghilangkan setiap
gangguan (noise)  yang bisa mengganggu proses komunikasi.
c. Prinsip Kesiapan
Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita
harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk
menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata pelajaran, manakala siswa belum siap
untuk menerimanya.
d. Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi
pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga
untuk waktu selanjutnya. Keberhasilan penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung
pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan mated pelajaran.

8
4. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Ekspositori
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:
a.   Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam
strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada
langkah persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya
adalah:
      1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
      2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
b.   Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan
yang telah dilakukan. Guru harus dipikirkan guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar
materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: (1) penggunaan
bahasa, (2) intonasi suara, (3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan (4) menggunakan
joke-joke yang menyegarkan.
c.   Korelasi (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa
atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam
struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan
makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang
telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan
kemampuan motorik siswa.
d.   Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti {core) dari materi pelajaran yang telah
disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi
ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari
proses penyajian.
e.   Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak
penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses

9
pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan
informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang
biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya: (1) dengan membuat tugas yang relevan deng
an materi yang telah disajikan, (2) dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi
pelajaran yang telah disajikan.

5. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Ekspositori


a.   Keunggulan
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering
digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
1)   Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan
materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan
pelajaran yang disampaikan.
2)   Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang
harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
3)   Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau
mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4)   Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan
ukuran kelas yang besar.
b. Kelemahan
Di samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan, di antaranya:
1. Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang
memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak
memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi lain.
2. Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
3. Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan
interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4. Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang
dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat,
antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur

10
(berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan
proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
5. Oleh karena gayakomunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu
arah (one-way communication),  maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman
siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula. Di samping itu,
komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan
terbatas pada apa yang diberikan guru.

BAB III

11
PENUTUP

A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penerapan metode karyawisata pada
pembelajaran tematik tema 1 indahnya kebersamaan siswa kelas IV MIS Mutiara Insan
Palangka Raya maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Perencanaan metode karyawisata pada pembelajaran tematik tema 1 indahnya
kebersamaan kelas IV MIS Mutiara Insan Palangka Raya. Perencanaan yang pertama
dibuat guru adalah menentukan materi yang cocok untuk metode karyawisata,
membuat rumusan tujuan karyawitasa, menentukan lokasi dan objek karyawisata yang
diamati, menentukan lamanya karyawisata menyiapkan perlengkapan belajar siswa,
dan membagi siswa menjadi lima kelompok.
2. Pelaksanaan metode karyawisata pada pembelajaran tematik tema 1 indahnya
kebersamaan siswa kelas IV MIS Mutiara Insan Palangka Raya. Pelaksanaan yang
dilakukan guru sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Guru menyampaikan tujuan
karyawisata, guru menyampaikan materi keragaman sosial, ekonomi, budaya,
suku/etnis dan agama, guru menggali pengetahuan dan pengalaman siswa, guru
membimbingkan dan mengarahkan siswa selama pelaksanaan karyawisata dan siswa
mencatat hasil temuan yang diamati.
3. Tindak Lanjut Metode Karyawisata Pada Pembelajaran Tematik tema 1 indahnya
kebersamaan Siswa Kelas IV MIS Mutiara Insan Palangka Raya. Tindak lanjut pada
akhir pembelajaran yaitu guru meminta siswa untuk berdiskusi kembali bersama
teman sekelompok tentang objek yang sudah diamati pada saat karyawisata.
Selanjutnya guru meminta siswa untuk menyampaikan hasil laporan karyawisata di
depan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

hhttp://aqilacourse.net/metode-karya-wisata-ekspositori/

12
http://rusydahbintaqur-aniyah.blogspot.com/2014/12/metode-karya-wisata.html
http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2048/1/Skripsi%20Anggi%20Renada%20-
%201501170010.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai