Anda di halaman 1dari 12

ASWAJA

NAMA : ROSY ROSDIANI

NPM : 19112691

KELAS : PAI 3-G

BANOM-BANOM NU DAN LEMBAGA-LEMBAGA NU

A. BADAN-BADAN OTONOM(BANOM) DI BAWAH NAUNGAN NU

Nahdlatul Ulama memiliki badan otonom (banom) sebagai perangkat yang


bertugas menjalankan program NU sesuai dengan basis keanggotaannya. Ketua Umum
setiap banom dipilih oleh anggotanya melalui forum kongres. Banom memiliki Pedoman
Dasar dan Pedoman Rumah Tangga tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama.
Adapun badan otonom terbagi menjadi dua, yakni berdasarkan usia dan
keprofesian atau kekhususan lainnya.
Badan otonom berdasarkan usia adalah sebagai berikut.
1. Muslimat Nahdlatul Ulama

Anggota Muslimat NU merupakan perempuan NU. Organisasi ini lahir pada 29


Maret 1946. Tampilnya perempuan di organisasi NU sudah terlihat ketika Muktamar
Ke-13 di Menes, Banten pada tahun 1938. Bahkan, di muktamar berikutnya, di
Magelang pada tahun 1939, perempuan NU sudah dipersilakan untuk memimpin
jalannya sidang.
Tujuannya adalah Mewujudkan masyarakat Indonesia khususnya perempuan yang
bertaqwa kepada Allah SWT, berkualitas dan mandiri. Mewujudkan masyarakat
Indonesia khususnya perempuan yang sadar akan hak dan kewajibannya baik sebagai
pribadi, warga negara maupun anggota masyarakat sesuai ajaran Islam.
2. Fatayat Nahdlatul Ulama

Fatayat Nahdlatul ‘Ulama adalah sebuah organisasi pemudi (wanita muda) Islam,
merupakan salah satu lembaga otonom dilingkungan Nahdlatul ‘Ulama. Didirikan di
Surabaya 24 April 1950 M, bertepatan dengan 7 Rajab 1369 H.
Adapun tujuan Fatayat NU yang tercantum dalam Peraturan Dasar (PD) bab IV
pasal 4 yaitu: Membentuk perempuan muda NU yang bertakwa kepada Allah SWT,
berakhlakul karimah, beramal shaleh, cakap, bertanggungjawab, berguna bagi agama,
nusa, bangsa dan negara

3. Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama (NU)

Anggota GP Ansor NU adalah laki-laki muda NU yang maksimal berusia 40 tahun.


Organisasi yang dibidani dan diberikan nama langsung oleh KH Abdul Wahab
Chasbullah ini secara resmi masuk dalam keluarga besar NU pada 24 April 1934
ketika Muktamar Kesembilan di Banyuwangi. GP Ansor pun mengembangkan
kepanduan Barisan Nahdlatul Ulama (Banoe) yang pada perkembangannya menjadi
Barisan Ansor Serbaguna (Banser).
Adapun Tujuannya yaitu : Membentuk dan mengembangkan generasi muda
Indonesia sebagai kader bangsa yang cerdas dan tangguh, memiliki keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT, berkepribadian luhur, berakhlak mulia, sehat,
terampil, patriotik, ikhlas dan beramal shalih.
4. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)

Anggota IPNU adalah pelajar dan santri laki-laki NU yang berusia maksimal 27
tahun. Organisasi ini dibidani oleh KH Tolchah Manshur, Abdul Ghoni, Sofwan
Kholil, dan rekan-rekannya di Semarang, Jawa Tengah pada 24 Februari 1954 saat
Kongres Lembaga Pendidikan Maarif NU. IPNU juga memiliki organisasi kepanduan
di bawahnya, yakni Corp Brigade Pembangunan (CBP) yang lahir pada Oktober 1964
di Pekalongan, Jawa Tengah.
Adapun Tujuan IPNU adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada
Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta
bertanggungjawab atas tegak dan terlaksananya syari’at Islam menurut faham
ahlussunnah wal jama’ah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.

5. Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama disingkat IPPNU adalh organisasi pelajar
yang menghimpun pelajar dan santri perempuan Nahdlatul Ulama. Organisasi ini
didirikan pada tanggal 8 rajab 1374/ 2 maret 1955 di Solo, Jawa Tengah. Salah
seorang pendirinya bernama Hj. UMRAH MAHFUDHAH.
Semula IPPNU merupakan bagian dari lembaga Pendidikan ma’arif, tetapi
sejak kongres di Surabaya tahun 1966, IPPNU mellepaskan diri dari LP. Maarif dan
menjadi salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama.
IPPNU pernah beralih dari organisasi pelajar kepada organisasi remaja. Pada
saat konggres ke-9 di Ponpes Mambaul Maarif Denanyar Jombang tanggal 28 Januari
– 1 Pebruari 1988, kepanjangan IPPNU berubah menjadi Ikatan Putri-Putri Nahdlatul
Ulama.
Baru pada konggres IPPNU ke-13 di Surabaya tahun 2003 kepanjangan
IPPNU kembali menjadi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.
TUJUAN IPPNU :
Sebagai bagian dari badan otonom Nahdlatul Ulama, IPPNU mempunyai tiga
fungsi utama, yaitu:
1) Sebagai wadah berhimpun pelajar dan santri putri NU untuk melanjutkan
semangat, jiwa dan nilai-nilai nahdliyin.
2) Sebagai wadah komunikasi pelajar dan santri putri NU untuk menggalang
ukhuwah Islamiyah dan Syiar Islam.
3) Sebagai wadah kaderisasi pelajar dan santri putri NU untuk mempersiapkan
Kaderisasi bangsa.

6. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

Anggota PMII adalah mahasiswa. Organisasi ini lahir pada 17 April 1960 di
Surabaya dengan Ketua Umum pertamanya adalah Mahbub Djunaidi. Kelahiran PMII
bermula dari Departemen Perguruan Tinggi di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
(IPNU).
Tujuan PMII sebagaimana termaktub dalam Anggaran Dasar (AD PMII) BAB
IV pasal 4 "Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah
SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan
ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia

Sementara itu, badan otonom yang basis keanggotaannya berdasarkan keprofesian dan
kekhususan lainnya adalah sebagai berikut.
1. Jam’iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (Jatman)

Banom ini bertugas sebagai pelaksana kebijakan NU dalam pengamalan dan


pengembangan tasawuf. Organisasi para pengamal tarekat ini lahir di di Tegalrejo
Magelang 16 Rabi’ul Awal 1377 H / 10 Oktober 1957. Namun, organisasi ini baru
masuk dalam NU saat muktamar ke-26 di Semarang pada tahun 1979. Jatman
memiliki banom untuk mahasiswa, yakni Mahasiswa Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah
an-Nahdliyah (Matan) yang diresmikan pada Januari 2012 saat Muktamar XI Jatman
di Pondok Pesantren Bululawang, Malang, Jawa Timur.
Tujuan organisasi ini adalah: mengusahakan berlakunya syariat Islam lahir
dan batin dengan berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah yang berpegang kepada salah
satu mazhab empat; mempergiat dan meningkatkan amal saleh lahir dan batin
menurut ajaran ulama shalihin dengan suatu janji setia (bai’ah shalihah);
menyelenggarakan pengajian (khususi) dan menyebarkan ilmu yang bermanfaat
(ulumun nafi’ah).

2. Jam’iyyattul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU)

Banom ini bertugas melaksanakan kebijakan NU dalam pengembangan kajian dan


tilawatil Qur’an. Organisasi ini lahir pada 17 Ramadhan 1370 di Jakarta atas inisiasi
KH Abdul Wahid Hasyim sebagai Menteri Agama saat itu melihat banyaknya
perkumpulan qari dan hafiz Al-Qur’an.
3. Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU)

ISNU merupakan banom pelaksana kebijakan NU dalam pengembangan,


penerapan, dan tanggung jawab keilmuan. Organisasi ini lahir atas rekomendasi dari
Muktamar Ke-32 di Makassar tahun 2010 dan baru dibentuk keorganisasiannya pada
tahun 2012.

4. Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi)

Sarbumusi memegang mandat NU dalam melakukan kebijakan NU di bidang


pengembangan dan peningkatan kesejahteraan buruh dan tenaga kerja Indonesia.
Organisasi ini berdiri pada tanggal 27 September 1955 di Pabril Gula Tulangan,
Sidoarjo Jawa Timur. Kelahirannya bermula dari Muktamar Nahdlatul Ulama (NU)
XX di Surabaya Tahun 1954.

5. Pencak Silat Pagar Nusa

PS Pagar Nusa bertugas mengembangkan seni bela diri. Pasalnya, kesenian yang
sudah menjadi tradisi warga NU itu mengalami penurunan. Tak ayal, para pendekar
turun gunung membentuk organisasi pada 3 Januari 1986 di Pondok Pesantren
Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. NU mengesahkan pendirian dan kepengurusannya
melalui Surat Keputusan tertanggal 9 Dzulhijjah 1406/16 Juli 1986.

6. Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu)

Banom ini ditugaskan NU untuk meningkatkan mutu dan kesejahteraan ustaz dan
guru. Konferensi Lembaga Pendidikan Ma'arif NU pada tahun 1952 mekomendasikan
untuk membentuk organisasi guru NU. Selanjutnya, Ma'arif NU Surabaya yang diberi
mandat untuk membentuknya berhasil mendirikan PC Pergunu Surabaya pada 1 Mei
1958. Pimpinan Pusat Pergunu berhasil dibentuk pada 14 Februari 1959.

7. Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama

Banom ini lahir sebagai pelaksana kebijakan NU untuk meningkatkan


kesejahteraan nelayan. Organisasi ini didirikan pada Muktamar NU ke 33 tahun 2015
di Jombang, Jawa Timur.

8. Ikatan Seni Hadrah Indonesia Nahdlatul Ulama (Ishari NU)


Ishari NU merupakan banom yang melaksanakan kebijakan NU dalam
pengembangan budaya seni hadrah dan shalawat. Organisasi ini lahir pada tahun 1959
dan masuk menjadi banom NU pada 1961 atas permintaan Rais Aam PBNU KH
Abdul Wahab Hasbullah.

B. LEMBAGA-LEMBAGA NU

Nahdlatul Ulama (NU) sebagai sebuah organisasi masyarakat Islam berjuang


dalam tiga bidang, yakni dakwah keagamaan, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan.
Dalam menjalankan tugasnya, NU memiliki perangkat, salah satunya adalah lembaga.
Dalam Peraturan Nahdlatul Ulama tentang Perangkat Organisasi Nahdlatul
Ulama, lembaga merupakan perangkat departementasi organisasi Nahdlatul Ulama
yang berfungsi sebagai pelaksana program dan kebijakan Nahdlatul Ulama yang
berkaitan dengan suatu bidang tertentu.
Ketua lembaga, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2, ditunjuk langsung dan
bertanggung jawab kepada pengurus Nahdlatul Ulama sesuai dengan tingkatannya.
Sementara struktur kepengurusan disusun oleh ketua lembaga bersama dengan
pengurus NU.
Berikut lembaga-lembaga NU sebagai berikut :
1. Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Maarif NU)
LP Maarif NU lahir atas prakarsa KH Abdullah Ubaid dan KH Mahfudz
Siddiq pada tahun 1929. Lembaga ini bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul
Ulama di bidang pendidikan dan pengajaran formal. LP Maarif NU juga memiliki
satuan komunitas (sako) Pramuka yang sudah terbentuk di beberapa provinsi di
Indonesia.
2. Rabithah Ma’ahid al-Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU)
RMINU merupakan asosiasi pondok pesantren yang berafilitasi dengan NU.
Lembaga yang lahir pada Mei 1954 oleh KH Ahmad Syaichu dan KH Idham Kholid
ini bertugas untuk melaksanakan kebijakan NU di bidang pengembangan pondok
pesantren dan pendidikan keagamaan.
3. Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU)
Lembaga ini bertugas untuk membahas persoalan dan permasalahan tematik
(maudluiyah) dan aktual (waqiiyah) yang akan menjadi bahan keputusan Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama.
4. Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi)
Lesbumi ini lahir dari tangan dingin para budayawan Nahdlatul Ulama seperti
Usmar Ismail, Jamaluddin Malik, dan Asrul Sani pada 28 Maret 1962. Lembaga ini
dibentuk untuk melaksanakan kebijakan NU di bidang pengembangan seni dan
budaya.
5. Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU)
LFNU ini lahir guna melaksankan tugas mengelola persoalan hisab dan rukyat
dalam rangka menentukan awal bulan Hijriyah, gerhana, dan shalat, serta
mengembangakan pengetahuan dan keilmuan di bidang falakiyah atau astronomi.
LFNU berdiri dua bulan pascamuktamar ke-27 pada tahun 1984 di Situbondo, Jawa
Timur, tepatnya pada 26 Januari 1985. Lembaga ini diresmikan oleh Wakil Rais Aam
PBNU 1984-1989 KH Radli Soleh.
6. Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU)
Lembaga ini bertugas menghimpun, mengelola dan mentasharufkan zakat dan
shadaqah kepada mustahiqnya. Lembaga ini dikenalkan dengan nama NU Care-
Lazisnu sebagai rebranding dan/atau sebagai pintu masuk agar masyarakat global
mengenal lembaga yang lahir dari Muktamar NU ke-31 tahun 2004 di Donohudan,
Boyolali, Jawa Tengah. NU Care-Lazisnu secara yuridis-formal dikukuhkan oleh SK
Menteri Agama No. 65/2005 untuk melakukan pemungutan Zakat, Infak, dan
Sedekah kepada masyarakat luas.
7. Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU)
Lembaga ini bertugas mengembangkan penulisan, penerjemahan dan
penerbitan kitab/buku serta media informasi menurut faham Ahlussunnah wal
Jamaah. LTNNU merupakan rekomendasi dari Muktamar NU Ke-27 di Situbondo,
Jawa Timur pada tahun 1984. Kehadiran lembaga ini untuk mensosialisasikan hasil-
hasil muktamar, khususnya mengenai khittah 1926. Tahun 2003, lembaga ini
melahirkan NU Online mengingat kebutuhan mendesak informasi di dunia maya. Ada
pula majalah Risalah NU dan kanal Youtube 164 Channel.
8. Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam)
Lembaga ini bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang
pengkajian isu-isu strategis dan pengembangan sumber daya manusia untuk
transformasi sosial yang berkeadilan dan bermartabat. Lakpesdam lahir pada
Muktamar NU ke-27 di Situbondo, Jawa Timur tahun 1984.
9. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)
Lembaga ini bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang
pengembangan agama Islam yang menganut faham Ahlussunnah wal Jamaah. LDNU
memiliki badan otonom, yakni Muallaf Center yang menjadi pusat pembelajaran para
mualaf mengingat banyaknya orang yang masuk Islam melalui bimbingan NU dan
Jamiyah Ruqyah Aswaja sebagai lembaga pengobatan alternatif.
10. Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU)
Lembaga ini bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dalam
pencegahan dan penanggulangan bencana serta eksplorasi kelautan. LPBINU
dibentuk pada Muktamar NU ke-32 di Makassar, Sulawesi Selatan tahun 2010.
11. Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU)
Lembaga ini bertugas melaksanakan pendampingan, penyuluhan, konsultasi,
dan kajian kebijakan hukum.
12. Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU)
Lembaga ini bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang
pengembangan dan pemberdayaan Masjid. LTMNU didirikan pada 12 Dzulhijjah
1390 atau 9 Februari 1971 di Surabaya dengan nama Hai’ah Ta’miril Masjid
Indonesia (HTMI). Sebelum berubah menjadi LTMNU pada Muktamar NU Ke-32 di
Makassar, Sulawesi Selatan, tahun 2010, lembaga ini juga pernah bernama Lembaga
Takmir Masjid Indonesia (LTMI) pada Muktamar NU ke-31 di Donohudan, Boyolali,
Jawa Tengah tahun 2004.
13. Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU)
Lembaga ini bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang
pengembangan ekonomi warga Nahdlatul Ulama.

14. Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU)


Lembaga ini bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang
pengembangan dan pengelolaan pertanian, kehutanan dan lingkungan hidup.
15. Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU)
Lembaga ini bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang
kesehatan. LKNU semula bernama Lembaga Pelayanan Kesehatan Nahdlatul Ulama
(LPKNU) yang lahir dari Muktamar NU di Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah pada
tahun 2004 lalu karena adanya pembubaran Lembaga Sosial Mabarrot (LSM) dengan
penanganan sosial diambil alih tugasnya oleh Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU
(LKKNU). Perubahan LPKNU menjadi LKNU terjadi pada Muktamar NU ke-32 di
Makassar, Sulawesi Selatan pada tahun 2010.
16. Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU)
Lembaga ini bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang
kesejahteraan dan pemberdayaan keluarga, sosial, dan kependudukan. LKKNU
berdiri pada tanggal 17 Dzul Hijjah 1397 H, bertepatan dengan tanggal 7 Desember
1977 M di Jakarta.
17. Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU)
Lembaga ini bertugas mengembangkan pendidikan tinggi Nahdlatul Ulama.
Saat ini, jumlah universitas NU tercatat sudah lebih dari 30, sedangkan perguruan
tinggi NU secara umum sudah mencapai lebih dari 200.
18. Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama (LWPNU)
Lembaga ini bertugas mengurus, mengelola serta mengembangkan tanah dan
bangunan serta harta benda wakaf lainnya milik Nahdlatul Ulama. LWPNU sudah
berdiri sejak masa NU masih di bawah kepemimpinan Hadratussyekh KH Hasyim
Asy’ari. Majalah Risalah NU Edisi 73 menyebutkan bahwa terdapat sebuah dokumen
autentik berupa Statuten dan Reglement Stiehting Waqfiyah dibuat pada tanggal 23
Februari 1937 di hadapan Notaris Hendrik Wiliem Nazembreg, Surabaya.
REFERENSI

https://www.nu.or.id/post/read/115821/-badan-badan-otonom--banom--di-bawah-naungan-nu
https://www.nu.or.id/post/read/115804/daftar-lembaga-lembaga-di-bawah-naungan-nu
http://pelajarbintang9temayang.blogspot.com/2014/10/sejarah-fungsi-tujuan-lambang-ipnu-
ippnu.html

Anda mungkin juga menyukai