Kekayaan: Paten
6 November 2021
Yu Un Oppusunggu
Magister Kenotariatan
Universitas Pelita Harapan
Konsep ”benda”, “hak”, “hak kebendaan”,
dan “harta kekayaan” bersumber pada
konsep-konsep hukum dalam BW.
Pembahasan
dipertahankan kepada semua pihak.
sebelumnya
Indonesia dan Konvensi Berne
Presentasi Kelompok
Pendaftaran
Penyelesaian sengketa
https://www.youtube.com/watch?v=
TURsZ4m7L3o&index=1&list=PLTUBS
jyTks56QPWRcFSE9HGoENyaPHSSr
Mengapa yang Anda
tonton bisa terjadi?
5
https://www.youtube.com/w
atch?time_continue=11&v=3
ItV57Mnnh8
© Yu Un Oppusunggu 6
Sumber:https://static.turbosquid.com/Preview/2014/07/11__13_34_01/LegoBrick2x4.png40a156ea-f5e6-4403-8a51-2a3cd795b949Original.jpg
Pasal 1
UU Paten
© Yu Un Oppusunggu 7
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2016 tentang Paten;
3. Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
4. Undang-Undang No. 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan
Agreement Establishing the World Trade Organization
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia);
Sebagian
Laksana Registrasi Obat.
Indonesia
Peraturan Pemerintah No. 40
tahun 2012 tentang Pelaksanan
Tahun 2005 tentang Susunan
Paten oleh Pemerintah terhadap
Obat Antiviral dan Organisasi, Tugas dan Fungsi
Komisi Banding Paten;
Antiretroviral;
tentang Paten
(2) Peraturan Pemerintah No. 34
Tahun 1991 tentang Tata
Peraturan Pemerintah No. 27
Tahun 2004 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Paten oleh
Cara Permintaan Paten; Pemerintah;
© Yu Un Oppusunggu 9
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
Pasal 28H:4
• Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih
secara sewenang-wenang oleh siapa pun.**
Pasal 33
© Yu Un Oppusunggu 10
Pasal 3 UU Paten
Paten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a diberikan untuk Invensi yang baru,
mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri.
Paten sederhana sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf b diberikan untuk setiap Invensi baru,
pengembangan dari produk atau proses yang telah ada, dan dapat diterapkan dalam industri.
© Yu Un Oppusunggu
13
UU Paten
dan UU
Cipta Kerja
© Yu Un Oppusunggu
UU Paten sebagai Diubah oleh UU Cipta Kerja
14
© Yu Un Oppusunggu
UU Paten sebagai Diubah oleh UU Cipta Kerja
15
© Yu Un Oppusunggu
UU Paten sebagai Diubah oleh UU Cipta Kerja
© Yu Un Oppusunggu 16
UU Paten sebagai Diubah oleh UU Cipta Kerja
© Yu Un Oppusunggu 17
UU Paten sebagai Diubah oleh UU Cipta Kerja
18
© Yu Un Oppusunggu
Patentable Subject Matter (Pasal 27 Persetujuan TRIPs)
Subject to the provisions of paragraphs 2 and 3, patents shall be available for any inventions, whether
products or processes, in all fields of technology, provided that they are new, involve an inventive step and
are capable of industrial application.5 Subject to paragraph 4 of Article 65, paragraph 8 of Article 70 and
paragraph 3 of this Article, patents shall be available and patent rights enjoyable without discrimination as to
the place of invention, the field of technology and whether products are imported or locally produced.
5For the purposes of this Article, the terms "inventive step" and "capable of industrial application" may be
deemed by a Member to be synonymous with the terms "non-obvious" and "useful" respectively.
© Yu Un Oppusunggu 19
20
© Yu Un Oppusunggu
Pasal 14 countries of the Union, such as
Konvensi Paris patents of importation, patents
of improvement, patents and
certificates of addition, etc.
Paten: Apple Watch & Sosro Bahu
https://cupertinotimes.com/new-apple-watch-camera/
https://www.anehdidunia.com/2012/09/mengenal-penemu-tehnik-sosrobahu-dari.html
21
© Yu Un Oppusunggu
http://belajarsawit.blogspot.com/2012/12/ketel-uap-boiler-di-pabrik-kelapa-sawit.html
© Yu Un Oppusunggu 22
Batal Demi Hukum
• Pasal 88 (UU Paten 2001):
• Paten dinyatakan batal demi hukum apabila Pemegang Paten tidak
memenuhi kewajiban membayar biaya tahunan dalam jangka waktu yang
ditentukan dalam Undang-undang ini.
• https://www.youtube.com/watch?v=F9rj8KFd680&list=PLTUBSjyTks5
6QPWRcFSE9HGoENyaPHSSr&index=152&t=27s
© Yu Un Oppusunggu 23
Paten Sederhana
© Yu Un Oppusunggu 25
Hak Prioritas • Hak Prioritas adalah hak Pemohon untuk mengajukan
Permohonan yang berasal dari negara yang tergabung
(Pasal 1:10 UU dalam Konvensi Paris tentang Pelindungan Kekayaan
Industri (Paris Convention for the Protection of Industrial
Paten) Property) atau Persetujuan Pembentukan Organisasi
Perdagangan Dunia (Agreement Establishing the World
Trade Organization) untuk memperoleh pengakuan
bahwa Tanggal Penerimaan di negara asal merupakan
tanggal prioritas di negara tujuan yang juga anggota salah
satu dari kedua perjanjian itu selama pengajuan tersebut
dilakukan dalam kurun waktu yang telah ditentukan
berdasarkan perjanjian internasional dimaksud.
© Yu Un Oppusunggu 26
Hak Prioritas • Pasal 1 angka 17 UU MIG : Hak Prioritas adalah hak Pemohon untuk
mengajukan Permohonan yang berasal dari negara yang tergabung dalam
Konvensi Paris tentang Pelindungan Kekayaan Industri (Paris convention
(Priority Rights) for the protection of Industrial Property atau Persetujuan Pembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia (Agreement Establishing the World Trade
organization) untuk memperoleh pengakuan bahwa Tanggal Penerimaan
di negara asal merupakan tanggal prioritas di negara tujuan yang juga
anggota salah dari kedua perjanjian itu, selama pengajuan tersebut
dilakukan dalam kurun waktu yang telah ditentukan berdasarkan
perjanjian internasional dimaksud.
• Art. 4:A1 Paris Convention: Any person who has duly filed an application
for a patent, or for the registration of a utility model, or of an industrial
design, or of a trademark, in one of the countries of the Union, or his
successor in title, shall enjoy, for the purpose of filing in the other
countries, a right of priority during the periods hereinafter fixed.
• Art. 4:C1 Paris Convention: The periods of priority referred to above shall
be twelve months for patents and utility models, and six months for
industrial designs and trademarks.
© Yu Un Oppusunggu 27
Pemeriksaan
Pemeriksaan • Tanggal Penerimaan diberikan sejak Permohonan lengkap
administratif
• 7 hari setelah 18 bulan sejak Tanggal Penerimaan atau
Pengumuman tanggal prioritas
• 6 bulan sejak diumumkannya permohonan
Pelindungan Paten
berlaku surut sejak
Tanggal Penerimaan
(Ps. 60)
.
© Yu Un Oppusunggu
Sertifikat Paten merupakan bukti hak atas Paten (Ps.
59:1).
01 02
Pengalihan hak tidak The inventor shall have the
menghapus hak Inventor right to be mentioned as such
untuk tetap dimuat nama dan in the patent (Ps. 4ter Konvensi
identitasnya dalam sertifikat Paris).
paten (Ps. 75 UU Paten).
© Yu Un Oppusunggu 32
Biaya Tahunan
Pasal 21 UU Paten: Setiap Pemegang Paten atau penerima Lisensi paten wajib
membayar biaya tahunan.
Penjelasan: Yang dimaksud dengan biaya tahunan (annual fee) ad,alah biaya yang
harus dibayarkan oleh Pemegang paten secara teratur untuk setiap tahun. Istilah itu
dikenal juga di beberapa negara sebagai biaya pemeliharaan (maintenance fee).
Dalam hal biaya tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126 belum dibayar
sampai dengan jangka waktu yang ditentukan, Paten dinyatakan dihapus (Ps 128:1).
© Yu Un Oppusunggu 33
Penghapusan Paten (Ps 130)
© Yu Un Oppusunggu 34
Penyelesaian Sengketa Paten
• Tata cara untuk mengajukan gugatan diatur dalam Pasal 144 UU Paten, yaitu :
• Gugatan didaftarkan kepada Pengadilan Niaga dalam wilayah hukum tempat tinggal atau domisili
tergugat.
• Dalam hal salah satu pihak bertempat tinggal di luar wilayah Indonesia, gugatan didaftarkan
kepada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
• Ketua pengadilan niaga menetapkan hari sidang dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari
sejak tanggal gugatan didaftarkan.
• Sidang pemeriksaan atas gugatan dimulai dalam waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak
tanggal gugatan didaftarkan.
• Juru sita melakukan pemanggilan para pihak paling lama 14 (empat belas) hari sebelum siding
pemeriksaan pertama diselenggarakan.
© Yu Un Oppusunggu 35
Penyelesaian • Selain penyelesaian sengketa melalui Pengadilan Niaga,
terdapat juga alternatif penyelesaian sengketa lainnya
Sengketa Paten yaitu melalui abritase atau alternatif penyelesaian
sengketa yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku sebagaimana hal ini
diatur dalam Pasal 153 UU Paten.
• Alternatif penyelesaian sengketa yang dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
antara lain adalah :
• Negosiasi
• Mediasi
• Konsiliasi
• Cara lain yang dipilih oleh pihak lain
© Yu Un Oppusunggu 36
Pasal 436 Rv
Reglement op de Burgerlijke Rechtsvordering, S. 1847-23
1. Kecuali seperti ditentukan dalam pasal 724 KUHD dan lain-lain ketentuan
perundang-undangan, keputusan-keputusan yang diberikan oleh badan-badan
peradilan luar negeri, tidak dapat dieksekusi di Indonesia.
2. Perkara-perkara sedemikian dapat diajukan lagi dan diputuskan di dalam badan-
badan peradilan di Indonesia.
3. Berkenaan dengan pengecualian-pengecualian yang tercantum [di dalam ayat
(1)] di atas, maka keputusan-keputusan hakim luar negeri dapat dijalankan hanya
setelah memperoleh suatu perintah fiat eksekusi dalam bentuk seperti ditentukan
dalam [pasal 435] yang telah diperoleh oleh pihak pemenang dari pengadilan
negeri di [Indonesia] yang berwenang di tempat di mana keputusan asing ini
harus dilaksanakan.
4. Untuk memperoleh fiat eksekusi tersebut, tidak perlu untuk mengadili perkara
bersangkutan sekali lagi.
© Yu Un Oppusunggu 37
Putusan Pengadilan dan Sifatnya
Dilihat dari sifatnya, putusan pengadilan terbagi atas:
Putusan pernyataan (declaratoir vonnis), yakni Putusan penciptaan (constitutief vonnis), yang
Putusan penghukuman (condemnatoir): salah yang menerangkan, menegaskan benar adanya melenyapkan atau melahirkan suatu situasi
satu pihak harus menjalankan sesuai, e.g. sita suatu keadaan hukum, e.g. keputusan mengenai hukum atau hubungan hukum, e.g. keputusan
perceraian, status seseorang, dst. tentang batas tanah.