Anda di halaman 1dari 4

RESUME MATERI AKTOR NON NEGARA

Dosen pengampu : Mely Noviryani, S.Sos., M.M.

NAMA : Adikka Bama Putra Setiawan


NIM : 215120400111014
KELAS : B-1

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
 AKTOR NON NEGARA
Dalam pengertiannya, aktor non negara bisa dikatakan sebagai aktor selain negara namun
memiliki peran dalam kehidupan politik negara. Aktor non negara setelah perang dingin usai
memiliki peran sangat penting karena munculnya berbagai permasalahan yang sulit dan
diluar kemampuan aktor negara mampu selesaikan. Ada beberapa tonggak penting dalam
kajian hubungan internasional yang, membahas topik tentang peran aktor non negara dalam
hubungan internasional.
Tonggak pertama menolak paradigma aktor negara sebagai aktor utama dan paling
menentukan dalam hubungan internasional. Keohane dan Nye meyakini bahwa negara adalah
aktor utama dan aktor non negara bekerja secara horizontal parallel dengan inter-state
relations. Keterkaitan antara faktor domestik dan struktur internasional menjadi ciri dari
tulisan yang berkembang pada tonggak kedua kajian tentang peran aktor non negara dalam
hubungan internasional. Keterkaitan antara faktor domestik dan struktur intenasional ini
dibahas para ilmuwan hubungan internasional, seperti Krasner (1999), Katzensein (1985),
Goldstein (1989), serta Rosenau (1997) lewat tulisannya Along the Domestic-Foreign
Frontier. Tonggak kedua kajian transnational relations seperti yang telah dijelaskan banyak
dibahas melalui kajian ekonomi politik internasional (IPE) dan lebih banyak memfokuskan
pada konsep tentang power and authority dalam hubungan internasional. Selain itu, ciri dari
tulisan kajian ekonomi politik internasional ini juga lebih banyak berisi perlawanan pada
globalisasi yang neoliberal.
Tonggak ketiga adalah aliran yang meminjam teori gerakan sosial untuk jelaskan
transnational activities dalam level makro internasional. Tulisan mas Risse, Stephen C.
Ropp, dan Kathryn Sikkink (1999), Thomas Rissepen (1994); Sanjeev Khagram, James V.
Riker and Kathryn Sikkink (2002); Scholte (1999) atau O’Brien et al. (2000) bisa dikatakan
mempresentasikan aliran ini. Di antara semua tulisan dan karya-karya tersebut, studi Keck
dan Sikkink (1998), Activitist Beyond Borders mengemukakan defisi aktor non negara yang
lebih jelas dan tegas, yaitu kelompok advokasi yang bekerja untuk isu-isu utama (principle
issues).
Aktor bukan negara terdiri dari perusahaan multi nasional (MNC), organisasi
pemerintah internasional (IGO), organisasi nonpemerintah internasional (INGO), kalangan
aktivis, media, diaspora, akademisi, organisasi keagamaan seperti gereja, kejahatan
transnasional terorganisasi (TOC), dan jaringan teroris internasional.
 PERAN AKTOR NON NEGARA
Peran aktor begara dan non negara dalam hubungan internasional merupakan interaksi yang
terjadi antara negara satu dengan negara yang lain. Interaksi yang di lakukan bertujuan untuk
mendapatkan timbal balik dan keuntungan antar negara terkait yang melakukan suatu
interaksi hubungan internasional.
Dalam melakukan interaksi tersebut, suatu negara tentu saja memiliki pelaku atau
aktor – aktor yang bertugas dan berperan untuk menjalankan interaksi tersebut. Aktor non-
negara bertugas untuk melengkapi dan membantu kinerja dari negara itu sendiri. Dalam non-
aktor terdapat 3 tipe pelaku, yakni “Intergovermental Organizations (IGOs),
Nongovernmental Organizations (NGOs), Dan Multinational Corporations (MNCs)” (Minix
& Hawley, 1997). Tipe tipe pelaku non-negara tersebut memiliki perannya masing masing
dalam menjalankan tugasnya sebagai pelaku hubungan internasional. Pertama, IGOs
merupakan aktor organisasi internasional yang berhubungan di kelola oleh pemerintah dan
berperan untuk mewakili suatu negara, “Organisasi ini memfasilitasi kerjasama antar negara
– negara dalam melaksanan tugas yang melampaui batas nasional” (Henderson, 1998).
Contoh dari IGOs adalah organisasi internasional PBB (Perserikatan Bangsa – Bangsa). PBB
merupakan organisasi yang di ciptakan untuk menegakkan perdamaian dunia dan kerjasama
yang baik antar negara di seluruh dunia. Selain PBB, ada pula organisasi ASEAN yang
tercipta untuk menjalankan interaksi hubungan internasional antar negara Asia Tenggara dan
bertjuan untuk memajukan negara negara di kawasan Asia Tenggara.
Yang kedua yakni NGOs. NGOs merupakan aktor organisasi internasional yang
dibentuk dan tidak terkait oleh pemerintahan dan tidak mewakili suatu negara. Organisasi ini
bertujuan untuk memberikan kontribusi untuk menyelesaikan permasalahan seperti ekonomi,
terorisme, agama, ekosistem, dan lain sebagainya dalam dunia internasional.“Organisasi ini
bersifat transnasional dan menarik keanggotaan dari individu dan asosiasi swasta yang
berlokasi di beberapa negara.” (Henderson, 1998).
Yang ketiga adalah MNCs. MNCs merupakan aktor organisasi internasional yang
berperan dalam bidang sosial dan permasalahan ekonomi. Organisasi ini biasanya berbentuk
atau beranggotakan perusahaan perusahaan multinasional yang tidak hanya ada dalam satu
negara saja, tetapi juga tersebar di banyak negara di seluruh dunia. MNCs mempunyai
peranan penting dalam hal ekspor dan impor. MNCs memiliki pengaruh yang sangat besar
untuk menstabilkan perekonomian dunia. Jadi, pada dasarnya semua aktor aktor non-negara
tersebut memiliki tujuan yang sama yakni bekerja sama membantu aktor negara untuk
berkontribusi dan menjalankan interaksi hubungan internasional.

Anda mungkin juga menyukai