FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG TAHUN AKADEMIK 2021/2022 AKTOR NON NEGARA Dalam pengertiannya, aktor non negara bisa dikatakan sebagai aktor selain negara namun memiliki peran dalam kehidupan politik negara. Aktor non negara setelah perang dingin usai memiliki peran sangat penting karena munculnya berbagai permasalahan yang sulit dan diluar kemampuan aktor negara mampu selesaikan. Ada beberapa tonggak penting dalam kajian hubungan internasional yang, membahas topik tentang peran aktor non negara dalam hubungan internasional. Tonggak pertama menolak paradigma aktor negara sebagai aktor utama dan paling menentukan dalam hubungan internasional. Keohane dan Nye meyakini bahwa negara adalah aktor utama dan aktor non negara bekerja secara horizontal parallel dengan inter-state relations. Keterkaitan antara faktor domestik dan struktur internasional menjadi ciri dari tulisan yang berkembang pada tonggak kedua kajian tentang peran aktor non negara dalam hubungan internasional. Keterkaitan antara faktor domestik dan struktur intenasional ini dibahas para ilmuwan hubungan internasional, seperti Krasner (1999), Katzensein (1985), Goldstein (1989), serta Rosenau (1997) lewat tulisannya Along the Domestic-Foreign Frontier. Tonggak kedua kajian transnational relations seperti yang telah dijelaskan banyak dibahas melalui kajian ekonomi politik internasional (IPE) dan lebih banyak memfokuskan pada konsep tentang power and authority dalam hubungan internasional. Selain itu, ciri dari tulisan kajian ekonomi politik internasional ini juga lebih banyak berisi perlawanan pada globalisasi yang neoliberal. Tonggak ketiga adalah aliran yang meminjam teori gerakan sosial untuk jelaskan transnational activities dalam level makro internasional. Tulisan mas Risse, Stephen C. Ropp, dan Kathryn Sikkink (1999), Thomas Rissepen (1994); Sanjeev Khagram, James V. Riker and Kathryn Sikkink (2002); Scholte (1999) atau O’Brien et al. (2000) bisa dikatakan mempresentasikan aliran ini. Di antara semua tulisan dan karya-karya tersebut, studi Keck dan Sikkink (1998), Activitist Beyond Borders mengemukakan defisi aktor non negara yang lebih jelas dan tegas, yaitu kelompok advokasi yang bekerja untuk isu-isu utama (principle issues). Aktor bukan negara terdiri dari perusahaan multi nasional (MNC), organisasi pemerintah internasional (IGO), organisasi nonpemerintah internasional (INGO), kalangan aktivis, media, diaspora, akademisi, organisasi keagamaan seperti gereja, kejahatan transnasional terorganisasi (TOC), dan jaringan teroris internasional. PERAN AKTOR NON NEGARA Peran aktor begara dan non negara dalam hubungan internasional merupakan interaksi yang terjadi antara negara satu dengan negara yang lain. Interaksi yang di lakukan bertujuan untuk mendapatkan timbal balik dan keuntungan antar negara terkait yang melakukan suatu interaksi hubungan internasional. Dalam melakukan interaksi tersebut, suatu negara tentu saja memiliki pelaku atau aktor – aktor yang bertugas dan berperan untuk menjalankan interaksi tersebut. Aktor non- negara bertugas untuk melengkapi dan membantu kinerja dari negara itu sendiri. Dalam non- aktor terdapat 3 tipe pelaku, yakni “Intergovermental Organizations (IGOs), Nongovernmental Organizations (NGOs), Dan Multinational Corporations (MNCs)” (Minix & Hawley, 1997). Tipe tipe pelaku non-negara tersebut memiliki perannya masing masing dalam menjalankan tugasnya sebagai pelaku hubungan internasional. Pertama, IGOs merupakan aktor organisasi internasional yang berhubungan di kelola oleh pemerintah dan berperan untuk mewakili suatu negara, “Organisasi ini memfasilitasi kerjasama antar negara – negara dalam melaksanan tugas yang melampaui batas nasional” (Henderson, 1998). Contoh dari IGOs adalah organisasi internasional PBB (Perserikatan Bangsa – Bangsa). PBB merupakan organisasi yang di ciptakan untuk menegakkan perdamaian dunia dan kerjasama yang baik antar negara di seluruh dunia. Selain PBB, ada pula organisasi ASEAN yang tercipta untuk menjalankan interaksi hubungan internasional antar negara Asia Tenggara dan bertjuan untuk memajukan negara negara di kawasan Asia Tenggara. Yang kedua yakni NGOs. NGOs merupakan aktor organisasi internasional yang dibentuk dan tidak terkait oleh pemerintahan dan tidak mewakili suatu negara. Organisasi ini bertujuan untuk memberikan kontribusi untuk menyelesaikan permasalahan seperti ekonomi, terorisme, agama, ekosistem, dan lain sebagainya dalam dunia internasional.“Organisasi ini bersifat transnasional dan menarik keanggotaan dari individu dan asosiasi swasta yang berlokasi di beberapa negara.” (Henderson, 1998). Yang ketiga adalah MNCs. MNCs merupakan aktor organisasi internasional yang berperan dalam bidang sosial dan permasalahan ekonomi. Organisasi ini biasanya berbentuk atau beranggotakan perusahaan perusahaan multinasional yang tidak hanya ada dalam satu negara saja, tetapi juga tersebar di banyak negara di seluruh dunia. MNCs mempunyai peranan penting dalam hal ekspor dan impor. MNCs memiliki pengaruh yang sangat besar untuk menstabilkan perekonomian dunia. Jadi, pada dasarnya semua aktor aktor non-negara tersebut memiliki tujuan yang sama yakni bekerja sama membantu aktor negara untuk berkontribusi dan menjalankan interaksi hubungan internasional.