Anda di halaman 1dari 2

Nama : Adikka Bama Putra Setiawan

NIM : 215120400111014
Kelas : B-2

DIMENSI KEPATUHAN DAN KETIDAKPATUHAN DALAM HUKUM


INTERNASIONAL

Untuk memahami kepatuhan dan ketidakpatuhan dalam hukum internasional, kita


perlu memahami beberapa sudut pandang yang ada. Yang pertama adalah menurut sudut
pandang rasionalisme dan realisme dimana masyarakat penganut teori ini setuju dengan
peryataan bahwa suatu negara akan melakukan apa yang mereka pikir perlu dan bijaksana
untuk mencapai tujuan utama mereka. Tujuan utama tersebut adalah keamanan, walaupun
begitu sektor ekonomi terkadang dapat didahulukan. Dikatakan juga bahwa suatu negara
dapat mengejar "politik prestise" dari masa ke masa. Pengertian politik prestise disini adalah
suatu manifestasi dasar perjuangan suatu negara untuk mencapai kekuasaan di kanca
internasional. Salah satu faktor yang sangat penting yang dapat menjadi tolak ukur seberapa
baik suatu negara adalah dengan melihat apa yang telah dilakukan suatu negara di masa lalu.
Dalam hal tersebut, teori realisme berfokus pada kekuatan relatif negara dan kapasitas
mereka untuk melindungi diri dari tekanan eksternal. Pada umumnya negara-negara yang
sangat kuat lebih cenderung untuk “bergerak sendiri” sehubungan dengan hukum
internasional.
Sudut pandang yang kedua adalah sudut sosiologis. Sudut pandang ini memiliki
pemahaman bahwa kepentingan tidak bersifat endogen, namun dapat muncul dari proses
wacana dan argumen, yang dipengaruhi oleh keseluruhan tempat elit negara dalam komunitas
internasional. Sudut pandang ini dapat dengan mudah memprediksi keruntuhan sistem hukum
internasional seperti halnya ketahanannya, karena menurut sudut pandang ini komunitas
internasional serta wilayah yang berada di dalamnya bangkit dan jatuh bersama.
Sudut pandang yang ketiga adalah budaya dan institusi liberal. Sudut pandang ini
menekankan pada pembatasan melalui kekuasaan pemerintahan serta memiliki keterkaitan
dengan hukum, prosedur yang tepat, serta keramahan. Sudut pandang ini juga memisahkan
negara dan lembaga-lembaga yang terlibat dalam komitmen terhadap norma-norma
internasional dari lembaga-lembaga yang harus melaksanakan komitmen tersebut. Chayes
memilki pendapat bahwa hambatan utama dalam melaksanakan perjanjian internasional
adalah tidak bisanya elit negara untuk mengeluarkan perintah yang efektif. Dalam pandangan
ini, negara mencapai kepatuhan dengan norma melalui enam langkah:
• IO dan negara memantau perilaku;
• Menilai perilaku dalam kaitannya dengan norma;
• Mengidentifikasi kekurangan dan kegagalan;
• Menentukan kelayakan dan kepatuhan dalam hal kapasitas negara;
• Memberikan bantuan untuk menjembatani kesenjangan antara kapasitas yang ada
dan yang diperlukan;
• Serta dalam beberapa kasus, mengubah aturan itu sendiri sehingga berada dalam
kisaran yang dapat dilakukan negara secara realistis.

Anda mungkin juga menyukai