Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TAFSIR TENTANG KHOMER


GURU : NY.HJ. SAKINAH, S.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :


MUSLIHIN

M. AMIN

AHMAD GHOSELI

AZMI HIMMANA ILVI

LAILATUL BETRIYAH

SOLEHA

SMK PLUS DARUL HIKMAH


LANGKAP BURNEH BANGKALAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang sempurna. Namun, dibalik
kesempurnaan manusia tersebut, Allah juga memberikan sifat ketidaksempurnaan pada diri
manusia. Hal itu terbukti dengan banyaknya perbuatan manusia yang menyalahi aturan yang
berlaku. Entah itu peraturan agama taupun peraturan yang manusia buat sendiri.
Salah satu topik yang masih hangat diperbincangkan adalah larangan minuman khamar.
Sudah bukan suatu yang asing bahwa orang-orang arab sebelum datangnya islam sangatlah
gemar meminum khamar (minuman keras). Kegemaran itu ditandai dengan banyaknya syair-
syair yang mengagungkan khamar dan tampak dari kebiasaan mereka yang melekat kuat.
Ketika agama islam datang, minuman keras ini merupakan suatu tantangan yang paling kuat
yang karenanya islam dalam sejarah tidak serta-merta mengharamkannya secara langsung.

B.       Rumusan masalah
1.      Apakah pengertian dari khamar?
2.      Apa hukum khamar dalam islam?
3.      Apa hukuman meminum khamar?

C.      Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari khamar
2.      Untuk mengetahui hukum khamar dalam islam
3.      Untuk mengetahui hukuman meminum khamar
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Khamar
             Khamar adalah materi yang mengandung zat alkohol yang menjadikan penyantapnya
mabuk. Kahmar dalam bahasa Arab berarti ‘menutupi’. Disebut sebagai khamar karena sifatnya
bisa menutupi akal. Sedangkan menurut pengertian istilah pada masa Nabi SAW, khamar adalah
apa yang bisa menutupi akal yang terbuat dari perasan anggur. (Asy-Syaukani,Nailul Authar,
IV/57). Sedangkan menurut pengertian syara’, khamar adalah setiap minuman yang
memabukkan (kullu syarabin muskirin). Jadi khamar tidak terbatas dari bahan anggur saja, tetapi
mencakup semua minuman yang memabukkan.
            Miras atau minuman keras adalah jenis minuman yang mengandung alkohol, tidak peduli
berapa kadar alkohol, di dalamnya. Bahkan Majlis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan
fatwa bahwa setetes alkohol dalam minuman atau makanan hukumnya adalah haram. Nama
kmia alkohol yang terdapat dalam minuman beralkohol ialah etil alkohol atau etanol yang sering
juga disebut sebagai grain alcohol, sebagai lawan dari wood alcohol yang sangat toksik dan
nama kimianya adalah metil alkohol atau metanol. Etil alkohol sendiri berupa cairan jernih,
tidak berwarna dan rasanya pahit.
            Khamar (minuman keras) adalah cairan yang dihasilkan dari peragian biji-bijian atau buah-
buahan dan mengubah saripatinya menjadi alkohol dengan menggunakan katalisator (enzim)
yang mempunyai kemampuan untuk memisahkan unsur-unsur tertentu yang berubah melalui
proses peragian. Minuman sejenis ini dinamakan khamar, karena dia mengeruhkan dan
menyelubungi akal. Maksudnya menutupi dan merusak daya tangkap akal. Demikian pengertian
khamar menurut ilmu kedokteran.
            Setiap sesuatu yang memabukkan adalah termasuk khamar, tidak dipersoalkan khamar itu
berasal dan dibuat dari bahan apa. Oleh sebab itu, jenis minuman apapun, kalau ia memabukan
adalah khamar menurut syariat dan hukum yang berlaku pada khamar juga berlaku atas minum-
minuman tersebut, baik ia terbuat dari anggur, korma, madu, gandum, dan biji-bijian, maupun
dari jenis-jenis lain. Termasuk berapapun jumlah alkohol di dalamnya. Diantara jenis-jenis
minuman khamar yang beredar adalah Brandy, Wisky, Martini, Likir dan lain-lain.
B. Alkohol dalam Makanan/Minuman

            Alkohol dalam bentuk khamar (minuman beralkohol) banyak dijumpai sebagai campuran
dalam makanan atau minuman.
            Hukum menggunakan alkohol sebagai campuran makanan dan minuman adalah haram,
karena termasuk dalam pemanfaatan benda najis yang telah diharamkan. Kecuali dalam
kondisi darurat.
            Berikut ini paparan fakta mengenai alkohol (khamr) dalam berbagai makanan dan
minuman yang dikutip dari :
1.      Khamr sebagai penyedap makanan
Ada beberapa khamr sebagai penyedap masakan cina, jepang, korea, dan masakan lokal
yang berorientasi khamr. Khamr-khamr itu misalnya: (a) Ang Chiu, digunakan ayam, sea
food dan sayur mayur, (b) Lo Wong Chiu, digunakan sebagai saus penyedap masakan, dan
digunakan juga sebagai penyedap masakan daging, tim ayam, sea food dan syur mayur; (c)
Anggur Beras Putih, sebagai rendaman obat Thionghoa dan berbagai masakan.
2.      Khamr dalam Kue Ulang Tahun
Dalam sebuah resep kue ulang tahun yang terdapat di majalah ternama terdapat deretan
bahan yang harus disiapkan salah satunya adalah ‘rhum’. Masyarakat ternyata acuh tak acuh
terhadap keberadaan bahan tersebut,. Mereka tidak tahu bahwa rhum adalah nama dari
sebuah minuman keras dengan kadar alkohol mencapai 30%.
3.      Khamr dalam Masakan Bakar
Dalam masakan ikan bakar, daging panggang atau barbeque, khamr sering digunakan
untuk melunakan daging dan menciptakan aroma khas khamr. Khamr yang sering digunakan
adalah jenis arak putih atau anggur beras ketan. Penggunaan khamr ini ditemukan di restoran
Jepang dan Cina. Secara umum daging atau ikan yang direndam khamr biasanya lebih lunak,
lebih empuk dan memiliki aroma khas khamr. Tetapi tanda-tanda tersebut pada kenyataannya
sulit dikenali, karena daging yang lunak dan empuk juga bisa disebabkan oleh enzim papain
dari daun atau getah pepaya. Sedangkan aroma khamr sangat sulit dikenali, khususnya bagi
orang awam yang tidak terbiasa dengan aroma tersebut.
4.      Khamr dalam Tumisan

Masakan yang menggunakan cara pemasakan tumis juga sering menggunakan khamr

sebagai bahan yang ditambahkan. Aroma khamr akan muncul pada saat tumisan dipanaskan

dengan api dan khamr dimasukan ke dalam wajan.


5.      Khamr dalam Mie

Mie goreng dengan berbagai rasa kadang-kadang ditambahkan khamr untuk

mencitrasakan khamr guna menambah selera. Seperti mie goreng ayam, mie goreng sea food,

mie gorengudang dan seterusnya. Khamr yang digunakan dalam masakan ini biasanya adalah

arak putih, arak merah atau mirin.

6.      Khamar dalam Sea Food

Jangan dikira setiap sea food aman. Meskipun semua binatang laut halal, tetapi cara
memasaknya sangat beraneka ragam. Pemasakan sea food itulah yang kadang-kadang
menggunakan saus dan khamr untuk menghasilkan rasa dan aroma khas yang konon
mengundang selera.
7.      Khamr dalam Campuran Minuman
Di restoran-restoran atau cafe sering ditawarkan beraneka ragam minuman dengan nama
keren dan penampilan yang eksentrik. Misalnya avacado fload, lemon squash, oranges dan
beberapa minuman yang berkonotasi buah-buahan. Tidak jarang dlam minuman tersebut
ditambahkan rhum atau minuman keras yang lain. Katanya untuk menimbulkan sensasi
khusus ketika kita meneguknya. Dari semua jenis makanan yang berpeluang dicampur khamr
atau minuman keras itu memang sulit dideteksi secara visual. Apalagi bagi yang tidak pernah
mengenal minuman keras.
C. Bahaya Minuman Beralkohol

            Diantara minuman lokal yang mengandung alkohol antara lain: brem, tuak, saguer, dan
ciu. Alkohol dapat dieroleh sebagai hasil fermentasi/peragian oleh mikroorganisme (sel ragi)
dari gula, sari buah, biji-bijian, madu, umbi-umbian, dan getah kaktus tertentu. Proses
peragian akan menghasilkan minuman dengan kadar alkohol hingga 14%, sedangkan proses
penyulingan akan mempertinggi kadar alkohol, bahkan hingga mencapai 100%.
            Alkohol diserap tubuh melalui selapt lendir mult, paru-paru (meski dalam jumlah kecil),
dan saluran pencernaan, terutama di usus halus. Alkohol merupakan zat yang larut dalam
air,sehingga jaringan yang banyak mengandung air akan semakin banyak mendapat bagian
alkohol. Pemakain alkohol yang sering akan menyebabkan berkurangnya kemampuan hati
untuk mengoksidasikan lemak, sehingga menyebabkan pelemakan hati. Pemakain alkohol
dalam waktu lama akan menginduksi dan meningkatkan metabolisme obat-obatan,
mengurangi timbunan vitamin A dalam hati, meningkatkan aktivitas zat-zat racun yang
terdapat pada hati juga zat-zat yang dapat menimbulkan kanker, menghambat pembentukan
protein dan menyebabkan gangguan fungsi hati.
            Di dalam tubuh, alkohol juga berpengaruh pada pankreas, saluran cerna, otot, darah,
kelenjar endoktrin, jantung, sistem pernapasan, elektrolit tubuh, keseimbangan asam basah,
dan susunan saraf pusat. Karenanya, alkohol di dalam tubuh juga berpengaruh pada perilaku
seksual, kecendrungan melakukan tindak kriminal, keselamatan berlalu lintas, kerentanan
infeksi atau penyakit akibat kemunduran fungsi organ tubuh tertentu, hipertensi/tekanan
darah tinggi dan kanker.
             Menurut Dadang Hawari, alkohol merupakan zat yang menimbulkan ketagihan dan
ketergantungan. Mengkonsumsi minuman keras dapat menimbulkan gangguan mental
organik dengan gejala-gejala sebagai berikut:

1.  Terdapat dampak berupa perubahan perilaku, misalnya perkelahian dan tindak kekerasan
lainnya, ketidak mampuan menilai realitas (hendaya daya nilai), gangguan dalam fungsi
sosial dan pekerjaan.
2.    Gejala pada fisiologik seperti pembicaraan cadel (slurred), gangguan koordinasi, cara   jalan
yang tidak mantap, nistakmus (mata jereng) dan muka merah.
3.   Gejala psikologi seperti perubahan perasaan (afek), mudah marah dan tersinggung
(iritabilitas), banyak bicara (melantur) dan hendaya atau gangguan perhatian/ konsentrasi.
Gangguan ini besar pengaruhnya bagi kecelakaan lalu lintas.
D. Hukum Khamar (Minuman Beralkohol)    
    
            Al-Quran telah mengharamkan khamar secara bertahap, karena khamar (minuman keras)
sudah menjadi tradisi buruk yang menempel pada zaman jahiliah, bahkan sahabat-sahabat
yang sudah masuk islam sekalipun, masih terpengaruh oleh kebiasaan buruk itu. Sehingga  
Para sahabat berusaha untuk meninggalkan kebiasaan yang sudah sangat melekat itu.
       Tahap pertama, Islam menginformasikan bahwa khamar terdapat dua sisi yaitu manfaat dan
mafsadat bagi manusia, tetapi mafsadat lebih besar dari manfaatnya. Hal ini sebagaimana
firman Allah SWT:

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Kakanlah; “Pada keduanya itu
terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar
dari manfaatnya...” (QS. Al-Baqarah:219)

            Perbuatan mengkonsumsi minuman keras dan judi mengandung dosa, karena banyak
mudaratnya bagi akal, harta, nama baik dan agama. Meskipun diakui bahwa miras juga ada
manfaatnya seperti menghangatkan badan, mendatangkan keuntungan bagi pembuat dan
penjualnya, namun setelah ditimbang dengan akal sehat, lebih banyak mudaratnya,seperti
merusak agama, misalnya selagi mabuk, lupa bacaan shalat dan bacaan shalat pun bisa keliru
dan menyalahi makna bacaan tersebut. Oleh karena itu, “tahap kedua” Allah melarang minum
khamar ketika hendak shalat sebagaimana firman-Nya.

“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk,
sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan” (QS.Al-Nisa:43).
E.       Hukuman yang Terkait Dengan Khamar

  Shalatnya Tidak Diterima 40 Hari


     Diantara hukuman yang diperlakukan buat peminum khamar adalah shalatnya tidak
diterima Allah SWT selama 40 hari. Hal itu didasarkan pada hadits berikut :

      “Tidaklah seseorang dari umatku meminum khamar kecuali Allah SWT tidak menerima
shalatnya selama 40 hari.” (HR. An-Nasai)

     Hadits ini seringkali dipahami secara keliru oleh orang-orang jahil. Mereka mengatakan
karena orang yang minum khamar itu tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari, maka
diapun tidak mengerjakan shalat selama 40 hari.
Kalau ditanyakan kepadanya, kenapa tidak mengerjakan shalat, jawabnya dia merasa
percuma mengerjakan shalat, padahal Allah SWT tidak akan menerima shalatnya.
     Padahal harusnya hadits ini dipahami secara benar, yaitu bahwa yang tidak diterima itu
adalah pahala shalatnya. Sedangkan mengerjakan shalat itu tetap merupakan kewajiban
agama yang paling dasar. Sehingga orang yang karena meminum khamar lantas
meninggalkan shalat fardhu lima waktu, selain tidak mendapat pahala juga berdosa besar.

  Peminumnya Dicambuk
     Menurut jumhur ulama, orang yang ketahuan minum khamar wajib dihukum. Dan
hukuman atas peminum khamar ini adalah hukum hudud, sehingga tidak boleh diganti
dengan cara yang lain, mengingat hukum hudud itu segala ketentuannya datang langsung dari
Allah SWT.
     Dalam hal ini ketentuan dari Allah untuk orang yang minum khamar, mabuk atau tidak
mabuk adalah dicambuk, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

      “Orang yang minum khamar maka cambuklah” (HR. Muttafaqun ‘alaih)

     Hadits ini termasuk jajaran hadits mutawatir, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh
sejumlah besar perawi pada tiap thabawatnya (jenjang) dan mustahil ada terjadi kebohongan
diantara mereka.
     Ditingkat sahabat, hadits ini diriwayatkan oleh 12 orang sahabat yang berbeda. Mereka
adalah Abu Hurairah, Muawiyah, Ibnu Umar, Qubaishah bin Zuaib, Jabir, As-Syarid bin
suwaid, Abu Said Al-Khudri, Abdullah bin Amru, Jarir bin Abdillah, Ibnu Mas’ud, Syarhabil
bin Aus dan Ghatif ibn Harits.
Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam menentukan jumlah pukulan.

1.          Jumhur Fuqaha 80 kali


Jumhur ulama sepakat bahwa pwminum khamar yang memenuhi syarat untuk dihukum,
maka bentuk hukumannya adalah dicambuk sebanyak 80 kali.

Pendapat mereka didasarkan kepada perkataan Sayyidina Ali ra.,

“bila seseorang minum khamar maka akan mabuk. Bila mabuk maka meracau. Bila meracau
maka tidak ingat. Dan hukumannya adalah 80 kali cambuk.” (HR. Ad-Daruquthuni, Malik)
2.          Imam Asy-Syafi’i 40 kali
sedangkan Imam Asy-Syafi’i ra. Berpendapat bahwa hukumannya adalah cambuk sebanyak
40 kali.

“Dari Anas ra. berkata bahwa Rasulullah SAW mencabuk kasus minum khamar dengan
pelepah dan sandal sebanyak 40 kali”. HR. Bukhari, Muslim, Tirmizy, Abu Daud).

Jumhur ulama tidak membedakan antara orang yang mabuk dengan orang yang minum
khamar tanpa mabuk, keduanya tetap wajib dikenakan hukuman.

           Khamr adalah Penyakit, Bukan Obat


            Dengan semua nash yang jelas itu, tampaklah bahwa islam sangat tegas dalam memerangi
khamr, menghindarkan muslim darinya, dan menegakkan pagar-pagar yang menghalanginya,
sekaligus tidak membuka celah sedikit pun untuk bisa mengonsumsinya.
            Islam tidak memperbolehkan minuman khamr itu, walaupun sedikit, juga melarang
berinteraksi dngannya, berupa praktek jual beli, memberi hadiah, memproduksi,
menjadikannya suguhan di pesta-pesta ataupun lainnya. Dilarang pula menghidangkannya
kepada tamu non muslim, ataupun mencampurkannya ke dalam makanan atau minuman.
            Ada satu hal lagi yang terkadang dinyatakan orang, yaitu penggunaan khamr untuk obat.
Pertanyaan semacam itulah yang dahulu pernah dijawab Rasulullah saw. Beliau melarangnya.
Orang itu berkata, “saya melakukan itu tidak lain untuk obat.” Rasulullah saw. Bersabda,

            “sesungguhnya, ia bukanlah obat melainkan penyakit.”[1]

            Beliau saw. Juga bersabda,


                “sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat menjadikan untuk kalian
penyakit      sebagai obat. Karena itu berobatlah, dan janganlah berobat dengan yang
haram.”[2]

            Berkaitan dengan bahan memabukkan, Ibnu Mas’ud ra. Mengatakan, “Sesungguhnya
Allah tidak menjadikan penyembuh kalian dari bahan-bahan yang diharamkan kepada
kalian.”[3]
            Tidaklah mengherankan apabila islam mengharamkan berobat dengan khamr dan bahan-
bahan haram lainnya. Karena pengharaman sesuatu menuntut agar sesuatu itu dijauhi dengan
segala cara. Menjadikannya sebagai obat sama artinya dengan menganjurkan untuk
berhubungan dengannya. Jelas, hal ini bertentangan dengan maksud syariat. Demikian itu
dikatakan oleh Imam Ibnu Qayyim.[4]
            Lebih lanjut beliau mengatakan, “selain iu, membolehkan berobat dengannya –terlebih
jika jiwanya cenderung kepadanya– akan mengantarkan orang untuk kemudian
menggunakannya sebagai kepuasan dan kelezatan. Terlebih lagi bila ia merasakan bahwa itu
berguna bagi jiwanya, menghilangkan kegelisahannya, dan mendatangkan kesembuhan bagi
deritanya. Sesungguhnya pada obat yang haram semacam ini, ada penyakit yang lebih banyak
dibanding kesembuhan yang dibayangkan.”
            Imam Ibnu Qayyim rahimahullah mengingatkan kita akan aspek psikologis yang sangat
penting, sebagai berikut, “Diantara syarat kesembuhan dengan obat adalah faktor sugesti.
Yakni meyakini manfaatnya dan berkah kesembuhan yang Allah swt. Anugerahkan
dengannya. Adalah maklum bahwa keyakinan seorang muslim akan haramnya benda ini
merupakan salah satu faktor yang menghalangi keyakinannya akan manfaatnya dan berkah
kesembuhan.
            Semakn besar keyakinan ini akan semakin besar pula kebencian kepadanya, dan semakin
negatif keyakinan kepada benda itu, juga semakin tidak respek kepadanya. Apabila ia
mengkonsumsi benda ini dengan kondisi jiwa yang demikian, tentu ia akan menjadi penyakit,
bukannya obat.”[5]
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
     Khamar adalah memasukan minuman yang memabukkan ke mulut lalu ditelan masuk ke
perut melalui kerongkongan, meskipun bercampur dengan makanan lain yang halal. Adapun
segala sesuatu yang memabukkan dinamakan khamar, dan meminumnya duhukumi haram.

            Sedang dalam syariat islam siapa saja yang meminum khamar akan mendapatkan
hukuman, adapun hukuman tersebut berupa dera 40 kali atau 80 kali, jika amir atu penguasa
menghendakinya. Adapun cara pelaksanaannya dilakukan oleh eksekutor yang sudah
memenuhi syarat-syarat, juga alat yang digunakan adalah pelepah daun kurma atau
sejenisnya.

Anda mungkin juga menyukai