Anda di halaman 1dari 15

Analisis Kinerja Keuangan PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk,

Oleh:
Fajar Hayuning Lestari

Dosen Pembimbing:
Dr. Nur Khusniyah I, SE, MSi, CSRS, CFP

ABSTRAK
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, merupakan salah satu perusahaan informasi dan komunikasi
terbesar di Indonesia yang memiliki pangsa pasar terbesar dalam industri selluler. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dengan sumber data sekunder yaitu laporan
keuangan tahun 2012-2016 yang meliputi Neraca dan laporan Rugi laba. Teknik analisis data
menggunakan teknik analisis rasio yang meliputi rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan
aktivitas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio likuiditas mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan
oleh adanya peningkatan hutang lancar dari tahun ke tahun, sehingga hal ini menunjukkan bahwa
kinerja perusahaan kurang baik. Rasio profitabilitas dari tahun ke tahun setiap perusahaan
menunjukkan peningkatan. Peningkatan ini disebabkan oleh penjualan yang meningkat dari
tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik karena mampu
meningkatka laba. Rasio solvabilitas menunjukkan peningkatan hal ini berarti perusahaan
mampu menutup hutang-hutang jangka panjangnya. Peningkatan ini disebabkan oleh semakin
meningkatnya total aktiva dari tahun ke tahun. Rasio aktivitas mengalami peningkatan hal ini
menujukkan bahwa kinerja perusahaan semankin meningkat dan perusahaan mampu
mengoptimalkan penggunanaan aktiva.
Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan
LATAR BELAKANG
Untuk menghadapi persaingan global perekonomian nasional. Pertumbuhan sektor
saat ini, perusahaan dituntut untuk memiliki jasa telekomunikasi merupakan yang
keunggulan. Salah satu ukuran keunggulan tertinggi dalam perekonomian nasional
sebuah perusahaan adalah kinerja dibanding sektor-sektor lainnya. Kelompok
perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena transportasi dan komunikasi juga kini
aspek keuangan perusahaan merupakan menjadi salah satu kelompok kebutuhan
aspek yang paling utama dalam tata pokok yang digunakan dalam penghitungan
kehidupan manajemen perusahaan. inflasi. Perkembangan teknologi
Perkembangan dunia bisnis yang telekomunikasi yang sangat pesat tidak
sangat cepat serta kondisi perekonomian dapat dipungkiri telah memberikan
Indonesia yang tidak stabil dalam beberapa perubahan yang sangat mendasar dalam
tahun terakhir ini, menyebabkan semakin pengelolaan aktifitas bisnis. Jarak dan batas
banyaknya masalah yang dihadapi dalam teritorial suatu negara tidak menjadi
dunia usaha. Menuntut pengelolaan hambatan lagi dengan adanya teknologi
perusahaan yang lebih baik, bagi pihak telekomunikasi (telkom.co.id, 2015).
manajemen pengetahuan yang baik tentang Industri telekomunikasi memiliki
akuntansi akan membantu manajemen dalam pertumbuhan yang baik karena adanya
mengelola keuangan perusahaan. Keuangan teknologi telekomunikasi, teknologi yang
perusahaan merupakan aspek yang sangat cepat berkembang, seiring dengan
penting untuk kemajuan suatu usaha, oleh berkembangnya industri elektronika dan
karena itu laporan keuangan sangat komputer. Trend teknologi telekomunikasi
dibutuhkan oleh pihak manajemen untuk ini semakin ke arah
mengambil keputusan. teknologi wireless (tanpa kabel). Ada
Pasar modal berperan penting dalam beberapa indikasi yang dapat dilihat pada
menunjang perekonomian suatu negara proses perkembangan teknologi wireless.
karena pasar modal berfungsi sebagai Indikasi tersebut adalah beralihnya ke
lembaga perantara yang dapat teknologi digital, semakin besar kapasitas
menghubungkan pihak yang membutuhkan semakin sederhana perangkatnya, perluasan
dana dengan pihak yang mempunyai daya jangkau, keamanan atau privacy lebih
kelebihan dana. Selain itu, pasar modal juga baik, personalitas dan penambahan fasilitas
dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang lain. Arah perkembangan
yang efisien, karena de ngan adanya pasar teknologi wireless, semuanya menuju ke
modal maka pihak yang kelebihan dana teknologi FPLMTS (Future Public Land
(investor) dapat memilih alternatif investasi Mobile Telecommunications System).
yang memberikan return yang paling Teknologi tersebut dapat didekati dari
optimal (wikipedia.org). Asumsinya, teknologi cordless, cellular maupun satelit.
investasi yang memberikan return relatif Evolusi teknologi telekomunikasi saat ini
besar adalah sektor-sektor yang paling mempunyai kecenderungan untuk beralih
produktif yang ada di pasar. via radio, optik atau satelit
Peran industri telekomunikasi dalam (saepudinonline.wordpress.com, 2016).
kehidupan masyarakat maupun
PT. Telekomunikasi Indonesia bersih atau sebesar Rp 6,2 triliun digunakan
Tbk, atau biasa disebut Telkom adalah salah sebagai laba ditahan.
satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Semakin membaiknya kinerja
yang bergerak di bidang telekomunikasi Perseroan tersebut diikuti juga dengan
yang selama lebih dari 3 dasawarsa berperan meningkatnya kontribusi Telkom terhadap
sebagai pemasok utama pembangunan negara. Pertumbuhan kontribusi pada negara
jaringan telepon nasional. YoY 2015 untuk Total Pajak dan
Telkom kembali meneruskan fokus Penerimaan Negara Bukan Pajak/PNBP
tiga program utamanya, yaitu Telkomsel (BHP Frekuensi, BHP Jastel, Konstribusi
sebagai “Leading Mobile Digital Business”, USO dan Dividen) sebesar 13,3%.
Indonesia Digital Network dengan “Drive Kontribusi Telkom kepada negara selama 10
Digital Home & Experience” serta tahun terakhir secara total mengalami
International Expansion menuju “Smart peningkatan dari Rp 13,8 triliun pada tahun
International Business Growth”. Melalui 2006 menjadi Rp 32,0 triliun pada 2015
tiga program utama tersebut, Telkom dengan CAGR sebesar 9,8%
diharapkan dapat menjadi perusahaan digital (bumnwatchreport.com, 2016).
yang disegani tidak hanya di tingkat
nasional, namun juga di tingkat regional Teknologi wireless inilah akhirnya
hingga global. tercipta salah satu diantaranya yaitu mobile
Rapat Umum Pemegang Saham internet atau smartphone. Masyarakat
Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2015 PT sebagai pengguna smartphone perlu
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) mengeluarkan uang lebih besar dalam
yang berlangsung di Jakarta pada 22 April penggunaan smartphone. Hal ini
2016 memutuskan 60% dari Rp 15,49 triliun memberikan dampak positif untuk
total laba bersih Perseroan dibagikan perusahaan telekomunikasi dengan
sebagai dividen, dengan rincian dividen keuntungan besar dan memiliki
tunai sebesar Rp 7,74 triliun (50% dari laba pertumbuhan yang baik. Masyarakat
bersih) atau sebesar Rp 78,86 per lembar menggunakan smartphone karena dengan
saham dan dividen spesial Rp 1,55 triliun mudah dalam mengakses internet. Dengan
(10% dari laba bersih) atau sebesar Rp 15,77 kondisi tersebut memberikan keyakinan
per lembar saham. Sedangkan 40% sisa laba investor untuk membeli saham pada industri
telekomunikasi.
keuntungan besar dan memiliki di masa depan dan untuk memprediksi
pertumbuhan yang baik. Masyarakat kapasitas produksi dari sumber daya yang
menggunakan smartphone karena dengan ada.
mudah dalam mengakses internet. Dengan Peneliti memilih objek penelitian
kondisi tersebut memberikan keyakinan pada industri telekomunikasi. Berdasarkan
investor untuk membeli saham pada industri penetili sebelumnya secara umum kinerja
telekomunikasi. perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di
Kinerja keuangan suatu perusahaan BEI berfluktuasi. Tingkat perusahaan rasio
dapat diartikan sebagai prospek atau masa dari tahun ke tahun yang dialami PT.
depan, pertumbuhan dan potensi Telekomunikasi Indonesia Tbk, dapat
perkembangan yang baik bagi perusahaan. dikatakan paling baik karena perubahan
Informasi kinerja keuangan diperlukan tidak mengalami keadaan naik atau turun
untuk menilai perubahan potensial sumber yang signifikan. PT. Indosat Tbk, memiliki
daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan pola tingkat perubahan rasio yang normal
karena tidak terlalu jauh dengan rata-rata
industri setiap tahunnya. Sedangkan, tingkat METODE PENELITIAN
penjulan yang meningkat dari tahun ke Jenis Penelitian
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Berdasarkan uraian mengenai latar
perusahaan semakin baik karena mampu belakang, rumusan masalah dan tujuan
meningkatkan laba (M Rozi Alfath, 2013). penelitian, maka metode penelitian yang
Peranan penyelenggaraan akan digunakan adalah penelitian Deskriptif.
telekomunikasi memiliki makna penting Penelitian deskriptif merupakan
dalam upaya memperkokoh persatuan dan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
kesatuan bangsa, memperlancar kegiatan atau mendeskripsikan suatu keadaan,
pemerintah, mendukung terwujudnya tujuan peristiwa, objek apakah orang, atau segala
pemerintah, pembangunan dan hasil- sesuatu yang terkait dengan variabel-
hasilnya serta meningkatkan hubungan antar variabel yang bisa dijelaskan baik dengan
bangsa. Dengan kata lain telekomunikasi angka-angka maupun kata-kata. Dari
mempunyai peranan dalam mendorong definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu tujuan penelitian deskriptif bertujuan untuk
dari penyelenggaraan telekomunikasi antara mendeskriptifkan objek secara sistematis,
lain untuk mendukung persatuan dan faktual dan aktual mengenai fakta-fakta,
kesatuan bangsa, meningkatkan kesejahteran sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena
dan kemakmuran rakyat secara adil dan yang akan diselidiki pada masa tertentu
merata, dan mendukung kehidupan ekonomi (Punaji, 2010:39)
serta kegiatan pemerintah serta
meningkatkan kehidupan atas bangsa ini. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dan tidak menggunakan suatu
KERANGKA PIKIR
2.3. Kerangka Pikir hipotesa karena penelitian hanya
Gambar 2.1. menggunakan, menerangkan, atau membuat
prediksi serta mendapatkan hasil dari suatu
Kinerja Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,
- Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat
permasalahan yang ingin dipecahkan.
pesat yang menuntut beroperasi secara efisien.
Penelitian ini mendeskripsikan tentang
- Ketatnya persaingan industri telekomunikasi
- PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, satu-satunya
bagaimana perkembangan kinerja hasil
BUMN yang bergerak dibidang telekomunikasi
sehingga perlu untuk dianalisis atau dinilai kinerjanya
keuangan koperasi selama periode penelitian
sehingga tidak diperlukan pengujian secara
Teori Penelitian Terdahulu
statistik.
- Perusahaan - Eka Cahya Rizki (2013) Kinerja Metode Pengumpulan Data
Telekomunikasi keuangan pada perusahaan sektor
pertambangan di BEI periode tahun
- Laporan Keuangan
2008-2011 Jenis Data
- Kinerja Keuangan
- M Rozi Alfath (2013) Kinerja
Keuangan Perusahaan Jenis data yang digunakan dalam
Telekomunikasi yang terdaftar di
BEI 2016-2011 penelitian ini adalah data kuantitatif dan
sumber datanya adalah sekunder.
Laporan Keuangan Tahun 2012-2016

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999 :


Kinerja Keuangan 147) ”Data sekunder adalah data yang
diperoleh tidak secara langsung atau melalui
Likuiditas Profitabilitas Solvabilitas Aktivitas
media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data sekunder umumnya berupa
Hasil Penelitian dan Pembahasan Kesimpulan dan bukti, catatan atau laporan historis yang
. Saran
telah tersusun dalam arsip (data Rasio likuiditas digunakan untuk
dokumenter) yang dipublikasikan”. mengetahui kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka
Data dokumenter dalam penelitian pendeknya yang jatuh tempo, rasio
dapat menjadi bahan atau dasar analisis data likuiditas meliputi :
yang kompleks yang dikumpulkan melalui a. Rasio Lancar (Current Ratio)
metode observasi dan analisis dokumen Rasio ini digunakan untuk
yang dikenal content analysis. Data menganalisa posisi modal kerja suatu
dokumenter yang digunakan dalam perusahaan. Rasio ini merupakan
penelitian ini berupa laporan keuangan perbandingan antara jumlah aktiva
tahunan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, lancar dengan hutang lancar. Rasio ini
yang didapat dari Pojok BEI Universitas menunjukkan bahwa nilai kekayaan
Brawijaya tahun 2012 samapi 2016. lancar ada sekian kalinya jumlah
Sumber Data hutang jangka pendek. Rasio lancar ini
menujukkan tingkat keamanan kreditor
Data sekunder adalah data yang jangka pendek, atau kemampuan
diperoleh dari hasil dokumentasi atau perusahaan untuk membayar hutang-
pencatatan yang dilakukan oleh orang lain hutang tersebut.
(Sugiono, 2009:402). Data sekunder dalam b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Merupakan alat ukur likuiditas yang
Telekomunikasi Indonesia Tbk, yang diperoleh dengan cara aktiva lancar
didapatkan dari data perusahaan yang listing dikurangi persediaan dan dibagi
pada tahun 2012 sampai 2016. dengan kewajiban jangka pendek.
Teknik Pengumpulan Data Rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi
Teknik pengumpulan data pada kewajiban jangka pendek dengan
penelitian adalah metode dokumentasi, aktiva yang paling likuid.
yaitu dengan cara mencari data, 2. Profitabilitas
mengumpulkan, mempelajari, Mengukur kemampuan perusahaan
mengklasifikasi, dan menggunakan data menghasilkan keuntungan (profitabilitas)
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa pada tingkat penjualan, aset, dan modal
catatan, transkrip, buku, majalah, prasasti, saham tertentu. Rasio profitabilitas
notulen rapat, agenda, dan sebagainya. meliputi :
a. Margin Laba Kotor (Gross Profit
Data penelitian ini adalah rasio
Margin), rasio ini mengukur laba
keuangan yang dapat dihitung dari laporan
kotor yang dapat dicapai dalam setiap
keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia
transaksi penjualan yang terjadi.
Tbk, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
b. Margin Laba Bersih (Net Profit
tahun 2012 sampai 2016.
Margin), merupakan rasio
Definisi Operasional dan Pengukuran perbandingan antara laba bersih
Variabel setelah pajak dengan penjualan.
Besarnya hasil perhitungan margin
Berdasarkan permasalahan yang laba menunjukkan seberapa besar
diajukan, makan variabel yang diteliti laba setelah pajak yang diperoleh
adalah: perusahaan untuk tingkat penjualan
1. Likuiditas tertentu.
(Agus Sartono 2010:121)
c. ROI (Rate of Return on Investment), 4. Aktivitas
merupakan perbandingan antara laba Rasio ini digunakan untuk mengukur
bersih yang tersedia bagi para efektivitas perusahaan dalam
pemegang saham biasa dengan total memanfaatkan sumber dananya atau
aktiva. Besarnya hasil perhitungan mengelola aktivanya.
pengembalian atas investasi a. Rasio Perputaran Persediaan
menujukkan seberapa besar (Inventory Turnover), dihitung
kemampuan perusahaan dengan membagi penjualan dengan
menghasilkan laba yang tersedia bagi persediaan. Rasio ini menunjukkan
para pemegang saham biasa dengan tingkat kecepatan persediaan menjadi
seluruh aktiva yang dimilikinya. kas atau piutang dagang. Semakin
tinggi rasio perputaran persediaan,
ROI =
maka semakin cepat pula persediaan
(Agus Sartono 2010:123) menjadi kas atau piutang.
d. ROE (Return on Equity) , digunakan Perputaran Perrsediaan =
untuk mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan modal tertentu. Rasio ini (Agus Sartono 2010:119)
merupakan ukuran profitabilitas b. Rasio Perputaran Aktiva Total (Total
dilihat dari sudut pandang pemegang Assets Turnover), mengukur
saham. perputaran dari semua aset
perusahaan dan dihitung dengan cara
ROE =
membagi penjualan dengan aktiva
(Brigham, 2006:109) total. Rasio ini menunjukkan tingkat
3. Solvabilitas percepatan seluruh aktiva perusahaan
Rasio Solvabilitas bermanfaat untuk menjadi kas atau piutang.
memberikan gambaran tentang seberapa Perputaran Total Aktiva=
jauh perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya.
a. Rasio Total Hutang terhadap Modal (Agus Sartono, 2010:120)
Sendiri (Dept to Equity Ratio), c. Rasio Perputaran Aktiva Tetap
menunjukkan seberapa besar Hutang (Fixed Assets Turnover), mengukur
jangka panjang yang dapat dijamin efektivitas pengguna dana yang
dengan ekuitas. tertanam pada harta tetap seperti
Total Hutang terhadap Modal Sendiri pabrik dan peralatan, alam rangka
menghasilkan penjualan, atau berapa
=
rupiah penjualan bersih yang
(Agus Sartono 2010:121) dihasilkan oleh setiap rupiah yang
b. Rasio Total Hutang terhadap Total diinvestasikan pada aktiva tetap.
Aktiva (Dept to Assets Ratio), penjualan
mengukur berapa besar aktiva Fixed Asset Turnover =
AktivaTetap
perusahaan yang dibiayai oleh
(Agus Sartono 2010:120)
kreditur.
3.4. Metode Analisis Data
Total Hutang terhadap Total Aktiva
= Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kuantitatif yaitu dengan Current Rasio atau disebut juga rasio
menganalisis laporan keuangan perusahaan lancar, yaitu rasio yang membandingkan
dan menjabarkan secara rinci begaimana aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio
perkembangan kinerja keuangan perusahaan ini menunjukkan sejauh mana tagihan-
dengan menggunakan analisis rasio tagihan jangka pendek dari kreditur dapat
keuangan. Setelah memperoleh data laporan dipenuhi.
keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia Grafik Rasio Lancar
Tbk, dari BEI.
Adapun teknik analisisnya melalui
tahapan perhitungan sebagai berikut :
1. Menghitung Rasio
Dengan menggunakan data laporan
keuangan PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk, yang terdaftar di BEI Berdasarkan perhitungan terhadap
tahun 2012-2016 kemudian rasio lancar yang ditunjukkan pada tabel 4.1
menentukan dan menghitung rasio- di atas dapat diketahui perusahaan memiliki
rasio keuangan perusahaan. perubahan yaitu mengalami kenaikan dan
2. Mendeskripsikan dan penurunan. Pada PT Telekomunikasi
menginterpretasikan rasio Indonesia Tbk. Menunjukkan pada tahun
Setelah angka-angka rasio didapat, 2012 memiliki nilai rasio lancar sebesar
langkah selanjutnya menganalisis 116,03%, naik sebesar 11,6% pada tahun
hasil rasio-rasio tersebut dengan 116,30% pada tahun 2014 turun sebesar
menggunakan metode time series 106,21%, pada tahun 2015 naik sebesar
setiap perusahaan. Metode time 135% dam menurun kembali pada tahun
series merupakan data dari suatu 2016 menjadi 119,96%.
fenomena tertentu yang didapat Apabila dilihat dari current ratio atau
dalam beberapa interval waktu rasio lancarnya selama kurun waktu 5 tahun
tertentu yang selanjutnya yaitu tahun 2012 sampai dengan tahun 2016,
dideskripsikan dan jika dilihat dari rasio lancarnya terdapat
menginterpretasikan angka-angka kenaikan dari tahun 2015, yang disebabkan
rasio tersebut. karena adanya penurunan hutang lancar dan
3. Menyimpulkan kenaikan nilai aktiva lancar. Dari uraian
Penarikan kesimpulan dengan cara tersebut kesanggupan PT. Telekomunikasi
megevaluasi atau mencari proporsi, Indonesia Tbk, untuk memenuhi kewajiban
mencari presentasi dan rasio untuk jangka pendeknya sangat baik. Bila nilai
mengetahui fenomena kelemahan rasio lancarnya 1:1 ini berarti bahwa aktiva
dan kelebihan yang muncul pada PT. lancar dapat menutupi semua hutang
Telekomunikasi Indonesia Tbk, lancarnya. Rasio lancar yang aman adalah
4. Merekomendasikan jika diatas 1 atau 100% tetapi yang paling
Rekomendasi dapat disertakan aman jika rasionya 2:1 atau 200% keatas.
karena adanya kelemahan atau Artinya, aktiva lancar harus jauh diatas
permasalahan yang muncul. hutang lancarnya. Dalam hal ini, hasil
perhitungan nilai rasio lancar pada PT.
HASIL ANALISIS Telekomunikasi Indonesia Tbk, rata-rata
Rasio Lancar (Current Ratio) diatas 1. Artinya Koperasi telah mampu
memenuhi kewajiban lancarnya.
Rasio Cepat (Quick Ratio) menghasilkan laba kotor yang diperoleh dari
Quick Rasio merupakan ukuran setiap rupiah dari tahun ke tahun.
kamampuan perusahaan dalam memenuhi Berdasarkan tabel dari hasil analisis tersebut
kewajiban jangka pendeknya dengan tidak dapat diketahui nilai Gross Profit Margin
memperhitungkan persediaan. PT. Telekomunikasi Indonesia cenderung
Grafik Rasio Cepat berfluktuatif yaitu sebesar 31,40% pada
tahun 2012, naik menjadi 32,72% pada
tahun 2013, turun 31,80% pada tahun 2014,
turun lagi sebesar 30,58% pada tahun 2015
dan kemudian naik sebesar 32,82% pada
2016.
Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Net Profit Margin digunakan untuk
mengukur besarnya laba bersih yang dicapai
dari sejumlah penjualan tertentu.
Berdasarkan tabel dari hasil analisis Grafik Margin Laba Bersih
tersebut di atas menunjukkan bahwa nilai
Quick ratio PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk, mengalami penurunan dan peningkatan
pada tahun 2012-2016, pada tahun 2012
memiliki nilai rasio cepat sebesar 113,63
dan 2013 nilai rasio pada perusahaan sebesar
114,51%, pada tahun 2014 turun sebesar
104,72%, naik kembali sebesar 133,80% Net profit margin menunjukkan
pada tahun 2015 dan turun kembali menjadi besarnya pendapatan bersih atau laba bersih
118,49% pada tahun 2016. yang diperoleh dari setiap penjualan.
Pada umumnya tingkat rasio cepat Semakin besar rasio ini maka akan semakin
1,00 sudah dianggap baik, berarti kondisi baik karena dianggap kemampuan
pada tahun 2012 sampai tahun 2016 perusahaan dalam mendapatkan keuntungan
koperasi mampu menutupi kewajiban cukup tinggi.
lancarnya tanpa menjual persediaan. Berdasarkan tabel dari hasil analisis
Profitabilitas tersebut diatas nilai net profit margin PT.
Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) Telekomunikasi Indonesia Tbk, pada tahun
Gross Profit Margin digunakan 2012 samapi 2014 nilainya cenderung sama
untuk mengukur berapa besar laba kotor yaitu sebesar 24% dan mengalami
yang dihasilkan dibanding dengan total nilai penurunan pada tahun 2015 sebesar 23,83%,
penjualan bersih perusahaan. dan mengalami kenaikan yang cukup tinggi
Grafik Margin Laba Kotor yaitu sebesar 25,07% pada tahun 2016.
Return on Investment - ROI
Return on Inventory (ROI)
merupakan rasio pengukur terhadap
penghasilan yang dicapai bagi pemilik
perusahaan (baik pemegang saham biasa
maupun pemegang saham preferen) atas
modal yang diinvestasikan.
Gross profit margin menunjukkan Grafik Return on Investment (ROI)
kemampuan perusahaan dalam
Telekomunikasi Indonesia Tbk, adalah
aktiva yang dipakai untuk menghasilkan
laba usaha tersebut. Dengan kata lain, aset
yang dihitung disini hanya aset yang
memberikan kontribusi terhadap pencapaian
laba usaha. Semakin tinggi ROI dalam
ROI (Return on Investment) perusahaan maka semakin baik kinerja
merupakan rasio yang mengukur perusahaan tersebut.
kemampuan perusahaan dalam menciptakan Berdasarkan gambar grafik
keuntungan bersih setelah pajak untuk perhitungan Return on Investment diatas
menutupi pengeluaran investasi yang dapat diketahui bahwa ROI pada PT.
dilakukan. Telekomunikasi Indosnesia Tbk, sama
Grafik Return on Investment halnya seperti ROE, ROI juga mengalami
Berdasarkan tabel hasil analisis penurunan dan kenaikan namun tidak terlalu
terlihat. Pada PT. XL Axiata Tbk,
mengalami penurunan dari 2,56% pada
tahun 2013 menjadi -1,39% pada tahun
2014, pada tahun 2015 naik persentase
menjadi 0,04% lalu naik persentase sebesar
0,68% pada tahun 2016. Untuk PT. Indosat
Tbk, dan PT. Smartfren Telecom Tbk, tetap
mengalami kerugian dari tahun 2013 hingga
tahun 2016 yaitu dibawah 0%. Namun, PT.
Indosat Tbk mengalami peningkatan pada
tahun 2016 sebesar 2,50%.
tersebut diatas nilai ROI PT. Return on Equity - ROE
Telekomunikasi Indonesia Tbk, pada lima Return on Equity (ROE) digunakan
tahun terakhir ini mengalami penurunan dan untuk mengukur kamampuan perusahaan
peningkatan secara fluktuasi, hal ini dapat dalam menghasilkan keuantungan dengan
dilihat dari pada tahun ke tahun, yaitu dari menggunakan aktiva yang dimiliki oleh
tahun 2012 dan 2013 nilai ROI sebesar 16%, perusahaan.
turun menjadi 15,22% pada tahun 2014, lalu Grafik Return on Equity (ROE)
turun lagi menjadi 14,03% pada tahun 2015
dan naik sebesar 16,24%. Tidak stabilnya
penggunaan asset dapat mempengaruhi
perusahaan dalam peningkatan laba yang
kurang maksimal.
Rasio ini merupakan pengukuran
kemampuan perusahaan secara keseluruhan
didalam menghasilkan keuntungan dengan
jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia ROE (Return on Equity) merupakan
dalam perusahaan. Tujuan perhitungan rasio penghasilan atau laba yang bersih yang
ini adalah untuk mengetahui sampai diperoleh oleh pemilik perusahaan atas
seberapa jauh aset yang digunakan dapat modal yang diivestasikan di dalam
menghasilka laba. Laba usaha berarti laba perusahaan atau laba bersih yang diperoleh
dari kegiatan utama perusahaan. Aktiva PT. oleh pemilik modal.
Berdasarkan tabel hasil analisis diberikan oleh perusahaan guna mengetahui
tersebut diatas nilai ROE PT. financial leverage perusahaan.
Telekomunikasi Indonesia Tbk, mengalami Grafik Dept to Equity Ratio (DER)
penurunan dari tahun 2013 hingga tahun
2015 yaitu dari tahun 2012 sebesar 27,41%
turun menjadi 26,20% pada 2013, lalu
menurun menjadi 24,90% pada tahun 2014
dan menetap pada 24,95% ditahun 2015.
Walaupun PT. Telekomunikasi Indonesia
mengalami kecenderungan menurun,
penurunan tersebut tidak terlalu besar karena
kemudian meningkat menjadi sebesar
27,63% pada tahun 2016. Nilai masing-
masing rasio diatas menunjukkan bahwa
laba bersih yang dimiliki oleh perusahaan Debt to equity ratio menggambarkan
untuk menutupi pengeluaran investasi perbandingan hutang dan ekuitas dalam
bernilai cukup besar. pendanaan perusahaan, dan kemampuan
Grafik Return on Equity modal sendiri perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajibannya. Berdasarkan tabel
dari hasil analisis tersebut di atas nilai debt
to equity ratio PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk, pada tahun 2012-2014
cenderung sedikit menurun yaitu sebesar
66,27% pada tahun 2012, 65,26% pada
tahun 2013 dan 63,59 % pada tahun 2014.
Pada tahun ke 2015 mengalami
peningkatan sebesar 77,86% dan kembali
menurun sebesar 70,17% pada tahun 2016.
Dapat diketahui bahwa ROE pada Tingkat pengembalian hutang yang relatif
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, rendah tersebut disebabkan oleh besarnya
mengalami penurunan dan kenaikan yang hutang perusahaan, sedangkan modal yang
tidak terlalu terlihat dari tahun ketahun dimiliki belum mencukupi untuk
dengan kata lain perubahan banyak terjadi meningkatkan jumlah pengembalian
dalam jarak angka yang kecil. Pada PT. XL hutangnya.
Axiata Tbk, mengalami titik terendahnya Untuk itu perusahaan harus mencari
pada tahun 2014 yaitu -6,38% dan investor baru sebagai penanam modal
mengalami peningkatan menjadi 1,77% diperusahaan. Dengan demikian akan terjadi
yang terjadi pada tahun 2016. Lain halnya perputaran modal yang dapat mendukung
dengan PT. Indosat Tbk, dan PT. Smartfren perkembangan operasional perusahaan, dan
Telecom Tbk, yang mengalami ROE perusahaan dapat memenuhi kewajibannya
dibawah 0% dari tahun 2013 hingga 2016. dengan baik. Sehingga dengan demikian
Solvabilitas beban yang ditanggung perusahaan akan
Dept to Equity Ratio - DER berkurang.
Debt to Equity Rasio menunjukkan Dept to Assets Ratio – DAR
hubungan antara jumlah hutang jangka Dept to Assets Ratio digunakan
panjang dengan modal sendiri yang untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menjamin hutang dengan sejumlah
aktiva yang dimiliki
Grafik Dept to Assets (DAR)

Debt to Assets Ratio mengukur


kemampuan perusahaan dalam menjamin
Perputaran persediaan atau biasa
hutang dengan sejumlah aktiva yang
disebut inventory turnover pada PT.
dimiliki. Semakin tinggi rasio ini berarti
Telekomunikasi Indonesia Tbk,
semakin besar pula jumlah modal pinjaman
menunjukkan kemampuan dana yang
yang digunakan dalam menghasilkan
tertanam dalam inventory berputar pada
keuntungan dibanding dengan aktiva yang
suatu periode tertentu. Berdasarkan tabel
dimiliki.
dari hasil analisis tersebut di atas, nilai rasio
Berdasarkan tabel dari hasil analisis
ini cenderung meningkat pada lima tahun
tersebut di atas menunjukkan bahwa nilai
terakhir ini yakni pada tahun 2012 inventory
Debt Rasio perusahaan PT. Telekomunikasi
berputar sebesar 13,32%, pada tahun 2013
Indonesia Tbk, sebesar 39,85% pada tahun
sebesar 16,30%, pada tahun 2014 sebesar
2012 dan pada 2013 mengalami sedikit
18,92%, pada tahun 2015 sebesar 19,40%,
penurunan yaitu sebesar 39,48%. Pada tahun
dan yang terakhir pada tahun 2016 sebesar
2014 mengalami sedikit penurunan kembali
19,92%.
yaitu sebesar 38,87%. Kemudian dari tahun
Berdasarkan gambar diatas diketahui
2014 ke tahun 2015 mengalami peningkatan
pergerakan Kinerja PT. Telekomunikasi
sebesar 43,77% dan kemudian turun menjadi
Indonesia Tbk, jika dilihat dari nilai rasio
41,23% pada tahun 2016.
perputaran persediaannya. Nilai rasio
Tingkat pengembalian hutang yang
mengalami peningkatan pada tahun 2012
relatif rendah dan tidak stabil tersebut
sampai dengan tahun 2014 dan mengalami
disebabkan oleh besarnya hutang
penurunan pada tahun 2015.
perusahaan. Sedangkan asset yang dimiliki
Berdasarkan analisis diatas, dapat
oleh perusahaan belum mencukupi untuk
diketahui kinerja PT. Telekomunikasi
meningkatkan jumlah pengembalian hutang.
Indonesia Tbk, jika dilihat dari nilai rasio
Untuk itu perusahaan harus lebih
perputaran persediaannya. Kinerja yang
mengoptimalkan kegiatan usahanya,
terbaik tampak pada tahun 2016 yang
sehingga nantinya dapat meningkatkan asset
merupakan nilai tertinggi dari rasio
perusahaan dan dapat memenuhi
perputaran persediaan. Pada tahun 2016
kewajibannya dengan baik. Sehingga beban
besar nilai pembelian sangat tinggi sehingga
yang ditanggung perusahaan semakin
rasio yang dihasilkan tinggi. Semakin tinggi
berkurang.
rasio perputaran persediaan, maka semakin
4.2.4. Aktivitas cepat pula persediaan menjadi kas atau
Inventory Turnover menunjukkan
piutang.
kemampuan dana yang tertanam dalam
Untuk dapat lebih memaksimalkan
Inventory berputar pada suatu periode
kinerja agar lebih stabil, maka diperlukan
tertentu.
nilai HPP sehingga dapat menghasilkan
Grafik Perputaran Persediaan
kinerja yang lebih baik. Semakin kecil nilai perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva
persediaan yang dihasilkan semakin baik perusahaannya begitu pula sebaliknya.
karena nilai rasio yang dihasilkan akan Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets
semakin besar, artinya PT. Telekomunikasi Turnover)
Indonesia Tbk, dapat mengadakan kegiatan Fixed Assets Turnover mengukur
penjualan dengan cepat. sejauh mana kemampuan perusahaan dalam
Perputaran Total Aktiva (Total Assets menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva
Turnover) tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
Total Assets Turnover adalah kemampuan Grafik Fixed Assets Turnover
dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu
untuk kemampuan modal yang
diinvestasikan untuk menghasilkan
pendapatan.

Grafik Perputaran Total Aktiva

Fixed asset turnover mengukur


sejauh mana kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva
tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
Berdasarkan tabel hasil analisis tersebut
diatas, dapat dikatakan bahwa perputaran
aktiva tetap PT. Telekomunikasi Indonesia
Rasio perputaran total aktiva pada Tbk, masih lambat, perusahaan kurang
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, begitu efektif dalam mengelola aktiva
mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012 nilai tetapnya. Dikarenakan fixed asset turnover
perputaran aktiva sebesar 69,26% menurun dari 92,50% pada tahun 2012
perusahaan mengalami penurunan atas usia menurun hingga 87,44% pada tahun 2013
penjualan atas total aktiva menjadi 64,84% dan terus menurun menjadi 83,97% pada
pada tahun 2013 dan mengalami penurunan tahun 2014.
secara terus menerus sampai 2014 menjadi Meningkat ditahun 2015 dan 2016
63,66% dan 61,66% pada tahun 2015. yaitu perputarannya hanya berkisar antara
Kemudian kembali meningkat menjadi 86,64% pada tahun 2015, dan sebesar
64,76% pada tahun 2016. 88,19% pada tahun 2016. Hal ini jelas tidak
Salah satu penyebab dari efektif, dan dapat dikatakan bahwa kondisi
menurunnya perputaran total aktiva ini perusahaan dalam keadaan kurang baik.
adalah membesarnya total aktiva, hal ini Karena kalau saja dana perusahaan tidak
menandakan bahwa pihak manajemen tertanam pada aktiva tetap secara berlebihan,
kurang optimal dalam mengelola seluruh maka perusahaan bisa terhindar dari
aktiva perusahaannya. Jadi, kondisi pembiayaan hutang yang terlalu tinggi dan
perusahaan bisa dikatakan kurang baik, akan membayar beban bunga lebih rendah.
karena jika semakin tinggi perputaran yang Rasio Pertumbuhan
diperoleh, maka semakin optimal
Selanjutnya adalah rasio persentasi yang begitu terlihat dibandingkan
pertumbuhan, dimana rasio ini digunakan dengan kopetitor lainnya. PT.
untuk menggambarkan kemampuan Telekomunikasi Indonesia Tbk, selalu
unggul dalam menghasilkan laba, walaupun
pada rasio pertumbuhannya PT. Smartfren
Telecom Tbk, lebih unggul ditahun 2013.
Namun, PT. Smartfren Telecom Tbk dari
tahun 2013 hingga tahun 2015 mengalami
penurunan persentasi secara terus menerus
hingga dibawah PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk, dan sedikit unggul lagi
ditahun 2016 diatas PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk.
Hal ini merupakan warning pada PT.
perusahaan mempertahankan posisi Telekomunikasi Indonesia Tbk, bahwa PT.
ekonominya ditengah pertumbuhan Telekomunikasi Indonesia Tbk, memiliki
perekonomian dan sektor usahanya. kompetitor yang mempunyai kecenderungan
Sumber Data Diolah 2017. melampaui penjualannya yaitu PT. Smarfren
Dapat diketahui bahwa rasio Tbk, yang harus dicermati oleh PT.
pertumbuhan pada PT. Telekomunikasi Telekomunikasi Indonesia Tbk,.
Indonesia Tbk, mengalami kenaikan dari KESIMPULAN DAN SARAN
tahun 2013 hingga 2015 dan mengalami Kesimpulan
penurunan yang tidak terlalu terlihat dari
14,24% pada tahun 2015 menurun menjadi Berdasarkan penilaian kinerja
13,52% pada tahun 2016. Pada PT. XL keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia
Axiata Tbk, mengalami kenaikan sebesar Tbk, melaluli laporan keuangan dengan
10,32% pada tahun 2014 dan terus menggunakan rasio likuiditas, rasio
mengalami penurunan hingga pada tahun profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio
2016 persentase menurun hingga -6,70%. aktivitas dari tahun 2012 sampai 2016.
PT. Indosat Tbk, mengalami penurunan dari Adapun kesimpulan dan saran yang akan
6,40% pada tahun 2013 menjadi 0,96% pada dikemukakan adalah sebagai berikut:
tahun 2014 dan mengalami kenaikan sebesar 1. Kinerja keuangan rasio PT.
11,14% pada tahun 2015 dan sedikit Telekomunikasi Indonesia Tbk,
menurun menjadi 9,02% pada tahun 2016. berdasarkan rasio likuiditas
Pada PT. Smartfren Telecom Tbk, mengalami mengalami fluktuasi. Hal
mengalami penurunan secara signifikan ini disebabkan oleh adanya
sebesar 47,27% dari tahun 2013 hingga peningkatan hutang lancar dari tahun
2,41% pada tahun 2015 dan megalami ke tahun, sehingga hal ini
peningkatan menjadi 20,21% pada tahun menunjukkan bahwa kinerja
2016. perusahaan kurang baik.
Jika dibandingkan dengan beberapa 2. Kinerja keuangan perusahaan
perusahaan telekomunikasi besar di berdasarkan rasio profitabilitas dari
Indonesia maka dapat disimpulkan bahwa tahun ke tahun setiap perusahaan
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, adalah menunjukkan peningkatan.
perusahaan yang paling stabil, stabil dalam Peningkatan ini disebabkan oleh
arti tidak mengalami naik turunnya penjualan yang meningkat dari tahun
ke tahun. Hal ini menunjukkan media seperti iklan media cetak (koran,
bahwa kinerja perusahaan semakin majalah, katalog produk, brosur dan poster),
baik karena mampu meningkatka iklan media elektronik (televisi, radio dan
laba. online seperti website atau youtube) dan
3. Kinerja perusahaan berdasarkan iklan luar ruang (billboard, baliho, spanduk
rasio solvabilitas menunjukkan dan iklan tembok biasanya dilukis
peningkatan hal ini berarti didinding-dinding yang berada
perusahaan mampu menutup hutang- dikeramaian).
hutang jangka panjangnya. Selain itu idealnya operator
Peningkatan ini disebabkan oleh telekomunikasi membangun jaringan
semakin meningkatnya total aktiva diseluruh wilayah, termasuk kawasan yang
dari tahun ke tahun. sulit dijangkau dan tidak memiliki penduduk
4. Kinerja keuangan perusahaan yang banyak, seperti Papua atau pulau-pulau
berdasarkan rasio aktivitas terdepan Indonesia. Walaupun pada
mengalami peningkatan hal ini kenyataan tidak seperti itu, biasanya
menujukkan bahwa kinerja operator lebih memilih untuk membangun
perusahaan semankin meningkat dan jaringan kawasan yang padat penduduk.
perusahaan mampu mengoptimalkan Selanjutnya yang tidak kalah penting
penggunanaan aktiva. melakukan inovasi terhadap produk yaitu
Saran menemukan terobosan baru yang berbeda
dari yang sudah ada seperti menstimulasi
Dengan hasil analisis yang telah bagaimana membuat masyarakat sadar akan
didapat, peneliti dapat memberikan beberapa pentingnya kemajuan teknologi atau
saran: mengembangkan produk menjadi lebih
Bagi pihak manajemen perusahaan menarik dari sebelumnya sehingga dapat
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, meningkatkan daya tarik beli dan mendapat
diharapkan dapat memperbaiki rasio kesetiaan dari masyarakat.
likuiditas dan solvabilitas perusahaan DAFTAR PUSTAKA
dengan cara menambah aktiva relatif lebih
Agnes Sawir. 2000. Metodologi Penelitian
besar daripada tambahan utang yaitu
untuk Bisnis. Buku 2 Edisi 4.
tambahan modal sendiri ditambahkan pada
Jakarta: Salemba Empat.
aktiva atau mengurangi utang relatif lebih
besar daripada berkurangnya aktiva yaitu
Andina Jathu Pranita. 2011. Analisis Rasio
tambahan modal sendiri digunakan untuk
Keuangan untuk Menilai Kinerja
mengurangi atau membayar utang.
Keuangan Perusahaan Alas Kaki
Sehingga perusahaan mampu
(Footwear) yang Terdaftar di Bursa
memenuhi kewajiban jangka pendek dan
Efek Indonesia Tahun 2007-2009.
jangka panjangnya dan untuk
Laporan Hasil Penelitian. Fakultas
menyeimbangkan antara rasio likuiditas,
Ekonomi dan Bisnis Universitas
solvabilitas dan profitabilitas dapat
Brwijaya, Malang.
dilakukan dengan menekan beban bunga
dengan jalan menutup hutang jangka pendek Brigham, Eugene F., dan Houston Joul F.
maupun hutang jangka panjang yang jatuh 2006. Dasar-Dasar Manajemen
tempo. Selain itu perusahaan juga dapat Keuangan Edisi Kesepuluh. (Buku
melakukan promosi diskon ataupun promosi 1). Jakarta: Salemba Empat.
bonus dengan memanfaatkan berbagai
Eka Cahya Rizki. 2013. Analisis Rasio Ekonomi Universitas Brawijaya,
Keuangan untuk Menilai Kinerja Malang.
Perusahaan Sektor Pertambangan
yang Terdaftar di Bursa Efek S. Munawir. 2010. Analisa Laporan
Indonesia Periode 2008-2011. Keuangan. (Edisi Keempat).
Laporan Hasil Penelitian Fakultas Yogyakarta: Liberty.
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sugiono. 2009. Metode Penelitian Bisnis
Brawijaya, Malang. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
Harahap, Sofyan Safri. 2010. Analisis Kritis dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Tampubolon, P. Manahan. 2005.
Raja Grafindo Persada. Manajemen Keuangan (Finance
Ikatan Akuntasi Indonesia. 2009. Standar Management). Jakarta: Ghalia
Akuntansi Keuangan. Jakarta: Indonesia.
Salemba Empat. Tjiptono Darmadji dan Fakhruddin Hendy
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. M. 2001. Pasar Modal di Indonesia
1999. Metodologi Penelitian Bisnis Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta:
Untuk Akuntansi dan Manajemen. PT. Salemba Emban.
Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE. Warsono. 2003. Manajemen Keuangan
Irham Fahmi. 2011. Analisis Kinerja Perusahaan. (Jilid 1). Jakarta: Bayu
Keuangan: Panduan Bagi Media Publishing.
Akademisi, Manajer dan Investor bumnwatchreport.com
untuk Menilai dan Menganalisis
Bisnis dan Aspek Keuangan. economy.okezone.com
Bandung: Alfabeta. saepudinonline.wordpress.com
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga teknologi.metrotvnews.com
Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. telkom.co.id
Mamduh, M. Hanafi. 2008. Manajemen
Keuangan. (Edisi Kesatu).
Yogyakarta: BPFE.
Punaji, Setyosari. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana
R. Agus Sartono. 2010. Manajemen
Keuangan Teori dan Aplikasi. (Edisi
Keempat). Yogyakarta: BPFE.
Rizki Anisa. 2011. Analisa Kinerja
Keuangan dalam mendukung
Pencapaian Tujuan Koperasi Wanita
Serba Usaha „Setia Budi Wanita‟.
Laporan Hasil Penelitian. Fakultas

Anda mungkin juga menyukai