DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
- INTAN MALATUNDU 18061104252
- NORIKA E. BARRY 18061104269
- SABDI SAHRULLAH 18061104265
KELAS : C6
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia-Nya, makalah
mengenai “GAMBARAN UMUM PERBANKAN” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun
kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan didalamnya. Tidak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Akuntansi Bank dan Hotel yang telah
membimbing dan memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan edukasi
mengenai apa saja Gambaran Umum Perbankan dan materi-materi yang terdapat di
dalamnya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga
yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta
saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
A. Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
BAB 2 ISI
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teteapi belum cukup banyak yang mengetahui tentang Perbangkan itu sendiri, hanya tau
Bank adalah tempat kita menyimpan uang tanpa tau lebih spesifik lagi mengenai Bank dan
segala sesuatu di dalamnya.
B. Rumusan Masalah
4
BAB 2
ISI
Asal dari kata bank adalah dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran
uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang
umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan
uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.
Dari pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
1998 dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun
dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan
menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank
lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya
sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi
masyarakat agar lebih senang menabung. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian
pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk
mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.
Sejarah perbankan mengacu pada perkembangan bank dan perbankan sepanjang sejarah,
dengan istilah perbankan yang ditetapkan oleh sumber-sumber kontemporer sebagai
sebuah organisasi yang menyediakan fasilitas untuk penerimaan simpanan dan pemberian
kredit.
Wujud awal bank adalah para pedagang yang memberikan pinjaman biji-bijian kepada para
petani dan pedagang yang membawa barang-barang antara kota. Hal ini dimulai sekitar
tahun 2000 SM di Asyur dan Sumeria. Kemudian, di Yunani kuno dan selama Kekaisaran
Romawi, pemberi pinjaman yang bertempat di kuil-kuil memberikan pinjaman, menerima
5
simpanan dan melakukan pertukaran uang. Arkeologi dari periode ini di Cina kuno dan India
juga menunjukkan bukti kegiatan peminjaman uang.
Banyak catatan sejarah yang menempatkan posisi penting sejarah perkembangan sistem
perbankan pada Italia abad pertengahan dan Renaisans dan khususnya kota-kota penting
seperti Florensia, Venesia, dan Genoa. Keluarga Bardi dan Peruzzi mendominasi perbankan
abad ke-14 di Florence, mendirikan cabang-cabang di berbagai tempat di Eropa. Bank Italia
yang paling terkenal adalah bank Medici, yang didirikan oleh Giovanni Medici pada tahun
1397. Salah satu bank tertua yang masih berdiri adalah Banca Monte dei Paschi di Siena,
yang berkantor pusat di Siena, Italia, dan telah beroperasi terus menerus sejak 1472.
Perkembangan perbankan menyebar dari Italia utara ke seluruh Kekaisaran Romawi Suci,
dan pada abad ke-15 dan abad ke-16 ke Eropa utara. Hal ini diikuti oleh sejumlah inovasi
penting yang berlangsung di Amsterdam selama Republik Belanda pada abad ke-17, dan di
London sejak abad ke-18. Selama abad ke-20, perkembangan di bidang telekomunikasi dan
komputasi menyebabkan perubahan besar pada pola kegiatan bank dan menjadikan bank-
bank meningkat secara ukuran, jumlah dan penyebaran geografis. Krisis keuangan 2007-
2008 menyebabkan banyak kegagalan bank, termasuk beberapa bank terbesar di dunia, dan
memicu banyak perdebatan tentang peraturan bank.
Lembaga keuangan adalah suatu lembaga yang dalam operasi sehari-harinya menjalankan
jasa di bidang keuangan, yaitu berupa perantara (intermediasi) dari pihak yang surplus dana
kepada pihak yang defisit dana baik itu sektor rumah tangga, swasta, maupun pemerintah.
Secara umum, lembaga keuangan dapat dikelompokkan dalam dua bentuk, yaitu bank dan
non bank. Mengingat kegiatan utama dari lembaga keuangan adalah menghimpun dasn
menyalurkan dana, maka perbedaan antara bank dan lembaga keuangan non bank dapat
dilihat melalui kegiatan utama tersebut. Perbedaan kedua bentuk lembaga keuangan
tersebut dapat digambarakan dalam tabel berikut ini.
6
2. Secara tidak
langsung
dari
masyarakat
(surat
berharga,
penyertaan,
pinjaman/kr
edit dari
lembaga
lain)
2. Kepada
badan
usaha dan
individu
3. Untuk
tujuan
jangka
pendek,
menengah,
dan panjang
7
1. Perusahaan Keuangan Bukan Lembaga keuangan ini
Pegadaian Bank (Lembaga menyediakan fasilitas
Keuangan pinjaman dengan jaminan
Pembiayaan/finance tertentu. Jaminan nasabah
company) tersebut digadaikan dan
kemudian ditaksir oleh
pihak pegadaian untuk
menilai besarnya nilai
jaminan.
8
digabungkan ke dalam
Bank Mandiri.
9
dengan Bursa Efek
Surabaya (BES).
Fungsi-fungsi bank umum yang diuraikan di bawah ini menujukkan betapa pentingnya
keberadaan bank umum dalam perekonomian modern, yaitu :
1. Penciptaan uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat
mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral
menyebabkan possisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter.
Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara
mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral.
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung kelancaran
mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank
umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran.
Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran,
pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang
mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia
dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau
bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.Kemampuan bank umum menghimpun
dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana-dana
10
simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan,
utamanya melalui penyaluran kredit.
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi
internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan
transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis,
jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang
beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi
tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi
internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah.
Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang
ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang
dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan
oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang
semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan
sekuritas atau surat-surat berharga.
Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas.
Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim
uang melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank.
Jenis-jenis bank digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan berbagai aspek. Aspek
tersebut meliputi fungsi, kepemilikan, status, dan operasional.
Bank Sentral, merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan dunia perbankan dan dunia keuangan disuatu negara. Disetiap negara hanya
ada satu bank sentral yang dibantu oleh cabang-cabangnya.
Indonesia memiliki Bank Sentral yaitu Bank Indonesia yang merupakan bank yang
dapat membuat uang kartal baik dalam bentuk kertas atupun logam. Bank Indonesia
memiliki tugas-tugas sebagai Bank Sentral Indonesia yaitu :
11
· Sebagai tempat penyimpanan terakhir (Lender of the last resort )
· Mengatur perkreditan
Yang membedakan Bank Umum dengan Bank Sentral adalah Bank Sentral dapat
menerbitkan Uang Kartal sedangkan Bank Umum hanya dapat menerbitkan Uang Giral.
Bank konvensional
12
Bank konvensional merupakan bank yang kegiatan usahanya memberikan jasa dan
lalu lintas keuangan secara umum sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
Ketentuan ini meliputi penggunaan metode penetapan harga sesuai tingkat suku
bunga dan menghitung biaya-biaya yang diperlukan.
Bank konvensional umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-produk
untuk menyerap dan menyalurkan dana masyarakat.
Bank Syariah
Bank syariah merupakan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
Islam. Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia
seperti prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan
(maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba,
zalim dan obyek yang haram.
UU Perbankan Syariah juga mengamanahkan bank syariah untuk menjalankan fungsi
sosial dengan menjalankan fungsi seperti lembaga baitul mal. Yaitu menerima dana
yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan
menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai kehendak pemberi wakaf
(wakif).
13
Bank milik asing di Indonesia contohnya seperti Citibank, HSBC, Bank of America,
Deutsche Bank dan masih banyak lagi.
1. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, maksudnya dalam
hal ni bank sebagai tempat untuk menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat.
Tujuan utama masyarakat menyimpan uang biasanya adalah untuk keamanan uangnya.
Sedangkan tujuan kedua adalah untuk melakukan investasi dengan harapan
memperoleh hasil dari simpanannya. Tujuan lainnya adalah untuk memudahkan
melakukan transaksi pembayaran. Untuk memenuhi tujuan di atas, baik untuk
mengamankan uang maupun untuk melakukan investasi, bank menyediakan sarana
yang disebut simpanan. Jenis simpanan yang ditawarkan sangat bervariasi tergantung
dari bank yang bersangkutan. Secara umum jenis simpanan yang ada di bank adalah
simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dan simpanan
deposito (time deposit).
2. Menyalurkan dana ke masyarakat, maksudnya adalah bank memberikan pinjaman
(kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan. Dengan kata lain, bank
menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang
diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai keinginan nasabah. Tentu saja sebelum
kredit diberikan bank terlebih dahulu menilai apakah kredit tersebut layak diberikan
atau tidak. Penilaian ini dilakukan agar bank terhindar dari kerugian akibat tidak dapat
dikelmbalikannya pinjaman yang disalurkan bank dengan berbagai sebab. Jenis kredit
yang biasa diberikan oleh hampir semua bank adalah seperti kredit investasi, kredit
modal kerja, dan kredit perdagangan.
3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-
surat berharga yang berasal dari dalam kota (kliring), penagihan surat-surat berharga
14
yang berasal dari luar negeri (inkaso), Letter of Credit (L/C), safe deposit box, bank
garansi, bank notes, travellers cheque, dan jasa lainnya. jasa-jasa bank lainnya ini
merupakan jasa pendukung daru kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dan
menyalurkan dana.
4. 1.7 Ijin Pendirian dan Bentuk Hukum Bank
Bank sebagai suatu badan usaha yang menghimpun dana dan menyalurkan dana dari
masyarakat dalam berbagai bentuknya. Semua itu tentu membutuhkan banyak persyaratan
dalam pelaksanakannya. Persyaratan ini sangat penting untuk melindungi kepentingan
masyarakat, terutama terhadap nasabah bank.
Sebelum mendirikan atau melakukan kegiatan perbankan haruslah memperoleh izin
dari Bank Indonesia dan harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen yang bebas campur tangan
pemerintah ataupun pihak lain, mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat
pembayaran yang sah dari suatu negara, mengatur dan mengawasi perbankan, dan semua
masalah tentang moneter.
Izin pendirian Bank Umum dan BPR biasanya diberikan sesuai dengan persyaratan
yang berlaku. Persyaratan yang wajib dipenuhi menurut undang-undang no.10 tahun 1998
adalah:
2. Permodalan
3. Kepemilikan
Semua persyaratan dan tata cara perizinan bank di atas ditetapkan oleh Bank
Indonesia (Bank Sentral).
Pada pasal 3 PBI No.6/24/PBI/2004 menjelaskan, bahwa bank hanya dapat didirikan
dengan izin Bank Indonesia dalam dua tahap:
15
B. BENTUK HUKUM BANK
Disamping izin yang telah diajukan , maka permohonan dapat memilih bentuk badan
hukum yang diinginkan yeng telah ditentukan. Pemilihan bentuk badan hukum ini
tergantung dari jenis bank yang dipilihnya. Masing-masing bentuk badan mempunai
kelebihan dan kekurangannya ada beberapa bentuk hukum bank yang dapat dipilih jika
ingin mendirikan bank sesuai dengan undang-undang No.10 Tahun 1998.
Untuk Bank Umum dikenal 3 bentuk hukum sebagaimana ditentukan oleh pasal 21
ayat 1, yaitu:
Perseroan Terbatas
Koperasi
Perusahaan Daerah
Sedangkan bentuk hukum untuk Bank Perkreditan Rakyat yang diatur dalam pasal 21
ayat 2 Undang-undang Nomor 7 Tahun1992. Ketentuan tersebut tidak mengalami
perubahan, yaitu:
Perusahaan Daerah
Koperasi
Perseroan Terbatas
Bentuk lain yang diterapkan oleh peraturan pemerintah
Sebagaimana layaknya manusia, di mana kesehatan merupakan hal yang paling penting di
dalam kehidupannya. Tubuh yang sehat akan meningkatkan kemampuan kerja dan
kemampuan lainnya. Begitu pula dengan perbankan harus selalu dinilai kesehatannya agar
tetap prima dalam melayani para nasabahnya.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat
menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank
yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi
intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan
oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter.
16
Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang
baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.
Pengertian Kesehatan bank menurut Bank Indonesia sesuai dengan Undang– undang RI No.
7 Tahun 1992 Tentang perbankan Pasal 29 adalah Bank dikatakan sehat apabila bank
tersebut memenuhi ketentuan Kesehatan bank dengan memperhatikan aspek Permodalan,
Kualitas Asset, Kualitas Manajemen, Kualitas Rentabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, dan aspek
lain yang berhubungan dengan usaha bank.
Aspek-aspek Penilaian
Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank; biasanya menggunakan berbagai alat ukur.
Salah satu alat ukur yang utama yang digunakan untuk menentukan kondisi suatu bank
dikenal dengan nama analisis CAMEL. Analisis ini terdiri dari aspek capital, assets,
management, earning dan liquidity. Hasil dari masing-masing aspek ini kemudian akan
menghasilkan kondisi suatu bank.
Penilaian pertama adalah aspek permodalan (capital) suatu hank. Dalam aspek ini yang
dinilai adalah permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan kepada kewajiban
penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital
Adequacy Ratio) yang telah ditetapkan BI. Perbandingan rasio CAR adalah rasio modal
terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (AMTR). Sesuai ketentuan yang telah
ditetapkan pemerintah, maka CAR perbankan untuk tahun 2002 minimal harus 8%. Bagi
bank yang memiliki CAR di bawah 8% harus segera memperoleh perhatian dan penanganan
yang serius untuk segera diperbaiki. Penambahan CAR untuk mencapai seperti yang
ditetapkan memerlukan waktu, sehingga pemerintahpun memberikan waktu sesuai dengan
ketentuan. Apabila sampai waktu yang telah ditentukan target CAR tidak tercapai, maka
bank yang bersangkutan akan dikenakan sangsi.
17
2. Aspek Kualitas Aset (Asets)
Aspek yang kedua adalah mengukur kualitas aset bank. Dalam hal ini upaya yang dilakukan
adalah untuk menilai jenis-jenis aset y;ing dimiliki oleh bank. Penilaian aset harus sesuai
dengan Peraturan Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva produktif yang
diklasifikasikan terhadap aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva
produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang
telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia. Kualitas Asset (Asset Quality)
mengenai penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas aset antara lain
dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sbb :
Penilaian yang ketiga meliputi penilaian kualitas manajemen bank. Untuk menilai kualitas
manajemen dapat dilihat hari kualitas manusianya dalam mengelola bank. Kualitas manusia
juga dilihat dari segi pendidikan serta pengalaman para karyawannya dalam menangani
berbagai kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan,
manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen
likuiditas. Penilaian didasarkan kepada jawaban dari 250 pertanyaan yang diajukan
mengenai manajemen bank yang bersangkutan. Manajemen (Management) mengenai
penilaian terhadapa faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap
komponen-komponen sbb:
Manajemen umum
Penerapan sistem manajemen resiko
Kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank
Indonesia dan atau pihak lainnya
4. Aspek Earning
Merupakan aspek yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan
keuntungan. Kemampuan ini dilapokan dalam suatu periode. Kegunaan aspek ini juga untuk
mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank bersangkutan. Bank
yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas terus meningkat di atas standar yang
telah ditetapkan. Rentabilitas (Earnings) mengenai penilaian pendekatan kuantitatif dan
18
kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-
komponen sbb:
Aspek kelima adalah penilaian terhadap aspek likuiditas bank. Suatu bank dapat diikatakan
likuid, apabila bank yang bersangkutan mampu membayar semua hutangnya terutama
hutang-hutang jangka pendek. Dikatakan likuid jika pada saat ditagih bank mampu
membayar. Kemudian bank juga harus dapat pula memenuhi semua permohonan kredit
yang layak dibiayai. Likuiditas (Liquidity) mengenai penilaian pendekatan kuantitatif dan
kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-
komponen sbb :
o Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan pasiva likuid kurang dari 1 bulan
o I month maturity mismatch ratio
o Proyeksi arus kas 3 bulan mendatang
o Ketergantungan pada dana antarbank dan deposan inti
o Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities management-ALMA)
o Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang,pasar modal atau
sumber-sumber pendanaan lainnya
o Rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga ( loan to deposit ratio – LDR )
o Tingat Kesehatan Bank
o Pengertian tentang kesehatan bank meliputi :
o Kemampuan menghimpun dana masyarakat dari lembaga lain dan dari modal sendiri
o Kemampuan mengolah dana
o Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat
o Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal
dan pihak lain
Pemeriksaan dilakukan untuk menilai tingkat kesehatan bank. Faktor-faktor utama penilaian
tingkat kesehatan bank antara lain:
19
- Faktor Manajemen (Management)
- Faktor Rentabilitas (Earning)
- Faktor Likuiditas (Liquidity)
Berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun
1992 tentang perbankan, pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia.
UU tersebut lebih lanjut menetapkan bahwa :
Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai ndengan ketentuan kecukupan
modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, solvabilitas & aspek lain yang
berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan
prinsip kehati-hatian.
Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah dan melakukan
kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan
kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank
Bank wajib menyampaikan kepada BI segala keterangan dan penjelasan mengenai
usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh BI
Bank atas permintaan BI, wajib memberikan kesempatan bagi pemeriksaanbuku-buku
dan berkas-berkas yang ada padanya serta wajib memberikan bantuan yang diperlukan
dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala keterangan, dokumen dan penjelasan
yang dilaporkan oleh bank yang bersangkutan
Bank Indonesia melakukan pemeriksaaan terhadap bank, baik secara berkala maupun
setiap waktu apabila diperlukan, BI dapat menugaskan akuntan publikuntuk dan atas
nama bank Indonesia melaksanakan pemeriksaan terhadap bank.
Bank wajib menyampaikan kkca, perhitungan laba rugi tahunan dan penjelasannya,
serta laporan berkala lainnya dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh BI. Neraca
dan perhitungan laba rugi dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan BI.
Arsitektur Perbankan Indonesia (disingkat API) adalah kerangka dasar sistem perbankan
Indonesia yang diluncurkan oleh Bank Indonesia pada tanggal tanggal 9 Januari 2004.[1] API
diluncurkan sebagai salah satu upaya Pemerintah dan Bank Indonesia dalam rangka
membangun kembali perekonomian Indonesia melalui penerbitan buku putih Pemerintah
sesuai dengan Inpres No. 5 Tahun 2003[2], di mana API menjadi salah satu program utama
dalam buku putih tersebut.
20
Enam pilar
Untuk mempermudah pencapaian API maka Bank Indonesia menetapkan enam sasaran
yang ingin dicapai yang dituangkan ke dalam enam pilar yang saling terkait satu sama
lain[3], yaitu:
21
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain dari kedua tugas itu, menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor
10 Tahun 1998, bank juga memberikan jasa bank lainnya. Seiring dengan perkembangan
zaman, industri perbankan mengalami perubahan besar karena deregulasi peraturan.
Sehingga mengakibatkan bank lebih kompetitif dalam menyediakan jasa bank lainnya.
Jasa tersebut di antaranya termasuk transfer dana antar rekening, pembayaran tagihan,
sarana investasi, penukaran mata uang asing dan banyak lagi.
B. Saran
Kita harus lebih sering membaca banyak artikel maupun buku agar pengetahuan kita
tentang Perbankan semakin bertambah dan tidak hanya itu-itu saja. Selamat belajar !
22
DAFTAR PUSTAKA
http://citrasayangmama-mandelacitra.blogspot.com/2012/03/gambaran-umum-
perbankan.html
http://reval004.blogspot.com/2012/03/gambaran-umum-tentang-perbankan.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/23598/Chapter%20II.pdf?
sequence=3&isAllowed=y
http://eprints.ums.ac.id/57271/4/BAB%202.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_perbankan
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, Mei
2012.
Drs.Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2001
23