Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) memberikan

kemudahan terhadap aktivitas setiap orang, terutama terkait dengan hiburan.

Saat ini ketika ingin menikmati film maka setiap orang hanya membuka website

atau youtube. Orang tidak perlu untuk membeli CD ditoko sebab website dan

youtube menyediakan layanan film secara streaming ataupun offline. Film

merupakan karya cipta seni budaya pranata sosial maupun sebagai media

komunikasi massa dibuat berdasarkan ketentuan sinematografi baik dengan

suara ataupun tanpa suara untuk dipertunjukkan.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia film merupakan selaput

tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (pembuatan potret)

atau untuk tempat gambar positif (pada bioskop) atau film merupakan lakon

(cerita) gambar hidup. Film merupakan bagian daripada industri sebab bagian

dari produksi ekonomi suatu masyarakat dan ia mesti dipandang dalam

hubungannya dengan produk-produk lainnya. Film sebagai komunikasi

merupakan bagian penting dari sistem yang digunakan oleh individu dan

kelompok untuk mengirim dan menerima pesan (send and receive mesaage).1

Film merupakan bagian daripada karya sinematografi yang mendapatkan

perlindungan hak cipta sebagaimana dijelaskan pada Pasal 40 Ayat (1) Undang-

1
5 Idy Subandy Ibrahim, 2011, Budaya Populer sebagai Komunikasi; Dinamika Popscape dan
Mediascape di Indonesia Kontemporer, Yogyakarta: Jalasutra, hal. 190.

1
2

undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang hak Cipta bahwa “karya sinematografi

merupakan ciptaan berupa gambar bergerak (moving image) antara lain film

dokumenter, film iklan, reportase atau film cerita yang dibuat dengan skenario

dan film kartun. Karya sinematografi dapat dibuat dalam pita seluloid, pita

video, piringan video, cakram optik atau media lain yang memungkinkan untuk

dipertunjukkan di bioskop layar lebar, televisi atau media lainnya. Sinmatografi

merupakan salah satu contoh bentuk audiovisual”. Perlindungan hak cipta atas

ciptaan berupa karya sinematografi berlaku selama 50 Tahun sejak pertama klai

dilakukan pengumuman sebagaimana dijelaskan pada Pasal 59 Ayat (1)

Undang-undang Nmor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.

Film yang sudah diumumkan memperoleh apresiasi terutama dari

penonton menimbulkan celah berupa pelanggaran. Pelanggaran dilakukan oleh

beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab untuk memanfaatkan popularitas

film untuk mendapatkan keuntungan secara ekonomi. Pelanggaran terhadap hak

cipta sinematografi bisa dilihat pada youtube berikut:

Akun youtube tersebut menjelaskan review film dengan menampilkan

beberapa scene film disertai penjelasan tiap-tiap adegan. Hal ini melanggar
3

ketentuan Pasal 9 Ayat (1) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak

Cipta bahwa Pencipta atau Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 8 memiliki hak ekonomi untuk melakukan: a) Penerbitan Ciptaan; b)

Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya; c) Penerjemahan Ciptaan; d)

Pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan; e)

Pendistribusian Ciptaan atau salinannya; f) Pertunjukan Ciptaan; g)

Pengumuman Ciptaan; h) Komunikasi Ciptaan; dan; i) Penyewaan Ciptaan.

Akun youtube tersebut juga melanggar hak ekonomi dan moral daripada

pencipta. Hak ekonomi merupakan hak yang dimiliki oleh seorang pencipta atau

pemegang hak cipta yang mendapatkan manfaat ekonomi atas suatu ciptaan.

Hak moral yaitu hak yang melindungi kepentingan pribadi pencipta. Hak moral

sendiri tidak dapat dipisahkan dari pencipta karena melekat dan kekal secara

pribadi artinya hak tersebut akan terus ada dan bahkan setelah meninggal dunia.2

Youtube membuat kebijakan yang tidak menyalahgunakan konten orang

lain seperti plagiat ataupun menjiplak sebagai konten original dengan tujuan

komersil. Hal ini dikarenakan youtube memiliki sistem ketat berupa content ID.

Content ID merupakan sistem software untuk youtube yang bertujuan untuk

membantu pemilik konten menentukan karyanya. Melalui fitur tersebut pemilik

hak cipta dapat memilih berbagai tindakan terhadap salinan karyanya antara

lain: a) pemblokiran seluruh video hingga tidak dapat ditonton (takedown); b)

2
Budi Santoso, 2011, HKI Hak Kekayaan Intelektual, Semarang: Penerbit Pustaka Magister, hal. 98-100.
4

monetisasi video dengan menjalankan iklan pada video tersebut; c) melacak

statistik penayangan video.3

Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya

atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman prilaku

dalam lalu lintas atau hubunganhubungan hukum dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara. istilah penegakan hukum sering digunakan untuk

menerjemahkan istilah Law Enforcement yang merupakan serangkaian upaya,

proses, dan aktivitas menjadikan hukum berlaku sebagai seharusnya.4

Undang-undang nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta telah mengatur

pemberian sanksi hukum pidana bagi barangsiapa yang melakukan pelanggaran

hak cipta yaitu dengan dijatuhi hukuman pidana penjara maksimal 10 (sepuluh

tahun) dan denda Rp. 4.000.000.000 (4 milyar rupiah).5

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang maka penulis kan melakukan

penelitian terhadap karya sinematografi berupa film di youtube, mekanisme

perlindungan hak cipta di youtube dan proses penyelesaian pelanggaran hak

cipta film dengan memilih judul skripsi: Perlindungan Hak Ekonomi Dan Moral

Pencipta Melalui Youtube Atas Review Film”

B. Rumusan Masalah
3
Muhammad Zulfikar Habibullahissalam, Penggunaan Konten Cover Song Di Youtube Untuk Tujuan
Komersial, article Januari 2020, https://www.researchgate.net/publication/338503450
4
Sri Pudyatmoko, 2007, Penegakan dan Perlindungan Hukum di Bidang Pajak, Jakarta: Penerbit
Salemba Empat, hal. 17.
5
Daniel Andre Stefano, Hendro Saptono, Siti Mahmudah, Perlindungan Hukum Pemegang Hak Cipta
Film Terhadap Pelanggaran Hak Cipta Yanng Dilakukan Situs Penyedia Layanan Film Streaming Gratis
Di Internet (Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta), Diponegoro Law
Journal Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
5

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, penulis akan melakukan

penelitian dengan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perlindungan hak cipta film oleh youtube?

2. Apakah youtube bisa memberikan dan mempunyai hak cipta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan daripada penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui perlindungan hak cipta film oleh youtube.

2. untuk mengetahui youtube bisa memberikan dan mempunyai hak cipta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Praktis

a. Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan

yang lebih terhadap Perlindungan Hak Ekonomi Dan Moral Pencipta

Melalui Youtube Atas Review Film.

b. Diharapkan hasil akhir dari penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam

lingkungan masyarakat sehingga dapat mengurangi adanya pelanggaran

Hak Ekonomi Dan Moral Pencipta Melalui Youtube Atas Review Film.

2. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan

wawasan penulis terkait dengan Perlindungan Hak Ekonomi Dan Moral

Pencipta Melalui Youtube Atas Review Film.


6

b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran serta wawasan pada ilmu

hukum pada Perlindungan Hak Ekonomi Dan Moral Pencipta Melalui

Youtube Atas Review Film.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau langkah-

langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Suatu penelitian

ilmiah dapat dipercayai kebenarannya apabila disusun dengan menggunakan

metode yang tepat. Metode penelitian adalah cara sistematis untuk menyusun

ilmu pengetahuan.

Adapun metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Metode Pendekatan

Penelitian ini mendasarkan pada penelitian hukum yang dilakukan dengan

pendekatan doktrinal, karena dalam penelitian ini hukum dikonsepkan,

sebagai norma-norma tertulis yang dibuat dan diundangkan oleh lembaga

atau oleh pejabat negara yang berwenang. Hukum dipandang sebagai suatu

lembaga yang otonom, terlepas dari lembaga-lembaga lainnya yang ada di

masyarakat. Oleh karena itu pengkajian yang dilakukan, hanyalah ”terbatas”

pada peraturan perundang-undangan (tertulis) yang terkait dengan objek

yang diteliti perlindungan hak ekonomi dan moral pencipta melalui youtube

atas review film. Dari berbagai jenis metode pendekatan yuridis normatif

yang dikenal, penulis memilih bentuk pendekatan normatif yang berupa,


7

inventarisasi peraturan perundang-undangan dan penemuan hukum in-

concreto.6

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang merupakan prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan

subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang

tampak. Dengan demikian tujuannya agar dapat memberikan data yang teliti

secara sistematis dan menyeluruh tentang gambaran Perlindungan Hak

Ekonomi Dan Moral Pencipta Melalui Youtube Atas Review Film.7

3. Jenis Data

Jenis data penelitian yang digunakan dalam penelitian, Data sekunder yaitu

data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka, antara lain data, bahan-bahan

pustaka antara lain dokumen resmi, literatur dan sebagainya yang berkaitan

dengan Perlindungan Hak Ekonomi Dan Moral Pencipta Melalui Youtube

Atas Review Film.8

4. Metode Pengumpulan Data

Pegumpulan data akan dilakukan dengan teknik Studi Kepustakaan. Studi

pustaka ditunjukkan terhadap literatur dan ketentuan perundang-undangan,

serta peraturan-peraturan hukum yang ada hubungannya dengan objek

6
DimyatiKhudzaifah, KelikWardiono, 2004, Metode Penelitian Hukum, Surakarta: Universtias
Muhammadiyah Surakarta, hal. 17.
7
Ibid,.
8
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2011, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal. 12.
8

penelitian yang dikaji oleh penulis, mengenai Perlindungan Hak Ekonomi

Dan Moral Pencipta Melalui Youtube Atas Review Film.

5. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan

berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dari penelitian dan data sekunder.

Data tersebut dianalisis dengan metode berfikir deduktif, yaitu pola berfikir

yang mendasarkan pada hal-hal yang bersifat umum, kemudian ditarik

kesimpulan yang bersifat khusus.9

F. Sistematika Penulisan

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Manfaat Penelitian

D. Metode Penelitian

E. Sistematika Penulisan

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Hak Cipta

1. Pengertian Hak Cipta

2. Pengertian Hak Terkait

3. Pencatatan Hak Cipta

4. Jangka Waktu Perlindungan Hak Cipta

B. Tinjauan Tentang Film


DimyatiKhudzaifah, KelikWardiono, 2004, Op.Cit.
9
9

1. Pengertian Film

2. Review Film

3. Pengertian Youtube

C. Perlindungan Hukum Hak Cipta Film

1. Pengertian Perlindungan Hukum

2. Film Sebagai Hak Cipta

BAB III: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perlindungan Hak Cipta Film Oleh Youtube.

B. Youtube Bisa Memberikan Dan Mempunyai Hak Cipta

BAB IV: PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Hak Cipta

1. Pengertian Hak Cipta

Kata hak cipta merupakan kata majemuk yang terdiri dari dua suku kata,

yaitu “hak” dan “cipta”. Kata “hak” berarti “kekuasaan untuk berbuat

sesuatu karena telah ditentukan undang-undang”. Sedangkan kata “cipta”

menyangkut daya kesanggupan batin (pikiran) untuk mengadakan sesuatu

yang baru, terutama dilapangan kesenian.

Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No.28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

menjelaskan bahwa Hak Cipta adalah “hak eksklusif pencipta yang timbul

secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan

diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan”. Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang

No.28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta menjelaskan bahwa “Ciptaan adalah

setiap hasil karya ciota di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang

dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan,

keterampilan, atau keahlian yang di ekspresikan dalam bentuk nyata.”

Undang-Undang No.28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta bahwa : “Hak

Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk

mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk

itu dengan tidak mengurangi pembatasan pembatasan menurut peraturan


11

perundang-undangan yang berlaku.” Makna dari hak eksklusif adalah bahwa

hanya pemegang hak ciptalah yang bebas melaksanakan hak cipta tersebut,

sementara orang atau pihak lain dilarang melaksanakan hak cipta tersebut

tanpa persetujuan dari pemegang hak cipta. Hak cipta sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Hak Cipta merupakan hak

eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.

Beranjak dari terminologi hak cipta, hak cipta itu sendiri timbul karena

ada pencipta dan ada suatu karya cipta atau ciptaan. Akan tetapi, asal mula

terciptanya suatu ciptaan itu lahir, penulis mengutip kalimat yang tertulis

pada langit-langit kubah atap bangunan Markas Besar WIPO di Geneva yang

dirangkum oleh Arpad bogsch, Direktur Jendral WIPO yang dibaca oleh

Eddy Damian pada kunjungan penelitiannya ke Geneva, tertulis “Human

genius is the source of all works, of art and inventions.” These works are the

guarantee of a life worthy of men. It is the diary of the state to ensure with

diligence the protection of the arts and inventions. Yang berarti, “kecerdasan

manusia adalah sumber dari semua karya, seni dan penemuan. "Karya-karya

ini adalah jaminan hidup layak manusia. Ini adalah catatan penting dari

negara untuk memastikan dengan teliti perlindungan terhadap seni dan

penemuan.10

10
Eddy Damian, 2002, Hukum Hak Cipta Menurut Beberapa konvensi Internasional, UndangUndang
Hak Cipta dan Perlindungannya terhadap Buku serta Perjanjian Penerbitannya, Bandung: PT. Alumni,
hal. 15
12

2. Pengertian Hak Terkait

Hak terkait yaitu hak yang berkaitan dengan hak cipta sedangkan hak cipta

adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan

prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa

mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. hak terkait merupakan karya turunan yang menginduk dari hak

cipta.11

Subjek hak terkait yaitu pelaku pertunjukan, produser fonogram, atau

lembaga Penyiaran. Perlindungan hukum yang diberikan kepada pemilik hak

terkait berdasarkan UndangUndang Hak Cipta 2014 yakni: Pertama,

pengaturan mengenai pencatatan/pendaftaran produk hak terkait. Kedua,

pengaturan pengguna hak terkait bagi yang memanfaatkan hak terkait untuk

kepentingan komersial harus membayar royalti kepada pemilik hak terkait

melalui Lembaga Manajemen Kolektif. Ketiga, memberikan ancaman

pidana bagi pelanggaran terhadap hak ekonomi pemilik hak terkait

sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 28Tahun 2014 tentang

Hak.

Undang-undang Nomor 28Tahun 2014 tentang Hak Cipta Pasal 8

mengatur mengenai hak ekonomi yang didefinisikan sebagai hak eksklusif

Pencipta atau Pemegang Hak Ciptauntukmendapatkan manfaat ekonomi atas

Ciptaan sedangkan pada Pasal 5 ayat (1) Undang-undang Nomor 28Tahun


11
Edwita Ristyan, Perlindungan Hukum Hak Terkait Terhadap Karya Siaran Skysports Yang
Dipublikasikan Melalui Situs Internet,Jurnal: Universitas Atma Jaya Yogyakarta Fakultas Hukum 2017.
http://e-journal.uajy.ac.id/12296/1/JURNAL%20HK11172.pdf
13

2014 tentang Hak mengatur mengenai hak moral yang didefinisikan sebagai

hak yang melekat secara abadi pada diri pencipta. Lembaga penyiaran

merupakan salah satu subjek hak terkait, sebagai salah satu subjek yang

dilindungi Undang-undang nomor 28 Tahun2014 tentang Hak Cipta,

lembaga penyiaran mempunyai hak yang meliputi hak untuk melakukan

penyiaran dan penyiaran ulang siaran.

3. Pencatatan Hak Cipta

Hak cipta adalah merupakan bagian dari hak milik intelektual yang

keberadaannya tidak berwujud dalam arti hak cipta tersebut merupakan

penguasaan terhadap hasil dari kemampuan bekerja yang berasal dari

gagasan serta hasil pikiran, oleh karena sifatnya yang abstrak tersebut, maka

perlindungan terhadap hak cipta ini mempunyai jangka waktu yang terbatas,

yaitu setelah habis masa perlindungan hak cipta tersebut maka karya cipta

tersebut akan menjadi milik umum.12

Pada prinsipnya hak cipta diperoleh bukan karena pendaftaran, jadi tidak

ada keharusan bagi Pencipta untuk mendaftarkan ciptaannya seperti

disebutkan pada Pasal 64 ayat (2) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak bahwa pencatatan bukan syarat untuk mendapatkan Hak Cipta

dan Hak Terkait, namun apabila terjadi sengketa di pengadilan mengenai

ciptaan yang terdaftar dan yang tidak terdaftar, hakim dapat menentukan

pencipta yang sebenarnya berdasarkan pembuktian tersebut. Untuk

12
Siti Hatikasari, Esensi Perlindungan Hukum Dalam Sistem First To Announce Atas Karya Cipta,
Supremasi Hukum : Jurnal Penelitian Hukum, Vol. 27, No. 2, Agustus 2018, 118-132
14

kepentingan tersebut, maka dipandang perlu untuk melakukan pendaftaran

atas ciptaan, terutamamengingat era globalisasi sekarang ini dimana hampir

setiap pelaku bisnis berlombalomba memenangkan persaingan. Sehingga

pendaftaran atau pencatatan merupakan salah satu bentuk perlindungan

hukum hak cipta selain pengumuman pertama kali hasil karya cipta,

walaupun pendaftaran hak cipta bukan merupakan suatu keharusan.

Pendaftaran diharapkan dapat memberikan semacam kepastian hukum serta

lebih memudahkan dalam prosedur pengalihan haknya.13

Permohonan pencatatanciptaan diatur mulai dariPasal 64-Pasal 79 di

dalam Bab X tentang Pencatatan Ciptaandan Produk Hak Terkait.Jika

melihat ketentuan dalam Pasal 64 ayat (1) maka dapat diketahui bahwa

pencatatan ciptaan dan produk hak terkaitdiselenggarakan oleh Menteri.

Namun dalam ayat (2) pasal tersebut dinyatakan “Pencatatan ciptaan dan

produk hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan merupakan

syarat untuk mendapatkan hak cipta dan hak terkait.”Berdasarkan kedua ayat

dalam Pasal 64 ini maka jelas bahwa pencatatan ciptaan adalah tidak wajib

dilakukan oleh pencipta.

Pendaftaran tidak hanya semata-mata mengandung arti untuk

memberikan alat bukti yang kuat, akan tetapi juga menciptakan hak

kebendaan. Hak kebendaan atas suatu benda untuk umum terjadi saat

pendaftaran itu dilakukan. Selama pendaftaran 9belum terjadi, hak hanya

13
J. C. T. Simorangkir dalam H. OK. Saidin, 2004, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual
Property Rights) Cetakan Ke-4, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 91.
15

mempunyai arti terhadap para pihak pribadi dan umum dianggap belum

“mengetahui” perubahan status hukum atas hak yang dimaksudkan.

Pengakuan dari masyarakat baru terjadi pada saat hak tersebut (milik)

didaftarkan. Namun pencatatan ciptaan tidak dapat dilakukan terhadap seni

lukis yang berupa logo atau tanda pembeda yang digunakan sebagai merek

dalam perdagangan barang/jasa atau digunakan sebagai lambang organisasi,

badan usaha atau badan hukum sebagaimana disebutkan dalam Pasal 65.

Ada dua jenis cara atau stelsel pendaftaran menurut Prof. Kollewijn yaitu

stelsel konstitutif dan stelsel deklaratif. Menurut stelsel konstitutif letak titik

berat ada tidaknya hak cipta tergantung pada pendaftarannya. Jika

didaftarkan hak cipta itu akan diakui keberadaannya secara de jure dan de

facto. Sedangkan stelsel deklaratif titik beratnya diletakkan pada anggapan

sebagai pencipta terhadap hak yang didaftarkan itu sampai orang lain dapat

membuktikan sebaliknya. Sekalipun hak cipta itu didaftarkan undang-

undang hanya mengakui seolah-olah yang bersangkutan sebagai pemiliknya,

secara de jure harus dibuktikan lagi jika ada orang lain yang menyangkal

hak tersebut.14

Pencatatan ciptaan sebenarnya juga penting untuk dilakukan, hal ini

adalah untuk membuat suatu kepastian. Bahkan menurut Prof. Mariam

Darus, pendaftaran itu tidak hanya semata-mata mengandung arti untuk

memberikan alat bukti yang kuat, akan tetapi juga menciptakan hak

14
Saidi, OK. 2004, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights) Cetakan Ke-4,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 90.
16

kebendaan. Selanjutnya Pasal 66 ayat (2) menerangkan bahwa permohonan

pencatatan ciptaan dan produk hak terkait dilakukan secara elektronik

dan/atau non elekronik. Namun baik dalam Pasal 66 maupun bagian

penjelasan pasal tersebut tidak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang

hal tersebut.15

Jika dicermati keseluruhan dari Pasal 64-Pasal 79 Undang-undang

Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak hanya mengatur hal-hal pokok mengenai

pencatatan ciptaan dan produk hak terkait. Sebagaimana dinyatakan dalam

Pasal 70, yakni Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pencatatan Ciptaan

dan produk Hak Terkait diatur dengan Peraturan Pemerintah. Namun

peraturan pemerintah ini nampaknya hingga saat ini belum dilahirkan.

4. Jangka Waktu Perlindungan Hak Cipta

Undang-undang Nomor 28Tahun 2014 tentang Hak Cipta mengatur

secara tegas masa berlakunya hak moral dan hak ekonomi. Masa berlakunya

hak moral tercantum dalam Pasal 57 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta yang berbunyi: (1) Hak moral Pencipta sebagaimana

dimaksud dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak

CiptaPasal 5 Ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf e berlaku tanpa batas

waktu. (2) Hak moral Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Undang-

undang Nomor 28Tahun 2014 tentang Hak Cipta Pasal 5 Ayat (1) huruf c

dan huruf d berlaku selama berlangsungnya jangka waktu Hak Cipta atas

15
OK Sahidin .H., 2010, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hal.
92
17

Ciptaan yang bersangkutan. Selanjutnya, ketentuan Undang-undang Nomor

28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Pasal 58 mengatur tentang Masa Berlaku

Hak Ekonomi, yaitu: (1) Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan: a). buku,

pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya; b). ceramah, kuliah, pidato, dan

Ciptaan sejenis lainnya; c). alat peraga yang dibuat untuk kepentingan

pendidikan dan ilmu pengetahuan; d). lagu atau musik dengan atau tanpa

teks; e). drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;

f). karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,

kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase; g). karya arsitektur; h). peta; dan i).

karya seni batik atau seni motif lain, berlaku selama hidup Pencipta dan

terus berlangsung selama 70 (tujuh puluh) tahun setelah Pencipta meninggal

dunia, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya. Ayat (2) Dalam

hal Ciptaan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dimiliki oleh 2 (dua)

orang atau lebih, pelindungan Hak Cipta berlaku selama hidup Pencipta

yang meninggal dunia paling akhir dan berlangsung selama 70 (tujuh puluh)

tahun sesudahnya, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya. Ayat

(3) Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan sebagaimana dimaksud pada Ayat

(1) dan Ayat (2) yang dimiliki atau dipegang oleh badan hukum berlaku

selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan Pengumuman.16

Undang-undang Nomor 28Tahun 2014 tentang Hak Cipta Pasal 59 Ayat

(1) Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan: a). karya fotografi; b). Potret; c).

16
Sudjana, Sistem Perlindungan Atas Ciptaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta Dalam Perspektif Cyber Law, Volume 2Nomor 2, 253.
18

karya sinematografi; d). permainan video; e). Program Komputer; f).

perwajahan karya tulis; g). terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis

data, adaptasi, aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;

h). terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi atau modifikasi ekspresi

budaya tradisional; i). kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang

dapat dibaca dengan Program Komputer atau media lainnya; dan j).

kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan

karya yang asli, berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali

dilakukan Pengumuman. Ayat (2) Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan

berupa karya seni terapan berlaku selama 25 (dua puluh lima) tahun sejak

pertama kali dilakukan Pengumuman.17

Masa berlaku pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan yang dilakukan

Pengumuman bagian per bagian dihitung sejak tanggal Pengumuman bagian

yang terakhir. Dalam menentukan masa berlaku pelindungan Hak Cipta atas

Ciptaan yang terdiri atas 2 (dua) jilid atau lebih yang dilakukan

Pengumuman secara berkala dan tidak bersamaan waktunya, setiap jilid

Ciptaan dianggap sebagai Ciptaan tersendiri.

B. Tinjauan Tentang Film

1. Pengertian Film

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film adalah lakon (cerita)

gambar hidup. Menurut definisi film melalui UU No. 8/1992 film adalah

17
Sudjana, Sistem Perlindungan Atas Ciptaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta Dalam Perspektif Cyber Law, Volume 2Nomor 2, 253.
19

karya cipta dan seni yang merupakan media komunikasi massa pandang-

dengar yang dibuat berdasarkan atas sinematografi dengan direkam pada pita

seluloid, pita vidio, piringan vidio dan/atau berhak atas hasil penemuan

teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses

kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara yang

dapat dipertunjukkan dengan sistem proyeksi mekanik dan lain sebagainya.

Film adalah rangkaian gambar yang bergerak membentuk suatu cerita atau

juga biasa disebut Movie atau Video.18

2. Jenis Film

Marcel Danesi dalam buku Semiotik Media, menuliskan tiga jenis atau

kategori utama film, yaitu film fitur, film dokumenter, dan film animasi,

penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Film Fitur

Film fitur merupaka karya fiksi, yang strukturnya selalu berupa narasi,

yang dibuat dalam tiga tahap. Tahap praproduksi merupakan periode

ketika skenario diperoleh. Skenario ini bisa berupa adaptasi dari novel,

atau cerita pendek, cerita fiktif atau kisah nyata yang dimodifikasi,

maupun karya cetakan lainnya; bisa juga yang ditulis secara khusus

untuk dibuat filmnya.

Meldina Ariani, Representasi Kecantikan Wanita dalam Film 200 Pounds Beauty Karya Kim Young
18

Hwa, e-Journal Ilmu Komunikasi, Vol.3 No.4, 2015.320.


20

b. Film Dokumenter

Film dokumenter merupakan film nonfiksi yang menggambarkan situasi

kehidupan nyata dengan setiap individu menggambarkan perasaannya

dan pengalamannya dalam situasi yang apa adanya, tanpa persiapan,

langsung pada kamera atau pewawancara. Robert Claherty

mendefinisikannya sebagai “karya ciptaan mengenai kenyataan”,

creative treatment of actuality.

c. Film Animasi

Animasi adalah teknik pemakaian film untuk menciptakan ilusi gerakan

dari serangkaian gambaran benda dua atau tiga dimensi. Penciptaan

tradisional dari animasi gambar-bergerak selalu diawali hampir

bersamaan dengan penyusunan storyboard, yaitu serangkaian sketsa yang

menggambarkan bagian penting dari cerita.19

3. Youtube

YouTube adalah sebuah situs web video sharing (berbagi video) yang

populer dimana para pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip

video secara gratis. Didirikan pada bulan februari 2005 oleh 3 orang mantan

karyawan PayPal, yaitu Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim.

Umumnya video-video di YouTube adalah video klip film, TV, serta video

buatan para penggunanya sendiri.

19
Dio Pratama. A, Exploitasi Tubuh Perempuan dalam Film: Air Terjun Pengantin Karya Rizal
Mantovani (Analisis Semiotika Roland Barthes), e-Journal Ilmu Komunikasi, Vol.2 No. 4,2014, 297.
21

Secara umum, Youtube menawarkan layanan gratis khususnya untuk

menikmati dan mengakses video-video yang masuk dalam sistemnya. Ini

berarti bahwa untuk mengakses video apapun, seorang pengguna tidak perlu

memiliki akun premium atau membayar sejumlah uang dalam skala waktu

tertentu. Paling banter, seorang pengguna harus membeli pulsa dan

menggunakan kuotanya untuk mengakses video-video yang menarik

perhatiannya. Selain itu, pengguna dapat mengakses video-video tersebut

secara gratis. Ketentuan yang sama juga berlaku pada layanan mengunggah

atau menampilkan video dan membuatnya accesible oleh pengguna dan

khalayak ramai.20

Youtube mempunyai pengertian sebagai situs media digital (video) yang

dapat di download, diunggah, serta dibagikan (share) di seluruh penjuru

negeri.21Youtube merupakan situs sosial media yang sering dipakai serta

fenomenal dikalangan masyarakat. Masyarakat menggunakan youtube baik

dalam melihat berita terkini, mencari informasi, bahkan untuk hiburan

seperti menonton film, mendengarkan lagu atau menonton berbagai tutorial.

Menurut Sianipar Youtube ialah “sebuah basis data berisi konten video yang

popular di media sosial serta penyedia beragam informasi yang sangat

membantu”.22Youtube mempunyai fungsi untuk mencari suatu informasi

video atau melihat video secara langsung. Youtube dirancang sebagai situs

20
Fatty Faiqah , Muh. Nadjib , Andi Subhan Amir, Youtube Sebagai Sarana Komunikasi Bagi Komunitas
Makassarvidgram, Jurnal Komunikasi KAREBA, Vol. 5 No.2 Juli - Desember 2016
21
Baskoro, A, 2009, Panduan Praktis Searching di Internet, Jakarta : PT Trans Media
22
Sianipar, A. P, 2013, Pemanfaatan youtube di kalangan mahasiswa. Jurnal Ilmu Komunikasi FLOW,
2(3), 1–10. Retrieved from https://jurnal.usu.ac.id/index.php/flow/article/view/9930/4418
22

berbagi video yang sangat populer terutama dikalangan generasi muda dan

bahkan Youtube sebagai situs untuk berbagi informasi di era digital saat ini.

Generasi muda hampir sebagian besar menggunakan Youtube dalam

kehidupan sehari-hari mereka.

4. Pengertian Review

Kegiatan mereview film sekarang ini sudah menjadi trend tersendiri bagi

para penyuka film. Review film bisa dilakukan oleh reviewer maupun

kritikus film. Kegiatan mereview film biasanya dilakukan setelah

menyaksikan sebuah film. Tidak sedikit pula yang serius dalam menulis

review film secara khusus, baik itu ditulis ke dalam blog bahkan hanya

menulis untuk dijadikan status di media sosial seperti facebook, instagram,

whatsaap, dan lain sebagainya. Review film tidak hanya menulis kelemahan

suatu karya film, tetapi juga menulis kelebihan yang disajikan secara

objektif.23

Sebuah review film yang baik harus bisa memberikan informasi lebih

kepada penonton. Ketika penonton membaca sebuah review film, review

tersebut dapat mencerahkan pemahaman penonton dari pada ketika

menonton film. Komunitas Film Montase merupakan salah satu komunitas

yang aktif menulis review film. Review tersebut dimasukkan ke dalam

website Montase yakni http://montasefilm.com. Website tersebut fokus pada

ulasan yang berkaitan dengan apresiasi dan kritik film. Review film di

23
Wahyu Sri Palupi Ningsih, 2019, Analisis Tahapan Mereview Film Oleh Divisi Review Film Komunitas
Film Montase, Fakultas Seni Rupa Dan Desain Institut Seni Indonesia Surakarta, hal. 44-45.
23

Montase lebih bersifat ringan dan dapat dibaca oleh semua kalangan.

Montase juga menekankan aspek naratif dan sinematik yang menjadi ciri

khas pada tulisannya.24

Film yang direview oleh Montase semakin banyak. Hal ini dipengaruhi

oleh perkembangan industri film saat ini semakin meningkat. Banyak film

yang diproduksi baik lokal maupun asing dengan genre dan cerita yang

berbeda. Dapat dipastikan setiap minggunya bioskop ditanah air

menayangkan film baru baik itu film lokal maupun asing. Film-film yang

baru tayang di bioskop idealnya dilakukan review film. Montase sendiri

mencoba mengikuti standar website kritik yang dilakukan di luar negeri

seperti rotten tomatoes, bahwasannya setiap film baru harus direview. Dalam

divisi review film di Montase dibedakan dua macam reviewer yaitu reviewer

film asing dan reviewer film Indonesia. Perbedaan tugas tersebut dapat

dilihat dari pengetahuan dan referensi tentang film yang baik.25

C. Perlindungan Hukum Hak Cipta Film

Film merupakan karya cipta seni budaya yang merupakan pranata sosial

dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi

dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan. Sebagai sebuah karya cipta,

film merupakan bagian dari kekayaan intelektual dan melekat hak pada diri

Pencipta. Hak tersebut dinamakan hak cipta. Hak cipta adalah hak eksklusif

Pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah

24
Ibid,.
25
Ibid,.
24

suatu Ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hak yang melekat pada

diri seorang Pencipta adalah hak ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi adalah

hak yang dimiliki oleh seorang Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk

mendapatkan manfaat ekonomi atas suatu Ciptaan, sedangkan Hak moral adalah

hak yang melindungi kepentingan pribadi Pencipta, Hak moral tidak dapat

dipisahkan dari Pencipta karena bersifat pribadi dan kekal, artinya hak tersebut

melekat selama hidup Pencipta bahkan hingga setelah meninggal dunia.26

Proses mewujudkan ide cerita film ke dalam bentuk nyata, seorang

produser harus mengeluarkan modal untuk menunjang pembuatan suatu film.

Modal yang dimaksud terdiri atas Sumber daya alam, sumber daya manusia,

ilmu pengetahuan dan teknologi, dan dana. Maka dari itu sudah seharusnya

negara memberikan perlindungan hukum sebagai bentuk apresiasi pembuatan

suatu Ciptaan. Pada saat suatu film telah dilakukan pengumuman dan

mendapatkan apresiasi yang baik dari penontonnya hal ini menjadi celah bagi

pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memanfaatkan popularitas

film tersebut guna melakukan pelanggaran Hak Cipta untuk mencari keuntungan

pribadi.27

Pengaturan mengenai hak eksklusif yang di dapatkan oleh pencipta

terhadap karya sinematografi diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2014 Tentang Hak Cipta yang dimana hak cipta merupakan hak ekslusif

26
Budi Santoso, 2011, HKI Hak Kekayaan Intelektual, Semarang: Penerbit Pustaka Magister,hal. 98-100.
27
Ibid,.
25

yang terdiri dari hak moral dan hak ekonomi. Karya sinematografi termasuk

dalam hak cipta yang dilindungi diatur pada pasal 40 ayat (1) huruf m Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta yang memberikan Ciptaan

yang dilindungi yaitu Karya Sinematografi. Yang dimaksud Karya

Sinematografi dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak

Cipta adalah Ciptaan dengan karya yang bergerak baik itu berupa film

documenter, iklan, reportase atau film cerita atau film kartun yang di buat

dengan scenario.

1. Pengertian Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian

bantuan untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan atau korban, yang

dapat diwujudkan dalam bentuk seperti melalui restitusi, kompensasi,

pelayanan medis, dan bantuan hukum.28 Menurut Setiono, perlindungan

hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari

perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan

hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman, sehingga

memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai manusia.

Sedangkan Satjipto Raharjo mengemukakan bahwa perlindungan hukum

adalah memberikan pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) yang

dirugikan orang lain dan perlindungan itu di berikan kepada masyarakat agar

dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum. Karena sifat

sekaligus tujuan hukum menurutnya adalah memberikan perlindungan


28
Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press. hal. 133
26

(pengayoman) kepada masyarakat, yang harus diwujudkan dalam bentuk

adanya kepastian hukum. Perlindungan hukum merupakan tindakan bagi

yang bersifat preventif dan represif.29

Menurut Setiono, perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk

melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa

yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan

ketentraman, sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati

martabatnya sebagai manusia.30

Dalam kaitanya dengan perlindungan hukum bagi rakyat, Philipus

M.Hadjon membedakan dua macam sarana perlindungan hukum, yakni: a)

Sarana Perlindungan Hukum Preventif. Pada perlindungan hukum preventif

ini, subyek hukum diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan atau

pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang

definitif. Tujuannya adalah mencegah terjadinya sengketa. b) Sarana

Perlindungan Hukum Represif. Perlindungan hukum yang represif bertujuan

untuk menyelesaikan sengketa. Penanganan perlindungan hukum oleh

Pengadilan Umum dan Pengadilan Administrasi di Indonesia termasuk

kategori perlindungan hukum ini. Prinsip kedua yang mendasari

perlindungan hukum terhadap tindak pemerintahan adalah prinsip negara

hukum. Dikaitkan dengan pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak

asasi manusia, pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia

Satijipto Raharjo, 2000, Ilmu Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, hal. 53
29

30
Setiono, 2004, Rule Of Law (Supremasi Hukum), Surakarta, Magister Ilmu Hukum Pasca Sarjana
Univeristas Sebelas Maret. Hal 3.
27

mendapat tempat utama dan dapat dikaitkan dengan tujuan dari negara

hukum.31

Perlindungan hukum yang diberikan kepada subyek hukum dalam

bentuk perangkat aturan hukum dan cara cara tertentu baik yang bersifat

preventif maupun yang bersifat represif. Hal tersebut merupakan

representasi dari fungsi hukum itu sendiri untuk memberikan suatu keadilan,

ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian. Dari kedua teori

perlindungan hukum di atas, bagi penulis sangat layak untuk dijadikan

sebagai rujukan dalam penelitian hukum ini.

2. Hak Cipta Film

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Pasal 9 ayat

(1) huruf b, yang mengatur: “(1) Pencipta atau Pemegang Hak Cipta

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 memiliki hak ekonomi untuk

melakukan : Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya.” Pasal 9 ayat

(2), yang mengatur: “(2) Setiap Orang yang melaksanakan hak ekonomi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mendapatkan Izin Pencipta atau

Pemegang Hak Cipta”. Pada bagian penjelasan Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2014 tentang Hak Cipta (selanjutnya disebut UndangUndang Hak

Cipta) Pasal 9 ayat (1) huruf b, dijelaskan bahwa “Termasuk perbuatan

Penggandaan diantaranya perekaman menggunakan kamera video

31
Phillipus M. Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Surabaya:PT. Bina Ilmu. Hal.
2
28

(camcorder) di dalam gedung bioskop dan tempat pertunjukan langsung

(live performance).”32

Film sebagai sebuah kekayaan intelektual dilindungi oleh undangundang

agar tidak menghilangkan hak-hak yang dimiliki oleh Penciptanya.

Perekaman adegan film di bioskop melalui Instagram Stories yang marak

terjadi belakangan ini di masyarakat menjadi kekhawatiran oleh pencipta dan

pemegang hak cipta terhadap hak-hak pencipta film tersebut. Melalui uraian

di atas telah dijelaskan mengenai permasalahan yang ada saat ini dan

pelanggaran Hak Cipta melalui internet masih terus berlangsung hingga saat

ini.33

Jenis Ciptaan yang dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2014 Tentang Hak Cipta tercantum dalam Pasal 40 ayat (1), yaitu: Ciptaan

yang dilindungi meliputi Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan

sastra, terdiri atas: a). buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang

diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya; b). ceramah, kuliah, pidato,

dan Ciptaan sejenis lainnya; c). alat peraga yang dibuat untuk kepentingan

pendidikan dan ilmu pengetahuan; d). lagu dan/ atau musik dengan atau

tanpa teks; e). drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan

pantomim; f). karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar,

ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase; g). karya seni terapan; h).

karya arsitektur; i). peta; j). karya seni batik atau seni motif lain; k). karya
32
Nur Khaliq Khussamad Noor, Perlindungan Hukum Hak Cipta Atas Film Layar Lebar Yang
Dipublikasi Melalui Media Sosial Tanpa Izin, Riau Law Journal Vol. 3 No. 1, Mei 2019
33
Ibid,.
29

fotografi; l). Potret; m. karya sinematografi; n). terjemahan, tafsir, saduran,

bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi dan karya lain dari

hasil transformasi; o). terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau

modifikasi ekspresi budaya tradisional; p). kompilasi Ciptaan atau data, baik

dalam formatyang dapat dibaca dengan Program Komputer maupun media

lainnya; q). kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut

merupakan karya yang asli; r). permainan video; dan s). Program Komputer.

Banyaknya pembajakan dengan penyebaran melalui situs online tanpa

seizin dari pemilik karya sinematografi tersebut merupakan suatu

pelanggaran yang harus dikenakan sanksi. Perlindungan yang dapat

diberikan untuk si pencipta sebenarnya sudah tertuang pada Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta yaitu pada pasal 9 ayat (2) dan

ayat (3) disebutkan bahwa setiap orang yang menggunakan hak ekonomi

sebagaimana di maksud pada psal 9 ayat (1) wajib mendapatkan izin dari

pencipta atau pemegang hak cipta dan dilarang melakukan penggandaan

serta penggunaan secara komersal tanpa izin pencipta. Pada pasal 9 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta terdapat hak

ekonomi dari si pencipta atau pemegang hak cipta untuk menerbitkan,

menggandakan, menerjemahkan, mengadaptasi, mendistribusikan,

mempertunjukan, mengumumkan, mengkomunikasikan, serta menyewakan.

Dengan demikian apabila terjadi pembajakan yaitu seperti mempertunjukan

di situs online tanpa seizing dari si pencipta sudah merupakan suatu


30

pelanggaran hak cipta. Pada pasal 113 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menegaskan bahwa, “Setiap orang yang

dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta

melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam

pasal 9 ayat (1) hurf c, huruf d, huruf f, dan /atau huruf h untuk penggunaan

secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun

dan /atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah).”

Pelanggaran dalam bentuk pembajakan pasal 113 ayat (4) dengan

memenuhi unsur pada pasal 113 ayat (3) maka dipidana dengan penjara

paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.

4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). UUHC memberikan perlindungan

hukum bagi pencipta atas karya sinematografinya apabila sesuai dengan

ketentuan pasal 113 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) tersebut mengatur

mengenai mempertunjukan serta pembajakan tanpa ijin terkait pelanggaran

hak cipta dalam sarana multimedia. Ketentuan pada pasal 120 Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta mengatur mengenai

bahwa kasus pelanggaran hak cipta menggunakan delik aduan. Delik

tersebuat harus dilaporkan oleh orang yang merasa dirugikan sehingga dapat

diproses apabila adanya pengaduan dari yang dirugikan (korban).34

Pembajakan situs online juga diatur dalam Undang-undang No. 11 tahun

2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (selanjutnya disebut


34
O.C. Kaligis, 2012, Teori-Praktik Merek dan Hak Cipta, Bandung: PT. Alumni, Bandung, hal. 21.
31

dengan UU ITE) terdapat pada pasal 32 yaitu mengenai setiap orang yang

setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara

apapun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak,

menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu informasi elektronik

atau dokumen elektronik milik orang lain atau milik publik dipidana penjara

delapan tahun dan denda paling banyakRp. 2.000.000.000,00. Pada pasal 48

ayat (2) juga memberikan perlindungan yaitu Tindakan perekaman sekaligus

mendistribusikan juga mendapatkan ancaman pidana paling lama 9 tahun

dan denda paling banyak Rp. 3.000.000.000,00. Perlindungan dalam UU ITE

ini dapat dikaitkan dengan pembajakan situs online dikarenakan media yang

digunakan dalam merekam suatu karya sinematografi tersebut berupa

kamera atau alat perekam yang kemudian disebarluaskan atau didistribusikan

pada situs online.


BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perlindungan Hak Cipta Film Oleh Youtube

Pengaturan mengenai hak eksklusif yang di dapatkan oleh pencipta terhadap

karya sinematografi diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta yang dimana hak cipta merupakan hak ekslusif yang terdiri dari

hak moral dan hak ekonomi. Karya sinematografi termasuk dalam hak cipta yang

dilindungi diatur pada pasal 40 ayat (1) huruf m Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2014 Tentang Hak Cipta yang memberikan Ciptaan yang dilindungi yaitu Karya

Sinematografi. Yang dimaksud Karya Sinematografi dalam Undang-Undang Nomor

28 Tahun 2014TentangHakCipta adalah Ciptaan dengan karya yang bergerak baik

itu berupa film documenter, iklan, reportase atau film cerita atau film kartun yang di

buat dengan scenario.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai perlindungan

yang diberikan oleh youtube terhadap hak cipta film bahwa dalam ketentuan

youtube terhadap hak cipta adalah kreator hanya diperbolehkan untuk mengupload

video milik pribadi ataupun video milik orang lain yang sudah memiliki izin dari

pemilik awalnya. Hal ini menjelaskan bahwa kreator tidak boleh mengupload video

yang bukan menjadi hasil karyanya atau konten milik orang lain seperti trek musik,

cuplikan program yang memiliki hak cipta maupun video orang lain tanpa memiliki

izin.35

Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, https://support.google.com/youtube#topic=9257498,


35

diakses tanggal 20 September 2021.


33

Youtube bekerjasama dengan pemilik hak cipta maupun kreator pada segala

aspek melalukan sinkronisasi suite pengelolaan hak cipta melalui fitur berdasarkan

skala konten dan kemampuan mendedikasikan mengelola konten secara online

dengan tanggungjawab penuh. Suite pengelolaan hak cipta di youtube memberi

kepada pemilik hak cipta berupa kontrol atas setiap materi yang bermuatan

karyanya di youtube.36

Suite pengelolaan hak cipta dari youtube memberikan pemilik hak cipta kontrol

pada karya ciptaannya. Suite pengelolaan hak cipta didukung oleh pencocokan

conten ID yang merupakan teknologi terbaik dikelasnya dan berfungsi untuk

mendeteksi pelanggaran atas konten. Suite pengelolaan hak cipta terdiri dari

formulir web DMCA publik yang disediakan bagi 2 milyar pengguna youtube.

Selain itu terdapat juga copyright match tool dimana merupakan alat yang

dirancang khusus untuk kreator dan tersedia 1.500.000 kreator. Terakhir adalah

content ID yang merupakan solusi perusahaan dengan kebutuhan pengelolaan hak

dengan skala besar seperti label musik, studio film ataupun lembaga manajemen

kolektif.37

Langkah setelah memberikan file referensi, maka pengguna content ID dan

copyright match tool secra otomatis akan diberitahu apabila terdapat video yang

diunggah merupakan karya dari pencipta. Pengguna content ID dapat memilih

tindakan yang akan ditempuh ketika terdapat pelanggaran daripada hak ciptanya.

36
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, https://support.google.com/youtube#topic=9257498,
diakses tanggal 20 September 2021.
37
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, https://support.google.com/youtube#topic=9257498,
diakses tanggal 20 September 2021.
34

Opsi yang diberikan kepada content ID kepada pencipta tidak hanya solusi anti

pembajakan tetapi juga solusi untuk melindungi serta memberikan hak ekonomi

pencipta. Youtube sudah melakukan pembayaran sekitar 5,5 milyar dollar kepada

pemilik hak cipta yang berasal dari pendapatan iklan di konten yang telah mereka

klaim dan dimonetisasi melalui content ID.38

Perlindungan hukum adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian

bantuan untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan atau korban, yang dapat

diwujudkan dalam bentuk seperti melalui restitusi, kompensasi, pelayanan medis,

dan bantuan hukum.39 Menurut Setiono, perlindungan hukum adalah tindakan atau

upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh

penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban

dan ketentraman, sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya

sebagai manusia. Sedangkan Satjipto Raharjo mengemukakan bahwa perlindungan

hukum adalah memberikan pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) yang

dirugikan orang lain dan perlindungan itu di berikan kepada masyarakat agar dapat

menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum. Karena sifat sekaligus

tujuan hukum menurutnya adalah memberikan perlindungan (pengayoman) kepada

masyarakat, yang harus diwujudkan dalam bentuk adanya kepastian hukum.

Perlindungan hukum merupakan tindakan bagi yang bersifat preventif dan

represif.40

38
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, https://support.google.com/youtube#topic=9257498,
diakses tanggal 20 September 2021.
39
Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press. hal. 133
40
Satijipto Raharjo, 2000, Ilmu Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, hal. 53
35

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai tata cara klaim

hak cipta di youtube yaitu bahwa setiap orang diberikan akses melalui alat

pengelolaan hak cipta youtube. Akses ini berfungsi memberikan kontrol kepada

pemilik hak cipta atas materi hak cipta atas karyanya di youtube. Youtube

bekerjasama dengan pemilik hak cipta untuk memberikan fitur-fitur yang sesuai

berdasarkan skala konten hak cipta di youtube dan juga sumber daya yang

disediakan untuk mengelola konten online mereka dengan tanggungjawab penuh.

Alat pengelolaan hak cipta yang disediakan youtube terdapat beberapa cara untuk

melakukan klaim diantaranya adalah:41

a. Formulir Web, merupakan cara paling mudah mengajukan penghapusan salinan

tidak sah konten berhak hak cipta yaitu dengan mengirimkan pemberitahuan hak

cipta secara manual melalui formulir web DMCA (digital millenium copyright

Act). Akses ini berfungsi untuk sebagian besar pengguna, tersedia bagi siapa

saja dan dengan menggunakan segala bahasa. 

b. Copyright Match Tool, mekanisme ini menggunakan kecanggihan teknologi

dengan cara melalukan pencocokan content ID untuk menemukan video yang di

upload ulang di youtube. Tersedia lebih dari 1.500.000 channel, copyright match

tool mengindentifikasi upload ulang hingga seluruh dari video asli milik kreator

di channel youtube lain. Fitur ini juga memberikan kemungkinan kreator

memilih tindakan yang akan dilakukan seperti penghapusan video atau dengan

cara mengarsipkan kecocokan jika tidak melakukan tindakan apapun. Pengguna

41
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, https://support.google.com/youtube#topic=9257498,
diakses tanggal 20 September 2021.
36

pernah berhasil mengajukan penghapusan berdasarkan DMNCA melalui

formulir web dengan cara meminta akses melalui pengisian formulir publik

yang disediakan oleh pihak youtube. 

c. Content ID, merupakan solusi yang diberikan youtube kepada kreator

berdasarkan kebutuhan manajemen hak cipta paling rumit. Content ID

merupakan sidik jari digital yang memungkinkan pemilik dari hak cipta untuk

melakukan upload konten yang hak ekslusifnya dimiliki sebagai file referensi,

lalu melakukan pemindaian video yang diupload ke youtube untuk mencari

kesamaan dengan konten. Disaat pengguna melakukan upload konten, maka

content ID akan melakukan pemindaian berdasarkan database yang dimiliki

dalam mencari kecocokan. Jika terdapat kecocokan, maka akan dilakukan

tindakan berdasarkan aturan ataupun kebijakan yang ditetapkan pemilik konten,

diantaranya yaitu:

1) Melakukan pemblokiran seluruh video sehingga tidak dapat ditonton.

Kreator tidak akan menerima teguran hak cipta jika pemilik konten

memblokir video.

2) Melakukan monetisasi video dengan cara menjalankan iklan pada video

tersebut. Dalam beberapa keadaan pemilik hak cipta dapat berbagi

pendapatan dengan uploader. 

3) Melakukan pelacakan terhadap statistik video.


37

Dalam hal ini biasanya pencipta tidak perlu mengajukan penghapusan video

karena terjadi pelanggaran terhadap karyanya dan sebagai gantinya dapat

melakukan monetisasi dan menjalankan iklan untuk video yang ditayangkan.

Youtube juga memberikan penjelasan mengenai penggunaan wajar yaitu

berdasarkan hukum Amerika Serikat yang memperbolehkan penggunaan kembali

materi yang dilindungi hak cipta dalam kondisi tertentu tanpa perlu memperoleh

izin dari pemilik hak cipta. Namun, Penggunaan Wajar ditentukan secara kasus per

kasus, dan setiap negara memiliki aturan berbeda mengenai kapan suatu materi

boleh digunakan tanpa izin pemilik hak cipta. Di Amerika Serikat, karya berupa

komentar, kritik, riset, pengajaran, atau laporan berita dapat dianggap sebagai

penggunaan wajar, tetapi hal itu bergantung pada situasinya.42 Menurut Setiono,

perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari

perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan

hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman, sehingga memungkinkan

manusia untuk menikmati martabatnya sebagai manusia.43

Penggunaan wajar adalah pernyataan hukum yang menyatakan bahwa Anda

dapat menggunakan kembali materi yang dilindungi hak cipta dalam kondisi

tertentu tanpa perlu memperoleh izin dari pemilik hak cipta. Setiap negara memiliki

aturan yang berbeda mengenai kapan suatu materi boleh digunakan tanpa izin

42
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, https://support.google.com/youtube#topic=9257498,
diakses tanggal 20 September 2021.
43
Setiono, 2004, Rule Of Law (Supremasi Hukum), Surakarta, Magister Ilmu Hukum Pasca Sarjana
Univeristas Sebelas Maret. Hal 3.
38

pemilik hak cipta. Misalnya, di Amerika Serikat, karya berupa komentar, kritik,

riset, pengajaran, atau laporan berita kemungkinan dianggap sebagai penggunaan

wajar. Beberapa negara lain memiliki konsep serupa yang disebut penggunaan

wajar, yang cara kerjanya mungkin berbeda. Pengadilan memeriksa potensi kasus

penggunaan wajar berdasarkan fakta dari setiap kasus tertentu. Sebaiknya Anda

meminta saran hukum dari pakar sebelum mengupload video yang mengandung

materi yang dilindungi hak cipta.44

Philipus M.Hadjon membedakan dua macam sarana perlindungan hukum, yakni:

a) Sarana Perlindungan Hukum Preventif. Pada perlindungan hukum preventif ini,

subyek hukum diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan atau

pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitif.

Tujuannya adalah mencegah terjadinya sengketa. b) Sarana Perlindungan Hukum

Represif. Perlindungan hukum yang represif bertujuan untuk menyelesaikan

sengketa.

Penanganan perlindungan hukum oleh Pengadilan Umum dan Pengadilan

Administrasi di Indonesia termasuk kategori perlindungan hukum ini. Prinsip kedua

yang mendasari perlindungan hukum terhadap tindak pemerintahan adalah prinsip

negara hukum. Dikaitkan dengan pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak

asasi manusia, pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia

mendapat tempat utama dan dapat dikaitkan dengan tujuan dari negara hukum. 45

44
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, https://support.google.com/youtube#topic=9257498,
diakses tanggal 20 September 2021.
45
Phillipus M. Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Surabaya:PT. Bina Ilmu. Hal.
2
39

Jika member memiliki hak untuk menggunakan materi berhak cipta dalam video

yang dimiliki, berikan judul dan URL video tersebut kepada pemilik hak cipta

aslinya. Tindakan ini dilakukan agar video tidak dihapus atau diblokir secara keliru.

Jika video dihapus secara keliru karena penghapusan konten akibat pelanggaran hak

cipta, dapat dilakukan beberapa cara yaitu:46

a. Meminta penggugat untuk mencabut klaimnya;

b. Mengirimkan permintaan pemulihan. Jika  merasa video tidak seharusnya

diblokir karena klaim Content ID;

c. Dapat menyengketakannya

Sebelum mengirimkan sengketa atau permintaan pemulihan, sebaiknya tanyakan

pada diri sendiri beberapa hal berikut:47

a. Apakah pemilik hak cipta atas materi dalam video tersebut?

b. Apakah sudah mendapatkan izin untuk semua materi pihak ketiga dalam video

dari pemilik hak cipta yang sesuai?

c. Apakah video dilindungi oleh penggunaan wajar, penggunaan yang

diperkenankan, atau pengecualian yang serupa berdasarkan hukum hak cipta

yang semestinya?

Jika salah satu pertanyaan tersebut berlaku untuk video yang dimiliki, sebaiknya

cari tahu informasi lebih lanjut mengenai proses sengketa yang paling sesuai, atau

berkonsultasilah dengan pengacara. Jika tidak dilakukan, dapat dianggap melanggar

46
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, https://support.google.com/youtube#topic=9257498,
diakses tanggal 20 September 2021.
47
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, https://support.google.com/youtube#topic=9257498,
diakses tanggal 20 September 2021.
40

hukum hak cipta. Pada pasal 113 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta menegaskan bahwa, “Setiap orang yang dengan tanpa hak

dan/atau tanpa izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak

ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) hurf c, huruf d,

huruf f, dan /atau huruf h untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan

pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan /atau pidana denda paling banyak Rp.

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).”

Pelanggaran dalam bentuk pembajakan pasal 113 ayat (4) dengan memenuhi

unsur pada pasal 113 ayat (3) maka dipidana dengan penjara paling lama 10

(sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (empat miliar

rupiah). UUHC memberikan perlindungan hukum bagi pencipta atas karya

sinematografinya apabila sesuai dengan ketentuan pasal 113 ayat (2), ayat (3) dan

ayat (4) tersebut mengatur mengenai mempertunjukan serta pembajakan tanpa ijin

terkait pelanggaran hak cipta dalam sarana multimedia. Ketentuan pada pasal 120

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014TentangHakCipta mengatur mengenai

bahwa kasus pelanggaran hak cipta menggunakan delik aduan. Delik tersebuat

harus dilaporkan oleh orang yang merasa dirugikan sehingga dapat diproses apabila

adanya pengaduan dari yang dirugikan (korban).48

Pembajakan situs online juga diatur dalam Undang-undang No. 11 tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (selanjutnya disebut dengan UU ITE)

terdapat pada pasal 32 yaitu mengenai setiap orang yang setiap orang dengan

sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apapun mengubah,
48
O.C. Kaligis, 2012, Teori-Praktik Merek dan Hak Cipta, Bandung: PT. Alumni, Bandung, hal. 21.
41

menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan,

memindahkan, menyembunyikan suatu informasi elektronik atau dokumen

elektronik milik orang lain atau milik publik dipidana penjara delapan tahun dan

denda paling banyakRp. 2.000.000.000,00. Pada pasal 48 ayat (2) juga memberikan

perlinudungan yaitu Tindakan perekaman sekaligus mendistribusikan juga

mendapatkan ancaman pidana paling lama 9 tahun dan denda paling banyak Rp.

3.000.000.000,00. Perlindungan dalam UU ITE ini dapat dikaitkan dengan

pembajakan situs online dikarenakan media yang digunakan dalam merekam suatu

karya sinematografi tersebut berupa kamera atau alat perekam yang

kemudiandisebarluaskan atau didistribusikan pada situs online.

Youtube akan mengambil tindakan untuk mengatasi berbagai kasus pelecehan

dan penyalahgunaan dalam proses penghapusan akibat pelanggaran hak cipta.

Meskipun kami tidak dapat memberikan komentar terhadap kasus tertentu atau

proses yang dijalankan, kami akan menyelidiki penyalahgunaan terhadap alat dan

proses hak cipta kami. Youtube juga memiliki kebijakan tanpa toleransi kepada

penggugat yang kami anggap bertindak semena-mena. Penyalahgunaan proses hak

cipta (penghapusan dan permintaan pemulihan) dapat berakibat pada penghentian

akun.49

Dasar diberlakukannya Perlindungan atas Hak Cipta adalah Hak Ekslusif yang

dimiliki oleh Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak

Ciptaan tanpa mengurangi batasan yang ada di peraturan perundang-undangan. 4

49
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, https://support.google.com/youtube#topic=9257498,
diakses tanggal 20 September 2021.
42

dasar perlindungan suatu Ciptaan adalah : 1. Hak Cipta melindungi ekspresi ide

atau gagasan bukan melindungi ide saja 2. Hak Cipta lahir setelah karya Cipta

selesai dibuat, pendaftaran bukan merupakan suatu kewajiban 3. Ciptaan tersebut

asli atau orisinal, bukan merupakan sebuah novelty atau kebaharuan 4. Suatu

Ciptaan dibuat atas hasil kreativitas dan skill tertentu yang dituangkan pada ekspresi

atau gagasan.50

Lembaga Sensor Film merupakan lembaga yang bersifat tetap dan independen

yang berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia dibentuk untuk

memenuhi amanat Undang-Undang No.33 Tahun 2009 Tentang Perfilman. Adapun

yang menjadi tugas dari LSF (Lembaga Sensor Film ) dijelaskan pada Undang-

Undang Tentang Perfilman, UU No. 33 Tahun 2009, Pasal 60 angka 2 yaitu:

a. melakukan penyensoran film dan iklan film sebelum diedarkan dan/atau

dipertunjukkan kepada khalayak umum; dan;

b. melakukan penelitian dan penilaian judul, tema, gambar, adegan, suara, daan

teks terjemahan suatu film dan iklan film yang akan diedarkan dan/atau

dipertunjukkan kepada khalayak umum.

LSF (Lembaga Sensor Film ) mempunyai fungsi sebagaimana dijelaskan pada

Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 2014 tentang Lembaga Sensor Film,Pasal 7

yaitu:

50
Daniel Andre Stefano, Hendro Saptono, Siti Mahmudah, Perlindungan Hukum Pemegang Hak Cipta
Film Terhadap Pelanggaran Hak Cipta Yanng Dilakukan Situs Penyedia Layanan Film Streaming Gratis Di
Internet (Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta), Diponegoro Law Journal,
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016.
43

a. Perlindungan terhadap masyarakat dari dampak negatif yang timbul dari

peredaran dan pertunjukkan film dan iklan film yang tidak sesuai dengan dasar,

arah, dan tujuan perfilman Indonesia;

b. Penyusunan pedoman penerbitan dan pembatalan surat tanda lulus sensor;

c. sosialisasi secara intensif pedoman dan criteria sensor kepada pemilik film dan

iklan film agar dapat menghasilkan film dan iklan film yang bermutu;

d. Pemberian kemudahan masyarakat dalam memilih dan menikmati pertunjukkan

film dan iklan film yang bermutu serta memahami pengaruh film dan iklan film;

e. Pembantuan pemilik film dan iklan film dalam memberi informasi yang benar

dan lengkap kepada masyarakat agar dapat memilih dan menikmati film yang

bermutu; dan;

f. Pemantauan apresiasi masyarakat terhadap film dan iklan film yang diedarkan,

dipertunjukkan dan menganalisis hasil pemantauan tersebut untuk dijadikan

sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan tugas penyensoran berikutnya

dan/atau disampaikan kepada Menteri sebagai bahan pengambilan kebijakan

kearah pengembangan perfilman di Indonesia.

Surat An-Nisaa Ayat 29 secara tegas melarang memakan harta orang lain secara

batil (tanpa hak).  "Hai orang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku

dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janglah kamu membunuh dirimu;

sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." Terkait masalah itu,

dalam Al-Qur’an Surat As-Syu'ara Ayat 183 Allah SWT berfirman, ''Dan
44

janganlah kamu merugikan manusia  dengan mengurangi hak-haknya dan

janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.''

Rasulullah SAW sangat mencela segala tindakan yang bisa merugikan hak orang

lain. ''Tidak boleh membahayakan (merugikan) diri sendiri dan tidak boleh pula

membahayakan (merugikan) orang lain.'' (HR Ibn Majah dari 'Ubadah bin Shamit).

Kalangan ulama dari Mazhab Maliki, Hanbali dan Syafi'i tidak berbeda pandangan

terhadap praktik pelanggaran hak cipta ini. 

Di dalam syariat Islam, ada dua hak yang senantiasa dijaga. Pertama haqqullâh,

yaitu hak yang berhubungan dengan Allah; dan kedua haqqul adami, yaitu hak yang

melekat pada manusia.  Karakteristik dari kedua hak ini berbeda. Haqqullâh

menghendaki ditunaikan dan ditaati (sami'nâ wa atha'nâ) sesuai yang

diperintahkan. Pelanggaran terhadap haqqullâh meniscayakan ditebus dengan taubat

dan istighfar. Adapun haqqul adami memiliki karakteristik ditunaikan sebagai

amanat. Pelanggaran terhadapnya menempatkan pelakunya sebagai orang zalim

sehingga berkonsekuensi pada ganti rugi (dlamân). Dengan demikian, karakter

utama dari haqqu adami adalah selalu menerima akad mubâdalah (pertukaran).

Hak cipta adalah bagian dari harta manfaat. Setiap aset manfaat selalu memiliki

aset materiil yang mendasarinya. Pelanggaran hak cipta dalam kajian fiqih Islam,

meniscayakan meniscayakan adanya ganti rugi materiil. Kerugian materiil wajib

dipenuhi seiring “hak” merupakan bagian dari haqqul adami. Ketiadaan ganti rugi

hak materiil dapat menempatkan seseorang jatuh pada berbuatan zalim atau
45

kejahatan, yang tidak cukup ditebus dengan sekadar istighfar tanpa disertai

pengembalian hak.

 Syekh Ahmad bin Ali al-Manjur (w. 995 H) menjelaskan indikasi

tersebut:“Telah disampaikan terdahulu bahwa sebab-sebab timbulnya dlamân atau

ganti rugi ada tiga, yaitu (1) akibat tindakan perusakan secara langsung; (2)

perusakan secara tidak langsung (‘udwânan); dan (3) menaruh kekuasaan pada

yang tidak seharusnya, misalnya pada kasus jual beli dengan akad yang fasid,

maka pelakunya harus menanggung ganti rugi atas barang yang dibeli dengan

sebab menerima barang apa adanya (tanpa khiyâr). Lain halnya bila kerusakan

barang adalah akibat samawi (tertimpa hujan, dan sejenisnya), maka boleh untuk

khiyâr.”51

Imam Malik radliyallâhu ‘anhu berkata: “Jika anda membeli biji gandum dan

mendapati dalam kondisi basah, maka hendaknya anda keringkan; atau madu atau

susu anda beli dalam kondisii dicampur bahan lain, sementara anda tidak

mengetahuinya sampai kemudian anda makan, maka hak bagi anda adalah

mengembalikannya dengan bukti pengaruh terhadap kondisi kesehatan anda atau

sakit anda. Semua ini bila tidak ditemukan adanya standar penerapan ganti rugi.

Adapun bila anda bisa menemukan besaran kerugian yang terjadi sehingga bisa

diketahui, maka anda bisa meminta pengembalian konsekuensi kerugian tersebut

sesuai dengan besaran yang telah anda hitung (mitsil) atau menuntut

pengembalian harga secara total.”52


51
Ahmad bin Ali al-Manjur, Syarhul Minhâjil Muntakhab ilâ Qawâ’idil Madzhab, juz II, hal.
535.
52
Ibnu Yunus ash-Shaqali, al-Jâmi’ li Masâ-ill Mudawwanah, juz XIV, hal. 199.
46

B. Youtube Bisa Memberikan Dan Mempunyai Hak Cipta

Jenis Ciptaan yang dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta tercantum dalam Pasal 40 ayat (1), yaitu: Ciptaan yang

dilindungi meliputi Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, terdiri

atas: a). buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil

karya tulis lainnya; b). ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya; c). alat

peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan; d). lagu

dan/ atau musik dengan atau tanpa teks; e). drama, drama musikal, tari, koreografi,

pewayangan, dan pantomim; f). karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan,

gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase; g). karya seni terapan; h).

karya arsitektur; i). peta; j). karya seni batik atau seni motif lain; k). karya fotografi;

l). Potret; m. karya sinematografi; n). terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai,

basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;

o). terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi budaya

tradisional; p). kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam formatyang dapat dibaca

dengan Program Komputer maupun media lainnya; q). kompilasi ekspresi budaya

tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya yang asli; r). permainan

video; dan s). Program Komputer.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terhadap ketentuan youtube

mengenai kewenangan youtube bisa memberikan dan mempunyai wewenang pada

hak cipta yaitu bahwa youtube tidak dapat memediasi sengketa kepemilikan hak.

Saat menerima pemberitahuan penghapusan yang lengkap dan valid, youtube akan


47

menghapus konten sesuai dengan hukum yang berlaku. Saat menerima permintaan

pemulihan yang valid, youtube akan meneruskannya kepada orang yang meminta

penghapusan konten tersebut. Setelah itu, youtube akan menyerahkan masalah

tersebut kepada para pihak yang terlibat untuk menyelesaikannya di pengadilan.53

Pihak youtube juga menjelaskan bahwa mencantumkan nama pemilik hak cipta

tidak otomatis memberi hak untuk menggunakan karya berhak cipta milik pencipta.

Pastikan member mengamankan hak atas semua elemen yang tidak berlisensi dalam

video sebelum menguploadnya ke youtube. Jika member mengandalkan

penggunaan wajar, bahkan jika menambahkan materi buatan sendiri pada karya

seseorang yang dilindungi hak cipta, video mungkin tidak memenuhi persyaratan.

Jadi, pastikan untuk mempertimbangkan keempat faktor dengan hati-hati dan

mendapatkan nasihat hukum jika diperlukan. Dengan tidak mencoba untuk

menghasilkan uang dari karya yang dilindungi hak cipta, bukan berarti member

akan terbebas dari klaim hak cipta. Misalnya, dengan menyatakan bahwa upload

"hanya untuk tujuan hiburan" atau bersifat "nonprofit" saja tidak cukup.

Sehubungan dengan penggunaan wajar, Pengadilan akan memeriksa secara saksama

tujuan penggunaan yang lakukan, untuk mengevaluasi apakah penggunaan tersebut

adalah penggunaan wajar atau bukan. Penggunaan “nonprofit” sering dimanfaatkan

dalam analisis penggunaan wajar, tetapi tidak otomatis menjadi pembelaan dengan

sendirinya.54

53
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, Https://Support.Google.Com/Youtube#Topic=9257498,
Diakses Tanggal 20 September 2021.
54
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, Https://Support.Google.Com/Youtube#Topic=9257498,
diakses tanggal 20 September 2021.
48

Hak cipta adalah merupakan bagian dari hak milik intelektual yang

keberadaannya tidak berwujud dalam arti hak cipta tersebut merupakan penguasaan

terhadap hasil dari kemampuan bekerja yang berasal dari gagasan serta hasil

pikiran, oleh karena sifatnya yang abstrak tersebut, maka perlindungan terhadap hak

cipta ini mempunyai jangka waktu yang terbatas, yaitu setelah habis masa

perlindungan hak cipta tersebut maka karya cipta tersebut akan menjadi milik

umum.55

Pada prinsipnya hak cipta diperoleh bukan karena pendaftaran, jadi tidak ada

keharusan bagi Pencipta untuk mendaftarkan ciptaannya seperti disebutkan pada

Pasal 64 ayat (2) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak bahwa

pencatatan bukan syarat untuk mendapatkan Hak Cipta dan Hak Terkait, namun

apabila terjadi sengketa di pengadilan mengenai ciptaan yang terdaftar dan yang

tidak terdaftar, hakim dapat menentukan pencipta yang sebenarnya berdasarkan

pembuktian tersebut. Untuk kepentingan tersebut, maka dipandang perlu untuk

melakukan pendaftaran atas ciptaan, terutamamengingat era globalisasi sekarang ini

dimana hampir setiap pelaku bisnis berlombalomba memenangkan persaingan.

Sehingga pendaftaran atau pencatatan merupakan salah satu bentuk perlindungan

hukum hak cipta selain pengumuman pertama kali hasil karya cipta, walaupun

pendaftaran hak cipta bukan merupakan suatu keharusan. Pendaftaran diharapkan

55
Siti Hatikasari, Esensi Perlindungan Hukum Dalam Sistem First To Announce Atas Karya Cipta,
Supremasi Hukum : Jurnal Penelitian Hukum, Vol. 27, No. 2, Agustus 2018, 118-132
49

dapat memberikan semacam kepastian hukum serta lebih memudahkan dalam

prosedur pengalihan haknya.56

Film sebagai sebuah kekayaan intelektual dilindungi oleh undangundang agar

tidak menghilangkan hak-hak yang dimiliki oleh Penciptanya. Perekaman adegan

film di bioskop melalui Instagram Stories yang marak terjadi belakangan ini di

masyarakat menjadi kekhawatiran oleh pencipta dan pemegang hak cipta terhadap

hak-hak pencipta film tersebut. Melalui uraian di atas telah dijelaskan mengenai

permasalahan yang ada saat ini dan pelanggaran Hak Cipta melalui internet masih

terus berlangsung hingga saat ini.57

Meskipun ada video di situs yang tampak serupa dengan video yang member

upload, bukan berarti member juga berhak untuk memposting konten tersebut.

Terkadang, pemegang hak cipta mengizinkan beberapa karyanya untuk ditayangkan

di situs kami. Terkadang, video yang sangat mirip dimiliki pemilik hak cipta yang

berbeda. Salah satu dari mereka dapat memberikan izin kepada pihak lain untuk

menggunakan video tersebut, sementara yang lainnya tidak. Hanya karena telah

membeli konten tersebut, bukan berarti member berhak mengupload konten itu ke

youtube. Meskipun mencantumkan nama pemilik hak cipta dalam kredit video,

memposting video yang berisi konten yang dibeli kemungkinan tetap melanggar

hukum hak cipta. Meskipun member sendiri yang merekam suatu konten, bukan

berarti memiliki semua hak untuk menguploadnya ke youtube. Jika sesuatu yang

member rekam berisi konten berhak cipta milik orang lain, seperti musik berhak
56
J. C. T. Simorangkir dalam H. OK. Saidin, 2004, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual
Property Rights) Cetakan Ke-4, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 91.
57
Ibid,.
50

cipta yang diputar di latar belakang, masih perlu mendapatkan izin dari pemilik hak

tersebut.58

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada ketentuan

youtube baha menggunakan frasa dan memberikan pernyataan penyangkalan seperti

"semua hak adalah milik pencipta", "tidak bertujuan melanggar hak cipta", dan

"saya tidak memiliki hak ciptanya" tidak lantas berarti memiliki izin dari pemilik

hak cipta untuk memposting konten, atau bahwa secara otomatis melakukan

penggunaan yang diperkenankan atas materi tersebut. Jika menggunakan konten

berhak cipta tanpa izin dengan porsi berapa pun, meskipun hanya beberapa detik,

video tersebut dapat diklaim berdasarkan Content ID atau dihapus oleh pemilik hak

cipta yang bersangkutan. Member dapat menyangkalnya dengan alasan penggunaan

wajar, tetapi sebaiknya memahami bahwa satu-satunya cara untuk menentukan

penggunaan wajar adalah melalui proses di pengadilan.59

Hanya karena muncul dalam video, gambar, atau rekaman audio, bukan berarti

memiliki hak cipta atas konten tersebut. Misalnya, jika teman merekam

perbincangan antara member dan dirinya, dialah yang akan memiliki hak cipta atas

rekaman video tersebut. Perkataan yang berdua bicarakan tidak terikat pada hak

cipta secara terpisah dari video itu sendiri, kecuali jika telah ditetapkan sebelumnya.

Hak cipta hanyalah salah satu bentuk kekayaan intelektual. Hak cipta tidak sama

dengan merek dagang yang melindungi nama merek, moto, logo, dan

58
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, https://support.google.com/youtube#topic=9257498,
diakses tanggal 20 September 2021.
59
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, https://support.google.com/youtube#topic=9257498,
diakses tanggal 20 September 2021.
51

pengidentifikasi sumber lain dari penggunaan oleh orang lain untuk tujuan tertentu.

Hak cipta juga berbeda dari hukum paten yang melindungi berbagai penemuan.

YouTube menawarkan proses penghapusan terpisah untuk video yang melanggar

merek dagang atau hukum lainnya. Jika teman atau orang lain, mengupload video,

gambar, atau rekaman yang menampilkan diri tanpa izin dari dan merasa konten

tersebut melanggar privasi atau mengancam keamanan diri, dapat

mengajukan keluhan privasi.60

Film sebagai sebuah kekayaan intelektual dilindungi oleh undang-undang agar

tidak menghilangkan hak-hak yang dimiliki oleh Penciptanya. Perekaman adegan

film di bioskop melalui Instagram Stories yang marak terjadi belakangan ini di

masyarakat menjadi kekhawatiran oleh pencipta dan pemegang hak cipta terhadap

hak-hak pencipta film tersebut. Melalui uraian di atas telah dijelaskan mengenai

permasalahan yang ada saat ini dan pelanggaran Hak Cipta melalui internet masih

terus berlangsung hingga saat ini.61

Kegiatan mereview film sekarang ini sudah menjadi trend tersendiri bagi para

penyuka film. Review film bisa dilakukan oleh reviewer maupun kritikus film.

Kegiatan mereview film biasanya dilakukan setelah menyaksikan sebuah film.

Tidak sedikit pula yang serius dalam menulis review film secara khusus, baik itu

ditulis ke dalam blog bahkan hanya menulis untuk dijadikan status di media sosial

seperti facebook, instagram, whatsaap, dan lain sebagainya. Review film tidak

60
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, https://support.google.com/youtube#topic=9257498,
diakses tanggal 20 September 2021.
61
Ibid,.
52

hanya menulis kelemahan suatu karya film, tetapi juga menulis kelebihan yang

disajikan secara objektif.62

Sebuah review film yang baik harus bisa memberikan informasi lebih kepada

penonton. Ketika penonton membaca sebuah review film, review tersebut dapat

mencerahkan pemahaman penonton dari pada ketika menonton film. Komunitas

Film Montase merupakan salah satu komunitas yang aktif menulis review film.

Review tersebut dimasukkan ke dalam website Montase yakni

http://montasefilm.com. Website tersebut fokus pada ulasan yang berkaitan dengan

apresiasi dan kritik film. Review film di Montase lebih bersifat ringan dan dapat

dibaca oleh semua kalangan. Montase juga menekankan aspek naratif dan sinematik

yang menjadi ciri khas pada tulisannya.63

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Pasal 9 ayat (1)

huruf b, yang mengatur: “(1) Pencipta atau Pemegang Hak Cipta sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 memiliki hak ekonomi untuk melakukan : Penggandaan

Ciptaan dalam segala bentuknya.” Pasal 9 ayat (2), yang mengatur: “(2) Setiap

Orang yang melaksanakan hak ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib

mendapatkan Izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta”. Pada bagian penjelasan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (selanjutnya disebut

UndangUndang Hak Cipta) Pasal 9 ayat (1) huruf b, dijelaskan bahwa “Termasuk

perbuatan Penggandaan diantaranya perekaman menggunakan kamera video

62
Wahyu Sri Palupi Ningsih, 2019, Analisis Tahapan Mereview Film Oleh Divisi Review Film Komunitas
Film Montase, Fakultas Seni Rupa Dan Desain Institut Seni Indonesia Surakarta, hal. 44-45.
63
Ibid,.
53

(camcorder) di dalam gedung bioskop dan tempat pertunjukan langsung (live

performance).”64

Permohonan pencatatanciptaan diatur mulai dariPasal 64-Pasal 79 di dalam Bab

X tentang Pencatatan Ciptaandan Produk Hak Terkait.Jika melihat ketentuan dalam

Pasal 64 ayat (1) maka dapat diketahui bahwa pencatatan ciptaan dan produk hak

terkaitdiselenggarakan oleh Menteri. Namun dalam ayat (2) pasal tersebut

dinyatakan “Pencatatan ciptaan dan produk hak terkait sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) bukan merupakan syarat untuk mendapatkan hak cipta dan hak

terkait.”Berdasarkan kedua ayat dalam Pasal 64 ini maka jelas bahwa pencatatan

ciptaan adalah tidak wajib dilakukan oleh pencipta.

Pendaftaran tidak hanya semata-mata mengandung arti untuk memberikan alat

bukti yang kuat, akan tetapi juga menciptakan hak kebendaan. Hak kebendaan atas

suatu benda untuk umum terjadi saat pendaftaran itu dilakukan. Selama pendaftaran

9belum terjadi, hak hanya mempunyai arti terhadap para pihak pribadi dan umum

dianggap belum “mengetahui” perubahan status hukum atas hak yang dimaksudkan.

Pengakuan dari masyarakat baru terjadi pada saat hak tersebut (milik) didaftarkan.

Namun pencatatan ciptaan tidak dapat dilakukan terhadap seni lukis yang berupa

logo atau tanda pembeda yang digunakan sebagai merek dalam perdagangan

barang/jasa atau digunakan sebagai lambang organisasi, badan usaha atau badan

hukum sebagaimana disebutkan dalam Pasal 65. Ada dua jenis cara atau stelsel

pendaftaran menurut Prof. Kollewijn yaitu stelsel konstitutif dan stelsel deklaratif.

64
Nur Khaliq Khussamad Noor, Perlindungan Hukum Hak Cipta Atas Film Layar Lebar Yang
Dipublikasi Melalui Media Sosial Tanpa Izin, Riau Law Journal Vol. 3 No. 1, Mei 2019
54

Menurut stelsel konstitutif letak titik berat ada tidaknya hak cipta tergantung pada

pendaftarannya. Jika didaftarkan hak cipta itu akan diakui keberadaannya secara de

jure dan de facto. Sedangkan stelsel deklaratif titik beratnya diletakkan pada

anggapan sebagai pencipta terhadap hak yang didaftarkan itu sampai orang lain

dapat membuktikan sebaliknya. Sekalipun hak cipta itu didaftarkan undang-undang

hanya mengakui seolah-olah yang bersangkutan sebagai pemiliknya, secara de jure

harus dibuktikan lagi jika ada orang lain yang menyangkal hak tersebut.65

Pencatatan ciptaan sebenarnya juga penting untuk dilakukan,hal ini adalah

untuk membuat suatu kepastian. Bahkan menurut Prof. Mariam Darus, pendaftaran

itu tidak hanya semata-mata mengandung arti untuk memberikan alat bukti yang

kuat, akan tetapi juga menciptakan hak kebendaan. Selanjutnya Pasal 66 ayat (2)

menerangkan bahwa permohonan pencatatan ciptaan dan produk hak terkait

dilakukan secara elektronik atau non elekronik. Namun baik dalam Pasal 66

maupun bagian penjelasan pasal tersebut tidak memberikan penjelasan lebih lanjut

tentang hal tersebut.66

Jika dicermati keseluruhan dari Pasal 64-Pasal 79 Undang-undang Nomor 28

Tahun 2014 tentang Haknya mengatur hal-hal pokok mengenai pencatatan ciptaan

dan produk hak terkait. Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal70, yakni “Ketentuan

lebih lanjut mengenai tata cara pencatatan Ciptaan dan produk Hak Terkait diatur

65
Saidi, OK. 2004, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights) Cetakan Ke-4,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 90.
66
OK Sahidin .H., 2010, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hal.
92
55

dengan Peraturan Pemerintah. Namun peraturan pemerintah ini nampaknya hingga

saat ini belum dilahirkan.

Suatu karya pada akhirnya akan kehilangan perlindungan hak ciptanya dan

dimasukkan ke ranah "domain publik", sehingga dapat digunakan secara gratis oleh

siapa saja. Biasanya perlu waktu bertahun-tahun sampai suatu karya dimasukkan ke

domain publik. Jangka waktu perlindungan hak cipta berbeda-beda bergantung pada

berbagai faktor, seperti:67

a. Tempat dan waktu suatu karya dipublikasikan

b. Apakah karya tersebut dibuat atas permintaan dengan bayaran atau bukan.

Undang-undang Nomor 28Tahun 2014 tentang Hak Cipta mengatur secara tegas

masa berlakunya hak moral dan hak ekonomi. Masa berlakunya hak moral

tercantum dalam Pasal 57 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak

Cipta yang berbunyi: (1) Hak moral Pencipta sebagaimana dimaksud dalam

Undang-undang Nomor 28Tahun 2014 tentang Hak Cipta Pasal 5 Ayat (1) huruf a,

huruf b, dan huruf e berlaku tanpa batas waktu. (2) Hak moral Pencipta

sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak

Cipta Pasal 5 Ayat (1) huruf c dan huruf d berlaku selama berlangsungnya jangka

waktu Hak Cipta atas Ciptaan yang bersangkutan. Selanjutnya, ketentuan Undang-

undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Pasal 58 mengatur tentang Masa

Berlaku Hak Ekonomi, yaitu: (1) Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan: a). buku,

pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya; b). ceramah, kuliah, pidato, dan

67
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, https://support.google.com/youtube#topic=9257498,
diakses tanggal 20 September 2021.
56

Ciptaan sejenis lainnya; c). alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan

dan ilmu pengetahuan; d). lagu atau musik dengan atau tanpa teks; e). drama, drama

musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim; f). karya seni rupa dalam

segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau

kolase; g). karya arsitektur; h). peta; dan i). karya seni batik atau seni motif lain,

berlaku selama hidup Pencipta dan terus berlangsung selama 70 (tujuh puluh) tahun

setelah Pencipta meninggal dunia, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun

berikutnya. Ayat (2) Dalam hal Ciptaan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)

dimiliki oleh 2 (dua) orang atau lebih, pelindungan Hak Cipta berlaku selama hidup

Pencipta yang meninggal dunia paling akhir dan berlangsung selama 70 (tujuh

puluh) tahun sesudahnya, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya. Ayat

(3) Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dan

Ayat (2) yang dimiliki atau dipegang oleh badan hukum berlaku selama 50 (lima

puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan Pengumuman.68

Sejumlah karya yang dibuat oleh lembaga pemerintah federal Amerika Serikat

akan langsung masuk ke domain publik setelah dipublikasikan. Harap diingat

bahwa aturan untuk domain publik berbeda-beda di setiap negara. Member

bertanggung jawab untuk memastikan bahwa suatu karya berada di domain publik

sebelum menguploadnya ke YouTube. Tidak ada daftar resmi untuk karya apa saja

yang saat ini berada di domain publik. Namun, ada sejumlah referensi online yang

berguna dan dapat membantu. Perpustakaan Universitas Columbia dan Pusat

68
Sudjana, Sistem Perlindungan Atas Ciptaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta Dalam Perspektif Cyber Law, Volume 2Nomor 2, 253.
57

Informasi Hak Cipta di Universitas Cornell menawarkan panduan berguna tentang

karya yang kemungkinan masuk ke domain publik. Tidak satu pun dari entitas

tersebut, termasuk YouTube, yang dapat menjamin bahwa semua karya yang

ditautkan bebas dari perlindungan hak cipta.69

Terhadap karya turunan perlu izin dari pemilik hak cipta untuk membuat karya

berdasarkan konten aslinya. Karya turunan dapat meliputi karya fiksi buatan

penggemar, sekuel, terjemahan, spin-off, adaptasi, dll. Coba minta saran hukum dari

pakar sebelum mengupload video yang didasarkan pada karakter, alur cerita, dan

elemen lain dari materi yang dilindungi hak cipta.70

Sebelum mengupload video ke YouTube, harus mendapatkan hak atas semua

elemen dalam video. Elemen ini termasuk semua musik (meskipun hanya diputar di

latar belakang), klip video, foto, dll. Pertama, hubungi pemilik hak cipta atau

pemegang hak cipta secara langsung dan negosiasikan lisensi yang sesuai untuk

digunakan. Kemudian, periksa lisensinya. Lisensi memiliki izin eksplisit untuk

penggunaan konten dan sering kali menyertakan batasan tentang cara penggunaan

konten. Mintalah saran hukum terkait setiap perjanjian lisensi guna memastikan hak

yang bisa digunakan dan hak yang dilindungi pemiliknya. Dapat menggunakan

koleksi musik dan efek suara gratis YouTube, yang dapat digunakan dalam video

sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Catatan: Jika memainkan lagu versi

cover, pastikan ada izin dari pemilik hak cipta (seperti penulis lagu atau penerbit

69
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, https://support.google.com/youtube#topic=9257498,
diakses tanggal 20 September 2021.
70
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, https://support.google.com/youtube#topic=9257498,
diakses tanggal 20 September 2021.
58

musik). Mungkin memerlukan lisensi tambahan untuk mereproduksi rekaman suara

asli, termasuk lagu dalam video, atau menampilkan lirik lagu tersebut.71

71
Ketentuan Youtube Perlindungan Hak Cipta, https://support.google.com/youtube#topic=9257498,
diakses tanggal 20 September 2021.
Daftar Pustaka

Khudzaifah, Dimyati dan Wardiono,Kelik, 2004, Metode Penelitian Hukum,


Surakarta: Universtias Muhammadiyah Surakarta

Idy Subandy Ibrahim, 2011, Budaya Populer sebagai Komunikasi; Dinamika


Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer, Yogyakarta:
Jalasutra

Budi Santoso, 2011, HKI Hak Kekayaan Intelektual, Semarang: Penerbit Pustaka
Magister

Muhammad Zulfikar Habibullahissalam, Penggunaan Konten Cover Song Di


Youtube Untuk Tujuan Komersial, article Januari 2020,
https://www.researchgate.net/publication/338503450

Sri Pudyatmoko, 2007, Penegakan dan Perlindungan Hukum di Bidang Pajak,


Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Daniel Andre Stefano, Hendro Saptono, Siti Mahmudah, Perlindungan Hukum


Pemegang Hak Cipta Film Terhadap Pelanggaran Hak Cipta Yanng
Dilakukan Situs Penyedia Layanan Film Streaming Gratis Di Internet
(Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta),
Diponegoro Law Journal Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Johnny Ibrahim, 2006, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang:
Bayumedia Publishing

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2011, Penelitian Hukum Normatif, Suatu
Tinjauan Singkat, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang hak Cipta

Anda mungkin juga menyukai