SKRIPSI
Oleh:
Zoey Mienhaj Fadhillah
185120101111003
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMUSOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
JATI POWER
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Zoey Mienhaj Fadhillah
185120101111003
Pembimbing,
NIM : 185120101111003
Puji syukur atas kehadirat ilahi rabbi yakni Allah SWT, karena atas rahmat
dan ridho-Nya sematlah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Gerakan Hak Atas Lingkungan (HAL) Nelayan Jepara Utara Terhadap Dampak
Pembangunan PLTU PT. Bhumi Jati Power”. Penyusunan skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi persyarakat memperoleh gelar sarjana Sosiologi
pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya dengan
peminatan Sosiologi Lingkungan.
Terselesaikannya penyususnan skripsi ini tidak terlepas dari masukan dan
arahan dari Bapak Lutfi Amiruddin, S.Sos., M.Sc. sebagai dosen pembimbing
penulis. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar besarnya
kepada beliau yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan telaten.
Sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan baik.
Selain ucapan terimakasih untuk Dosen Pembimbing, penulis juga menyampaikan
terimakasih kepada orang orang yang sudah menemani dan mengisi kegiatan
bersama penulis selama masa perkuliahan di Universitas Brawijaya, diantaranya
meliputi:
1. Terima kasih kepada orang tua, Ayah Drs. Dwi Wahyono, Mama
Muryanah dan Maulidiya Fadhillah Tsaniah sebagai adik kandung atas
dukungan moril dan materil
2. Terima kasih kepada Bapak Ali Maksum, M.Ag., M.Si. selaku Ketua
Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Brawijaya atas pelayananan akademik dan pembelajaran yang diterima
penulis selama menempuh pembelajaran di Jurusan Sosiologi.
3. Terima kasih kepada Dano Purba selaku dosen Sosiologi atas ilmu dan
wawasan, informasi dengan penulis selama mengikuti mata kuliah Kajian
Masyarakat Peisisr.
4. Terima kasih kepada jajaran Bapak Ibu Dosen Jurusan Sosiologi FISIP UB
Khususnya Mbak Genta, Pak Arief, Mbak Uca, Pak Selamet Thohari, Pak
Wayan, Mas Dano dan lainnya atas ilmu yang telah diberikan untuk
penulis selama perkuliahan jenjang S-1 Jurusan Sosiologi FISIP UB
5. Terima kasih kepada Pak Wagisri atas bantuannya untuk waktu dan
kesempatannya, serta relasi untuk penulis saat turun lapang dan
pengambilan data
6. Terima kasih kepada pak Sholikul atas bantuannya untuk waktu dan
kesempatannya serta relasi untuk penulis saat turun lapang dan
pengambilan data
7. Terima kasi kepada Pak Eko, Bu Yayuk, Pak Nanang, Pak Wawan sebagai
informan yang telah meluangkan waktunya dan memberikan informasi
serta pengetahuan kepada penulis mengenai penelitian Gerakan Hak Atas
Lingkungan Nelayan Tehadap Dampak Pembangunan PLTU.
Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................... 2
PERNYATAAN....................................................................................................................... 3
ABSTRAK............................................................................................................................... 4
KATA PENGANTAR............................................................................................................. 5
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 7
BAB I...................................................................................................................................... 9
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 9
BAB II................................................................................................................................... 17
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................... 17
BAB III.................................................................................................................................. 35
METODE PENELITIAN...................................................................................................... 35
BAB IV.................................................................................................................................. 43
GAMBARAN UMUM........................................................................................................... 43
BAB V................................................................................................................................... 60
BAB VI.................................................................................................................................. 91
PENUTUP............................................................................................................................. 91
6.1 KESIMPULAN........................................................................................................................91
6.2 SARAN..................................................................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 93
BAB I
PENDAHULUAN
jatuhnya batu bara di laut sehingga terjadi abrasi pantai. Berdasarkan data
yang ditunjukan Walhi Jateng, bahwa terdapat aktivitas pengerukan dasar laut,
pesisir dan terumbu karang yang termasuk elemen penting ekosistem pesisir,
sebagai tempat hidup ikan, dan juga berperan sebagai pemecah gelombang
(Nazaruddin, 2018).
penting terhadap ekosistem pesisir, dan terumbu karang juga termasuk salah
satu bagian elemen terpenting dalam ekosistem pesisir, sebagai tempat hidup
ikan, juga berperan sebagai pemecah gelombang. Hal ini didukung oleh data
yang diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Angga at.al (2015)
bahwa pembangunan PLTU Tanjung Jati B Jepara menunjukkan suhu air laut
parameter logam berat sama sekali, minimnya parameter logam berat dari
pada PLTU Tanjung Jati B unit 5 dan 6 dan peraturan yang ada menyebabkan
logam berat masuk ke laut dalam jumlah yang tidak terkontrol. Sehingga
memberikan ancaman pada kualitas air laut, ikan, dan juga kesehatan manusia
(Angga, 2015).
Bhumi Jati Power, sehingga wilayah tempat nelayan bekerja terdampak akibat
dampak yang ditimbulkan yaitu kualitas habitat laut yang ada didalamnya
Jumlah perahu yang dimiliki oleh nelayan, dan letak pangkalan nelayan yang
Bayuran.
dan telah diformalkan oleh pemerintah sejak tahun 2015. Kelompok ini
bersifat profesi, non politik dan independen yang beranggotakan 1800 nelayan
dalam jenis nelayan kecil, mereka bekerja dan mencari ikan di sepanjang
perairan Kabupaten J
salah satu tuntutan pembuatan pemecah gelombang Pantai B agar tidak terjadi
Berdasarkan hasil wawancara, belum ada alasan yang jelas dari perusahaan
nelayan untuk mendapatkan keadilan atas kerusakan yang terjadi (Sh, 2021).
lingkungan hidup yang tercemar atau rusak agar kembali pada keadaan semula
sesuai daya dukung, daya tampung dan produkivitas lingkungan atau alih
lingkungan dengan beban biaya penanggung jawab usaha tau kegiatan melalui
oleh PLTU. Hak nelayan yang dirugikan diantaranya secara umum yaitu; a).
terjadi, kewenangan masing masing para pihak yang terlibat dan langkah
PLTU.
Jati B di Desa Tubanan tersebut dengan model evaluasi bebas tujuan, model
lembaga dan sistem sosial yang terjadi di Desa Tubanan (Prakoso et al., 2016).
gerakan sosial baru sebagai landasan analisis dengan menggunakan tiga ciri
yang dikemukakan oleh Picardo dan Sigh yakni: (1) Ideologi dan tujuan; (2)
Kabupaten J?.
TINJAUAN PUSTAKA
telah dilakukan oleh Bayu Aji Prakoso, Dkk (2016). Penelitian membahas
yang yang memiliki tujuan untuk mengevaluasi dampak yang ditimbulkan dari
organisasional, masyarakat serta lembaga dan sistem sosial yang terjadi di Desa
aspek tersebut. Dampak terhadap aspek Individu, dampak yang dirasakan adalah
dan pendapatan bertambah namum ada yang menjadi keluhan masyarakat seperti
masih terdapat kecemburuan sosial, seperti yang dirasakan oleh kelompok nelayan
pantai Bayuran. Dampak masyarakat mengalami peningkatan yang baik dalam hal
pengaruh yang baik kepada lembaga yang ada, namun permasalahan sosial
Terkait relasi nelayan dengan proses pembangunan PLTU juga diteliti oleh
Hapsari dan Ayunita tentang presepsi dan aspirasi nelayan dalam perencanaan
pengelolaan wilayah pesisir yang dikenal dengan nama Kawasan Konservasi Laut
Daerah Ujungnegoro. Pada tahun 2015 sedang direncanakan akan dibangun PLTU
masyarakat. Hasil temuan Hapsari dan Ayunita bahwa peraturan KKLD yang
proyek PLTU, karena dengan SK tahun 2012 tersebut, maka kawasan yang akan
Nelayan yang cukup aktif maupun yang tidak berpartisipasi aktif dalam
harganya. Kedua, adanya aktor di luar nelayan seperti aktor pengelola Pembangkit
terjadinya polusi udara akibat dari penggunaan batu bara yang digunakan sebagai
bahan bakar utama. Selain itu limbah dreadging menjadi permasalahan utama
bagi para nelayan yang berdampak pada hasil mata pencaharian nelayan sehari-
dari adanya pembuangan limbah, ekosistem nelayan yang rusak hingga luasan
area pekerjaan yang hilang menjadi salah satu pembahasan penelitian terdahulu
gerakan sosial baru diantaranya; (a) Ideologi; (b) Taktik dan Pengorgasasian; (c)
Struktur; (d) Partisipan atau aktor yang dikemukakan oleh Rajendra Singh.
2.2 Landasan Konseptual
sumber daya alam laut untuk aktifitas menangkap ikan. berkaitan profesi
dalam definisi hak nelayan. Hak merupakan sesuatu yang dimiliki pada
setiap individu yang berasal dari lahir, tanpanya manusia akan sulit hidup
latar belakang kehidupan, sikap hidup, perasaan senasib dan sistem nilai
tujuan komersial atau dipasarkan baik untuk pasar domestik maupun pasar
ekspor. Kelompok nelayan ini dibagi dua, yaitu nelayan skala kecil dan
ikan (lainnya dari aktivitas seperti pertanian, buruh dan tukang); juragan
seperti kapal dan alat tangkap; dan anak buah kapal (ABK) untuk mereka
perusak lingkungan, maupun pengguna jaring trawl. Hal ini muncul akibat
orde baru yang dikenal sebagai organisasi yang sealu uncul ketika terdapat
perairan pesisir dan laut dangkal atas terjadinya kerusakan perairan (trawl,
tailing ke laut) sering kali terjadi kepada para nelayan tradisional atas
kegiatan perikanan yang telah merusaknya. Hal ini sedikit peran dari
dengan pasal 22, HP3 menjadi acuan dalam politik penguasaan pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil. HP3 menjadi “subjek hukum” yang dapat memberikan
bagian dan kolom tertentu dari laut dan pulau kecil disekitarnya. Hal ini
Forum Nelayan Jepara Utara yang dibentuk oleh kelompok nelayan Jepara
dilansir oleh Antara Jateng News yakni organisasi masyarakat sejak tahun
(Nazaruddin, 2018).
(Nazaruddin, 2018).
kepada mereka dari adanya konflik sumber daya di perairan pesisir dan
laut dangkal atas terjadinya kerusakan perairan (trawl, bom, racun),
sering kali terjadi kepada para nelayan tradisional atas kegiatan perikanan
menjadi landasan bagi para nelayan untuk melakukan gerakan sosial yang
merupakan jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang dan
yang terjadi.
adalah: a) hak untuk menikmati lingkungan hidup yang baik; b) hak untuk
lingkungan hidup.
listrik bersekala besar dengan tenaga penggerak utama adalah uap. Sistem
ini diperoleh dari panas pembakaran dari berbagai sumber bahan bakar,
yang paling umum adalah batubara. Oleh karena itu, PLTU sering disebut
sebagai pembangit listrik termal. Menurut Undang-Undang Republik
listrik adalah izin untuk melakukan usaha penyediaan tenaga listrik untuk
sebgai berikut;
kegiatan”
Berkenaan dengan AMDAL, pembangunan PLTU mempunyai
Gerakan sosial dipandang sebagai gerakan yang lahir dari sebuah inisiatif
pemerintah. Gerakan sosial lahir sebagai bentuk respon terhadap masalah orang
tidak ingin dan ingin membuat perubahan dalam semua bidang kehidupan
masyarakat (sosial, politik, lingkungan dan dan masih banyak lagi). Dalam hal ini,
sering ada permintaan perubahan karena melihat kebijakan yang ada tidak sejalan
1. Klasik
an. Beberapa contoh karya dari aliran ini antara lain "Law of
Imitation" karya G. Tarde (1903), "The Crowd" oleh Gustave Le
2. Neo-Klasik
dibagi lagi menjadi dua model gerakan sosial lama yang berbeda,
2010).
baik.
terdidik.
hak menikmati lingkungan yang baik; b) hak partisipasi; c) hak akses keadilan
teori gerakan sosial baru sebagai landasan analisis dengan menggunakan tiga
ciri yang dikemukakan oleh Picardo dan Sigh yakni: (1) Ideologi dan tujuan;
(2) Taktik; (3) Struktur; (4) Partisipan atau aktor;. Sudut pandang teori
gerakan sosial baru yang tidak memandang adanya kelas sosial dalam
yang lebih baik. Serta aktor yang berpartisipasi memahami akan permasalahan
Dampak Pembangunan
Evaluasi
Hak Atas Lingkungan Nelayan
Kelompok Nelayan
METODE PENELITIAN
tersebut terlihat. Menurut Denzin dan Lincoln dalam (Rusdiana, 2020) Penelitian
naturalist dalam mengamati sebuah fenomena dan dituliskan secara apa adanya
fenomena yang diamati yang dibawa orang kedalam sebuah fenomena tersebut.
peneliti itu sendiri dalam memahami situasi sosial yang terjadi secara mendalam,
maka teknik pengumpulan data dilakukan secara induktif berdasarkan fakta yang
yang didapat pada lokasi penelitian dengan menjelaskan fenomena tersebut. hal
penelitian ini akan dianalisis melaui proses wawancara dengan informan yang
tidak hanya melihat fenomena dari sisi permukaan saja. Selain itu penelitian kali
ini juga berangkat dari realitas yang ada dilapangan. Data yang nantinya diperoleh
akan dianalisis secara induktif seperti dalam logika berfikir penelitian kualitatif.
kasus oleh (Sugiyono, 2016), studi kasus merupakan jenis penelitian kualitatif
waktu tertentu. Tujuan studi kasus adalah berusaha menemukan makna, meneliti
proses, serta memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam serta utuh
dari individu, kelompok, atau situasi tertentu. Data studi kasus diperoleh dengan
topik yang diteliti. Terkait dengan peristiwa dampak pembangunan PLTU yang
Upaya dan peran pemerintah dan perusahaan sebagai aktivitas dan proses dalam
tanggung jawab kepada nelayan menjadikan pendekatan studi kasus ini dirasa
cocok untuk penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dengan demikian, akan
Tenaga Uap PT. BJP. Di mana Dukuh tersebut merupakan dukuh yang juga
terdampak adanya pembangunan PLTU yang mana dampak ini seperti lingkungan
cerobong PLTU, pencemaran perairan ketika kapal tongkang memuat batu bara
yang jatuh dan melintasi kawasan perairan, serta rusaknya terumbu karang dan
terhadap kelompok nelayan atas berkurangnya hasil tangkapan ikan yang mereka
peroleh dari kawasan menjaring mereka, sebab pipa pompa aliran dari Pembangkit
Listrik Tenaga Uap milik PT. BJP ini telah menyedot ikan ikan kecil yang berada
di sekitarnya serta kapal tongkang yang melintasi jalur yang biasa nelayan lewati
untuk menangkap ikan dialami oleh Kelompok nelayan yang ada disana.
observasi awal.
Februari 2021
sebagai perwakilan.
3.4.1 Observasi
lingkungan
3.4.2 Wawancara
ciri yang unik dari pemilihan ketujuh informan terkait penelitian hak atas
3.4.3 Dokumentasi
pembangunan PLTU.
yaitu data primer dan sekunder. Dalam penelitian kali ini terdapat 2 jenis
data yang digunakan oleh peneliti, yaitu data primer dan sekunder. Secara
kumpulkan sebelumnya.
3.6 Uji Keabsahan Data
3.6.1 Credibility
Uji Credibility (kredibilitas) merupakan uji kepercayaan
membandingkan pola yang didasarkan pada data empiric dan pola yang
dideskripsikan. Menurut Yin apabila kedua pola ini ada persamaan, maka
GAMBARAN UMUM
1.924,23 ha dan berada di 22 kilometer dari Kota J. Desa T merupakan desa yang
memiliki potensi di bidang sumber daya alam meliputi; sungai, laut, sawah atau
bidang pertanian dengan luas 368 hektar dan kawasan industri. Lokasi yang
strategis salah satunya didukung oleh kawasan industri yang berdiri dapat
Dikutip dari profil Desa T bahwa desa ini merupakan desa energi di wilayah
Kecamatan K, Kabupaten J.
oleh 2 (dua) sungai. Desa T merupakan kawasan industri seluas bangunan dan
halaman PLTU yang menempati lahan seluas 161,8 ha. Dari total kebutuhan yang
Tenaga Uap. Di samping itu, aktifitas pembangunan pada tahun 2021, kapasitas
Jawa dan Bali. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya permasalahan
lingkungan seperti pencemaran air laut akibat pembuangan air bahang, dan
jatuhnya batu bara dari kapal tongkang yang melintas; kemudian, dampak
bahwa terdapat lalulintas kapal tongkang yang diambil dari pemukiman warga
Dampak kesehatan diakibatkan dari sebaran Krom Logam dari PLTU pada
pembakaran batu bara yaitu paparan krom dengan kadar (Krom+6) pada fly ash
menjadi sumber gangguan penyakit seperti iritasi pernafasan, gangguan pada hati
dan ginjal dengan paparan waktu jangka panjang; dan dampak ekonomi seperti
dari adanya banyaknya debu proyek yang terbawa oleh kendaraan berat ketika
melintasi permukiman warga, terlebih lagi dampak proyek terhadap kualitas air
laut yang menurun. Turunnya kualitas air laut ditunjukkan melalui penelitian dari
(Hutomo et al., 2021) bahwa diperlukannya air laut sebagai bahan pendingin yang
kemudian dialirkan kembali ke laut. Air laut yang digunakan sebagai pendingin
dan kemudian dialirkan kembali ke laut dinamakan limbah air panas yang disebut
dengan air bahang. Air bahang ini memiliki suhu relatif lebih tinggi dari pada
laut meningkatnya suhu air laut yang diakibatkan limbah air panas dijelaskan
penelitian, ikan dalam kondisi sudah menjadi bangkai dan tidak dapat dikonsumsi
dan menimbulkan bau yang menyengat di sekitaran pantai dikarenakan ikan yang
sudah membusuk. Menurut salah seorang penjala ikan bahwa ikan banyak yang
tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan kegiatan listrik menyatakan kadar
PLTU yang telah beroperasi sejak tahun 2006 ini telah melakukan penambahan
unit baru yaitu 5 & 6 dengan kapasitas 2 x 1070 MW, hal ini akan menambah
luasan kegiatan operasional dan membutuhkan air laut sebagai pendingin yang
akan dibuang langsung ke badan perairan dengan suhu yang relatif tinggi,
sehingga akan bertambah lagi dampak pembuangan limbah panas akan semakin
mendirikan tempat penginapan (kost) untuk karyawan PLTU dan masyarakat juga
termasuk jadi bagian dari pekerja proyek yang hanya menjadi pekerja kasaran.
Hal ini ditunjukkan dalam data jenis pekerjaan yang terdapat pada profil Desa T
sebagai berikut:
Tabel 1 Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa T
Jenis Pekerjaan
1%
Petani
11% Buruh Tani
14%
Nelayan
Peternak
Karyawan Perusahaan Swasta
Buruh Harian Lepas
4%
2%
0
%
berbagai jenis pekerjaan yang dapat menambah pendapatan masyarakat dari jenis
“... ini tak jelasin, jadikan aku paham. Karena perubahan nelayan
menjadi sangat menipis ditahun ini dikarenakan semenjak ada PLTU yang
pertama, yang kedua karena kedua karena semejak ada PLTU nelayan
yang termasuk nelayan kecil, yang pekerjaannya hanya di wilayah pantai
pantai tersebut, akhirnya kan hasil pendapatnnya mengurang, karena
mengurang dan mengurang akhirnya mereka berfikir,ada PLTU kok engga
ikut kerja di PLTU bagaimana? Soalnya hasilnya sendiri semakin
berkurang kan begitu? akhirnya mereka terakhir bergelut walaupun itu
secara pekerjaan lokal maupun didalam aturan, mereka sesuai dengan
kemampuan masing masing mereka berbondong bondong untuk masuk
bekerja di wilayah PLTU, perubahannya disana, awalnya jumlah nelayan
luar biasa banyak malah sebelum ada PLTU, karena perubahan sangat
menurun itu dari semenjak berdirinya PLTU berjalan karena hasil tangkap
nelayan semua yang kapasitas 2-3 groston kapal mereka itu hasil
tangkapnya mengurang dan mengurang, tidak bisa mencukupi semua
kebutuhan keluarga masing masing, mungkin dalam untuk mendidik anak
kurang mampu akhirnya mereka bergelut untuk msuk PLTU yang uangnya
mudah, perubahannya disana, kalau pegawai desa yang sekarang tidak
bisa menceritakan detil dari awal karena mereka dulunya tidak memegang
pekerjaan di pemerintahan mereka masuk kan baru baru aja kan ngoten,
mungkin kalo ada sesepuh yang masih berdiri kalo pun itu tahu di
pemerintahan desa mungkin bisa cerita, mungkin kan dokumen lama lama
kan sudah hangus”(wawancara dengan Pak W pada tanggal 16 Oktober
2021).
Pemerintah Desa dengan jumlah nelayan sebesar 201 orang terhitung hanya laki
laki saja data tercatat pada tahun 2020. Setelah data didalami dengan hasil
Artinya sebelum adanya PLTU jumlah nelayan sangat banyak, namun hal ini
jumlah data kelompok nelayan tidak tercatat pada tahun sebelum PLTU itu berdiri.
Menurut bapak W sebagai tokoh masyarakat yang dituakan bahwa pihak pemerintah desa
tidak dapat menjelaskan hal tersebut karena mereka adalah orang orang baru didesa
tersebut.
hal ini disatu sisi pembangunan PLTU memberikan dampak positif terbukanya
lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat masyarakat sekitar, namun disisi lain
Berdasarkan data HNSI Tercatat sebanyak 416 Orang nelayan di Desa T pada
tahun 2020, data tersebut diambil dari data pemberian bantuan paceklik tahun
gengsi atau tidak percaya diri terhadap profesi yang mereka emban atau yang
tercatat di Katu Tanda Penduduknya bahwa dari kecil mereka sudah melakukan
aktivitas mencari ikan yang berarti sudah dari kecil mereka menjadi nelayan.
Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa data yang tercatat di administrasi
nelayan FL sudah berdiri. Akan tetapi walaupun sudah berdiri untuk wakil
atau lembaga, diwakili oleh lembaga nelayan terpusat yaitu HNSI. Saat
proses pembangunan unit 1 dan 2 di awal tahun 2000an itu melibatkan TPI,
namun tidak melibatkan nelayan, peserta juga dengan KUD (Sh, 2 april
2021).
dari pada PLTU itu cukup besar baik didarat, di laut, maupun di udara.
Dampak yang ditimbulkan dari PLTU tersebut tidak pernah disampaikan baik
dari pihak pengelola, instansi terkait, maupun orang tua sekitar. Akhir tahun
tidak ramah lingkungan dari kapal-kapal milik nelayan (Sh, 2 april 2021).
agraris seperti petani dihadapkan pada sumber daya yang terkendali, yaitu
Sifat produksi ini memungkinkan lokasi produksi secara tetap. Akan tetapi,
karakteristik ini sangat berbeda dengan nelayan. sumber daya yang dihadapi
nelayan maka pekerjaan mereka akan tergeser sehingga hal ini akan
profesi, non politik dan independen yang beranggotakan 1800 nelayan yang
tergolong ke dalam jenis nelayan kecil, mereka bekerja dan mencari ikan
lingkungan hidup atau AMDAL dari Febuari 2016 hingga 2021 terbitan
Listrik Tenaga Uap Unit 1 dan 2 pada tahun 2006 hingga saat ini tahun 2021
telah melakukan penambahan Unit 5 dan 6. hal ini menjadikan konsen bagi
fornel agar pekerjaan sebagai nelayan yang menjadi mata pencaharian utama
pembangunan PLTU.
seperti rusaknya jaring ikan, tercemarnya air laut akibat tumpahan batu bara,
suhu air laut yang naik akibat pembuangan air bahang yang berpengaruh
terhadap produksi ikan dan biota laut yang ada di dalamnya. Hal ini dapat
ditunjukkan melalui temuan data dari penulis tumpahnya batu bara dan kapal
Pembangunan PLTU yang telah beroperasi sejak tahun 2006 ini telah
melakukan penambahan unit baru yaitu 5 & 6 dengan kapasitas 2 x 1070 MW, hal
ini akan menambah luasan kegiatan operasional dan membutuhkan air laut
sebagai pendingin yang akan dibuang langsung ke badan perairan dengan suhu
yang relatif tinggi, sehingga akan bertambah lagi dampak pembuangan limbah
panas akan semakin meluas dan mengakibatkan dampak bagi biota laut yang ada
di dalamnya. Terlebih produksi ikan yang menurun akibat kualitas air yang
2 Panggung 0 0
4 Bulu 0 0
9 Bandungharjo 0 0
10 Ujungwatu I 0 0
12 Karimunjawa 0 0
Produksi ikan yang mengalami penurunan yang dapat dilihat dari tahun
2016 hingga tahun 2018 mengalami penurunan produksi ikan. Penurunan ini
berpengaruh pada nilai produksi yang dihasilkan karena adanya kelangkaan atau
turunnya produksi ikan tersebut. Pada tahun 2021 tepatnya juga mengalami
penurunan. Nelayan tidak dapat melaut untuk mencari ikan khususnya nelayan di
pantai B akan sulit melakukan penangkapan ikan disekitar pantai karena perairan
yang biasa mereka tempati untuk mencari ikan telah mengalami perubahan suhu
air laut berasal dari limbah air bahang yang ditunjukkan oleh penelitian dari
bahwa terdapat sebuah lembaga utama yang membawahi lembaga lain terkait
terkait, baik pusat maupun daerah. pihak PLTU pernah memberikan anggaran
dana perkelompok berjumlah 100 juta. Tujuan dari pemberian dana tersebut untuk
dana tambahan dari para pemakai atau nelayan. terjadi problematika terhadap
dana yang diberikan PLTU tersebut bahwa pihak nelayan beranggapan pemberian
dana tersebut merupakan dana hibah yang sepenuhnya diberikan kepada pihak
sekitar 12 persen dari total kebutuhan listrik Jawa hingga Bali dan merupakan
batu bara sebagai bahan bakar yang murah namun raman lingkungan,
sehingga PLTU menjadi salah satu PLTU terbaik dunia versi majalah Power
Megazine.
ash sebesar 90 persen serta pengurangan 126.252 meter persegi konsumsi air
demin setiap tahun. Dengan upaya PLN T J B dapat meraih predikat Proper
tahun 2012 dalam mencapai world class service di tahun 2017 melalui
dan memelihara unit pembangkit dilakukan oleh PT. TJB Power Service
dan saat ini telah dibangun PLTU T J B Unit 5 dan 6 yang merupakan
expension dari empat Unit PLTU T J B yang sudah ada, yang membedakan
PLTU T J B unit 5 dan 6 dengan unit 4 unit yang sudah ada adalah
Jika PLTU T J B unit 1 dan 2 dan 3 dan 4 dikelola oleh PLN (Persero)
6 dikelola langsung oleh swasta atau dikenal dengan istilah IPP (Independent
listrik milik negara Indonesia dan disahkan oleh Kementrian Energi dan
2015 hingga 2024 yang diperkirakan akan meningkat dari 219,1 TWh pada
tahun 2015 menjadi 464,2 TWh pada tahun 2024, atau tumbuh rata-rata 8,7
tumbuh rata-rata 7,8 pertahun untuk periode yang sama (165,4 TWh pada
2015 menjadi 324,4 TWh pada 2024. Tren pertumbuhan serupa juga terlihat
utama, yaitu (i) pertumbuhan ekonomi, (ii) program elektrifikasi dan (iii)
secara sederhana adalah proses peningkatan output barang dan jasa. Proses
selain input barang dan jasa lainnya. Penggerak pertumbuhan ekonomi ini
kebutuhan listrik jangka pendek dengan efektivitas biaya merupakan hal yang
mendasar. Langkah lebih lanjut telah diambil dalam hal legislasi: PLN telah
diminta dalam “Perpres No. 45 Tahun 2014 tentang Penugasan kepada PLN”
PLTU Unit 1-4, proyek ini bertujuan untuk memperluas fasilitas yang ada
untuk membangun dua unit baru (“TJB 5&6” atau "Proyek"). Proyek ini
supercritical (“USC”) untuk mendapatkan efisiensi yang lebih baik dan emisi
Amdal yang terdiri atas Kerangka Acuan (KA), Andal, dan RKL-
secara andal sebagai dampak penting dari hasil proses penilaian yang
Lingkungan
nelayan yang sudah ada maupun tidak sampainya fungsi dan tugas
tersebut.
polusi udara akibat dari penggunaan batu bara yang digunakan sebagai
utama bagi para nelayan yang berdampak pada hasil mata pencaharian
masyarakat setempat.
Pekerja swasta masuk lebih banyak di Desa T sejak operasi 1 dan 2 pada
masing, hal ini menjadi sebab masyarakat T lebih banyak masuk pada
PLTU
penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu gerakan hak atas lingkungan
orde baru yang dikenal sebagai organisasi yang sealu uncul ketika
tailing ke laut) sering kali terjadi kepada para nelayan tradisional atas
kegiatan perikanan yang telah merusaknya. Hal ini sedikit peran dari
dengan pasal 22, HP3 menjadi acuan dalam politik penguasaan pesisir
memberikan bagian dan kolom tertentu dari laut dan pulau kecil
yakni organisasi masyarakat sejak tahun 1995 dan telah diformalkan oleh
perwakilan dari fornel dipanggil oleh pihak PLN yang merupakan bentuk
tanggung jawab sosial dari perusahaan atau yang biasa disebut CSR
disebut Nelayan Bersinar, hal ini merupakan usaha yang ditempuh oleh
unit 1 dan 2 dibawah pengelolaan PLN yang bekerja sama PT. CJP yang
gerakan sosial baru yaitu Taktik menurut (Singh, 2010) Taktik dan
gerakan sosial baru lebih memilih saluran yang berada diluar politik
normal dan menerapkan taktik yang akan menggangu laju politik untuk
tanggung jawab sosial dari perusahaan atau yang biasa disebut CSR
disebut Nelayan Bersinar, hal ini merupakan usaha yang ditempuh oleh
unit 1 dan 2 dibawah pengelolaan PLN yang bekerja sama PT. Central
Jawa Power yang bertanggung jawab pada unit 3 dan 4. Dimana hal ini
gerakan sosial baru yaitu Ideologi dan tujuan menurut (Singh, 2010)
menciptakan kehidupan baru yang lebih baik. Artinya hal ini dapat
isu pertahanan diri untuk melawan ekspansi aparatur negara. Oleh karena
kepada mereka dari adanya konflik sumber daya di perairan pesisir dan
sering kali terjadi kepada para nelayan tradisional atas kegiatan perikanan
tersebut.
sebagai berikut:
1) Desa T, Kecamatan K
Desa yang terdekat dari pembangunan PLTU dan memiliki
2) Desa K, Kecamatan K
dari 27 RT dan 6 RW. Letak topografi Desa K yaitu pesisir /tepi laut.
sisa pembakaran batu bara serta gipsum yang melewati wilayah Desa;
4) Desa B, Kecamatan K
desa yang memiliki potensi dan minat bekerja di PLTU pada saat
tenaga kerja yang berasal dari desa sekitar dalam proses membangun
desa, serta pemerataan bantuan kambing kurban yang selama ini telah
5) Desa W, Kecamatan B
(BJP, 2016).
6) Desa J, Kecamatan B.
Letak desa yang berada disisi selatan PLTU yang dilewati jalur
bantuan hewan kurban harap lebih tetap sasaran dan merata untuk
ketinggian kurang lebih 500m wilayah desa berada di sisi barat PLTU,
polusi udara, karena posisi sebagian wilayah desa berada di sisi barat,
sedangkan pada siang hari angina bertiup ke barat dan barat daya,
secraa berkala bagi lansia maupun balita di wilayah desa (BJP, 2016).
yang diperoleh masyarakat belum secara jelas dan masih simpang siur
yang lebih detail tentang jenis dan intensitas aktifitas yang dilakukan,.
Tabel 5.1
Penyelesaian Konflik di Wilayah Studi
Penyelesaian Frekuensi Presentase
Konflik
Hukum 4 1,6
Kekeluargaan 72 28,8
Lainnya 57 22,8
adat dengan jumlah 117 dan nilai paling rendah menggunakan jalur
hukum sebanyak 4. Hal ini dikarenakan struktur lapisan masyarakat lebih
modernitas yang berkembang pada saati ini. Sikap yang ditunjukan dari
masyarakat yang telah dipengaruhi oleh pola era kemajuan zaman yang
berkembang terutama pada kaum usia muda dan dewasa yang sudah
cukup terbuka dan paham adanya gejolak politik yang muncul. Namun,
bagi masyarakat pada usia renta mereka tidak memahami kasus politik
Jumlah Masyarakat/Reaspons
N
Nama Desa Ring Responde Tidak Kuran Setuju Sanga
o
n Setuj g t
u Setuju Setuju
1 Tubanan I 50 5 5 38 2
2 Kaliaman I 30 1 1 27 1
3 Bondo I 30 4 1 25 0
4 Kancilan II 25 3 0 22 0
5 Balong II 25 6 0 19 0
6 Jerukwangi II 25 4 4 16 1
7 Karanggondan II 25 6 7 12 0
g
8 Wedelan II 25 3 0 22 0
9 Jinggotan III 15 0 0 15 0
Jumlah 250 32 18 196 4
Presentase 12,80 7,20 78,40 1,60
(%)
Sumber: Pt. CJP, 2015
dari kelas menengah yang bekerja di sector ekonomi non produktif yang
gerakan sosial lama, partisipasi atau aktor dari gerakan sosial baru
berasal dari kelas menengah baru (New Middle Class), dimana sebuah
strata sosial pekerja baru yang muncul dalam sector ekonomi non
seperti mahasiswa, pelaku seni, penjaga took, ibu rumah tangga, petani.
ada sistem yang bisa menurunkan kulitas sampai memenuhi baku mutu.
bahwa standar baku mutu air limbah mengikuti peraturan yang berbeda,
PLTU, limbah, dan lainya. Sebuah hasil evaluasi tersebut disusun dalam
lingkungan hidup.
dapat diatasi atau tidak berdasarkan informasi dari satu pihak akan tetapi
Oktober 2021).
dan kontradiksi antara kelas dan konflik kelas. Sehingga gerakan sosial
merupakan sesuatu yang dimiliki pada setiap individu yang berasal dari
yaitu melalui dua prinsip yang menuntut bahwa dalam segala bentuk
dengan daerah yang lain dan tidak bisa disamakan. SOP terkait dengan
Menurut (Singh, 2010) terdapat salah satu ciri dari gerakan sosial
baru yaitu struktur. Gerakan sosial memiliki struktur yang tidak kaku
untuk menghindari bahaya oligarki (kekuasaan yang terdiri dari beberapa
voting pada semua isu, dengan mandat ad hoc yang tidak tetap. gerakan
lingkungan hidup.
karena tidak ada definisi gerakan sosial baru menurut latar belakang
nelayan untuk mencari ikan. Sebab manusia tidak bisa hidup adanya
habitat yang tidak terganggu, luasan area tangkapan yang luas. hal ini
dapat dilepaskan.
pesisir dan laut dangkal atas terjadinya kerusakan perairan (trawl, bom,
laut) sering kali terjadi kepada para nelayan tradisional atas kegiatan
karang buatan, hal ini merupakan bagian daripada program CSR apabila
sejak tahun 2015. Kelompok ini bersifat profesi, non politik dan
2021).
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
pembenahan mulai dari norma hukum yang ada. Dari segi substansi
dalam bentuk evaluasi yang diberikan kepada pihak terkait atas kerugian
yang dialaminya.
sosial baru oleh Rajendra Sigh diantaranya; ; (a) Ideologi; (b) Taktik dan
berlebihan.
Lek peilik mriki, rata rata ten mriki tapi nelayane tebih tebih, yo teko jeh wilayah
kecamatan kembang, dereng sek tebih tekonan a, nelayan e kecamatan mriki,
wonten sing darat darat mriko, tapi sing roto iku wilayah tubanan, kancilan,
kaliaman,singkatah. Lek pemilik e si mriki,
Pemilik kapale mriki, nelayan e, sing diarani nelayan kan coro nok darat nopo
nggeh termasuk buruh, ha nggeh buruh, atau pendamping pekerja
Sisteme ngoten niku pripun nggeh pak maksutnya tenmriki yang punya pemilik
kapale terus nelayane tiyang
Termasuk katah coro nelayan gede nggeh ABK nikua abk niku kan dari semua
pemilik niku kan pasti ada agenda kalau nggak ada agenda kan mboten enten sing
ngelampahke, kategori nelayan itu tidak pemilik tapi pemilik itu bukan harus
orang nelayan
Ngoten
Semua pebisnis kan bukan kategori kita harus punya bisnis tapi kita harus
memperkerjakan sendiri kan bisa, kita kan sistem mungkin ada managemen atau
direktur atau apalah bahasannya, kan ngoten si mbak,tidak harus orang pemilik
harus bergelut sendiri kan tidak, ya ada tapikan ya tidak pasti, kalau sudah ada
kepercayaan dari termasuk ee apa ya sistem pekerja pasti kan kita serahkan pada
pekerja, niki wau bahas di dalam grub dari perikanan provinsi , perikanan jateng,
mau mendirikan DPR nelayan
Katagorine DPR nelayan kan selama ini kan kita sudah punya wakil a, dpr menit
3.45 pak wagisri awal
16 oktober 2021
Maaf pak sebelumnya mau Tanya terkait jumlah nelayan yang tahun ini di data
desa hanya sekitar 210, karena dalam profil karakter masyarakat desa atau
topografiya itu nelayan atau pesisir apakah pada zaman dulu itu populasi nelayan
lebih banyak ya pak? Mengapa jumlah nelayan sekarang semakin menurutn?
Kelompok nelayan kan punya kelompok organisasi masing ngono lo maksute ku,
Ngelo ntok mawon niku hamper 200 nelayan, dereng mriki, data setiap penerima
beras paceklik niku sing masuk ten pemerintahan desa tubanan niku ada 450
pinten ngoten lo, wong sebab e kan lek setiap ada bantuan paceklik pertahun
handelnya ten mriki, ditampung tenmriki, niku datane wonten 450 pinten ngoten
kulo supe kok, itu yang laki laki aja pak? Enggeh, dadi paceklik setahun kan 1
kali, beras paceklik niku lo, niku untuk nelayan? untuk nelayan, lah nampunge ing
gawe nampung niku mriki gone kulo, dados lek wayahe maringke nggeh kebak
ten mriki kaya wong sugeh,
Lah niku kan kulo kurang matep to pak kulo tanglet kalih pelayanan desa, ndek
winginane niku mboten ketemu kalih petinggine radi susah ngoten kaleh beliau,
Jeneng e petinggi kan memang wong duwe ,ungkin sambian disisi lain, aku
ketemu ya jajian disik, isane sore ya sore, paling ning omahe, ning kantor rak
mesti petinggi iku, petinggi iku ora mesti nek kantor, biasane petinggi melayani
pelayanan masyarakat basane ning omahe,nok omahe tah rak iso, lek esok yo esok
lek sore yo sore awan rak iso, berarti harus janjian gitu ya pak? Ha, sakdurunge
iku awake dewe iku harus janjian dulu, gitu setiap mbuh jalok tandatangane
kanggo nelayan ya harus janjian dulu
Kemari itu saya bingung kan pak, kemarin itu yang saya tanyakan ke pemerintah
desa, dulu itu desa tubanan niku nopo? Terus pelayanan yang saya tanyakan itu
menjawab, dulunya desa tubanan itu sawah a mbak,
Ya lek miturut dari awal cerita dari apapun alasannya kan petani dan nelayan
itukan tidak bisa pisa, dari awal sebelum kita juga hadir di tengah tengah
masyarakat iku mamulo dari jaman disik ya tetep mamulo ono, wong ono
pemerintahan kan mesti ana masyarakat, lha intine ten mriku dalam filinge kulo
nggeh ngoten, ono pemerintahan mesti ono masyarakat, mosok ono pemerintah
rak ono masyarakat terus pie sing di handle iku desa ndung apa
Maksute ngeten pak, data yang diinput pemerintah desa niku ngga sesuai dengan
jenis pekerjaan, apakah nelayan nelayan itu banyak, kenapa lebih banyak
karyawan perusahaan itu apakah pergeseran? Hak sementara si mbak iku,
semenjak awal duaribu eh 1970 awal proses pltu mau berdiri mau awal bangun
kan iku elengku, wong aku mamulo ning kene aku due anak kok pertama kali unit
1 dan 2 iku, cumak ndek emben kan aku durng pernah mendapatkan kepercayaan
masyarakat, ijeh khusus nekuni nelayan lah intine untuk keluarga, durung ngertin
pemerintahan, karo masyarakat a b c aku gak reti, sebabe aku gung ana
kepercayaan masyarakat, dadi aku gung sek terlalu paham lah intine, elengku
pekerja swasta masuk lebih banyak di desa tubanan ikukan semenjak operasi 1 2
nek mboten klintun iku 2007 awal, jadi kan mulai pekerja datang melamar dan
melamar sesuai kapasitas masing-masing, mulane mpamane pekerja pltu
masyarakat tubanan lebih banyak masuk di bidang pekerjaan swasta karena
semejak pltu berdiri, didalam amanat undang undang kan yang selalu diutamakan
kan orang wilayah, umpane kan ngeten contoh, pltu unit 56 semua pekerja
karyawan yang didalam naungan surat terkait bahasane amdal iku mau, ikukan,
sepuluh ribu semua pekerja, nek mboten salah tujupuluh lima persen untuk
pekerja lokal, yang duapuluh lima persen untuk pekerja kantoran, lah niku
seingate kulo ngioten didalam surat dokumen didalam RKUPL nek kono kan ono
rencana rencana pekerja trus tanggung jawab perusahaan, niku ten dokumen nopo
pak, RKL-PL di desa, mboten, kami sebagai tim penilai amdal kan menjadi tim
KPA kan dadi punya dokumen hal terkait niku awale, njenengan gadah dokumen
e pak, mbuh mba, aku lek mungkin ono lek gelem dudahi buku, mungkin awale
ana sek entuk sertifikat dadi tim penilai amdal iku mau, kan kita berlima dari kita
mewakili semua nelayan itu kita berlima, menjadi tim KPA amdal itu ada 19
orang perwakilan semua masyarakat di wilayah masing masing meliputi 11 desa
ilinge kulo, mewakili 3 kecamatan ada 11 desa waktu kita mendampingi unit 5
dan 6, ya ngunu kui aku ya bar yo bar radue misi apa apa, misine ya hanya
mendampingi masyarakat, ya mungkin lebih banyak pekerjaan karyawan swasta
pltu ya masuk akal mbak, termasuk wes berapa puluh tahun awal 2007 sampai
sekarang, mungkin petani juga memang banyak lah memang wong se desa
tubanan niku nek mboten salah niku ada perwakilan 7 rw cuman aku mewakili
bendahara rt ku ya aku sebagai bendahara ne
Kira kira apa sing ditanyake meneh sing kira kira aku iso jawab,
Mungkin nek RKLPL nek pak sholikul ngono makno disimpen, ngunu kuin kan
wonge sek jelimet kan di simpen, sek guepeng ngunu nek pak sholikul, nek kono
kan ono opo ya kewajiban perusahaan sing harus dipenuhi, rklpl bahasane aku
dewe kan aku ora paham rkpl iku apa tah aku ya, sebener e dokumen nok kono
iku pertanggung jawaban perusahaan sing wes pemecahan dari amdaliku lo, lha
pemecahan dari amdal coro pakange kan rkupl, niku tahun 2007 no pak, yo ga iku
sing soko unit 5 6 iki 2016, he’eh 2016-2015, awal proses mau sosialiasi kan 15-
16 ilingku nok kecamatan keeling, kita mendapatkan undangan kita masuk tamu
tidak di undang tapi menyeleaikan semua keputusan kita menolak dengan harga
mati sebelum kita tau tujuannya untuk apa, awale ngunu mba, dadi ning kono iku
wakeh semua wong iku she hadir , awet dar pemerintahan kabupaten, kecamatan,
desa, dan tokoh masyarakat, semua itu rata rata mendukung, yang menolak hanya
fornel, kita menolak ingin tahu sejauh mana perusahaan ini mensejahterakan
masyarakat kan ngono, engko nek angger mendukung lah terus awak iku trus
ndung pie dadi apa ndung masyarakat iki engko dadi akhire kan ora ono bedane
karo tahun tahun lalu yang sudah berjalan yang dimanfaatke orang orang yang
tidak bertanggung jawab, yaiku mau tanda tangan dige golek duet padahal iku hak
e masyarakat, lha iki harus diwaspadai nek coro wong bodo iku mau, berarti
nelaya itu dulu masi banyak ya pak sebelum ada perusahaan ini tu berdiri, wes
mamulo akeh, jaman cerito ya mabak naliko proses awal nelayan awal kan tidak
pake mesin tekniknya kan pake onthel, lah prahunya pake layar, awal iku wes
termasuk sesepuh yang sudah gugur, iku termasuk nelayan yang luar biasa, karena
tidak pake mesin bisa kemana mana, iku perjuangan nelayan sesepuh kita yang
sudah itu tak anggep luar biasa, lek nelayan saiki penak mbak angger nglenger
ngedengkerng, jaman mau perjuangan e nelayan ya luar biasa, wong ora nganggo
mesin, nelayan mamulo ada, cuman mungkin data awal nelayan sesepuh kita tidak
pernah dimasukkan dalam pemerintahan maupun didalam dinas dinas terkait,
ketok e ngono, lek jaman ndek emben kan peraturan masih amburadul
pemerintahan kita, kan ngono, iku wes iku seingat e aku lo ya, masyarakat ndek
emben iku ora patek diperdulekke karo pemerintahan kita, dadi wes embuh
amburadul ga ono sing ngurusi lah wes penak ngono wae, suwene ono ketegasan
kan pemerintah pemimpin yang baru iki kan memang lueh tegas, kekayan negara
kita itu milik masyarakat lah iku ya baru baru betul, dari kita kembali ke kita, iku
masuk akal.
Berarti nelayan itu masih banyak ya pak seelum adanya pelaku usaha ini berdiri.
Masih tetap banyak mbak, ceerita saja ya mba, dulu proses awal nelayan yang
awalnya masih jaman pakai mesin manual, prahu yang masih pakai layar, itu
sudah termasuk sesepuh yang sudah gugur, dulu nelayan itu luar biasa. Karena
tidak pakai mesin bisa kemana ama. Itu perjuangan nelayan jaman dahulu yang
sudah dianggap luar biasa. Kalu nelayan sekarang mudah hanya santai saja, dulu
perjuangan e nelayan ya luar biasa, soalnya tidak memakai mesin, nelayan tetap
ada, cuman mungkin data awal nelayan sesepuh kita tidak pernah dimasukkan
dalam pemerintahan maupun didalam dinas dinas terkait, kelihatnnya seperti itu,
jaman dulu kann peraturan masih amburadul pemerintahan kita, seingat saya ,
masyarakat jaman dulu itu tidak terlalu memperdulikan dengan pemerintahan kita,
jadi sudah kececer tidak ada yang mengurusi setelah ada ketegasan kan
pemerintah pemimpin yang baru ini kan memang lebih tegas, kekayan negara kita
itu milik masyarakat lah iku ya baru baru betul, dari kita kembali ke kita, iku
masuk akal
Lah sing kira kira sing ning deso itu mau apa ceritakan aku,ya itu pak. Tapi yang
ditulis di tipologi itu pesisir atau nelayan jadi kan nggak singkron gitu lo pak,
dengan jenis pekerjaan yang lainnya salah satunya petani dan karyawan
perusahaan swasta, apakah dulu itu nelayan populasinya itu lebih banyak atau
karena adanya hadirnya pembangunan itu bergeser.
Ini tak jelaskan kan jadi aku paham , karena perubahannya nelayan menjadi sangat
menipis tahun tahun ini karenakan semenjak ada PLTU pertama, yang kedua
karena semejak ada PLTU nelayan yang termasuk nelayan kecil, yang
pekerjaannya hanya di wilayah pantai pantai tersebut, akhirnya kan hasil
pendapatnnya mengurang, karena mengurang dan mengurang akhirnya mereka
berfikir, ada pltu kok enggak ikut kerja di pltu aja ngapain, karena penghasilan
nelayan saja sudah semakin mengurang, akhirnya mereka terakhir bergelut
walaupun iku secara pekerjaan lokal maupun didalam aturan mereka sesuai
dengan kemampuan masing masing mereka berbondong bondong untuk masuk
bekerja di wilayah PLTU, perrubahannya disana. Awalnya semua nelayan
buanyak luar biasa malah sebelum ada pltu, karena perubahan sangat menurun itu
dari semenjak berdirinya PLTU berjalan karena hasil tangkap nelayan semua yang
kapasitas 2-3 groston kapal mereka itu hasil tangkapnya mengurang dan
mengurang, tidak bisa mencukupi semua kebutuhan keluarga masing masing,
mungkin dalam untuk mendidik anak kurang mampu akhirnya mereka bergelut
untuk msuk PLTU yang uangnya mudah, perubahannya disana, kalau pegawai
desa yang sekarang tidak bisa menceritakan detil dri awal karena merekan
dulunya tidak memegang pekerjaan di pemerintahan mereka masuk kan baru baru
aja, mungkin kalo ada sesepuh yang masih berdiri kalo pun itu tahu di
pemerintahan desa mungkin bisa cerita, mungkin kan dokumen lama lama kan
sudah hangus, selama aku bisa jawab mbak ta jawab. Khususnya didesa tubanan
ya penduduk sini itu ada syarat atau kualifikasi tertentu dalam menerima pekerja
di PLTU. ini yang mengganjal secara aku pribadi menurut prosedur aturan kan
mereka sesuai dengan dalam aturan manat udang undang itu tidak boleh
membayar, itu kan tidak boleh lewat itu, sampe sekarang itu jalan terus ya tapi
bukan orang dalam, tapi oknum oknom didalam Pltu menjadi kesulitan didalam
PLTU. karena itu menyalahi aturan, walaupun aku ga tau pendidikan tapi aku sing
ta pegang kan amanat undang undang didalam aturan amanat undang undang
undang kan tidk boleh melakukan seperti itu, namanya pemerasan pada rakyat,
nah itu ndak baik, semua orang kepinging kerja supaya dapat hasil supaya untuk
meghidupi keluarga kok disuruh bayar ini logikannya apa ndak baik itu, terlalu
berlebihan. Tak dengerin berulang ulang kok masih gitu aja,kepingin bekerja
untuk satpam itu aja bayar, itu kalau diteruskan ya rusak, pungli tah opo mbak
iku, lhaaa..
La itu ndak baik, karena orang iitukan menyatakan bahasane wani piro bahasa
keren e, sekarang setiap naik punglinnya dulu 3 juta sekarang jadi 15 juta tah 12
juta, itu isu isu yang saya dengarkan untuk pekerja kasar atau pekerja kantorannya
semua pake itu, berarti ndak ada istilah minimal pendidikan apa untuk memenuhi
syaratnya, walaupun sesuai syarakat dengan kapasitas pendidikan iku mumpuni,
tapi memang aturannya begitu apa dari sananya, Dari orang yang tidak
bertanggung jawab, atau oknum itu, Padahal kalau diselidiki perusahaannya nanti
bisa kena mbak,jika dilaporkan kepemerintah, dengan bukti ya bakal kena.
4 Oktober 2021
B: kalau sengketa itu ada dua yang sudah ke ranah pengadilan kalau sengketa
belum pernah, hanya sebatas pengaduan biasa pengaduan luar atau pengaduan
masyarakat biasa misalnya yah didaerah saya ni missal ada limbah kalau sengketa
belum pernah, jadi sengketa belum pernah, hanya perantara doing, keluarnya ya
itu missal memang ee ada kecenderungan memang melakukan ee pengelolaan
lingkukngan yang belum pas kurang sesuai ya kita bina pelaku usahanya,
kemudian kalau perlu mediasi misal kadang kadang kan memang tidak ada titik
temu missal pokoknya, misal ni ada juga yang kasus pokoknya ditempat saya
tidak ada usaha ini kaya gitu kan memang harus perlu mediasi gitu atau misal
usaha selama 24 jam kita juga berisik itu juga perlu dengan mediasi manasih
pelaku usaha yang tetap bisa berjalan, masyarakan juga tidak terganggu, peraturan
jalur kerja kah, peraturan mesin kah yang gantian .
B: iya, ada yang sampai mediasi ada yang tidak, mana yang boleh dimediasi mana
yang tidak.
A: iya bu
B: itu kan ini kalo kita lihatnya ke adanya pelaku usaha nggeh, pelaku usaha kan
sebelum lakukan usaha diwajibkan untuk menyusun dokumen lingkungan, itukan
satu upaya biar seandainya nanti ada dampak dampak yang muncul itu bisa di
minimalkan dan tidak menyebabkan kerusakan lingkungan, makanya ada
dokumen itu disitu ada upaya pengelolaan ada upaya pemanfaatanya seperti apa,
diharapkan dari situ maka dampak dampak negative bisa diminimalkan,
B: misal perusahaan itu punya air limbah maka pengelolaanya air limbahnya harus
dia sudah harus punya IPAL apakah sekedar IPAL oh tentunya tidak setidaknya
ada sistim yang bisa menurunkan kulitasnya sampai memenuhi baku mutu, itu
upayanya ya mungkin bagaimana cara tau bahwa itu sesuai dengan baku mutu
tidak mencemari lingkungan? Maka ada pemantauan pemantauan, pemantauannya
apa? Ada ditetapkan titik titik pemetaan, misal titik outlitenya disini ni harusnya
dipriksa sample tiap berapa periode pemantauan titiknya mana aja ditetapkan
dokumen kan juga ada, berarti kalau sudah dipenuhi nantikan bisa minimalkan
kana da ibaratny itu ada rambu rambunya itu boleh membuang air limbah setelah
ada pengolahan setelah kualitasnya memenuhi baku mutu
A: berarti dari pemerintah sendiri sudah ada standart baku mutu air limbah itu
sendiri ya bu?
B: kalau baku mutu itu kita dari pem kabupaten beda, kita mengacu ke atas perda
provinsi ada, yang nasional juga ada. Berarti mengacu pada mentri lingkungan
hidup, kalau air perda ada kalau udara masih kementrian Lingkungan Hidup
B: tadi kan sebenernya sudah diterangkan sedikit bahwa kita itu menjembatani
bagaimana pellaku usaha biar bisa melakukan usahanya karena namanya pelaku
usaha itu ada ee apa namanya adaa dia membantu membuka lapangan pekerja,
berartikan mengurangi pengangguran, kemudian PAD karena kan kita juga perlu
adanya usaha usaha itu meningkatkan ekonomi lah kaya gitu bagaimana ini bisa
seiring berjalan dengan disini kita melihat lingkungan secara umum nggeh,
masayakat itu kn bagian dari lingkungan entah itu sebenarnya masyarakat itu
kadang kadang kan saya lebih suka ngomong lingkungan karenamsyarakat itu
kadang pengaduan itu diakui enggak kadang ada tendensi tendensi tertentu,
misalnyaada perselisihan atau kurang klop masyarakat ini yang mewakili o ada
pencemaran ini kan kita lihat itu tadi urgensinya kalau ini misalnya sudah
melakukan rambu rambu dan melakukan pemantauan disitu ada domkumennya
yang di temukan kemudian masyarakat diberikan sesuatu yang lebih dari itu itu
kita mediasi dimana perusahaan masih bisa nggak? Ini misalnya ada intinya tepo
sliro lah gimanasih masyarakat ini kepinginnya seperti ini kaarena dari suatu
daerah dengan daerah yang lain itu kadang-kadang beda tidak bisa disamakan,
disana misalanya jejeran sama finsishing aja diem diem aja disana itu banyak
yang diem aja kenapa saya direcokin katanya itu karena memang karakternya
yang beda beda, karakter msyarakatnya yang juga beda, itu yang kita jembatani
gitu. Ta kadang ya lancer, kadang juga, sekarang gini kalau kita kepengennya itu
sesuai dengan SOP itu pengaduan itu hendaknya semua itu tidak semua masuk
langsung ke kabupaten atau lanjut ke provinsi atau lanjut ke presiden. Kalau
maslahnya masi dengan satu rt misalnya lewatlah RT dulu wong namanya
masyarakat, bermasyarakat itu mbok sedulur gitu ya ada jenjangnya rt nggak bisa,
baru ke kepala desa, karena kadang kadang kita itu terima pengaduan sedangkan
pemerintah setempat tidak mengetahui.
Berarti itu masuk ke pertanyaan selanjutnya bu, bagaimana langkah dan tahapan
yang ditempuh dari pihak yang terdampak apabila terjadi permasalahan tersebut?
Berarti itu masuk dari tahap tahapan yang harus dilakukan dari mereka ya?
Iya betul,
Berarti harus melalui rt rw..
Kalau hal hal yang seperti itukan cuman ringan si kadang itu kan pembauangan
limbah ke selokan itu lo jadi hanya dua misal dua atau empat keluar rumah itu kan
sebenarnya itu kan nggak harus sampai ranah ke kabupaten kan? Gitu lo, ada apa
namanya ee mereka liat liat lah yang kira kira sudah sekala mana memang itu
misalnya kita malah pinginnya seperti itu meskipun itu perusahaan pun
seandainya masih bisa dibicarakan dengan baik kekeluargaan oke tingkat rt nggak
bisa ya misal rt kan bisa nembusi ke kepala desa, nah baru kalo memang nggak
bisa naik ke atas seperti itu misalnya, kalau ada pengaduan yang memang udah
kelas berat kita bisa minta bantuan ke kementrian,
A: berarti tahap tahap itu, bagaimana kita melihat sekala keluhan itu dapat diatasi
dari bawah atau tidak
Kalau memang tidak bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan sudah parah,
bahkan sampai sudah terbukti ada pencemaran itukan memang beda pencemaran
itukan bisa masuk ke pidana atau ke sengketa lingkungan selama ini kan belum
sampai kesana kadang kadang ada yang yang ditanyakan itu ada ijinnya ndak
sebenernya kita itu melaksanakan secara SOP nya kita yang di DLH itu bagi
pelaku usaha yang sudah punya ijin lingkungan tadi nah itu kan binaan kita kalau
ada pengaduan oh iya itu binaan saya. Saya berkewajiban untuk lihat ni punya
saya, tapi kalau untuk belum memiliki ijin sebenarnya itukan bukan ranah dari
DLH, yang memberi ijin biasanya satpol pp meskipun ya itu tadi didahului dari
bawah dulu,
A:Berarti tahapannya yang dari dlh itu tadi berarti tahapannya apa aja bu selain
mungkin dari skala yang uda besar ya bu apabila terjadi permasalahan lingkungan
ini tadi.
B: He,em iyaa, informasinya tidak dari satu pihak, kita cocokan fakta, kita
menemukan fakta yang sebenarnya apa dilapangan yaitu dari pada terjadi
dilapangan misalanya ada, kadangkan memang dia tidak melanggar lingkungan
asalkan pengelola lingkukan pun sudah dilakukan tapi kurang pas, kurang pas itu
bisa berarti mungkin dia kemampuannya memang segitu atau dia taunya seperti
itu, kan gitu si, walaupun memang ini kita bicara yang punya dokumen nggeh ,
dokumen itukan sudah jelas tapi kan kenyataannya mereka tidak membaca secara
benar dah punya dokumen lah kaya gitu aja jadi ya ketidak tahuan atau memang
kemampuannya baru segitu, atau memang dia memang tidak melakukan, masa
bodoh gitu, ya terus kemudian kita melakukan pembinaan dipelaku usaha tersebut,
kita lihat progressnya, dia ada itikad baik ndak, istilahnya ada upaya untuk
memperbaiki, meningkatkan . kita juga minta pengertian sama pengadu misalnya,
misal kok nggak langsung 100 persen teratasi kemarin kan udah di proses. Yang
penting ada progress ada itikad baik dari pelaku usaha tersebut untuk
memperbaiki kinerjanya, tentunya kita kasih jangka waktu ya, kadang kadangn
juga perbaikan lingkungannya memang perlu dana juga kan kita juga sifat kita kan
juga pembinaan mana yang ng belum, apalagi yang masih kmjm ya, mebel gitu
kan dimasyarakat kita sendiri,
A: Berarti harus ada bukti bukti dokumen juga yang harus dimasukkan kesini ya
bu,
B: Ya kita kan
A: Untuk pelaporan,
B: He’e kita cocokin dokume lingkungan dia itu bunyinya apa, dia komitmennya
apa, sudah dilakukan belum, karena itu sebenarnya juga termasuk meminimalkan
pengaduan itu, pencemaran kan kita juga ada kewajiban pelaporan UKL UPL tadi
yang tadi selama 6 bulan sekali disitu, darisitu sebenernya bisa kita lihat
perusahaan itu melakukan pemantauan upaya pengelolaannya setiap tahunnya itu
kita bisa lihat itu secara pasif, secara aktif ya kita datangi, benernggak,
B: Iyaa, kalau sudah pengaduan si pasti kita harus datengin, kita datengin ngga
lama ngga kurang dari 3 hari kalau memang kadang kadang kan kita keterbatasan
personel misalnya ya hari itu sudah terjadwalkan udah janjian sama orang kan
nggak bisa di cancel otomatis oh besoknya lagi tapi kalau memang tidak ada
pekerjaan yang terikat waktu, hari ini pengaduan hari ini berangkat atau besoknya
berangkat seperti itu,
A: Berarti sudah ada standartnya ya, soalnya biasanya kan mereka ndak tahu harus
kemana si pengadunya harus gimana dulu terus nanti gimana gimana gimana, jadi
atau mungkin mereka nggak tau dan awam gitu lo bu ini saya harus lapornya
kemana dan kemana,
B: Namanya masyarakat itu kan puny bapak ya punya pemerintah desa setempat
pasti akan mengarahkan misal saya akan petinggi, petinggi kalau sudah bilang itu
ke LH aja ya nggak papa ke LH berarti dia petinggi itu kan udah menyarankan ke
LH jadi sebenarnya kita pun berharap mewadahi desa pun aktif gitu, misal dalam
rangka apa, jadi ada yang beda beda si ada yang jangan ke atas dulu kita
selesaikan , biar peran pemerintah desa itu untuk mengatasi sebenrnya mereka itu
kan kaya pelaku usaha itu juga sebenernya sama sama anak, bertengkar ya
selesaikan dulu lah,
A: Terkait ee semisal ini kemungkinan yang terjadi dari mungkin dari penemuan
dari pemerintah sendiri ada yang melenceng gitu lo bu ada yang melanggar hal itu
mungkin dari pencemaran lingkungan sendiri, nah dari sikap pemerintah sendiri
pemerintah dinas lingkugan dalam menerapkan peraturan itu dari sanksinya
sendiri itu seperti apa? Apakah itu akan di ajukan ke pemerintahan pusat atau
seperti apa?
B: Kalau yang kita tangani itu kalau sebatas sudah selesai biasanya kalu yang
kelas kelasnya, misalnya nih ini ada pengaduan yang kelasnya kerusakan
terumbukarang misalnya ada kampal tengker yang sudah yang ngerusak terumbu
karang itu udah masuknya ke kementrian, karena apa SDMnya kita nggak ada
karena kalu sudah seperti itu kan nanti ada ganti rugi materi kana da kebutuhan
perikanan sendiri nggak langsung ada misalnya seratus kan nggak gitu harus ada,
kerugian apa si kerugian biaya terumbu karang apasi biaya apa yang harus di
ganti biaya konservasinya, berapa luasan yang rusak itu pun kelas kerusakannya
ada tingkat tingkatannya kerusakan satu, dua, menurut istilah orang terumbu
karang lah seperti itu, nah ahli ahli yang seperti itu kan harus didatangkan dari
skala nasional, sementara ini itu banyak kandasnya kapal kapal itu, kemarin yang
batu bara yang tumpah itukan juga kita pendampingnya ke pusat,
A: Berarti itu tergantung sumberdaya yang ada disini itu utuk menangani ya bu?
B: He’em itu tadi apa namanya liat bersar kecilnya itu lah permasalahan, apbd kan
terbatas untuk mengundang tenaga ahli aja kalo survey itu lama lo mbak, dilaut itu
butuh 1 minggu atau 10 hari tenaga ahli biayanya berapa, berapa orang yang
hingga belasan orang entah itu sosecnya entah itu dari ahli karang, ahli apanya
planktonnya sendiri, juga ada, mikro biologinya ApBN apbd kan memang
terbatas, tenaga ahli aja belum tentu tiap tahun ada kan gitu, pusat kan kadang
diluar bidang ya engga sampai ke ranah hukum diharapkan seperti itu,
A: Misal kalau seperti itu langsung ke pelaku usaha tanpa melalui dlh apakah
misal masalah pengaduan tadi misal diadukan ke pelaku usaha
B: Ngga papa, itukan sebenarnya dari pada ngomong sendiri kan kadang kan kita
gak sadar salah kita pak tulung dong kalau buang sampah jangan disana misalnya
ya, buang sampahnya itu cepet jangan ampe 2 hari, sebenernya enak, tahapanya
seperti itu kalu memang bisa dibicarakan dengan baik masih bisa, kadang kan
masih bandel pak rt itu tolong dong dikasih arahan miasal ad apertemuan rt kan
bisa dirapatkan, tapi memang kalo ada perusahaan yang tidak bisa tersentuh
kadang memang kan, tidak tersentuh secara kekeluargaan misalnya harus secara
komunikasi oh berarti harus formal dengan surta rt atau surat petinggi nggak
maslah, memang beda karakter kan kita jejer sama perusahaan itu direkturnya
kadang cuman kelihatan mukanya aja manajemennya juga kaya gitu , kita
kenalnya sama buruh buruhnya ajakan memang mungkin agak susah, ya fleksible
lah mbak, kadang kadang mungkin kita lihat permasalahannya itu sama tapi beda
tempat itu beda waktu penyelesaiannya itu beda beda, susahnya penyelesaiannya
itu juga beda beda, karena itu tadi pengaduan itu kan tidak terlepas dari factor
sosial dan budaya itu tadi, karakter masyarakatnya itu beda beda.
Sebelumnya maaf pak saya zoey dari mahasiswa sosiologi ingin bertanya
mengenai data jumlah nelayan di desa Tubanan, yang berguna untuk memenuhi
tugas akhir skripsi saya, yang sudah diberi izin oleh bangkesbangpol kabupaten
jepara
Lha mungkin saya ambilkan dari data itu, njenengan nanti bisa mempelajari dari
data itu, dan itu kemarin itu kita sudah melakukan update data, ternyata update
data ini belum juga kembali, wi jaluk e podo kaya wingi mas, jadi konteksnya
SDA atau SDM daripada teman teman itu disuruh administrasi walaupun liba
baris ngunu iku rasane kuesel ngono ngitungi berdowo dowo rak maslah itu
konteksnya seperti itu, nanti njenengan saya beri data itu kalo njenengan itu bisa
memberikan informasi langkah yang paling bijak pada junjungan kan
bagaimanapun kan tetep saya mohon pada njenengan ke dinas perikanan disana
datanya seperti apa, nah seperti kita kan NGO mbak, sehingga kitakan hanya
penyeimbang sebenernya, yang punya kan negara lha seperti itu, lha mana kala
disana pun ada apa tidak saling membantu saling bisa setidaknya ada
keseimbangan itu seperti itu kalo menurut saya, tapi kalo njenengan langsung ke
HNSI ya, saya terima. Nah datanya yang pegang itu ya mereka,
Boleh ndak saya memberi gambaran kepada njenengan? Boleh bolehpak, jadi gini
lingkungan tubanan kebetulan lingkungan tempat dibangunan pembangunan
proyek nasional, proyek nasional ini kan bagaimanapun tetep terdapat nilai positif
dan negative itu monggo njenengan cari, walau bagaimanapu tetep ada
pergolakan yang ada disana selain untuk wilayah daratan juga wilayah lautnya,
perlu saya sampaikan panjenengan bahwa dinegara kita tercinta ini apa yang tidak
diatur tetep diatur ada aturannya semua, orang bicara ada cara aturannya, orang
diam ada aturannya, orang melakukan sesuatu juga ada caranya inilah indahnya
NKRI, perlu saya sampaikan yang sangat utama tentang kewenangan kewenagan
laut berada di tingkat satu nelayannya kewenangannya berada di tingkat dua dari
sini penyelesaian masalah tentunya akan banyak jalan banyak waktu yang
dibutuhkan, bila permasalahan dilaut dipinggir harus diselesaikan lewat tingkat
satu,begitu juga dengan perizinan, kebetulan kabupaten jepara armadanya tidak
ada dulu belum ada tapi sekarang ada 30 grosston keatas kebanyakan kebawa,
sehingga untu PP 8 5 saat ini tidak termasuk kisruh tapi kita tau aturannya gitu
tidak termasuk kisruh karena berhubungan dengan kenaikan biaya, yang paling
urgensialnya adalah topografi mbak, jadi wilayah PLTU itu adalah lumbung ikan
bagi kabupaten jepara karena disana pantainya masih bagus potensinya, lumbung
ikan ini trus tiba tiba ada pembangunan PLTU dari sini saja sudah ada nilai positif
dan nilai negative tapi semua itu kembali pada keseimbangan masyarakat,
masyarakat juga kita sampaikan ndak ada masalah asal ada seperti ini seperti ini
dan sebagaianya masalah ekonomi kami melakukan suatu riset tersendiri ini riset
tanpa satu bahasa ilmiah rumah rumah yang ada disekitar pembangunan PLTU
sebelum dan sekarang ada pembangunan pltu beda rumah nelayan ya yang saya
sampaikan sebelum ada PLTU ya seperti rumah nelayan pada umumnya setelah
ada PLTU rumah nelayan rata rata sudah berlantai kramik, rata rata seperti ini
mungkin jadi pemikiran yang lain saya sampaikan juga potensi produksi hasil TPI
tubanan ini mewakili TPI Jepara Utara karena yang lelang disana aja padahal
diwilayah jepara ada TPI sekitar 6 tempat, jadi Mlonggo, bondo, tubanan,
bandung harjo, ujung watu 1 ujungwatu 2, ada 6 yang aktif cuman tubanan yang
disana kalo mengitung produksi lewat itu juga bisa berapa produksi perhari,
berapa produksi perbulan, ini menjadi analisis tersendiri walau bagaimanapun
dampaak ini kan berpengaruh dari hasil produksi.
Jadi seperti itu intine wilayah sana itu PLTU sangat membantu sekali dari
kelompok, trus yang menjadi fenomena setelah ada pembangunan PLTU itu
mungkin menjadi perbandingan, sebelum ada PLTU kelompoknya hanya satu atau
dua setelah ada PLTU kelompoknya kuranglebih 8 kelompok, maksute tumbuh,
PLTU udah berapa tahun, intinya pembangunan PLTU kuranglebih 15 tahun ya,
jadi dua kelompok ini sudah mengasilkan anak 6 kelompok lain setelah adanya
pembangunan PLTU,
Menyampaikan perundang undangan yang ada itu kan harus ketemu si mbak?, nah
mereka pada saat kumpul kelompok saya memberikan sepatah dua patah kata
tentang bebrapa hal yang berhubungan dengan peraturan dan alat tangkap
permasalahan, terutama permasalahan, terutama permasalahan dilaut dengan
atmosfer seperti ini sangat luar biasa perlu saya sampaikan sebagai gambaran
umum juga secara keseruluhan, kabupaten jepara itu garispanainya ada sekitar 281
Kilo tahun 2015 dengan kondisi cuaca yang seperti ini bisa bertambah, walau
bagaimana pun disana ada yang tenggelam, hilang ada yang tumbuh ada yang
reklamasi ada yang abrasi ada yang reklamasi artinya adanya green belt juga perlu
jadi pada saat ini green belt juga perlu, wilayah tangkap yang terbaik wilayah kita
pualing baik itu ada di utara dengan prodaline dan sebagainya kalau kita menanjak
padakarimun jawa itu juga baik, namun ada zona zona yang tidak boleh dipaparan
contok di pesisir jepara ya, dipelsus tidak boleh ngapa ngaoain jadi ada suara tidak
boleh masuk nelayan karena untuk kepentingan PLTU kalau njenengan
melangkah ke karimun jawa ngga piknik lo ini njenengan dibatasi dengan BKSD,
Balai Taman Nasional Karimunjawa, dimana ada zona putih, zona pemanfaatan
dan zona pemberdayaan, tidak boleh diapa apain sehingga kalu saya
menyampaikan bagaikan ayam mati dilumbung padi ana iwak wakeh tapi gak
entuk dijipuk cara ngapusi balai kan untuk pengembangbiakan daripada biota
biota dan lain sebagainya gambaran umumnya seperti itu. Aturan juga, dinamis
juga, jadi permen perjalanan permen untuk alat tangkap yang ramah lingkungan
dan tidak ramah lingkungan terakhir kan permen nomer 71 ya leyeknya alat
tangkap yang ramah lingkungan dantidak ramah lingkungan kebetulan alat ini
juga banyak dijepara tidak ramah lingkungan tapi tidak diapa apain ndak ada
tindakan apa apa lah ini kan simpulan seperti ini kalau ada pembiaran seperti ini
bom waktu menurut saya, jadi bom waktu, jadi hasil produksi tangkapan ikan dari
temen temen nelayan ini juga semakin menurun juga sebabnya juga banyak sekali
salah satu sistem ya juga dari alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, jadi alat
tangkap yang tidak ramah lingkunngan juga disebutkan dalam permen no 71 itu
kan bisa njenengan pelajari dulu trus masalah perijinan, perijinan untuk kapal
kapal mayang, untuk panjenengan untuk kapal 7 grosston kebawah jadi ngga
begitu sek detail dengan persyaratan, itu hanya administrasi pas kapal sama sumbi
aja, terus kontribusi negate pada teman teman nelayan, acapkali kita nggak,
kadang kadang itu sedih tapi itu benar, gimana gak gitu, kita ngomong update ya
covid kemarin, dinas perikana dan lain sebagainya itu menyampaikan untuk
membantu teman teman nelayan tentang hutang mencukupi hutang nelayan yang
dari bankitu lo mbak, saya kan Tanya negara punya uang berapa apa bijaksana
seperti itu si pak pak, mbok ya tepat sasaran, apa mas tepat sasaran saya
sampaikan ada beberapa pilihan pak tapi yang terbaik kontribusi bantuan solar itu
ge playu pak solar untuk teman teman itu sangat sangat membantu akhirnya juga
goal kan itu biaya yang diambilkan tetapi manakala goal kita nggak ikut ngapa
ngapain program turun, iki program dari dinas bukan kamu maksut kita itu tidak
pingin apa apa kita hanya mendampingi o teman teman mendapat ini, mendapat
ini. Kan tetep ada regulasi regulasinya tetep ada itu meang seperti itu lah saya
sampaikan seperti ini sebagai untuk memberitahu anda pesannya kan ginisaya
dulu idealis tapi sekarang saya tidak idealis saya mohon pada panjenengan ambil
yang baik orang idealis itu bagus lebih bagus itu lentuh lentuk kekanan jangan
kekirian lentuk yang memang bener benr menunjukkan sebuah idealis,
kesempurnaan tidak milik kita oke kalau njenengan paham ini mongg.