Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH “MAKNA BIMBINGAN HAJI DAN UMROH”

Disusun Oleh :
Handrian Hidayat [200305069]
Ismi Husna Yaini [200305072]

Dosen Pengampu :
Dr. TGH. MS Udin, M.Ag

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS
DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MATARAM

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh


Segala puji bagi Allah yang maha Mengetahui dan Maha Bijaksana yang telah
memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan sholawat serta salam semoga
tercurahkan kepada baginda nabi Muhammad SAW yang telah membimbing ummatnya dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugrah kesempatan kami untuk
dapat menyelsaikan makalah ini. Makalah ini merupakan pengetahuan tentang “MAKNA
BIMBINGAN HAJI DAN UMROH” dan semua yang dirangkum dalam makalah ini dengan
niat semoga pemahaman terhadap materi tersebut lebih mudah dipahami, lebih singkat dan
akurat.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna untuk menjadi lebih sempurna
lagi kami membutuhkan kritik dan saran dari pihak lain untuk membagikannya kepada kami
demi memperbaiki kekurangan pada makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang
ingin memperluas pemahamannya mengenai materi tersebut.

Terimakasih

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

DAFTAR ISI.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1 Makna haji dan umrah...............................................................................................2
2.2. Dalil disyari'atkannya haji dan umroh....................................................................3
2.3. Hukum Haji dan umroh............................................................................................6
2.4. keutamaan haji dan umrah.......................................................................................8
2.5. Macam-macam umroh...............................................................................................10
2.6. Rukun-Rukun umroh.................................................................................................11
2.7. Ringkasan tata pelaksanaan Haji dan umroh.........................................................12
BAB III PENUTUP............................................................................................................15
Daftar Pustaka....................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ibadah Haji adalah rukun Islam kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa yang wajib
dilaksanakan oleh setiap orang islam yang memenuhi syarat isitaah, baik secara finansial, fisik,
maupun mental dan merupakan ibadah yang hanya wajib dilakukan sekali seumur hidup. Ibadah haji
adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia dengan berkunjung dan
melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal
sebagai bulan haji (bulan dzulhijjah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan
sewaktu-waktu.
1.2. Rumusan Masalah
A. Apa itu Makna Haji dan Umroh?
B. Apa Hukum Haji dan Umroh?
C. Apa Keutamaan Haji dan Umroh?
D. Apa Macam-macam Haji dan Umroh?
E. Apa Rukun- Rukun haji dan umrah?
F. Bagaimana tata cara pelaksanaan haji dan umrah?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Haji dan Umrah

Menurut bahasa, kata haji adalah al-Qasdhu yang artinya menuju (sesuatu).
Adapun umrah menurut bahasa berarti ziarah (berkunjung).

B. Dalil Disyari’atkannya Haji dan Umrah

Di antara dalil disyari’atkannya haji dan umrah adalah


Firman Allah subhanahuwata'ala :
ِ ‫َوأَتِ ُّم ْوا ا ْل َح َّج َوا ْل ُع ْم َرةَ هلِل‬
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah...” (QS. Al-Baqarah: 196)
Hadits shahih sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Katsir rahimahullah bahwa
“Nabi sholallaahu’alaihi wasallam melaksanakan umrah sebanyak empat kali, dan
semuanya beliau kerjakan di bulan Dzulqo’dah”
Kesepakatan para ulama atas disyari’atkannya umrah dengan pendapat yang paling kuat
mengatakan bahwa umrah hukumnya adalah wajib

C. Hukum Haji dan Umrah

Di antara dalil yang menegaskan tentang wajibnya haji dan memerintahkan untuk
menyegerakannya adalah:
1. QS Ali ‘Imran: 97: “Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas (di antaranya)
maqam Ibrahim. Barang siapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di
antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke
Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana.
Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.”
2. Hadits dari Ibnu Abbas radiyallahu’anhu bahwasanya Nabi sholallaahu’alaihi
wasallam bersabda:
“Bersegeralah untuk melaksanakan haji! Karena seseorang tidak mengetahui apa
yang akan menghalanginya.”
3. Perkataan Umar Bin Khatthab radiyallahu’anhu:
“Barangsiapa telah memiliki kemampuan untuk haji, namun ia tidak menunaikan
haji, maka matinya seperti Yahudi atau Nasrani.”

D. Keutamaan Haji dan Umrah

1. Sebagai sarana untuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah SWT yang
paling afdhal.
2. Sebagai pelebur dosa
3. Menghapuskan dosa-dosa sebelumnya
4. Menghilangkan kefakiran dan kemiskinan
5. Haji dan Umrah adalah jihad bagi para wanita
6. Orang yang berhaji dan berumrah adalah tamunya Allah
7. Do’a orang yang berhaji dan umrah dikabulkan Allah SWT.
8. Bagi orang yang meninggalkan dunia saat haji dan umrah maka akan dicatat
baginya pahala umrah sampai hari kiamat
9. Bagi orang yang meninggalkan dunia saat ihram maka akan dibangkitkan pada
hari kiamat dalam keadaan membaca talbiyah
10. Infak/biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan ibadah haji dan umrah
memiliki keutamaan di sisi Allah
11. Pahala umrah yang dikerjakan di bulan Ramadhan sebanding dengan ibadah
haji yang dikerjakan bersama Rasulullah SAW.

E. Macam-Macam Umrah

1. Umrah Mufradah. Secara bahasa berarti “umrah saja” yaitu, umrah yang
dikerjakan secara terpisah dan tidak ada kaitannya dengan ibadah haji.
2. Umrah tamattu’. Yaitu umrah yang dikerjakan oleh orang yang melaksanakan
haji tamattu’

F. Rukun-Rukun Umrah

1. Berihram, yaitu masuk ke dalam ibadah umrah dengan mengucapkan:


Labbaikallah Humalabbaik
2. Melakukan thawaf umrah
3. Melaksanakan sa’i umrah di antara bukit Shafa dan Marwah
4. Bertahallul dengan mencukur gundul rambut kepala atau memangkasnya.

G. Ringkasan Tata Pelaksanaan Haji dan Umrah


1. Mempersiapkan diri sebelum berihram dengan mandi, memakai wangi-wangian
yang terbaik jika ada (khusus laki-laki), dan memakai pakaian ihram.
2. Pakaian ihram bagi laki-laki berupa dua lembar kain ihram yang berfungsi
sebagai sarung dan penutup pundak (tidak boleh berjahit). Pakaian ihram bagi
wanita yaitu pakaian yang telah disyari’atkan yang menutupi seluruh tubuhnya,
tapi tidak dibenarkan memakai cadar/niqab (penutup wajah) dan tidak
memakai sarung tangan
3. Berihram dari miqat untuk haji dengan mengucapkan:
Labbaika umratan
“Aku penuhi panggilan Mu untuk menunaikan ibadah umrah”
4. Setelah itu berihram, maka anda tidak boleh melakukan larangan ihram yaitu:
1. melakukan hubungan intim antara suami dan isteri, bercumbu, mencium,
dan memandang dengan syahwat, 2. Mencukur rambut kepala (adapun jika
karena sakit atau gangguan di kepala lalu bercukur maka harus membayar
fidyah atau memberi makan kepada 6 orang fakir/miskin atau berpuasa selama
5 hari atau menyembelih seekor kambing/domba, 4. Memotong kuku. 5.
(melakukan akad nikah), menikahkan orang lain, atau meminang seorang
wanita, 6. Membunuh binatang buruan, 7. Memakai minyak wangi, di badan
maupun di pakaian, 8. Mengenakan pakaian berjahit yang membentuk tubuh
seperti kemeja, celana, atau gamis, 9. Menutup kepala dengan sesuatu yang
langsung menempel padanya seperti peci atau sorban, 10. Khusus bagi wanita,
dilarang memakai niqaab (sejenis penutup muka) dan sarung tangan. Tetapi
sekadar menempelkan sehelai kain pada wajah untuk menutup muka dari
pandangan kaum laki-laki yang bukan mahramnya maka hai tersebut
diperbolehkan, 11. Mendekati perbuatan maksiat, permusuhan, bantah-
bantahan dalam kebatilan, 12. Makan daging binatang buruan yang dia
memiliki andil dalam perburuan tersebut
5. Boleh mengucapkan kalimat persyaratan setelah mengucapkan kalimat di atas
jika khawatir tidak dapat menyelesaikan umrah dikarenakan sakit atau karena
ada penghalang lain, dengan mengatakan:
Allahumma mahillii haitsu habastani
“Ya Allah tempat tahallul dimana saja engkau menahanku”

6. Sewaktu berihram, tidak ada sholat khusus, namun jika bertepatan dengan
waktu sholat wajib, maka sholatlah terlebih dahulu baru berihram.
7. Setelah membaca talbiah haji (pada nomor ke tiga), dilanjutkan dengan
membaca dan memperbanyak talbiah berikut ini sambil mengeraskan suara
bagi laki-laki dan lirih bagi wanita hingga tiba di Mekkah.
Labbaika Allahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik. Innalhamda
wanni’mata laka wal mulka laa syariika lak
“Aku menjawab panggilan Mu ya Allah, Aku menjawab panggilanMu, Aku
menjawab panggilanMu, Tiada sekutu bagiMu, Aku menjawab panggilanMu.
Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik Mu, tiada
sekutu bagi Mu.”
8. Mandi sebelum masuk kota Makkah jika memungkinkan
9. Masuk masjidil haram dengan mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa
masuk masjid:

َ ‫هللا الل َه َّم ا ْفت َْح لِ ْي أَ ْب َو‬


‫ب َر ْح َمتِ َك‬ ُ ‫ساَل ُم َعلَى َر‬
ِ ‫س ْو ِل‬ َّ ‫صاَل ةُ َوال‬
َّ ‫هللا َوال‬
ِ ‫س ِم‬
ْ ِ‫ب‬
Dan saat melihat ka’bah hendaklah membaca doa:

َّ ‫ساَل ُم فَ َحيِّنَا َربَّنَا ِبال‬


‫ساَل ِم‬ َّ ‫الل ُه َّم أَ ْنتَ ال‬
َّ ‫ساَل ُم َو ِم ْنكَ ال‬
10. Menuju hajar aswad lalu menghadapnya sambil membaca “Allahu akbar atau
Bismillaahi Allahu Akbar”
11. Lalu mengusap hajar aswad dengan tangan kanan dan menciumnya, jika tidak
dapat menciumnya maka cukup dengan mengusapnya. Jika tidak dapat
mengusapnya maka cukup dengan memberi isyarat kepadanya dengan tangan
kanan dan dilakukan pada setiap putaran thawaf
12. Thawaf dengan tujuh putaran, dimulai dari hajar aswad dan diakhiri dengan
hajar aswad juga, disunnahkan berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama,
dan berjalan biasa pada empat putaran
13. Disunnahkan mengusap rukun yamani pada setiap putaran thawaf tapi tidak
menciumnya
14. Ketika berada di antara rukun yamani dan hajar aswad disunnahkan membaca
“Robbana aatinaa fiddunyaa hasanatawwa fil aakhiroti hasanatawwanqinaa
adzaabannaar”
15. Pada saat thawaf boleh membaca al-Qur’an atau berdoa dan berdzikir yang
dikehendaki. Boleh dengan bahasa Indonesia
16. Selain thawaf, lalu menutupi kedua pundak dan menuju ke Maqam Ibrahim
sambil membaca “Watta khidzuu mimmaqaami Ibraahiima mushollan”
17. Mengerjakan sholat sunnah dua raka’at di belakang maqam Ibrahim
18. Disunnahkan minum air zam-zam dan menyirami kepala dengannya
19. Kembali ke Hajar Aswad, bertakbir lalu menciumnya dan mengusapnya atau
memberi isyarat
20. Menuju ke bukit Shafa untuk melaksanakan sa’i sambil membaca ayat:

َ‫ َو َمنْ تَطَ َّو َع َخ ْي ًرا فَإِنَّ هللا‬،‫اح َعلَ ْي ِه أَنْ َيطَّ َّوفَ ِب ِه َما‬
َ َ‫ فَ َمنْ َح َّج البَيْتَ أَ ِو ا ْعتَ َم َر فَاَل ُجن‬،ِ‫ش َعآئِ ِر هللا‬
َ ْ‫صفَا َو ال َم ْر َوةَ ِمن‬ َّ ‫إنَّ ال‬
‫شَا ِك ٌر َعلِ ٌم‬
(QS. Al-Baqarah: 158) (dibaca 1x)
Lalu bacalah doa di bawah ini 1x:
‫أَ ْبدَأُ بِ َما بَدَأَ هللاُ بِ ِه‬
21. Menaiki bukit Shafa lalu menghadap ke arah ka’bah hingga melihatnya jika hal
itu memungkinkan lalu membaca “Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar”
Kemudian membaca doa: “Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu,
lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qodiir.”
Kemudian membaca doa: “Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu,
anjazaa wa’dahu wanashoro ‘abdahu wahazamal ahzaaba wahdahu.”
22. Bacaan ini diulang tiga kali dan berdoa di antara pengulangan-pengulangan itu
dengan doa apa saja yang dikehendaki
23. Turun dari Shafa dan menuju Marwa
24. Terakhir, disunnahkan berlari kecil dengan cepat dan sungguh-sungguh di
antara dua tanda lampu hijau yang berada di mas’a (tempat sa’i bagi laki-laki)
lalu berjalan biasa menuju Marwah dan menaikinya
25. Terakhirkan seperti apa yang telah dikerjakan di bukit Shafa sesampainya di
Marwah
26. Lalu turun dan menuju ke Shafa dengan berjalan di tempat yang telah
ditentukan untuk berjalan, berlari bagi laki-laki pada tempat yang telah
ditentukan untuk berlari lalu naik ke Shafa dan lakukan seperti semula dua
putaran (lampu hijau)
27. Lakukan hal ini sampai tujuh kali dengan berakhir di Marwah
28. Ketika sa’i boleh berdzikir, berdoa atau membaca al-qur’an sesuai kehendak
kita
29. Ketika berlari (di antara lampu hijau) membaca doa ini: “Rabbighfir warham
innaka antal ‘azzul akramu” (Ya Rabb ku, ampuni dan rahmati aku.
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa dan Maha Pemurah (doa ini
dibaca oleh Abdullah bin Mas’ud dan Abdullah bin Umar).
30. Setelah sa’i maka bertahallul dengan memendekkan seluruh rambut kepala
atau mencukur gundul (lebih afdhal) dan bagi wanita cukup dengan memotong
rambutnya sebanyak satu ruas jari
31. Selesai, dan dibolehkan melakukan hal-hal yang tadinya dilarang sewaktu
ihram

BAB III
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Aqilla, Umi. Panduan Praktis Haji dan Umrah. (Jakarta: Al- Maghfiroh, 2010).
Kementerian Agama Republik Indonesia Fiqih Haji Komprehensif, Jakarta: Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Proyek Peningkatan Pelayanan
Ibadah Haji.
Nidjam Achmad dan Alatief Hasan, Manajemen Haji Jakarta: MEDIACITA
2006

Anda mungkin juga menyukai