Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bilangan dan Olahdata
Dosen Pengampu:
Trimurtini, S. Pd., M. Pd.
Disusun oleh:
1. Berlian Hariratul Mahya (1401420032)
2. Laysa Astri Rosemarry (1401420082)
3. Uswatun Hasanah (1401420142)
4. Salsa Sayyidatul Ummah (1401420162)
5. Dita Aryani (1401420232)
6. Shofidhatul Wakhidah (1401420322)
7. Ika Rahmawati (1401420392)
8. Helen Everiany Pasaribu (1410121071)
Prima Komposit
7 1, 7 9 1, 3, 9
11 1, 11 10 1, 2, 5, 10
17 1, 17 20 1, 2, 4, 5, 10, 20
29 1, 29 30 1, 2, 3, 5, 6, 10, 15, 30
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa ketika bilangan prima difaktorkan dan
faktornya dijejer mulai yang terkecil sampai yang terbesar akan diperoleh bilangan prima
tersebut selalu berdekatan dengan 1. Tidak ada pembagi lain yang menghalangi bilangan
prima itu sendiri dengan 1. Sebaliknya, pada bilangan komposit diperoleh bahwa bilangan
itu selalu dihalangi oleh pembagi lain untuk dekat dengan 1. Semakin besar bilangan
komposit tersebut, maka penghalang antara bilangan itu dengan 1 cenderung semakin
banyak. Jadi, bilangan prima selalu dekat dengan 1, sedangkan bilangan komposit
mempunyai penghalang untuk dekat dengan 1.
Metode kedua
60 = 6.10, dengan 6 = 2.3 dan 10 = 2.5, sehingga 60 = 2.3.2.5 = 22 .3.5. Kedua metode pada
jawaban soal di atas dapat dirangkmn dan dituangkan ke dalam gambar yang dikenal dengan
pohon faktor, seperti berikut.
Anak dapat diperkenalkan dengan blok prima berpola untuk mencari faktor prima
(Burkhart, 2009). Blok prima berpola merepresentasikan strategi perkalian mental. Berikut
ditampilkan faktor prima dari 1 sampai 50 dengan setiap model disusun dengan aturan setiap
prima yang lebih besar ditempatkan di atas prima yang lebih kecil (Burkhart, 2009).
Jadi, bilangan prima antara 1-100 adalah : 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43,
47, 53, 59, 61, 67, 71, 73, 79, 83, 89, dan 97. Nah, jadi semua totalnya ada 25 bilangan
prima.
Kelipatan Bilangan adalah hasil perkalian suatu bilangan. Kelipatan dari suatu
bilangan adalah hasil perkalian bilangan tersebut dengan bilangan asli.
Contoh :
Tentukan kelipatan dari 4!
Penyelesaian :
1x4=4
2x4=4+4=8
3 x 4 = 4 + 4 + 4 = 12
4 x 4 = 4 + 4 + 4 + 4 = 16, dan seterusnya.
Jadi, kelipatan dari 4 adalah 4, 8, 12, 16, ....
Kelipatan persekutuan
Kelipatan persekutuan adalah kelipatan yang sama (bersekutu) dari dua bilangan atau
lebih. Kelipatan persekutuan dapat ditentukan dengan cara menuliskan kelipatan setiap
bilangan, lalu melingkari kelipatan bilangan yang sama (bersekutu).
Contoh :
Tentukan kelipatan persekutuan dari 4 dan 6!
Penyelesaian :
Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, ....
Kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, ....
Jadi, kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah 12, 24, 36, ....
Faktor Persekutuan
Faktor persekutuan adalah faktor yang sama (bersekutu)dari dua bilangan atau lebih.
Contoh :
Tentukan faktor persekutuan dari 18 dan 24!
Penyelesaian :
Faktor persekutuan terbesar adalah faktor persekutuan dari dua bilangan yang nilainya
paling besar di antara faktor persekutuan lainnya.
Cara menentukan KPK dan FPB dapat dilakukan dengan pohon faktor atau teknik
sengkedan.
3 5 3 7
b. Menggunakan teknik sengkedan
30 42
2 15 21
3 5 7
5 1 7
7 1 1
Catatan :
Lingkarilah bilangan prima yang membagi habis kedua bilangan.
FBP :2 x 3 = 6
KPK : 2 x 3 x 5 x 7
E. Media yang dapat digunakan dalam Mengajar FPB dan KPK di SD
Media pembelajaran adalah alat bantu yang berfungsi untuk menjelaskan pembelajaran
yang sulit dijelaskan secara verbal sehingga komunikasi akan berlangsung secara efektif
antara guru dan siswa serta dapat memeberikan rangsangan bagi siswa dalam proses
pembelajaran. Jenis media yang dapat digunakan dalam mengajar materi FPB dan KPK
adalah media berupa benda konkrit yaitu dakon bilangan.
Khusus dalam pembelajaran KPK dan FPB, teori yang diterapkan dalam penelitian ini
adalah teori Bruner. Bruner banyak memberikan pandangan mengenai perkembangan
kognitif manusia, bagaimana manusia belajar atau memperoleh pengetahuan, menyimpan
pengetahuan, dan menstransformasi pengetahuan. Dalam tahap enaktif, penyajian yang
dilakukan melalui tindakan anak secara langsung terlibat dalam memanipulasi (mengotak-
atik) objek. Jika diterapkan dalam penggunaan dakon bilangan yaitu: a) siswa diberikan
dakon bilangan dan kelereng dua warna. b) siswa harus memasukkan 1 kelereng pada tiap-
tiap lubang dakon c) siswa memasukkan kelereng tersebut pada faktor atau kelipatan
bilangan sesuai dengan soal yang ditanyakan.
Media “dakon bilangan” dapat dipakai untuk membantu anak belajar konsep bilangan
prima dan menentukan bilangan prima, menentukan faktor-faktor pembagi suatu bilangan,
menentukan kelipatan suatu bilangan, menentukan factor persekutuan atau kelipatan
persekutuan dua bilangan atau lebih, serta mencari kelipatan persekutuan terkecil dan faktor
persekutuan terbesar dari dua bilangan atau lebih. Permainan dakon bilangan terdiri atas
papan dakon dan kelereng 2 warna. Syarat untuk melakukan kegiatan permainan dalam
topik kelipatan persekutuan terkecil (KPK) adalah anak harus menguasai kelipatan bilangan.
Untuk menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB), anak harus menguasai faktor
bilangan. Maka, pertama kali hal yang perlu guru sampaikan kepada siswa berkaitan dengan
istilah faktor adalah pembagi habis bilangan asli oleh bilangan asli, jadi apersepsi yang
diberikan berupa penguasaan dasar perkalian dan pembagian. KPK dari dua bilangan adalah
kelipatan persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling kecil. Ada 2 cara
mencari KPK yaitu dengan mencari kelipatan persekutuan dan dengan faktorisasi prima.
FPB adalah faktor persekutuan bilangan-bilangan yang nilainya paling besar. Ada dua cara
mencari faktor persekutuan terbesar yaitu dengan menuliskan semua factor bilangan yang
akan dicari FPB –nya dan dengan faktorisasi prima atau perkalian faktor-faktor prima.
Selian itu, media yang dapat digunakan dalam pembelajaran KPK dan FPB yang lain
adalah dengan media Dekak-dekak. Kegunaan media dalam pembelajaran materi KPK dan
FPB yaitu untuk memperjelas konsep atau materi dalam matematika, media yang dipakai
untuk mempermudah memahami, penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi
dapat mengatasi sikap pasif anak didik (menimbulkan kagairahan belajar, memungkinkan
interaksi yang lebih langsung dengan lingkungan dan kenyataan). Dekak-dekak adalah alat
yang digunakan sebagai alat peraga yang berfungsi untuk memodelkan bilangan secara
konkrit, dekak-dekak yang berbentuk bangun balok dari kayu, dituliskan bilangan-bilangan.
Alat bantu dekak-dekak yang digunakan adalah yang terbuat dari kayu dengan tiang-tiang
dari paku, setiap tiang berisikan karet gelang yang bisa bongkar pasang. Dekak-dekak
merupakan alat untuk mencari berupa deretan bilangan bulat.
(gambar dekak-dekak)
(ilustrasi penggunaanya)
F. Kesulitan dalam Pembelajaran FPB dan KPK di SD
Miskonsepsi yang sering terjadi pada pembelajaran KPK dan FPB, yaitu siswa salah
dalam melakukan perhitungan karena bermula dari konsep awal yang salah mengenai KPK
dan FPB dan akan mengakibatkan pada kesalahan perhitungan KPK dan FPB. Dan dari situ
siswa akan mengalami kebingungan mengenai KPK dan FPB.
Biasanya yang terjadi adalah siswa tidak mengetahui dan paham akan konsep awal
dalam mencari konsep kelipatan bilangan, kesalahan dalam menjumlahkan bilangan, konsep
faktor diartikan sebagai kelipatan, kesalahan dalam melakukan perkalian, tidak teliti dalam
memahami soal, nilai dalam menentukan kelipatan dua bilangan terlalu besar, kesulitan
mengambil kesimpulan dalam menentukan bilangan yang merupakan kelipatan persekutuan,
kesulitan mengambil kesimpulan dalam menentukan bilangan yang merupakan faktor
persekutuan, tidak mengetahui bilangan prima serta tidak dapat membagi bilangan dengan
faktor prima.
Ada cara untuk membuat anak agar lebih paham mengenai Soal Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB), dengan menggunakan permainan
dekak-dekak dengan menggunakan metode demonstrasi. Pada umumnya siswa senang
belajar menggunakan dekak-dekak karena memudahkan siswa menemukan hasil dari KPK
dua bilangan dan hasil dari FPB pada dua bilangan. Ketika mengerjakan tugas kebanyakan
siswa berlama-lama dalam mengerjakannya. Menghabiskan waktu yang lama ketika siswa
mengerjakan LKS dan menggunakan dekak-dekak.
DAFTAR PUSTAKA
Abdussakir. 2008. Pribadi Bilangan Prima. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
https://pdfcoffe.com/implementasi-sejarah-bilangan-prima-bentuk-media-pembelajaran-
saringan-erastosthenes-dalam-pembelajaran-matematika-kelas-v-sd-dewi-safina-pdf-
free.html diunduh pada 6 September 2021
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:1SKukiP1j9oJ:https://www.ima-
jateng-diy.com/web/wp-content/uploads/2020/09/MATERI-MATEMATIKA-KELAS-
4-BAB-3.pdf+&cd=6&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d diunduh pada 6
september 2021
https://www.adminsekolah.com/2020/10/materi-dan-soal-latihan-kpk-dan-fpb.html diunduh pada
6 september 2021
Itsnaini, Faqihah Muharroroh. 2021. Dimuat dalam https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5379049/apa-perbedaan-kpk-dan-fpb-ini-penjelasannya diunduh pada 6 september 2021
Lesthary, Diah, dkk. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika
Menggunakan Media Dakon Bilangan Di SD. Pontianak: Universitas Tanungpura
Unaenah, Een, dkk. 2020. Miskonsepsi Materi Tentang FPB dan KPK Pada Siswa SD Di Kelas
Tinggi. Tangerang: Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Wahyuningtyas, Dyah Tri. 2016. Pembelajaran Bilangan untuk PGSD. Malang: Ediide
Infografika