Anda di halaman 1dari 7

RESUME MATERI PERTEMUAN 1

HAKIKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN PENDIDIK SEBAGAI AGEN


PEMBELAJARAN

MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Resume ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah psikologi pendidikan yang
diampu oleh Ibu Dra. Kurniana Bektiningsih, M.Pd.

Disusun Oleh :

Fara Zaitun Chusnullita

30/1401420252

Rombel B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2022
HAKIKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN PENDIDIK SEBAGAI AGEN
PEMBELAJARAN

A. Pengertian Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan merupakan kajian tentang manusia belajar di latar pendidikan,


efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pembelajaran, dan psikologi sosial tentang sekolah
sebagai organisasi.

Psikologi pendidikan selalu berkaitan dengan bagaimana peserta didik itu belajar dan
berkembang, dan kadang-kadang kajiannya terfokus pada anak-anak berbakat dan anak-anak
yang mengalami hambatan belajar. Psikologi pendidikan juga dapat dipandang sebagai
psikologi belajar dan mengajar karena para pakar psikologi pendidikan banyak meluangkan
waktunya untuk mengkaji, mendeskripsikan, dan memperbaiki kegiatan belajar mengajar.

Glover dan Ronning (1987) menyatakan bahwa psikologi mengkaji topik tentang
perkembangan, perbedaan individu, pengukuran, belajar dan motivasi manusia. Dalam
mengembangkan pengertian psikologi pendidikan, Mayer (1987) mulai membedakan antara
pendekatan behavioral dan kognitif. Pendekatan behavioral berkaitan dengan penentuan
hubungan antara manipulasi pembelajaran dengan kinerja atau hasil pembelajaran. Derbeda
dengan itu, dalam pendekatan kognitif berkaitan dengan penentuan hubungan antara faktor
internal dan eksternal dalam proses belajar mengajar.

Crow and Crow menyatakan bahwa psikologi pendidikan mendeskripsikan dan


menjelaskan pengalaman belajar individu mulai dari lahir sampai usia tua. Skinner
menyatakan bahwa psikologi pendidikan merupakan cabang dari psikologi yang menjelaskan
kegiatan belajar dan mengajar. Huitt (2001) menyatakan bahwa psikologi pendidikan
merupakan disiplin ilmiah untuk memahami proses pembelajaran dan belajar yang terjadi di
lingkungan formal dan mengembangkan cara-cara memperbaiki prosedur dan kegiatan belajar
mengajar.

Dari berbagai pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan


cabang psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pembelajaran dalam
lingkungan pendidikan
B. Peranan Psikologi Pendidikan

1. Tujuan Pendidikan
Psikologi pendidikan memberikan kontribusi penting dalam memecahkan masalah
yang dihadapi oleh pendidik dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Psikologi
pendidikan memberikan bimbingan tentang cara-cara merumuskan tujuan pembelajaran.
Para pakar psikologi pendidikan menyatakan bahwa tujuan pembelajaran hendaknya
menyatakan apa yang peserta didik mampu lakukan dan apa yang akan peserta didik itu
lakukan jika mereka diberikan kesempatan.
2. Karakteristik Peserta Didik
Pada waktu pendidik merumuskan tujuan pembelajaran, mereka menggunakan
gagasan dan informasi mengenai karakteristik peserta didik. Pengembangan tujuan
pembelajaran dan pemahaman terhadap karakteristik peserta didik ini dilakukan sebelum
proses pembelajaran dimulai. Psikologi pendidikan memberikan kontribusi dengan cara
membantu pendidik memperhatikan karakteristik dan perilaku peserta didik sebelum
pembelajaran dimulai.
3. Proses Belajar
Para pakar psikologi percaya bahwa berbagai materi pembelajaran yang dipelajari
oleh peserta didik mempersyaratkan adanya proses belajar yang berbeda. Seperti halnya
cara mempelajari konsep akan berbeda dengan cara mempelajari prinsip ataupun fakta.
4. Strategi Pembelajaran
Apabila tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan proses belajar telah
dikuasai oleh pendidik, setiap pendidik juga dituntut mampu memilih dan menggunakan
berbagai strategi dalam pembelajaran.
Para pakar psikologi pendidikan menyatakan bahwa pemilihan strategi pembelajaran
adalah sama pentingnya dengan unsur-unsur pembelajaran lainnya. Strategi pembelajaran
ini berkaitan dengan prosedur membantu peserta didik bergerak dari kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup dalam setiap pembelajaran, sehingga perserta didik
mencapai tujuan pembelajaran.
5. Evaluasi Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, pendidik dituntut mampu melakukan penilaian terhadap
kegiatan belajar atau perolehan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Beberapa
kegiatan evaluasi dapat dilakukan pada waktu proses pembelajaran sedang berlangsung,
yakni untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik. Evaluasi juga dapat dilakukan
pada awal kegiatan pembelajaran untuk mengetahui kemampuan bawaan peserta didik
sebelum mengikuti proses pembelajaran. Di samping itu juga evaluasi dapat dilakukan
pada akhir pembelajaran untuk mengetahui perolehan peserta didik terhadap tujuan
pembelajaran. Berkenaan dengan evaluasi ini, psikologi pendidikan memberikan
kontribusi tentang perumusan instrumen evaluasi, pelaksanaan ujian, analisis hasil
evaluasi, dan penafsiran hasil evaluasi.

C. Pendidik Sebagai Agen Pembelajaran

1. Hakikat Pendidik Profesional


Pendidik merupakan jabatan profesional dan memberikan layanan ahli yang menuntut
persyaratan kemampuan yang secara akademik dan paedagogis maupun secara
professional dapat diterima oleh pihak di mana pendidik bertugas, baik penerima jasa
layanan secara langsung maupun pihak lain terhadap siapa pendidik bertanggung jawab.
Pendidik sebagai penyandang jabatan profesional harus disiapkan melalui program
pendidikan yang relatif panjang dan dirancang berdasarkan standar kompetensi pendidik.
Oleh karena itu diperlukan waktu dan keahlian untuk membekali para lulusannya dengan
kompetensi, yaitu penguasaan bidang studi, landasan keilmuan dari kegiatan mendidik,
maupun strategi menerapkannya secara profesional di lapangan. Sebagai seorang
profesional, pendidik harus mengenal siapa dirinya, kekuatan, kelemahan, kewajiban dan
arah pengembangan dirinya. Dengan demikian pendidik yang bermutu memungkinkan
lulusannya:
1. Menunjukkan seperangkat kompetensi sesuai dengan standar yang berlaku.
2. Mampu bekerja dengan menerapkan prinsip-prinsip keilmuan dan teknologi dalam
memberikan layanan seorang ahli.
3. Mematuhi kode etik profesi pendidik yang memintanya bertindak sesuai norma
kepatutan.
2. Bekerja dengan penuh dedikasi.
3. Membuat keputusan secara mandiri maupun secara bersama.
4. Menunjukkan akuntabilitas kinerjanya kepada pihak-pihak terkait.
5. Bekerja sama dengan sejawat dan pihak lain yang relevan.
6. Secara berkesinambungan mengembangkan diri baik secara mandiri maupun melalui
asosiasi profesi.
Agar calon pendidik mampu melakukan hal-hal tersebut, diperlukan bukan saja
persiapan yang bersifat akademik, namun juga pengalaman intensif dalam menerapkan
prinsip-prinsip akademik tersebut dalam situasi nyata di sekolah.
2. Kompetensi Pendidik
Kompetensi pendidik merupakan sesuatu yang utuh, sehingga proses
pembentukannya tidak bisa dilakukan secara instan, karena pendidik merupakan profesi
yang akan menghadapi individu-individu, yakni pribadi unik yang mempunyai potensi
untuk tumbuh dan berkembang. Pembentukan kompetensi pendidik merupakan kegiatan
pengkajian, latihan, dan pembiasaan, yang memerlukan kecakapan mengambil keputusan
dalam situasi transaksional.
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi
pedagogik tersebut selanjutnya dijabarkan secara rinci dalam bentuk kompetensi
inti sebagai berikut:
1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual.
2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3) Menguasai kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.
4) Terampil melakukan kegiatan pengembangan yang mendidik
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8) Terampil melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan yang berkaitan dalam
performa pribadi seorang pendidik, seperti berpribadi mantap, stabil, dewasa, arif,
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi
kepribadian tersebut selanjutnya dijabarkan secara rinci dalam bentuk kompetensi
inti sebagai berikut:
1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia.
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat.
3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
pendidik, dan rasa percaya diri.
5) Menjunjung tinggi kode etik profesi pendidik.
c. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar
nasional. Kompetensi profesional tersebut selanjutnya dijabarkan secara rinci
dalam bentuk kompetensi inti sebagai berikut:
1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
d. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara
efektif, dengan: peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial tersebut
selanjutnya dijabarkan secara rinci dalam bentuk kompetensi inti sebagai berikut:
1) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga,
dan status sosial ekonomi.
2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang
memiliki keragaman sosial budaya.
4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan
dan tulisan atau bentuk lain.

Anda mungkin juga menyukai