Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PERTANIAN ORGANIK

ROTASI DAN TUMPANG SARI PADA PERTANIAN ORGANIK

OLEH :

NURHABIBAH BATU BARA


BP. 1001321007

DOSEN PEMBIMBING

Ir. ANIDARFI, MP

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PANGAN


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEKNIK PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS
2013
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan


bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Beberapa tanaman
Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah
padi, hortikultura sayuran dan buah (contohnya: brokoli, kubis merah, jeruk, dll.),
tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll.), dan rempah-rempah.

Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi,


keadilan, dan perlindungan.Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam
pertanian organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan
peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu
kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak
terpisahkan. Pertanian organik juga harus didasarkan pada siklus dan sistem
ekologi kehidupan. Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik
antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan. Untuk mencapai
pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan
bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik di masa
kini maupun di masa depan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rotasi Dan Tumpang Sari Pada Tanaman Organik

Rotasi tanaman ialah menanam tanaman secara bergulir di suatu lahan


pertanian. tanaman ditanam secara berselang seling untuk memberikan waktu
pada tanah mengembalikan kesuburannya. Tanah yang subur memberikan
keuntungan yang banyak bagi makhluk hidup terutama yang tinggal di permukaan
tanah.
2. Desain Rotasi Lahan

Beberapa ketentuan rotasi tanaman:


1.  Menggunakan tanaman yang bervariasi
2.  Mengutamakan tumbuhan yang hijau dalam rotasi tanaman
       -  Menggunakan pembatas tanaman dan menghindari kosongnya lahan
       -  Meningkatkan produktivitas tanaman
       -  Mengatur rotasi tanaman pertanian organik untuk mengkondisikan tanah
          agar memproduksi unsur hara dengan alami
       -  Menggunakan tanaman legum (kacang polong-polongan) ke dalam lahan
          untuk mengembalikan sisa panen ke dalam tanah
       -  Menggunakan pupuk bokashi
       -  Menggunakan tanaman legum (kacang polong-polongan) ke dalam lahan
          untuk mengembalikan sisa panen ke dalam tanah
       -  Menghentikan erosi lahan dan penumpukan karbon melalui teknik
          konservasi lahan seperti teknik terrasering
Tumpang Sari Tanaman

Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada


lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan
tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis
tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga
pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda.

Faktor –faktor yang diperhatikan pada pola tanam tumpangsari secara baik
perlu diperhatikan beberapa :

1. Faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan


air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit.
2. Penentuan jenis tanaman yang akan ditumpangsari dan saat penanaman
sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada selama
pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh pertumbuhan dan
produksi secara optimal.
3. Kesuburan tanah mutlak diperlukan, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari persiangan (penyerapan hara dan air) pada satu petak lahan
antar tanaman.
4. Pada pola tanam tumpangsari sebaiknya dipilih dan dikombinasikan
antara tanaman yang mempunyai perakaran relatif dalam dan tanaman
yang mempunyai perakaran relatif dangkal.
5. Sebaran sinar matahari penting, hal ini bertujuan untuk menghindari
persiangan antar tanaman yang ditumpangsarikan dalam hal mendapatkan
sinar matahari, perlu diperhatikan tinggi dan luas antar tajuk tanaman yang
ditumpangsarikan. Tinggi dan lebar tajuk antar tanaman yang
ditumpangsarikan akan berpengaruh terhadap penerimaan cahaya
matahari, lebih lanjut akan mempengaruhi hasil sintesa (glukosa) dan
muara terakhir akan berpengaruh terhadap hasil secara keseluruhan.
6. Antisipasi adanya hama penyakit tidak lain adalah untuk mengurangi
resiko serangan hama maupun penyakit pada pola tanam tumpangsari.
Sebaiknya ditanam tanam-tanaman yang mempunyai hama maupun
penyakit berbeda, atau tidak menjadi inang dari hama maupun penyakit
tanaman lain yang ditumpangsarikan.

Keuntungan pada pola tumpangsari antara lain:

 Akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan


maupun penyerapan sinar matahari),
 populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendaki,
 dalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas,
 tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman
yang diusahakan gagal
 kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan beberapa jenis
tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan
serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber
daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.
III. KESIMPULAN

Selain memperhatikan aspek lahan, kita juga memperhatikan aspek


pengelolaan pertanian organik sehingga dapat saling menguntungkan antara
tanaman hal ini terkait dengan teknik budidaya juga perlu mendapat perhatian
tersendiri dan juga memperhatikan apa yang akan kita pengolahan lahan dalam
penanaman tanaman sebagai berikut :

 Tanaman yang ditanam pada bedengan-bedengan dengan ukuran


bervariasi disesuaikan dengan kondisi lahan
 Menanam strip rumput di sekeliling bedengan untuk mengawetkan
tanah dari erosi dan aliran permukaan

 Mengatur dan memilih jenis tanaman sayuran dan legum yang sesuai
untuk sistem tumpang sari atau multikultur seperti contoh lobak,
bawang daun dengan kacang tanah dalam satu bedengan.

 Mengatur rotasi tanaman sayuran dengan tanaman legum dalam


setiap musim tanam. Mengembalikan sisa panen/serasah tanaman ke
dalam tanah (bentuk segar atau kompos).Memberikan pupuk organik
(pupuk hijau, pupuk kandang, dan lainnya), hingga semua unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman menjadi tersedia.

 Menanam kenikir, kemangi, tephrosia, lavender, dan mimba di antara


bedengan tanaman sayuran untuk pengendalian hama dan penyakit.

 Menjaga kebersihan areal pertanaman.

Anda mungkin juga menyukai