Anda di halaman 1dari 19

I.

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang.

Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan


bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Beberapa tanaman
Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah
padi, hortikultura sayuran dan buah (contohnya: brokoli, kubis merah, jeruk, dll.),
tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll.), dan rempah-rempah. Pengolahan
pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan
perlindungan. Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik
adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan
kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan
karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan.

Pertanian organik juga didasarkan pada siklus dan sistemekologi


kehidupan. Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik anta
rmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan. Untuk mencapai
pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan
bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada
masa kini maupun pada masa depan.

Pertanian organik saat ini telah berkembang secara luas, baik dari sisi
budidaya, sarana produksi, jenis produk, pemasaran, pengetahuan konsumen dan
organisasi/lembaga masyarakat yang menaruh minat (concern) pada pertanian
organik. Perkembangan ini memang tidak terorganisir dan berkesan berjalan
sendiri-sendiri. Namun demikian bila dicermati ada kesamaan tujuan yang ingin
dicapai oleh para pelaku pertanian organik yaitu: menyediakan produk yang sehat,
aman dan ramah lingkungan. Untuk memajukan pertanian organik, diperlukan
perencanaan dan implementasi yang baik secara bersamaan. Perencanaan dan
implementasi juga dilakukan secara bersama antara pemerintah dan pelaku
usaha.Kebijakan pemerintah ditujukan untuk menumbuhkan, memfasilitasi,
mengarahkan dan mengatur perkembangan pertanian organik.
Pada awal perkembangan pertanian organik, belum banyak data dan
informasi ilmiah yang dapat disampaikan kepada masyarakat mengenai
permasalahan yang berkembang. Namun inilah momentum yang sangat baik bagi
perkembangan pertanian organik selanjutnya. Minimnya data dan informasi
tentang pertanian organik mendorong segenap elemen pembangunan pertanian
untuk mendalami, meneliti dan mencari lebih jauh tentang segala hal yang terkait
dengan pertanian organik.

Departemen Pertanian pada tahun 2002, membuat aturan dasar bagi


pelaksanaan pertanian organik di Indonesia yang disahkan dalam bentuk SNI
Sistim Pangan Organik. Terbitnya SNI tersebut, pada satu sisi disambut dengan
gembira karena dapat dijadikan acuan bagi pelaku pertanian organik dan pada sisi
lainnya ada juga yang meragukan tentang sistim ini. Setelah munculnya SNI
Sistim Pangan Organik pemahaman dan pelaksanaan pertanian organik oleh para
pelaku tetap terjadi perbedaan.

Dengan adanya pertanian organik ini, dan sudah adanya proses sertifikasi
pada petani yang betul-betul memakai prinsip pertanian organik dalam jangka
waktu dan luas lahan tertentu seperti yang ada di Baso, maka pertanian organik
sudah bisa diterapkan dimasyarakat sehingga penggunaan pupuk anorganik bisa
dikurangi, dan kondisi tanah bisa diperbaiki. Selain itu berdasarkan prinsip
ekologi dalam penerapan pertanian organik dapat dipisahkan sebagai berikut:
memperbaiki kondisi tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman,
terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah,
optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur ,melalui fiksasi nitrogen,
penyerapan hara, penambahan dan daur pupuk dari luar usaha tani, membatasi
kehilangan hasil panenakibat aliran panas,udara, dan air dengan cara mengelola
iklim mikro, membatasi terjadinya kehilangan hasil panen serta pemanfaatan
sumber genetika yang saling menguntungkan.
I.2. Tujuan.

Adapun tujuan dari pelaksanaan praktek lapang ini adalah :


1. Untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pertanian Organik
2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat pertumbuhan tanaman dilapangan
dengan system pertanian organik.
3. Untuk melihat penerapan pertanian organik pada tanaman padi.
4. Mengetahui bagaimana sertifikasi lahan pada pertanian organik.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pertanian organik.


Pertanian ramah lingkungan salah satunya adalah dengan menerapkan
pertanian organik. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu
yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik,
menekan pencemaran udara, tanah, dan air. Di sisi lain, Pertanian organik
meningkatkan kesehatan dan produktivitas di antara flora, fauna dan manusia.
Penggunaan masukan di luar pertanian yang menyebabkan degradasi sumber daya
alam tidak dapat dikategorikan sebagai pertanian organik. Sebailknya, sistem
pertanian yang tidak menggunakan masukan dari luar, namun mengikuti aturan
pertanian organik dapat masuk dalam kelompok pertanian organik, meskipun
agro-ekosistemnya tidak mendapat sertifikasi organik. Bila kita sepenuhnya
mengacu kepada terminologi (pertanian organik natural) ini tentunya sangatlah
sulit bagi petani untuk menerapkannya, oleh karena itu pilihan yang dilakukan
adalah melakukan pertanian organik regenaratif, yaitu pertanian dengan perinsip
pertanian disertai dengan pengembalian ke alam masukan-masukan yang berasal
dari bahan organik.
Pengelolaan pertanian yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui
pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, lestari dan menguntungkan,
sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi
sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan komoditas dan areal usaha yang
cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan pertanian
berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan secara ekonomis,
masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan dibudidayakan pada lahan
yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan menguntungkan secara
ekonomis.

Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan


bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Beberapa tanaman
Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah
padi, hortikultura sayuran dan buah ,tanaman perkebunan dan rempah-rempah.
Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi,
keadilan, dan perlindungan.
Pertanian organik merupakan suatu proses produksi makanan dan serat
yang dilakukan dengan cara-cara yang dapat diterima secara sosial,
menguntungkan secara ekonomi, dan berkelanjutan secara agroekosistem.
Menurut Andoko (2002), ciri pertanian organik adalah penggunaan bahan organik
baik dalam pemupukkan maupun dalam pengendalian hama dan penyakit.
Internasional Federation of Organic Agricultural Movement (IFOAM) dalam
Avivi (2001).
Menurut fukuoka (1985) ada 4 langkah menuju pertanian organik / alami,
dan menjelaskan prinsip pertanian alami:
 Tanpa olah tanah, tanah tanpa diolah atau dibalik. Pada prinsipnya tanah
mengolah sendiri, baik menyangkut masuknya perakaran tanaman maupun
kegiatan mikroba tanah,mikroba fauna dan cacing
 Tidak digunakan sama sekali pupuk kimia maupun pupuk kompos.
 Tidak dilakukan pemberantasan gulam baik melalui pengolahan tanah maupun
penggunaan pestisida.
 Sama sekali tidak tergantung pada bahan kimia.
Menurut MOA Internasional oleh Mokichi Okada (1881-1955) pemasaran
dari hasil pertanian organik ini dilaksanakan melalui toko khusus makanan
organik melalui pertanian alami. Pertanian alami terbebas dari penggunaan pupuk
kimia atau bahan agrokimia yang lainnya.
2.2.  Pupuk Organik
Bahan dasar pupuk organik, baik dalam bentuk kompos maupun pupuk
kandang dapat berasal dari limbah pertanian, sedangkan kotoran ternak yang
banyak dimanfaatkan adalah kotoran sapi, kerbau, ayam dll. Pupuk organik
merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dibanding bahan pembenah
lainnya.
Nilai pupuk yang dikandung pupuk organik pada umumnya rendah dan
sangat bervarasi, pupuk organik membantu dalam mencegah terjadinya erosi dan
mengurangi terjadinya retakan tanah. Pemberian bahan organik mampu
meningkatkan kelembapan tanah dan memperbaiki pengatusan dakhil. Nitrogen
dan unsur hara lain yang dikandung pupuk organik dilepaskan secara perlahan-
lahan.
Penggunaan secara berkesinambungan akan banyak membantu dalam
membangun kesuburan tanah, terutama apabila dilaksanakan dalam waktu yang
nisbi panjang. Petani organik sangat menghindari pemakaian pupuk kimia. Untuk
memenuhi kebutuhan hara tanaman, petani organik mengandalkan kompos
sebagai sumber utama nutrisi tanaman. Sayangnya kandungan hara kompos
rendah. Kompos matang kandungan haranya kurang lebih : 1.69% N, 0.34%
P2O5, dan 2.81% K.
Dengan kata lain 100 kg kompos setara dengan 1.69 kg Urea, 0.34 kg SP 36,
dan 2.18 kg KCl. Misalnya untuk memupuk padi yang kebutuhan haranya 200 kg
Urea/ha, 75 kg SP 36/ha dan 37.5 kg KCl/ha, maka membutuhkan sebanyak 22
ton kompos/ha. Jumlah kompos yang demikian besar ini memerlukan banyak
tenaga kerja dan berimplikasi pada naiknya biaya produksijang.

2.3. Prinsip Pertanian Organik


Menurut Simbolon (2003) mengemukakan bahwa pertanian organik
memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut: menghasilkan pangan dengan kualitas
gizi yang tinggi dan dalam jumlah yang mencukupi, menerapkan sistem alami dan
tanpa mendominasi alam, mengaktifkan dan meningkatkan daur biologis didalam
sistem pertanian, melibatkan mikroorganisme, tumbuhtumbuhan dan hewan,
meningkatkan dan memelihara kesuburan tanah, menggunakan sumber-sumber
yang dapat diperbaharui dalam sistem pertanian yang terorganisir secara lokal,
mengembangkan suatu sistem tertutup dengan memperhatikan elemen-elemen
organik dan bahan nutrisi, memperlakukan ternak secara alami, mengurangi dan
mencegah semua bentuk polusi yang mungkin dihasilkan dari
pertanian,memelihara keragaman genetik di dalam dan di sekeliling sistem
pertanian, termasuk perlindungan tanaman dan habitat air,memberikan pendapatan
yang memadai dan memuaskan petani dan mempertimbangkan pengaruh sosial
dan ekologis yang lebih luas dari system pertanian.Ketentuan mengenai kaidah-
kaidah pertanian organik yang diterapkan di Indonesia adalah sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia untuk Sistem Pangan Organik yaitu SNI 01-6729-
2002.

2.4.  Manfaat Sistem Pertanian Organik


1. Tanaman yang dihasilkan bebas dari residu atau sisa-sisa pestisida dan bahan
kimia lainnya yang disebabkan oleh aktifitas pemupukan.
2. Tanaman yang dihasilkan lebih sehat dan segar.
3. Tanaman yang dibudidayakan secara ogannik ini mampu menjaga kelestarian
dan keseimbangan alam.

2.5.  Penerapan Sistem Pertanian Organik


        Budidaya tanaman dengan sistem pertanian organik ini pada dasarnya adalah
menghindari segala pemakaian bahan kimia terhadap tanah maupun tanaman.
Penerapan dari sistem pertanian organik ini adalah:
1. Penggunaan bahan alami untuk kesuburan tanah.
2. Tidak menggunakan bahan kimia dalam budidaya

2.6.  Ciri - Ciri Pertanian Organik 


1. Menyuarakan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi berkesinambungan.
2. Aspek alamiah dan kondisi lingkungan sekitar merupakan sumber penunjang
produksi yang utama.
3. Mengurangi penggunaan bahan penunjang dari luar.
4. Rotasi tanaman.
5. Sistem budidaya secara tumpang sari atau polikultur.
6. Pengendalian OPT secara biologis.
7. Varietas tanaman yang resisten.
8. Tidak menggunakan zat kimia.
9. Mencegah erosi dan Pengelolaan air.
10.Daur ulang nutrisi atau unsur hara dari dalam tanah.
2.7.  Tujuan Sistem Pertanian Organik
1. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas tinggi.
2. Membudidayakan tanaman secara alami.
3. Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologi dalam ekosistem pertanian.
4. Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang.
5. Menghindarkan seluruh bentuk cemaran akibat dari penerapan teknik pertanian.
6. Meningkatkan usaha konservasi tanah dan air serta mengurangi masalah erosi
akibat pengolahan tanah yang intensif.
7. Meningkatkan peluang pasar produk organik baik domestik maupun global.

2.8.  Kendala dan Solusi dalam Sistem Pertanian Organik


1. Kendala:
· Adanya hama transmigran dari kebun non-organik yang menyebabkan
menurunya produksi.
· Tanah sudah banyak mengandung residu
· Tanah untuk pertanian pertanian organik sebaiknya tanah yang masih perawan
atau asli sementara banyak penelitian yang menyatakan bahwa tanah pertanian
di Indonesia sudah jenuh fosfat.
· Pasar terbatas karena hasil pertanian organik hanya dikonsumsi oleh kalangan
tertentu saja.
· Kesulitan menggantungkan pasokan dari alam, seperti pupuk.
· Sulitnya meninggalkan kebiasaan petani yang bergantung pada pupuk kimia dan
pestisida.

2. Solusi
·  Sosialisasi pada masyarakatan mengenai pertanianyang ramah lingkungan.
·  Menggalakkan konsumsi produk hasil pertanian organik.
·  Dibutuhkan kajian lebih banyak untuk mendapatkan saprotan (sarana produksi
pertanian) organik yang terbaik
III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat


Kunjungan lapang ini dilakukan bertempat di Kelompok Tani Organik
Lurah Sepakat, Jorong Koto Tuo, Nagari Simarasok, Kec. Baso, Kab. Agam,
Sumbar.

3.2. Prosedur Pelaksanan


Metode pelaksanan dari kunjungan lapang ini adalah :
1. Berkumpul di kampus dan melakukan perjalanan menuju tempat tujuan
kunjungan lapang.
2. Sampai dilokasi tujuan, pengarahan dari dosen pembimbing.
3. Pengarahan, penjelasan, dan diskusi dengan kelompok tani Lurah Sepakat
tentang penerapan pertanian organik (padi organik).
4. Pengamatan/kunjungan lapangan ke lahan pertanian organik (padi organik).
5. Penutupan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.

4.1. Pengenalan Kelompok Tani Simarasok.

Kelompok tani simarasok yang ada di Kecamatan Baso merupakan


pertanian organik satu-satunya di Bukit Tinggi yang sudah menerapkan perlakuan
organik untuk tanaman padi sawah, yang luas lahannya seluas 8,5 ha. Dahulunya
sawah ini merupakan sawah yang anorganik, kemudian timbul pemikiran dari
salah satu pencetus pertanian organik untuk menerapkan penanam padi organik,
ini mulai diwujudkan pada tahun 2009, beliau langsung menerapkannya dari
anorganik menjadi organik, dalam pemupukan,pemeliharan serta peralatannya
semuanya organik.

Gambar : Poster Nama dan Alamat lengkap.

4.2.  Proses Sertifikasi Lahan.


Untuk mendapatkan sertufikasi lahan, maka ada beberapa tahapan untuk
mendapatkan sertifikasi lahan yaitu:
1. Mengetahui dari sejarah lahan.
2. Pembuatan peta lahan, peta untuk masing-masing dan peta hamparan.
3. Batas, luas dan barir lahan harus diketahui.
4. Pendaftaran petani sebagai sumber daya manusia yang diadakan oleh
kelompok.
5. Apapun yang dilakukan mesti di catat.
6. Mengisi berkas 12 yang dimiliki oleh masing-masing petani.
7. Kemudian penyusunan SOP. Setelah itu baru diajukan.
8. Setelah 1 x musim panen LSO diaudit lagi jika ada yang tidak sesuai.
LSO mengaudit ini jika ada kesalahan dalam pemeliharaan atau ada
pemakaian bahan anorganik yang dilakukan oleh mayor atau anggota kelompok,
maka resikonya lahan yang terkena zat kimia tersebut langsung dicabut atau
dikurangi lahannya dari yang semula, ada atau tidaknya lahan yang terkena zat
kimia di tandai dengan pertumbuhan enceng godok, apakah tanaman tersebut
tumbuh dengan subur atau tidak, jika tumbuh subur maka itu berarti ada unsur
kimia didalamnya.
Untuk mendapatkan sertifikat benih ini tidak mudah,banyak prosedur yang
harus dijalani, selain yang diatas itu, yaitu permohonan awal sertifikasi,pra
inspeksi, perhitungan Biaya Inspeksi dan Sertifikasi,tinjauan dokumen, initial
inspeksi (optional) inspeksi lapang,keputusan sertifikasi,naik banding, inspeksi
tahunan / survailance, dan Sertifikasi Ulang (Re-sertifikasi)
serta untuk mendapatkan sertifikat itu, ada standar yang ditetapkan mulai dari
bibit yang digunakan, penghapusan pupuk kimia dalam pengendalian hama dan
penyakit,peralatan yang digunakan semua harus bebas dar kimai, serta cara panen
dan penanganan pasca panen juga harus organik.

4.3.  Teknik Budidaya Padi Organik.


Tenknik budidaya padi organik yang dilakukan oleh petani di simarasok
yaitu:
a. Pengolahan Tanah.
Pengolahan tanah dilakukan 2 x sebelum penanama, pengolahan pertama
dan pengolahan ke dua rentang waktunya 15 hari dari pengolahan pertama, tujuan
pengolahan lahan yaitu supaya mikroorganisme bisa berkembang biak serta
perhatikan juga agar air tidak ada terjadi pengikisan.
b.Penggaruan lahan.
Lahan setelah di bajak atau di cangkul setelah pengolahan lahan ke dua,
sebelum di tanam, dilakukan penggaruan supaya tanah bisa rata dan memperbaiki
aerase dan draenase lahan.
c. Persemaian
Dilakukan agar mempermudah dalam penanaman. Bibit dipindahkan
setelah 10 hari semai, baru bisa dipindahkan kelahan. Sebelum disemai terlebih
dahulu dilakukan perendaman benih dalam baskom ditambah dengan bawang
putih, jahe, dan daun pisang selama 5 menit untuk mempercepat perangsang
tumbuh bibit.
d. Penanaman.
Sebelum penanam terlebih dahulu yang dilakukan yaitu setelah benih dicbut
direndam terlebih dahulu, selama 5 menit. diberikan pupuk dasar, 2/3 hari
sebelum tanam. Penanaman sedalam 1-1/2 cm, akar tanaman harus lurus dengan
kondisi air macak-macak.
e. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan yang diberikan adalah pupuk NPK cair dan nutrisi.
Pemupukan susulan dilakukan saat tanaman berumur 15 hst, 25 hst, dan 40 hst.
f. Penyiangan
Dilakukan 2 kali dalam 1 musim tanam, agar pertumbuhan gulma tidak terlalu
besar dan tanaman padi tidak bersaing dengan gulam dalam memperebutkan unsur
hara tanah dan unsur-unsur yang lainnya.
g. Pengendalian organisme pengganggu tanaman.
Organisme penggangu tanaman yang menyerang tanaman padi di
simarasok yaitu tikus dan keong, binatang ini bisa dikendalikan dengan cara
membuat parit untuk keong dan penyumbatan lubang tikus dengan pemakain daun
sirsak dngan cara ditumbuk dan dimasukan kedalm lubang dimana tikus akan
muncul.
h. Panen
Panen dilakukan setelah tanaman padi cukup umur ± 120 hst.Alat-alat
yang dilakukan dalam panen harus steril, tidak boleh terkontaminasi dengan alat
lain, karena ini merusak pertanian organik.
4.4.  Pembuatan pupuk organik
1. Pembuatan NPK Cair
Bahan :
1. 60 liter urine sapi atau kambing
2. 1,5 kg tepung tulang,
3. 20 liter air kelapa
4. Sabut kelapa 1 karung atau 30 kg.
2. Titonia/hijauan 5 kg
3. Mikroba 2 sebagai perombaks
7. Dedak halus/ bekatul 10 kg.
Langkah kerja:
Alat yang digunakan drum,Sabut kelapa dan ddan masukan semua bahan
lalu aduk rata. Dosis 1,5 liter per tangki untuk tanaman.

2. Mikroba 1.
A. alat dan bahan.
Batang bambu dan nasi separoh masak.
B. Langkah Kerja.
a. 2/3 Nasi separuh masak, dimasukkan kedalam tabung bambu yang sudah
disiapkan
b. Tutup tabung bambu tersebut dan ikat
c. Letakkan tabung bambu di bawah pohon bambu selama 3-4 hari minggu,
karena dibawah pohon bambu banyak mikroba dan belum tersentuh bahan
kimia.
d. Setalah 1 minggu akan tumbuh jamur antagonis pada nasi dengan berbagai
macam warna jamur.
Indikator keberhasilannya dilihat dari tumbuhnya jamur, bau nasinya yang
harum seperti bau tape karena adanya penguraian asam laktat. Mikroba satu ini
dijadikan sebagai biang.
3. Pembuatan mikroba 2.
Cara kerja mikroba 2 yaitu: mikroba 1 diambil 1 kg, kemudian ditambahkan
gula merah, tumbuk gula merah aduk rata kemudian masukan ke dalam toples
selam 1 minggu dan siap untuk di pakai. Dosis 1 sdm / 5 liter air.

4. Pembuatan mikroba 3
Cara kerja mikroba 3 yaitu: Mikroba 2 1 sendok diaduk dengan air 5 liter,
dan dicampurkan dedak lalu masukkan ke dalam plastik hitam tambahkan jerami
atau daun-daunan ,Fermentasi selama 1 minggu (penggadukan 2 kali), digunakn
untuk menambah bahan kompos.

5. Pembuatan mikroba 4
Bahan:
a. Mikroba 3, 1 karung.
b. 1 karung tanah lahan.
c. 1 karung tanah di bawah bambu
Langkah kerja:
Semua bahan di aduk rata dan difermentasi selama 1 minggu.
Dapat digunakan sebagai pupuk dasar.Fermentasi sebaiknya di atas tanah akan
lebih mengguntungkan karena mikroba di sekitar tanah dapat bekerja sama dalam
merombak bahan yang ada. Kalau dilakukan di atas plastik akan menggandung
kelembaban yang tinggi dan dapat membunuh mikroorganisme di atasnya.

6. Pembuatan nutrisi rebung.


Langkah – langkah dalam pembuatan nutrisi rebung adalah :
a. 1 kg rebung dicincang halus
b. Tambahkan 1 kg gula merah
c. Dan lakukan fermentasi selama 1 minggu pada wajan tanah
d. Simpan dalam toples dan siap digunakan ke lapangan
Nutrisi rebung ini mengandung zat ZPT ( Zat Perangsang Tumbuh ) bagi
tanaman. Penggunaan kelapangan dengan dosis 1 sdm untuk 1 liter air
disemprotkan ketanaman.
Pembuatan nutrisi jantung pisang bertujuan untuk perangsang tumbuh serta
Pembutan nutrisi jahe untuk ketahanan tanaman.

7. Pestisida nabati.
Bahan yang dijadikan untuk pembuatan pestisida nabati yaitu bawang putih,
dan kulit manis.

Budidaya tanaman padi sawah organik yang dilakukan oleh kelompok tani
lurah sepakat di simarasok, merupakan contoh dari sekian penerapan pertanian
organik yang ada di Inodonesia, pada saat ini pertanian orgnik tidak asing lagi
dikalangan masyarakat, ini menandakan bahwa pertanian organik sudah mulai
diminati oleh masyarakat dan sudah mulai melihatkam perubahan yang postif
meskipun belum semuanya menerapkan pertanian organik untuk tanaman mereka.
Petani disimarasok ini menerapkan pertanian organik dimulai dari nol/ dari
awal, sejak tahun 2009 lalu, pertanian organik yang diterapkan untuk
mendapatkan sertifikasi benih membutuhkan banyak proses dalam
pelaksanaannya, dan dalam pelaksanaanya juga mengalami rintangan, tetapi itu
semua tidak menurunkan minat petani untuk melanjutkan usahanya hingga sampai
seperti sekarang ini.
Dalam proses sertifikasi lahan tahap awal yang dilakukan yaitumulai dari
pembelian alat dan bahan dicatat semua, sejarah lahan harus diketahui, pembuatan
peta lahan, pendaftaran serta dalam pemilihan bibit dilakukan perbenihan sendiri
tanpa menggunakn benih yang dijual di pasaran meskipun di labelnya ada
lambang benih yang bersertifikat, mereka melakukannya dilahan itu, dan
pengolahan lahan serta pemeliharaan dilakukan secara intensif dengan peralatan
yang canggih, karena dengan dapatnya sertifkat pertanian organik, maka mitra
dengan perusahaan atau bank-bank yang memiliki nilai sosial yang tinggi
terhadap pertanian di Inodonesia bisa bergabung dengan mereka dan memberikan
bantuan berupa msin-mesin yang dibutuhkan untuk membajak atau panen.
Selain peralatan yang digunakan harus alami, untuk pemupukan juga harus
alami, mereka membuat pupuk untuk tanaman padi berupa pupuk NPK cair,
pupuk kompos dan pestisida nabati dibuat sendiri tanpa pemakaian bahan kimia,
sehingga tanaman yang dihasilkan benar-benar alami. Tidak ada unsur kimianya,
jika ada pupuk kimianya, maka resikonya harus ditanggung senidiri pengurangan
lahan untuk sertifikasi selanjutnya. Dalam pembuatan pupuk cair mulai dari
mikroba 1 sampai 4 semua bahannya alami, begitu juga dengan pembuatan pupuk
cair NPK dan pembuatan pupuk komposnya, semuanya berasal dari tumbuhan
seperti daun titonia dan daun sirsak.
Alat untuk pemecahan kompos juga disediakan dengan peralatan yang
canggih, setelah kompos diproses dan telah tiba pada tahap pematangan, maka
kompos dimasukan kedalam peralatan supaya lebih halus, sehingga memudahkan
dalam penyeberannya dilapangan.
V.  KESIMPULAN

Pertanian organik saat ini telah berkembang secara luas, baik dari sisi
budidaya, sarana produksi, jenis produk, pemasaran, pengetahuan konsumen dan
organisasi/lembaga masyarakat yang menaruh minat (concern) pada pertanian
organik. Perkembangan ini memang tidak terorganisir dan berkesan berjalan
sendiri-sendiri. Namun demikian bila dicermati ada kesamaan tujuan yang ingin
dicapai oleh para pelaku pertanian organik yaitu: menyediakan produk yang sehat,
aman dan ramah lingkungan. Untuk memajukan pertanian organik, diperlukan
perencanaan dan implementasi yang baik secara bersamaan. Perencanaan dan
implementasi juga dilakukan secara bersama antara pemerintah dan pelaku
usaha.Kebijakan pemerintah ditujukan untuk menumbuhkan, memfasilitasi,
mengarahkan dan mengatur perkembangan pertanian organik.
Pertanian organik di simarosok (Baso) pertanian tersebut berkembang
dengan baik.  Beranggota kan 30 lebih walau tidak semuanya aktif tetapi sudah
menerapkan kerja tim yang kompak. Pengetahuan dan pengalaman dari setiap
anggota kelompok cukup baik untuk diterapkan pada pertanian organic mereka.
Struktur dan management pertanian organic simarosok sudah mengarah ke
pertanian organic Nasional dimana setiap perencanaan telah mereka analisis
dengan baik untuk penerapannya di lapangan.

Dengan memanfaatkan pertanian organic banyak manfaatnya, antara lain


seperti pengolahan limbah menjadi pupuk, penggunaan kompos dan pupuk
kandang yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Seperti meningkatkan aerase
tanah dan drainese tanah, dan memperbaiki sifat kimia tanah, sifat tanah, dan
biologi tanah.
Pertanian organic susah untuk di aplikasikan oleh para petani kita dikarenakan
para petani yang sudah ketergantungan dengan pupuk kimia, pola fikir masyarakat
kita yang jauh dari pemikiran positif untuk mewujudkan pertanian yang ramah
lingkungan. Petani ingin segala sesutau praktis dan cepat, tanpa mereka sadari
bahwa tindakan mereka membawa dampak negative dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://taniternakbudidaya.blogspot.com/2012/12/memahami-sistem-pertanian-
organik.html. jumat 25 januari 2013
Saragih, Sabastian Eliyas. 2010. Pertanian organik solusi hidup harmoni dan
berkelanjutan. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hal.

Sutanto, Rachman. 2002. Menuju pertanian alternative berkelanjutan.


Kanisius.Yogyakarta.
LAPORAN KUNJUNGAN LAPANG
“ KE KELOMPOK TANI LURAH SEPAKAT,
SIMARASOK, BASO”

Oleh :

RAHMANSYAH
No. Bp: 1001321006

Dosen Pembimbing :

Ir. YULENSRI, Msi

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PANGAN


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
2013

Anda mungkin juga menyukai