Laporan Revellen Daymar
Laporan Revellen Daymar
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cara bercocok tanam dengan mengatur pola tanam seperti tanam tumpang
sari dengan tanaman repelen juga merupakan teknik pengendalian hama secara
preventif. Tanaman repelen akan memberikan keadaan yang kurang disukai oleh
hama. Berkurangnya serangan hama dalam dalam system tumpang sari dengan
tanaman repelen ini disebabkan beberapa hal yaitu :
Pengaruh visual yang mana latar belakang tanaman dapat
mempengaruhi tanaman.
Penciuman(olfakisi) bau tanaman inang dapat dikurangi,karena bau
tanaman bukan inang menutupi bau tanaman inang.
Mempengaruhi iklim mikro,dimana tanaman dapat mempengaruhi
aktifitas makan hama.
Pengembangan produk pertanian organik punya prospek pengembangan
yang sangat baik di Sumatera Barat. Tingkat kesadaran masyarakat yang semakin
tinggi terhadap produk sehat seiring dengan pertambahan penduduk menyebabkan
potensi pasar produk organik terbuka luas. Besarnya potensi Sumatera Barat
dalam pengembangan pertanian organik didukung oleh kondisi lahan pertanian
Sumatera Barat yang sangat cocok dengan sistim pertanian organik.
Luas lahan yang tersedia untuk pertanian organik di Indonesia sangat
besar. Dari 75,5 juta ha lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian, baru
sekitar 25,7 juta ha yang telah diolah untuk sawah dan perkebunan (BPS, 2000).
Pertanian organik menuntut agar lahan yang digunakan tidak atau belum tercemar
oleh bahan kimia dan mempunyai aksesibilitas yang baik. Kualitas dan luasan
menjadi pertimbangan dalam pemilihan lahan. Lahan yang belum tercemar adalah
lahan yang belum diusahakan, tetapi secara umum lahan demikian kurang subur.
Lahan yang subur umumnya telah diusahakan secara intensif dengan
menggunakan bahan pupuk dan pestisida kimia. Menggunakan lahan seperti ini
memerlukan masa konversi cukup lama, yaitu sekitar 2 tahun.
Volume produk pertanian organik mencapai 5-7% dari total produk
pertanian yang diperdagangkan di pasar internasional. Sebagian besar disuplay
oleh negara-negara maju seperti Australia, Amerika dan Eropa. Di Asia, pasar
produk pertanian organik lebih banyak didominasi oleh negara-negara timur jauh
seperti Jepang, Taiwan dan Korea.
Akhir-akhir ini dikalangan praktisi, ilmuwan, dan petani marak digunakan
istilah produk organik, mulai dari makanan organik seperti sayur organik, beras
organik, buahan organik, bahkan sampai ayam atau sapi organik. Selain bidang
pangan juga digunakan istilah fashion organik dan mainan organik. Lebih jauh
lagi mulai banyak dikenal pengobatan secara organik yang tidak lain mensuplai
pasien dengan makanan organik. Seiring dengan peningkatan pendapatan,
pendidikan serta wawasan beberapa kalangan masyarakat Indonesia mulailah
berkembang pangsa pasar produk organik di tanah air.
1.2. Tujuan
Cikal bakal pertanian oganik sudah sejak lama kita kenal, sejak ilmu
bercocok tanam dikenal manusia. Pada saat itu semuanya dilakukan secara
tradisonal dan menggunakan bahan-bahan alamiah. Sejalan dengan perkembangan
ilmu pertanian dan ledakan populasi manusia maka kebutuhan pangan juga
meningkat. Saat itu revolusi hijau di Indonesia memberikan hasil yang signifikan
terhadap pemenuhan kebutuhan pangan. Dimana penggunaan pupuk kimia
sintetis, penanaman varietas unggul berproduksi tinggi (high yield variety),
penggunaan pestisida, intensifikasi lahan dan lainnya mengalami peningkatan.
Namun belakangan ditemukan berbagai permasalahan akibat kesalahan
manajemen di lahan pertanian. Pencemaran pupuk kimia, pestisida dan lainnya
akibat kelebihan pemakaian bahan-bahan tersebut, ini berdampak terhadap
penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan manusia akibat selalu tercemar
bahan-bahan sintetis tersebut. Pemahaman akan bahaya bahan kimia sintetis
dalam jangka waktu lama mulai disadari sehingga dicari alternatif bercocok tanam
yang dapat menghasilkan produk yang bebas dari cemaran bahan kimia sintetis
serta menjaga lingkungan yang lebih sehat. Sejak itulah mulai dilirik kembali cara
pertanian alamiah (back to nature). Namun pertanian organik modern sangat
berbeda dengan pertanian alamiah di jaman dulu. Dalam pertanian organik
modern dibutuhkan teknologi bercocok tanam, penyediaan pupuk organik,
pengendalian hama dan penyakit menggunakan agen hayati atau mikroba serta
manajemen yang baik untuk kesuksesan pertanian organik tersebut.
Lahan yang dapat dijadikan lahan pertanian organik adalah lahan yang bebas
cemaran bahan agrokimia dari pupuk dan pestisida. Terdapat dua pilihan lahan:
(1) lahan pertanian yang baru dibuka, atau (2) lahan pertanian intensif yang
dikonversi untuk lahan pertanian organik. Lama masa konversi tergantung sejarah
penggunaan lahan, pupuk, pestisida dan jenis tanaman. Berdasarkan kesesuaian
lahan di Indonesia hanya 10 % yang layak dijadikan lahan pertanian (Peta
kesesuaian lahan, Puslitbangtanak). Mengingat lahan yang bisa diandalkan
mendukung pertanian organik adalah lahan yang tergolong subur dan juga
mempertimbangkan sumber air dan potensial cemaran dari lahan non organik
disekitarnya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2. Pembahasan
http://www.worldagroforestrycentre.org/sea/Publications/Files/lecturenote/LN000
7-04.PDF
Prinsip-pertanian-organik-dan-pengelolaan-pupuknya
Prospek-cerah-pengembangan-pertanian-organik/360659542415 http://id-
id.facebook.com/notes/yefri-wangsa-for-gubernur-sumatera-barat-
2010-2015/.
Wordpress.com/2008/07/29/prospek-pertanian-organik-di Indonesia.
LAPORAN
PERTANIAN ORGANIK REPELLEN,ATTRAKTAN DAN TANAMAN
PAGAR
OLEH :
ZULFAHMI
1201321013
Dosen Pembimbing :
Ir. Yulensri, M.Si