Anda di halaman 1dari 2

Kasus I

Seorang laki-laki berusia 56 tahun, di rawat di ruang intensif selama 12 jam setelah
mengalami serangan IMA lateral anterior. Nyeri dada dapat dikontrol. Sepanjang malam,
perawatnya melihat peningkatan menetap pada frekuensi jantung. Pada pagi harinya,
ditemukan crackles bibasilar. Berat badan meningkat 1,3 Kg. Pasien mengalami napas
pendek (Frekuensi pernapasan 35 x/menit) dan oksigennya meningkat dari 2 liter per nasal
kanul menjadi 6 liter pernasal kanul dan 40% melalui facemask, untuk mempertahankan
saturasi oksigen > 92%. Lasix diberikan dengan hasil buruk (urine output 200 ml/2 jam).
Kulit pucat, dingin, dan diaforesis. S3 dan S4 sudah ada sejak pasien dirawat di ruang kritis.
Pasien menjadi ketakutan dengan kondisinya. Pasien mengalami ortopnoe dan lebih nyaman
apabila tidur dengan posisi kepala head up 60 derajat. JVP meningkat. Selanjutnya pasien
ini dipasang kateter Swan –Ganz. Dobutamin diberikan 5 µg/kg. Setelah selesai
memasukkan Swan-Ganz, pasien mengalami nyeri dada. Nyeri dada sedang ini menyebar ke
bawah lengan kirinya dan hilang dengan NTG 1/150 sublingual 2 x. Namun Tekanan Darah
tidak bertahan dengan NTG, dan turun sampai 80/50 mmHg dan denyut jantung menjadi 120
x/menit. Menurut hasil diagnosis dokter terakhir, pasien sudah mengalami komplikasi dari
IMA yaitu gagal jantung.

Kasus II
Seorang wanita berusia 22 tahun di rawat di Ruang Intensive Care Unit sejak 4 hari yang lalu
dengan Diagnosa Medis Syndroma Guillain Bare. Riwayat Masuk Rumah Sakit yaitu: Sejak
+ 4 hari SMRS klien mengeluh lemah pada keempat anggota gerak. Awalnya pagi-pagi
tungkai bawah terasa lemah, kemudian lengan atas, baal (+) yang dirasakan sebatas memakai
sarung tangan dan kaos kak, keluhan sesak napas (+), kemampuan menelan menurun, batuk
yang sulit mengeluarkan dahak. Klien tidak mengalami penurunan kesadaran. Saat ini klien
mengalami kelemahan ke empat anggota gerak. Kekuatan otot 1. Klien mengalami kegagalan
pernapasan yang membutuhkan bantuan dari ventilasi mekanik, sekret (+). Keadaan umum
lemah, kesadaran composmentis, tanda vital denyut jantung 95 x/m, TD 120/70 mmHg, RR
18 x/m, S 36,4 0 C. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kulit kepala berketombe dan rambut
belum pernah dicuci, mukosa bibir kering terpasang ETT dengan diameter 7 kedalaman 18,
leher terpasang trakeostomy. Daerah thorak terlihat pergerakan dinding dada tidak simetris
(dada kiri tertinggal), suara nafas vesikuler, whezing (-), ronchi (+), perkusi resonan, Bunyi
jantung reguler (S1 & S2 normal), Bunyi jantung tambahan (-), murmur (-). Abdomen Bentuk
datar, lembut, tidak ada jejas, turgor elastis, Bising Usus (+).Terpasang kateter, urine (+),
warna kuning jernih. Akral hangat, CRT < 2detik, kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah
1/1. Mode Ventilator yang digunakan sebagai berikut:
Mode : bilevel
RR : 12
TV : 427
IPL: 12
PEEP: 12
Fi O2: 100
Peak Pressure: 28
ETT: Diameter/kedalaman : 7/18

Anda mungkin juga menyukai