Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU KEKERASAN

A. Definisi
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan di mana sesorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri
sendiri, orang lain maupun lingkungan. (Kelliat Budi Anna, 2001).
Perilaku kekerasaan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun pisikologis. Perilaku
kekerasn apabila bila tidak dicegah dapat mengarah pada kematian (Aziz R,
dkk, 2003).
Perilaku kekerasan suatu keadaan dimana individu mengalami perilaku
yang dapat melukai secara fisik baik terhadap diri sendiri atau iorang lain
Perilaku kekerasan suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku
yang dapat membahayakan klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain, dan
barang – barang. Perilaku kekerasaan dapat di bagi dua menjadi perilaku
kekerasaan secara verbal dan fisik. (Stuart dan Suden, 1998).

B. Tanda dan Gejala


1. Fisik melotot/ pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup,
wajah memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku
2. Verbal : mengancam, mengumpal dengan kata – kata kotor,
berbicara dengan nada keras, kasar, dan ketus
3. Perilaku : menyerang orang lain, melukai diri sendiri/ orang lain,
merusak lingkungan, amuk/agresif
4. Emosi : tidak adekuat, tidak am,an dan nyaman. Merasa terganggu,
dendam, jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk,
ingin berkelahi, menyalahkan, dan menuntut.
5. Intelektual : mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan
tidak jarang mengeluarkan kata – kata bernada sarkasme.
6. Spiritual : merasa diri berkuasa. Merasa diri benar, keragu – raguan

1
tidak bermoral, dan kreaktivitas terhambat
7. Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasaan, ejekan,
dan sindiran
8. Perhatian : bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan seksual

C. Etiologi
Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri
rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana
gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

D. Rentang Respon

Respons adaptif Respons Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasaan

Keterangan
1. Asertif : Individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan
orang lain dan memberikan ketenangan
2. Frustasi : Induvidu gagal mencapai tujuan kepuasaan saat marah dan
tidak dapat menemukan alternative
3. Pasif : Induvidu tidak dapat mengungkapkan perasaannya.
4. Agresif : Perilaku yang menyertai marah, terdapat dorongan untuk
menuntut tetapi masih terkontrol
5. Kekerasan : Perasaan marah dana bermusuhan yang kuat serta hilangnya
kontrol.

2
E. Faktor Predisposisi
Menurut townend, terdapat antara beberapa teori yang dapat menjelaskan
tentang faktor predisposisi perilaku kekerasan, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Teori Biologis
a. Pengaruh neruofisioloik
b. Pengaruh biokimia
c. Pengaruh genetik
d. Gangguan otak
2. Teori psikologik
a. Teori psikoanalitik
b. Teori pembelajaraan
c. Teori sosiokultural

F. Faktor Presipitasi
1. Internal
Semua faktor yang dapat menimbulkan kelemahan, menurunkan percaya
diri, rasa takut sakit, hilang kontrol.
2. Eksternal
Adalah penganiayaan fisik, kehilangan orang yang di cintai, krisis dan
lain-lain.
Menurut shiever, hal yang dapat menimbulkan perilaku kekerasaan
atau penganiayaan, antara lain :
a. Kesulitan kondisi sosial ekonomi
b. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu
c. Ketidaksiapan ibu dalam merawat anaknya
d. Riwayat antisosial seperti penyalahgunaan obat & alkohol, tidak
mampu mengontrol emosi pada saat menghadapi rasa frustasi.
e. Kematian anggota keluarga, kehilangan pekerjaan, perubahan tahap
perkembangan.

3
G. Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
a. Obat anti psikosis, phenotizin (CPZ / HLP)
b. Obat anti depresi, Amitriptylin
c. Obat anti maniak, Haloperidol
d. Obat anti ansietas, Diazepam, Bromozepam, Clobozam
e. Obat anti insomnia, Phneobarbital
2. Terapi Modalitas
a. Terapi Keluarga
Berfokus pada keluarga di mana keluarga membantu mengatasi
masalah klien dengan memberikan perhatian :
1) Bina hubungan saling percaya
2) Jangan memancing emosi klien
3) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
4) Memberikan kesempatan pada klien dalam mengemukakan
pendapat
5) Anjurkan pada klien untuk mengemukakan masalah yang dialami
6) Mendengarkan keluhan klien
7) Membantu memecahkan masalah yang dialami klien
8) Hindari penggunaan kata-kata yang menyinggung perasaan klien
9) Jika klien melakukan kesalahan jangan langsung memvonis
10) Jika terjadi Pk yang dilakukan adalah :
a) Bawa klien ketempat yang tenang dan aman
b) Hindari benda tajam
c) Lakukan fiksasi sementara dengan tujuan :
(1) Jaga harga dirinya
(2) Tenaga harus cukup
(3) Penuhi kebutuhan klien
(4) Evaluasi klien
(5) Minta bantuan orang yang terampil
(6) Segera lepaskan jika ia sudah dapat mengendalikan diri

4
(7) Rujuk ke pelayanan kesehatan
b. Terapi Kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial atau
aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran klien karena masalah sebagian orang merupakan perasaan
dan tingkah laku pada orang lain.
c. Terapi Musik
Dengan musik klien terhibur, rileks dan bermain untuk
mengembalikan kesadaran klien.

H. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain

Core Problem
Perilaku Kekerasan

Ganguan persepsi sensori : halusinasi


(Pohon masalah Keliat, 1998)

I. Masalah Keperawatan/ Diagnosa Keperawatan


a. Risiko mencederai diri sendiri/orang lain berhubungan dengan perilaku
kekerasan
b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan gangguan persepsi sensori :
halusinasi
Faktor – faktor yang berhubungan dengan masalah perilaku kekerasan,
antara lain sebagai berikut :
a. Ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah
b. Stimulus lingkungan
c. Konflik interpersonal
d. Status mental

5
e. Putus obat
f. Penyalahgunaan narkoba/alkhol

J. Fokus Intervensi
a. Perilaku kekerasan berhubungan dengan ganguan persepsi sensori :
halusinasi

6
K. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Perencanaan
Intervensi Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
Perilaku TUM :
kekerasan Klien dapat
mengontrol atau
mengendalikan
perilaku kekerasan.

TUK :
1. Klein dapat 1. Setelah 3 x 24 jam 1. Bina hubungan saling percaya 1. Kepercayaan dari klien
membina interaksi, kilen dengan mengunakan prinsif merupakan hal yang
hubungan saling menunjukan tanda–tanda komunikasi teraupetik: mutlak serta hal yang
percaya percaya kepada perawat : a. Beri salam setiap interaksi memudahkan dalam
a. Wajah cerah b. Perkenalkan nama, nama melakukan pendekatan
tersenyum panggilan dan tujuan perawat dan tindakan
b. Ada kontak mata berinteraksi keperawatan kepada
c. Mau berkenalan c. Tanya nama lengkap nama klien.

7
d. Bersedia panggilan di sukai klien
menceritakan d. Buat kontrak yang jelas
perasaan e. Degarkan dengan penuh
perhatian
2. Klien dapat 2. Setelah 3x24 jam intraksi, 2. Bantu klien mengungkapkan 2. Menentukan mekanisme
mengenal klien menceritakan perasaan marah koping yang di miliki
penyebab penyebab perilaku a. Motivasi klien untuk dalam menghdapi
perilaku kekerasaan yang di menceritakan penyebab rasa masalah serta sebagai
kekerasan yang lakukannya: jengkel / kesal nya langkah awal dalam
di lakukannya a. Menceritakan b. Dengarkan tanpa menyela menyusun strategi
penyebab perasaan atau memberi penilaian berikutnya
jengkel/ marah baik sesaan setiap ungkapan
dari diri sendiri perasaan klien
maupun
lingkungannya
3. Klien dapat 3. Setelah 3x24 jam 3. Bantu klien mengungkapkan 3. Deteksi dini sehingga
mengidentifikasi interaksi, klien tanda – tanda perilaku dapat mencegah
tanda – tanda menceritakan tanda-tanda kekerasaan yang dialaminya: tindakan yang dapat
perilaku saat terjadi perilaku a. Motivasi klien untuk membahayakan klien
kekerasan kekerasan: menceritakan kondisi fisik dan lingkungan sekitar

8
a. Tanda fisik: mata saat perilaku kekerasaan
merah, tangan terjadi
mengepal, ekspresi b. Motivasi klien menceritakan
tegang, dan lain- lain kondisi emosional saat terjadi
b. Tanda emosional : perilaku kekerasaan
Perasaan marah, c. Motivasi klien
jengkel, dan bicara menceritakakan hubungan
kasar dengan orang lain saat terjadi
c. Tanda sosial : perilaku kekerasaan
Bermusuhan yang
dialami saat terjadi
perilaku kekerasan
4. Klien dapat 4. Setelah 3x24 intraksi, 4. Diskusikan dengan klien perilaku 4. Melihat mekanisme
mengidentifikasi klien menjelaskan: kekerasaan yang dilakukan koping klien dalam
perilaku a. Jenis – jenis eskpresi selama ini: menyelesaikan masalah
kekerasaan yang kemarahan yang a. Motivasi klien untuk yang di hadapi
pernah di selama ini dilakukan menceritakan jenis-jenis
lakukan b. Perasan saat masalah yang pernah di
melakukan kekerasaan lakukan selama ini

9
c. Evektifitas cara yang b. Diskusikan denngan pasien
di pakai dalam apakah dengan tindakan
menyelesaikan tersebut masalah akan
masalah terselesaikan
5. Klien dapat 5. Setelah 3x24 jam intraksi, 5. Diskusi dengan klien akibat 5. Membantu klien melihat
mengidentifikasi klien menjelaskan akibat negative yang di lakukan kepada dampak yang di
akibat perilaku tindakannya di bagi: klien: timbulkan akibat
kekerasaan a. Diri sendiri a. Diri sendiri perilaku kekerasaan
b. Orang lain b. Orang lain yang dilakukan klien
c. lingkungan c. lingkungan
6. Klien dapat 6. Setelah 3x24x intraksi, 6. Diskusikan dengan klien : 6. Menurunkan perilaku
mengidentifikasi klien: a. Apakah klien mau detruktif yang akan
cara kontruksi a. Menjelaskan cara mempelajari cara baru untuk mencederai klien dan
dalam yang sehat mengungkapkan marah yang lingkungan sekitar
mengungkapkan mengungkapkan sehat
kemarahan marah b. Jelaskan berbagai alternatf
pilihan untuk
mengungkapkan marah selain
perilaku keerasan yang
dilakukan klien

10
c. Jelaskan cara – cara tersebut
untuk mengugkapkan marah
- Cara fisik : nafas dalam,
pukul batal, atau olahrga
- Cara verbal:
Mengungkapkan kepada
orang lain dirinya lagi kesal
- Cara social:
Latihan asertif dengan orang
lain
- Cara spritural:
Shalat, berdoa, zikir, meditasi
dan lain – lain.
7. Klien dapat 7. Setelah 3x24 x intraksi, 7.1 Diskusikan cara yang akan di 7.1 Meningkat kan
mendemotrasika klien memperagakan cara pilih dan anjurkan klien memilih kepercayaan diri klien,
n cara megontrol mengontrol perilaku cara yang memungkinkan untuk serta asertifitas klien
perilaku kekerasan: mengungkapkan kemarahan saat marah/ jengkel
kekerasaan a. Fisik: 7.2 Latih klien memperagakan cara 7.2 Meningkatkan
tarik nafas dalam – yang di pilih: asertifitas klien dalam

11
dalam memukul batal/ a. Peragakan cara yang di pilih menghadapi marah
kasur b. Jelaskan manfaat cara
b. Verbal: tersebut
menugkapkan c. Anjurkan klien menirukan
perasaan kesal / peraaga yang sudah di
jengkel tanpa kepada lakukan
orang lain tanpa d. Beri penguatan kepada klien,
menyakiti perbaiki cara yang masih
c. Spritural: berdoa belum sempurna
sesuai agama
8. Klien dapat 8. Setelah 3 x 24 jam 8.1 Diskusikan pentingnya peran dan 8. Keluarga merupakan
dukungan dari intraksi, keluarga: dukungan keluarga sebagi sistem pendukung klien
keluarga untuk a. Menjelaskan cara pendukung klien untuk mengatasi
mengontrol merawat klien dengan perilaku kekerasaan
perilaku perilaku kekerasaan 8.2 Diskusikan potensi keluarga
kekerasaan b. Mengungkapkan untuk membantu klien mengatasi
perasaan puas dalam perilaku kekerasan
merawat klien 8.3 Jelaskan pengertian, penyebab,
akibat dan cara merawat klien

12
perilaku kekerasan yang dapat
dilakukan oleh keluarga
8.4 Peragakan cara merawat klien
8.5 Beri kesempatan keluarga untuk
memperagakan ulang
8.6 Beri pujian kepada keluarga
setelah peragan
8.7 Tanyakan perasaan keluarga
setelah mencoba cara yang di
latih
9. Klien a. Setelah 3x24 jam, klien 9.1 Jelaskan kepada klien : .9. Mengsukseskan program
menggunakan menjelaskan a. Manfaat minum obat pengobatan klien
obat sesuai a. Manfaat minum obat b. Kerugian tidak minum obat
program yang b. Kerugian tidakminum c. Nama obat
telah ditetapkam obat d. Bentuk dan warna obat
c. Nama obat e. Dosis yang di berikan
d. Bentuk dan warna f. Waktu pemakaian
obat g. Cara pemakaian
e. Dosis yang diberikan h. Efek yang di rasakan

13
f. Waktu pemakaian 9.2 Anjurkan klien
g. Cara pemakaian a. Meminta dan menggunakan
h. Efek yang dirasakan obat tepat pada waktu
b. Setelah 3 x 24 jam b. Melaporakan pada perawat /
intraksi, klien dokter jika mengalami efek
menggunakkam obat yang tidak biasa
sesuai program c. Beri pujian terhadap
kedisiplinan klien.

14
Daftar Pustaka

1. Aziz R, dkk, 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD


Dr. Amino Gonohutomo, Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan
Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000.
2. Doenges. E Marilynn, dkk. 2006. Rencana Usaha Keperawatan Psikiatri,
edisi 3. EGC: Jakarta.
3. Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran. EGC : Jakarta.
4. Keliat Budi Ana, 1999. Gangguan Konsep Diri, edisi I. EGC: Jakarta.
5. Keliat Budi Ana, 1999.Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, edisi I. EGC:
Jakarta.
6. Stuart GW, Sundeen. 1995.Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5
thed.). St.Louis Mosby Year Book.
7. Stuart. W. Gail, dkk. 1998. Buku Saku Keperawatn Jiwa, edisi 3. EGC :
Jakarta.
8. Townsend. C. Mary. 1998. Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan
Psikiatri, edisi 3. EGC: Jakarta.
9. Wilkinson, Judith M. 2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan; Diagnosis
NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC, edisi revisi ed 9, alih bahasa.
EGC: Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai