Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENYEBARAN VIRUS COVID-19 DI INDONESIA

Berawal dari kasus lokal di kota Wuhan, China, Covid-19


menyebar ke seluruh dunia silih berganti dengan cara penularan
yang disebut kasus impor dari luar wilayah asal atau transmisi lokal
antar penduduk. Di Indonesia kasus ini pertama kali ditemukan
pada dua warga Depok, Jawa Barat awal Maret lalu.

Pada tanggal 14 Februari 2020, pasien terinfeksi virus corona


berkontak fisik dengan warga negara asing asal Jepang. Pasien
berusia 31 tahun ini memang bekerja sebagai guru dansa dan
temannya yang berdomisili di negeri Sakura ini juga merupakan
teman dekatnya. Selang dua hari, yakni 16 Februari 2020 pasien
terkena sakit batuk. Pasien kemudian melakukan pemeriksaan di
rumah sakit terdekat namun saat itu pasien langsung dibolehkan
untuk rawat jalan atau kembali ke rumah. Sayangnya sakit yang
dideritanya tidak kunjung sembuh, hingga pada 26 Februari 2020,
pasien dirujuk ke rumah sakit dan diminta untuk menjalani rawat
inap. Saat inilah batuk yang diderita pasien mulai disertai sesak
napas. Kemudian pada tanggal 28 Februari 2020, pasien
mendapatkan telepon dari temannya yang di Malaysia. Dalam
sambungan telepon tersebut, pasien mendapatkan informasi jika
warga negara asing Jepang yang merupakan temannya itu positif
terinfeksi virus corona. Sehingga pasien kembali dirujuk ke rumah
sakit serta dalam pengawasan penuh dari tim medis.
2.2. BENTUK PENCEGAHAN VIRUS COVID-19

Hingga detik ini berlangsung, belum ada informasi lebih lanjut


terkait vaksin untuk menyembuhkan wabah ini. Oleh karenanya,
diperlukan kesadaran sendiri untuk mencegah rantai penularan
dengan cara menghindari faktor-faktor penyebab infeksi Covid-19,
yaitu :

 Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1


meter dari orang lain, dan tidak boleh keluar rumah kecuali
ada keperluan mendesak.
 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau
keramaian.
 Rutin mencuci tangan setelah melaksanakan aktivitas
seharian diluar rumah.
 Tingkatkan daya imun tubuh dengan berpola hidup sehat.
 Jaga kebersihan terhadap barang yang sering disentuh.

Jika orang yang diduga terkena Covid-19 atau termasuk


kategori ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien
dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar
virus ini tidak menular ke orang lain, yaitu:

 Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari


orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan,
gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan
yang digunakan orang lain.
 Jangan keluar ruma kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
 Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat,
sebaiknya hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.
 Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau
menjenguk.
 Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat
umum atau sedang bersama orang lain.
 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk
atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah

Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh


dokter di rumah sakit, seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau
vaksinasi anak, perlu ditangani secara berbeda dengan beberapa
penyesuaian selama pandemi COVID-19. Tujuannya adalah untuk
mencegah penularan virus Corona selama berada di rumah sakit.

2.3. PENGEMBANGAN KESADARAN SOSIAL KOLEKTIF DALAM


PENCEGAHAN COVID-19
Hadirnya pandemi Covid-19 membawa banyak perubahan dari
segala sisi aspek kehidupan termasuk perubahan budaya yang
terbiasa berinteraksi sosial secara langsung kini tak lebih hanya
mengandalkan media internet sebagai sarana komunikasi bahkan
saling menjaga jarak. Salah satu hal tersebut yang membuat
masyrakat di Indonesia belum membiasakan diri sehingga apatis
terhadap kebijakan peraturan yang dibuat oleh pemerintah.
Tak hanya persoalan tentang menghindari kerumunan, jika tiap
masyarakat memiliki kesadaran kolektif tentunya sebisa mungkin
tidak membuat kerumunan, selalu mawas diri menjaga kebersihan,
serta beradaptasi menjalani norma hidup yang baru, tentunya angka
kasus penularan infeksi dapat menurun.
Disamping itu, persoalan lain yang tidak kalah pentingnya
adalah menyangkut ketegasan dan penegakan hukum kedaruratan
kesehatan melalui kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang
terkesan sangat lemah dalam membatasi kontak sosial dan kontak
fisik antar individu di wilayah pandemi. Penagakan aturan
merupakan instrument penting dan strategis bagi tercapainya
efektifitas dan oleh karenanya ketegasan pemerintah dan
pemerintah daerah bersama aparat penegak hukum menjadi faktor
strategis.
Penerapan perlakuan darurat kesehatan melalui
kebijakan pembatasan social berskala besar perlu dilakukan secara
koordinatif dan integrative serta melibatkan juga masyarakat.
Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Pemerintah Provinsi Banten
serta Pemerintah Pusat perlu terpadu dalam kebijakan dan
pelaksanaan PSBB di daerah, sehingga diharapkan dapat
tercapainya percepatan penanganan Covid-19 di daerah tersebut.
Tak selalu pemerintah yang turut andil dalam menekan laju
penyebaran Covid-19, sudah menjadi sebuah keharusan komitmen
bersama dengan seluruh lapisan masyarakat. Sudah selayaknya
kegiatan dengan paradigma lama ditinggalkan dan menjalankan
kehidupan normal yang baru, sebab hanya dengan kesadaran
kolektif inilah langkah tepat guna memutuskan mata rantai
penyebaran Covid-19.

Anda mungkin juga menyukai