Anda di halaman 1dari 11

Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No.

3, Desember 2019:105-111ISSN Print : 2442-5885


Journal homepage: http://afiasi.unwir.ac.id ISSN Online : 2622-3392

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP DEPRESI DAN INTERAKSI


SOSIAL PADA LANSIA
The correlation og Family Support for Depression and Social Interaction in Elderly

Rini Andriyani1, Yecy Anggreny2, Agnita Utami3


Program Studi: S1 Ilmu Keperawatan STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Email : riniandriyani@gmail.com

ABSTRAK kehidupan. Perkembangan fisik pada masa


Dukungan keluarga merupakan unsur terpenting dalam lansia terlihat adanya perubahan fisiologis
membantu lansia dalam menyelesaikan masalah. Dukungan yang bisa dikatakan mengalami
keluarga yang tidak baik bisa menyebabkan depresi pada
lansia, yang akan berdampak pada interaksi sosial lansia kemunduran dan perubahan-perubahan
menjadi buruk, lansia lebih suka mengurung diri dirumah biologis yang dialami pada masa lansia1.
dan tidak mau bersosialisasi dimasyarakat. Penelitian ini Lansia adalah seseorang yang karena
bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga usianya mengalami perubahan biologis,
terhadap depresi dan interaksi sosial pada lansia di fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini
Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki Pekanbaru. Jenis
penelitian ini kuantitatif dengan pendekatan cross
akan memberikan pengaruh pada seluruh
sectional menggunakan teknik Accidental Sampling aspek kehidupan, termasuk kesehatan2.
sebanyak 36 responden. Hasil bivariat didapatkan adanya Dukungan dari keluarga merupakan
hubungan dukungan keluarga terhadap depresi (P-value: unsur terpenting dalam membantu individu
0,015) dan terdapat hubungan dukungan keluarga terhadap menyelesaikan masalah. Adanya dukungan
interaksi sosial lansia (P-value: 0,009). Untuk itu
disarankan kepada keluarga untuk memberikan dukungan
rasa percaya diri akan menjadi bertambah
keluarga kepada lansia agar terhindar dari depresi dan dan bermotivasi untuk menghadapi masalah
interaksi sosial yang buruk. yang terjadi akan meningkat.
Kata Kunci: Depresi, Dukungan Keluarga, Interaksi Dukungan keluarga tidak baik bisa
Sosial menyebabkan stres pada lansia, stres
ABSTRACT merupakan suatu kondisi situasi internal
Family support is the most important element in helping atau lingkungan yang membebankan
elderly people solve problems. Poor family support can tuntutan penyesuaian terhadap individu
cause depression in the elderly, which will have an yang bersangkutan, stres yang dialami oleh
impact on elderly social interaction to be worse, elderly lansia akan lama kelamaan menyebabkan
prefer to confine themselves at home and do not
want to socialize in the community. This study depresi3.
aims to determine the relationship of family Pravelansi depresi pada lansia diseluruh
support for depression and social interaction in the dunia pada tahun 2014 berkisar 13,5% dari
elderly in the Working Area of the Payung Sekaki seluruh jumlah lansia dengan perbandingan
Health Center Pekanbaru. This type of research was wanita sebanyak 8,4 % dan pria sebanyak
quantitative with a cross sectional approach using
Accidental Sampling techniques with 36 respondents. 5,1%. Sedangkan di indonesia prevalansi
Bivariate results showed that there was a relationship lansia sebanyak 20.893.000 jiwa dengan
of family support for depression (P- value: 0.015) jumlah lansia yang mengalami depresi
and there was a relationship of family support for ringan sampai berat sebanyak 32%.
elderly social interaction (P-value: 0.009). It was Sedangkan menurut kemenkes 2013
suggested to families to provide family support to the
elderly to avoid depression and bad socialinteraction. prevalansi depresi lansia berusia 55-64
tahun yang mengalami depresi sebesar
Key words: Depression, Family Support, Social 15,9%, lansia usia 65-74 tahun sebesar
Interaction 23,2% dan lansia usia diatas 75 tahun
sebesar 33,7%4. Depresi merupakan
PENDAHULUAN gangguan mental yang sering terjadi di
Lanjut usia (lansia) merupakan tengah masyarakat, berawal dari stres yang
kelompok umur pada manusia yang tidak diatasi maka seseorang bisa jatuh ke
memasuki tahapan akhir dari fase fase depresi1.
Lansia yang mengalami depresi akan menyebabkan interaksi sosial yang buruk,
1
Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 3, Desember 2019:105-111ISSN Print : 2442-5885
Journal homepage: http://afiasi.unwir.ac.id ISSN Online : 2622-3392
bentuk interaksi sosial yang buruk pada HASIL
lansia saat ini adalah lansia lebih Analisa Univariat
sukamengurung diri dirumah dan tidak 1. Karakteristik Responden
mau bersosialisasi dimasyarakat. Interaksi a. Berdasarkan Jenis Kelamin
sosial sangat penting dalam kehidupan
lansia. Kesepian dan terisolasi secara Tabel 1 Distribusi Frekuensi
sosial akan berpengaruh terhadap Berdasarkan Jenis Kelamin Lansia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Payung
Sekaki Kota Pekanbaru
hubungan sosial, baik sesama lansia
maupun dengan pengasuh5. Jenis Frekuensi Persentase
No Kelamin (n) (%)
Semakin besar interaksi sosial maka
semakin besar perasaan tidak kesepian. 1. Laki- laki 13 36,1
Hasil penelitian menunjukkan responden 2. Perempuan 23 63,9
mengalami interaksi sosial baik sebesar Total 36 100,0
48,8% dan sebanyak 34 responden 82,9%
merasa tidak kesepian6.
Survei awal yang telah dilakukan oleh Berdasarkan Tabel 1 distribusi frekuen
peneliti di wilayah kerja Puskesmas si berdasarkan jenis kelamin responden
Payung Sekaki terhadap 10 orang lansia lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Payung
yang telah dilakukan wawancara 4 lansia Sekaki Kota Pekanbaru diatas menunjukkan
diantaranya tidak mengalami bahwa sebagian besar responden berjenis
depresi, sedangkan 6 lansia lain kelamin perempuan sebanyak 23 responden
mengalami depresi. Hal ini dikaji dengan (63,9%)
melakukan wawancara mendalam
menggunakan alat ukur GDS (Geriatric b. Berdasarkan Umur
Depression Scale) dengan menilai poin-
poin yang telah ditetapkan pada alat ukur Tabel 2. Distribusi Frekuesi
GDS sesuai dengan jawaban dari Berdasarkan Umur Lansia Di Wilayah
pertanyaan yang telah diberikan.Tujuan Kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota
penelitian ini adalah untuk mengetahui Pekanbaru
hubungan dukungan keluarga terhadap
depresi dan interaksi sosial pada lansia di Std.
Mean Median Min Max
Deviasi
Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki.
66,72 65,50 60 72
4,902
Tahun Tahun Tahun Tahun
METODOLOGI
Penelitian ini kuantitatif dengan desain
Berdasarkan Tabel 2 didapatkan bahwa,
Cross sectional. Penelitian dilakukan di
rata-rata umur lansia di Wilayah Kerja
Wilayajh Kerja Puskesmas Payung
Puskesmas Payung Sekaki adalah 66,72
Sekaki Kota Pekanbaru mulai Desember
tahun dengan umur minimum 60 tahun dan
2017 sampai dengan Agustus 2018.
umur maximum 72 tahun.
Populasi dalam penelitian ini yaitu lansia
di Wilayah Kerja Puskesmas Payung
Sekaki Kota Pekanbaru sebanyak 106.021
Lansia dengan sampel 36 orang lansia.
Didalam peneliti ini menggunakan teknik
accidental sampling, dilakukan dengan
mengambil kasus / responden yang
kebetulan ada tersedia disuatu tempat
sesuai dengan konteks.
c. Dukungan Keluarga Berdasarkan Dukungan Keluarga di
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Wilayah Kerja Puskesmas di Kota
2
Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 3, Desember 2019:105-111ISSN Print : 2442-5885
Journal homepage: http://afiasi.unwir.ac.id ISSN Online : 2622-3392
Pekanbaru Berdasarkan tabel 4 distrbusi frekuensi
berdasarkan depresi lansia di Wilayah Kerja
Dukungan Frekuensi Persentase Puskesmas Payung Sekaki di Kota
No Keluarga (n) (%)
pekanbaru dapat dilihat lansia depresi 14
1. Baik 12 33,3 (58,3%) dan tidak depresi 10 (41,7%).

2. Kurang 24 66,7 e. Interaksi Sosial Lansia


Tabel 5 Distribusi Frekuensi
Total 36 100,0 Berdasarkan Interaksi Sosial Lansia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Payung
Berdasarkan tabel 3 distribusi Sekaki Kota Pekanbaru
frekuensi berdasarkan dukungan keluarga
lansia di Wilayah Kerja Puskesmas No Interaksi Frekuensi Persentase
Payung Sekaki Kota Pekanbaru dapat Sosial (n) (%)
dilihat sebagian besar responden memiliki 1. Baik 16 44,4
dukungan keluarga yang kurang yaitu
sebanyak 24 responden(66,7%). 2. Buruk 20 55,6

d. Depresi Total 36 100.0

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan tabel 5 distribusi


Berdasarkan Depresi Lansia di Wilayah frekuensi berdasarkan interaksi sosial
Kerja Puskesmas Payung Sekaki di Kota lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Pekanbaru Payung Sekaki Kota Pekanbaru
didapatkan sebagai besar reponden
mengalami interaksi sosial yang buruk
yaitu sebanyak 20 responden (55,6%).

Frekuensi Persentase
No Depresi
( n) (%)
1. Depresi 14 58,3%
Tidak
2. 10 41,7%
Depresi
Total 24 100,0%
Hasil Penelitian
Analisa Bivariat

Tabel 6
Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Depresi dan Lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Payung Sekaki di Kota Pekanbaru

Dukungan Tidak Depresi Depresi Total P Value


Keluarga n % N % n %
Kurang 14 58,3 10 41,7 24 66,7
Baik 12 100,0 0 0 12 33,3 0,015
Total 26 72,2 10 27,8 36 100,0

3
Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 3, Desember 2019:105-111ISSN Print : 2442-5885
Journal homepage: http://afiasi.unwir.ac.id ISSN Online : 2622-3392
Berdasarkan tabel 6 diatas dapat (33,3%), yang mengalami tidak depresi
disimpulkan bahwa dari 36 responden sebanyak 12 responden (100,0%), dan
lansia yang memiliki dukungan keluarga dukungan keluarga baik yang mengalami
kurang sebanyak 24 responden (66,7%), depresi sebanyak 0 responden (0 %). Hasil
dukungan keluarga kurang yang mengalami uji statistik menggunakan uji Fisher's Exact
tidak depresi sebanyak 14 responden Test diperoleh p value = 0,15 > 0,05 yang
(58,3%), dan yang mengalami depresi 10 artinya terdapat hubungan antara dukungan
responden (41,7%). Sedangkan dukungan keluarga dengan depresi pada lansia,
keluarga baik sebanyak 12 responden sehingga Ha diterima.

Tabel 7. Hubungan dukungan keluarga


dengan interaksi sosial lansia di Wilayah
Kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota
Pekanbaru

Interaksi Sosial Lans


Dukungan Baik Buruk
Keluarga N % N %
Baik 9 5,3 3 6,7
Kurang 7 10,7 17 13,3
Total 16 16,0 20 20,0

Berdasarkan tabel (10,7%) dan


7 di atas dapat interaksi sosialnya
disimpulkan buruk sebanyak 17
bahwa dari 36 responden
responden (13,3%). Hasil uji
dukungan statistik
keluarga baik menggunakan uji
sebanyak 12 chi square
responden diperoleh p value
(12,0%) yang = 0,009 > 0,05
mengalami yang artinya
interaksi sosial terdapat hubungan
baik sebanyak 9 antara dukungan
responden (5,3%) keluarga dengan
dan interaksi interaksi sosial
sosial buruk pada lansia,
sebanyak 3 sehingga Ha
responden diterima.
(6,7%).
Sedangkan, PEMBAHASAN
dukungan Karakteristik
keluarga kurang Responden
sebanyak 24 1. Jenis Kelamin
responden Berdasarkan
(24,0%) yang kuesioner yang
memiliki dikumpulkan dari
interaksi sosial 36 orang
baik sebanyak 7 responden
responden diperoleh data
4
Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 3, Desember 2019:105-111ISSN Print : 2442-5885
Journal homepage: http://afiasi.unwir.ac.id ISSN Online : 2622-3392
tentang harapan hidup terdapat pada penelitian Idris
karakteristik antara perempuan. menunjukkan
responden perempuan dan Lansia yang bahwa, faktor
berdasarkan laki- laki berjenis support system
jenis kelamin memiliki kelamin keluarga
dan umur. Pada perbedaan, perempuan merupakan faktor
penelitian ini dimana angka cenderung yang dapat
didapatkan harapan hidup memiliki umur menentukan
bahwa pada yang panjang. tingkat stress
responden perempuan Hal ini psikososial lansia
berjenis kelamin lebih tinggi dikarenakan dimana semakin
perempuan dibandingkan faktor seperti tinggi support
dengan laki- gaya hidup, system keluarga
laki. Perbedaan dibandingkan maka semakin
responden(63,9 angka harapan dengan lansia kecil tingkat stres
%) dan laki - hidup ini dapat berjenis psikososial yang
laki sebanyak diakibatkan kelamin laki- dialami lansia8.
6
13 responden oleh beberapa laki . Hasil
(13,1%). Angka faktor, 2. Umur telah pensiun
diantaranya Berdasarkan mengangap dirinya
gaya hidup, kuesioneryang tidak berguna dan
perilaku, serta dikumpulkan 36 tidak dibutuhkan
lingkungannya7 orang responden lagi karena usia tua
. diperoleh data dan
Beberapa tentang produktifitasnya
macam faktor karakteristik menurun, sehingga
dimana salah responden tidak
satunya ada berdasarkan umur. menguntungkan lagi
faktor biologis Pada penelitian ini bagi tempat mereka
dan lingkungan. bahwa sebagian bekerja. Sering kali
Faktor faktor besar responden masalah lansia
tersebut akan umur lansia menjadi over
menimbulkan berada pada umur sensitif dan
berbagai macam 65 tahun sebanyak subjektif terhadap
stessor pada 10 responden stimulus yang
perempuan, (27,8%). ditangkap, sehingga
misalnya dari Banyak orang hal tersebut
segi penghasilan berasumsi jika menyebabkan lansia
dan juga seseorang sudah jadi sakit-sakitan
pendidikan yang tua maka fisik saat pensiun tiba.
lebih rendah akan semakin Jika masalah
dibandingkan melemah, banyak tersebut tidak
dengan laki - penyakit, cepat diatasi dengan baik
laki. Selain itu lupa, penampilan maka akan
juga terdapat semakin tidak menyebabkan
faktor menarik dan depresi pada lansia
kesehatan, semakin banyak dan berpengaruh
misalnya yang hambatan lain terhadap interaksi
melibatkan yang membuat sosial lansia.
sistem hidup semakin
9
reproduksi dan terbatas . Varibel Penelitian
hormon yang Seseorang yang 1. Hubungan
5
Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 3, Desember 2019:105-111ISSN Print : 2442-5885
Journal homepage: http://afiasi.unwir.ac.id ISSN Online : 2622-3392
Dukungan Lansia yang penelitian mengalami
Keluarga Tinggal Bersama adanya depresi.
terhadap Keluarga hubungan Sehingga,
Depresi Lampung Utara. yang dukungan
Berdasarkan Didapatkan hasil signifikan keluarga sangat
hasil penelitian antara penting dan
yang dilakukan dukungan sangat
terhadap 36 keluarga dibutuhkan pada
responden di dengan lansia, mereka
Wilayah Kerja kejadian perlu didorong
Puskesmas depresi pada agar terlibat
Payung Sekaki lansia. Hal ini dalam kegiatan
Kota Pekanbaru dikarenakan yng berguna dan
didapatkan upaya dalam berarti akan
responden mencegah dan menghasilkan
memiliki mengatasi pengalaman
dukungan lansia dari untuk lansia 10.
keluarga yang depresi berat Dukungan
baik sebanyak dapat keluarga yang
12 responden, dilakukan baik dikarenakan
yang mengalami perawatan keluarga selalu
tidak depresi dan mendukung dan
sebanyak 12 pengobatan, mengisi
responden, dan upaya tersebut kekosongan
memiliki tingkat dapat dibentuk lansia sehingga
depresi dengan lansia merasa
sebanyak 0 memberikan tidak kesepian 11.
responden. Hasil terapi Tingkat depresi
penelitian ini psikologi yang dialami
dilakukan uji seperti latihan lansia normal
statistik kognitif yang atau tidak depresi
menggunakan dilaksanakan karena lansia
uji Fisher's secara rutin memiliki
Exact Test padaposyandu aktivitas fisik
dengan p value lansia secara yang membuat
= 0,015 yang jadwal9. lansia untuk
berarti p value < Depresi berfikir positif
0,05 sehingga pada lansia tentang
secara statistik sering terjadi kehidupannya12.
hal tersebut dengan Faktor
menunjukkan masalah pencetus
ada hubungan dengan meningkatnya
dukungan gangguan fisik kejadian depresi
keluarga yang dialami. (dari ringan
terhadap depresi Gangguan menjadi berat),
pada lansia. penglihatan lansia akan
Hasil ataupun mengalami rasa
penelitian ini pendengaran cemas yang
sejalan dengan yang umum tinggi, sering
penelitian terjadi pada menangis dan
lainnya yang lansia juga akhirnya akan
dilakukan pada dapat merasa lemah
6
Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 3, Desember 2019:105-111ISSN Print : 2442-5885
Journal homepage: http://afiasi.unwir.ac.id ISSN Online : 2622-3392
serta kurang pencegahan berupa keluarga sedangkan interaksi
semnagat depresi14. Cara memberikan sosial yang buruk
hidup. Bla mencegah suport, pada lansia
depresi sudah kejadian depresi penghargaan dan sebanyak 17
timbul maka yang dialami perhatian kepada responden. Hasil
akan sangat lansia, maka saat lansia dalam penelitian ini
menguras dukungan melakukan dilakukan uji
emosi, keluarga yang aktivitas statistik
finansial baik diperlukan kesehariannya, menggunakan uji
bagipenderita seperti memberi untuk dukungan chi square dengan
maupun bagi kesempatan instrumental α = 0,05
keluarga, kepada lansia berupa memberi didapatkan p value
hampir semua untuk berperan kecukupan 0,009 < 0,05
populasi lanjut serta dalam kebutuhan lansia sehingga secara
usia lebih kegiatan seperti makanan statistik hal
membutuhkan pencegahan yang sehat tersebut
dukungan terhadap sehingga mampu menunjukkan
emosinal13. gangguan mempertahankan terdapatnya
Hasil kesehatan, kesehatan lansia hubungan yang
penelitian ini seperti tidak serta dukungan signifikan antara
juga sejalan melarang emosional bentuk dukungan keluarga
dengan melakukan olah afektif, adanya dan interaksi sosial
penelitian raga yang tidak kepercayan, lansia.
lainnya berat, perhatian dan Adanya
diamana memberikan mendengarkan hubungan
terdapat kenyamanan keluhan yang dukungan keluarga
hubungan dalam hal dialami lansia. dengan kepuasaan
dukungan meningkatkan 1. Hubungan interaksi sosial
keluarga penyembuhan Dukungan pada lansia
dengan lanisa secara Keluarga dikarenakan
mandiri, seperti bahwa dukungan terhadap adanya faktor
memberikan keluarga yang Interaksi saling keterikatan
kesempatan dilakukan kelurga Sosial antara anggota
kepada lansia dalam pencegahan Berdasarkan keluarga yang lain.
untuk depresi keluarga hasil penelitian Keluarga yang
berinteraksi dalam pencegahan yang dilakukan mendukung lansia
dimasyarakat depresi pada lansia terdapat 36 lansia dalam melakukan
dengan dengan di Wilayah Kerja aktifitas dan
masyarakat dan memberikan Puskemas membicarakan
memberikan dukungan Payung Sekaki setiap masalah
pengobatan untuk informasional Kota Pekanbaru yang ada,
mengatasi berupa nasehat, didapatkan
penyakit dan usulan,saran, mayoritas
gejala-gejala petunjuk dan responden
yang penting pemberi informasi memiliki
untuk yang diberikan dukungan
penyembuhan keluarga, keluarga yang
dan peningkatan kurang dengan
kemandirian sedangkan interaksi sosial
lansia. yang baik
Penelit dukungan sebanyak 7
menyimpulkan penghargaan responden

7
Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 3, Desember 2019:105-111ISSN Print : 2442-5885
Journal homepage: http://afiasi.unwir.ac.id ISSN Online : 2622-3392
maka akan mengikuti yang pasangan yang kurang
memberi kegiatan yang telah cenderung
dampak yang mendukung meninggal atau memiliki kualitas
positif seperti terhadap hidup sendiri hidup yang
memberi rasa perkembangan dalam sepi kurang, hal ini
kehangatan lansia seperti mengalami dapat disebabkan
dan suasana kegiatan ketakutan dan karena dengan
damai dalam pengajian, akhirnya adanya kurang
lingkungan posyandu lansia menderita interaksi sosial
keluarga14. dan kegiatan depresi16. secara tidak
Dukunga sosial yang ada Peneliti langsung akan
n keluarg di lingkungan. beranggapan berpengaruh
dalam Dengan interaksi mayoritas terhadap
interaksi sosial sosial yang responden pengetahuan atau
sangat penting bagus dalam informasi yang
untuk memungkinkan penelitian ini didapatnya, dan
mengurangi lansia untuk yang memiliki juga
mencegah dan mendapatkan dukungan menyebabkan
timbulnya perasaan keluarga kekurangan
penurunan memiliki suatu kurang baik perhatian dari
fungsi kelompok menyebabkan orag lain yang
15
.Dukungan sehingga dapat interaksi sosial selanjutnya akan
interaksi sosial berbagai cerita yang buruk, hal berdampak pada
ini dapat berbagai minat, ini karena kualitas
dilakukan berbagai interaksi sosial
keluarga perhatian dan hidup lansia univariat
melalui sikap dapat melakukan tersebut. didapatkan hasil
dan perilaku aktivitas secara yang terbanyak di
keluarga bersama-sama KESIMPULAN dukungan keluarga
seperti tetap yang kreatif dan Berdasarkan terdapat dukungan
menghargai inovatif. Lansia penelitian yang keluarga kurang,
lansia sebagai dapat berkumpul telah dilakukan didapatkan lansia
bagian dari bersama orang oleh peneliti di yang depresi dan
keluarga, seusianya Puskesmas mengalami
mendorong sehingga mereka Payung Sekaki interaksi sosial
lansia untuk dapat saling mengenai yang buruk. Hasil
berbagai menyemangati hubungan yang didapatkan
perhatian, dan dan berbagai dukungan dari bivariat
dapat mengenai keluarga terdapat ada
melakukan masalahnya. terhadap depresi hubungna antara
aktivitas Interaksi dan interaksi dukungan keluarga
secara sosial dan sosial pada dengan depresi
bersama-sama dukungan lansia. dan hubungan
yang kreatif keluarga Didapatkan hasil dukungan keluarga
dan inovatif. merupakan dari 36 terhadap interaksi
Lansia dapat faktor penting responden sosial pada lansia,
berkumpul bagi lansia dengan rata-rata karena dukungan
bersama orang untuk menuju umur 66 dengan keluarga
seusianya masa tua yang mayoritas jenis merupakan hal
sehingga sukses dan kelamin penting bagi lansia
mereka dapat bahagia. Banyak perempun. Untuk terutama dalam
saling lansia terutama gambaran mencegah
8
Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 3, Desember 2019:105-111ISSN Print : 2442-5885
Journal homepage: http://afiasi.unwir.ac.id ISSN Online : 2622-3392
terjadinya keluarga pada faktor yang Group
depresi pada lansia agar tidak mempengaruhi 2. Fatimah.
lansia dan terjadi interaksi terjadinya 2010.
interaksi sosial, sosial yang buruk depresi pada Merawat
karena dan depresi lansia. manusia
dukungan padalansia. 4. Bagi lanjut usia
keluarga 3. Bagi peneliti Puskesmas suatu
yangbaik akan selanjutnya Hasil pendekatan
menyebabkan Hasil penelitian penelitian ini proses
lansia merasa ini dapat menjadi dapat menjadi keperawata
bersemangat dan pedoman atau sumber n gerontik.
menjalan kan referensi masukkan bagi Jakarta: CV
komunikas dan tambahan puskesmas Trans Info
berinteraksi bagipeneliti agar dapat Media.
sosial dengan selanjutnya yang meningkatkan 3. Tamher, N.
baik. ingin meneliti mutu K. 2009
lebih dalam pelayanan Kesehatan
SARAN tentang depresi petugas usia lanjut
1. Bagi Keluarga lansia, seperti kesehatan dengan
Hasil meneliti tentang seperti aktif pendekatan
penelitian ini faktor- dalam asuhan
dapat memberikan keperawata
menambah penyuluhan n. Jakarta:
wawasan dan kepada Salemba
menambah masyarakat di Medika.
kesadaraan Wilayah Kerja 4. Kemengkes,
keluarga tentang Puskesmas RI. 2013.
perlunya Payung Sekaki Riset
memberi khususnya Kesehatan
dukungan tentang Dasar
kepada lansia pentingnya (Riskesdas)
agar terhindar dukungan Tahun
daridepresi dan keluarga pada 2013:
interaksi sosial lansia untuk Gangguan
yang buruk pada mencegah Mental
lansia. terjadinya Emosional
2. Bagi Ilmu depresi dan 5. Santrock.
keperawatan interaksi sosial 2007. Buku
Hasil yang buruk ajar
penelitian ini pada lansia. keperawatan
dapat menjadi gerontik.
sumber DAFTAR Jakarta: EGC
masukkan bagi PUSTAKA 6. Tamher, N.
perkembangan 1. Lubis, N. L. K. 2009
ilmu 2009. Kesehatan
keperawatan Depresi usia lanjut
untuk lebih Tinjauan dengan
dapat psikologis. pendekatan
aktifmemberika Jakarta: asuhan
n penyuluhan Kencana keperawata
tentang perlunya Prenada n. Jakarta:
dukungan Media Salemba
9
Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 3, Desember 2019:105-111ISSN Print : 2442-5885
Journal homepage: http://afiasi.unwir.ac.id ISSN Online : 2622-3392
Medika. Sumbersari
7. Kemengk Kabupaten
es, RI. Jember.
2013. Universitas
Riset Jember:55-
Kesehatan 61.
Dasar 11. Idris, R
(Riskesda 2006.
s) Tahun Faktor-
2013: faktor yang
Gangguan berhubungan
Mental dengan stres
Emosiona psikososial
l
8. Santrock.
2007. Buku
ajar
keperawat
an
gerontik.
Jakarta:
EGC
9. Sanjaya,
A. 2012.
Hubungan
interaksi
sosial
dengan
kesepian
pada
lansia.
Jurnal
Keperawa
tan
Holistik,
1(2).
10. Rahaja, E.
2013.
Hubungan
antara
tingkat
depresi
dengan
kejadian
insomnia
pada lanjut
usia di
Karang
Werdha
Semuru
Jaya
Kecamatan

10
lansia di panti sosial tresna werdha gau
Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan:
Universitas Hasanuddin Makasar.
Jurnal lantera, 5(1).
12. Fepi, S., & Yenie, H. 2015.
Hubungan dukungan keluarga
terhadap depresi pada lansia yang
tinggal bersama keluarga di wilayah
kerja puskesmas kota bumi II
lampung utara. Jurnal Kesehatan
Metro Saiwawai, 8(2).
13. Santoso, H., & Ismail, A. 2009.
Memahami krisis lanjut usia. Jakarta:
Mulia
14. Darmojo. 2004. Buku ajar geriatri
ilmu kesehatan lanjut usia. Jakarta:
Balaipenerbit FKUI.
15. Stanley, M., & Beare, G. P. 2007.
Buku ajar keperawatan gerontik edisi
2. Jakarta:EGC
16. Nurhidayati,F.H.D.K., dan
Wahidyanti, R. H. 2017. Hubungan
dukungan keluarga dengan pencegahan
depresi pada lansia. Jurnal Medika,
2(2).

Anda mungkin juga menyukai