Anda di halaman 1dari 5

Journal of Portal Civil Engineering Vol. 1, No.

1, Agustus 2018

ANALISIS SALURAN DRAINASE JALAN AHMAD YANI KOTA JAYAPURA


(Studi Kasus Drainase Jalan Depan Bank Papua)
Asep Huddiankuwera1, Cristian A. Edowai2
asephuddiankuwera@gmail.com1. cristianedowai@gmail.com2
1,2
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis Papua
UNIYAP, Jl. DR. Sam Ratulangi No.11 Dok V Atas, Tlp (0967) 534012, 550355, Jayapura-Papua

Abstrak

Drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air yang
berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi
kawasan atau lahan tidak terganggu. Tujuan Penelitian dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan besar debit
puncak hujan rencana (debit teoritis) serta untuk mendapatkan kapasitas saluran rencana (debit lapangan/eksisting)
pada Saluran Drainase Sekunder di Jalan Ahmad Yani Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan
harian maksimum tahunan yang diperoleh dari BMKG Jayapura, data yang digunakan dalam analisis hidrologi ini
adalah data 16 tahun yaitu dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2016. Perhitungan curah hujan dalam penelitian
ini menggunakan metode Log Person Tipe III. Untuk perhitungan debit rencana digunakan persamaan Rasional
Method dengan kala ulang 5 tahun. Dari hasil analisis diperoleh kapasitas debit saluran drainase adalah sebesar
3,536 m3/det, dan debit hujan rencana diperoleh sebesar 1,154 m³/det, dengan demikian saluran drainase mampu
menampung debit rencana untuk periode ulang 5 tahun.

Kata kunci : Drainase, Log Person Type III, Analisis Hidrologi, Rasional Method

1. Pendahuluan aktifitas masyarakat dan merusak infrastruktur


Kota adalah kawasan yang direncanakan lainnya. Permasalahan ini akibat dari kinerja
dan dibangun untuk menampung semua aktifitas sistem drainase yang tidak berlangsung
manusia dengan jumlah penduduk yang besar sebagaimana fungsi dari drainase tersebut.
dan akan selalu mengalami perkembangan. Saluran drainase ruas Jalan Ahmad Yani
Dalam perkembangannya, kota tidak terlepas merupakan saluran sekunder, Perubahan tata
dari masalah-masalah yang menimbulkan guna lahan juga berpengaruh pada beban saluran
dampak terhadap lingkungan, sehingga harus drainase, perkembangan kota yang relatif pesat,
mendapat perhatian dan penanganan dari menjadikan kawasan ini sebagai kawasan
pemerintah dan masyarakat. perdagangan atau perkantoran yang relatif padat,
Untuk mencapai tingkatan kehidupan sehingga daerah resapan hujan menjadi
masyarakat yang nyaman dan sehat diperlukan berkurang dan air hujan langsung mengalir ke
suatu sistem infrastruktur perkotaan yang baik. saluran drainase, untuk itu diperlukan kinerja
Sebagai kota kecil yang sedang berkembang drainase yang maksimal sehingga apabila
pesat, kota Jayapura sebagai Ibu Kota Propinsi kapasitas drainase tidak mampu menampung
Papua masih mempunyai permasalahan pada maka akan terjadi limpasan yang menyebabkan
salah satu infrastruktur kota yaitu sistem genangan, hal ini lah yang diperkirakan terjadi
drainase. Masalah ini harus segera ditangani pada drainase sekunder di jalan Ahmad Yani.
guna mencegah permasalahan pada infrastruktur Disamping itu menurunnya kinerja dari
lainnya. Masalah yang terjadi pada beberapa titik saluran drainase akibat dari sampah yang
sekitar daerah kota adalah genangan air. terbawa aliran air (saat hujan) ataupun sampah
Genangan air terjadi apabila sistem yang yang dengan sengaja dibuang oleh masyarakat
berfungsi untuk menampung genangan itu tidak menyebabkan saluran-saluran menjadi tersumbat
mampu mengalirkan debit yang masuk akibat (penyempitan saluran), masalah inilah yang
kapasitas sistem yang menurun, debit aliran air menyebabkan permasalahan drainase menjadi
yang meningkat atau kombinasi dari keduanya. sangat kompleks, padahal masalah ini juga
Hal inilah yang terjadi pada lokasi penelitian berdampak pada masyarakat itu sendiri, sehingga
yaitu pada ruas Jalan Ahmad Yani. Sebagai salah penulis merasa perlu melakukan analisis
satu jalan protokol di Kota Jayapura yang di terhadap sistem drainase di Jalan Ahmad Yani
kedua sisi jalan tersebut terdapat saluran drainase yang ditulis sebagai tugas akhir.
sebagai infrastruktur penunjang, sudah
mengalami masalah dan masalah ini menganggu
1
Journal of Portal Civil Engineering Vol. 1, No. 1, Agustus 2018

2. Landasan Teori 1. Drainase Permukaan Tanah


Drainase berasal dari bahasa Inggris Saluran yang berada di atas
drainage yaitu kata kerja to drain yang permukaan tanah yang berfungsi
artinya mengeringkan, menguras, membuang, untuk mengalirkan air limpasan
mengalirkan atau mengalihkan air. Dalam permukaan.
bidang teknik sipil, drainase secara umum dapat 2. Drainase Bawah Permukaan
didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis Saluran drainase yang bertujuan
untuk mengurangi kelebihan air yang berasal untuk mengalirkan air limpasan
dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air permukaan melalui media di bawah
irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga permukaan tanah, dikarenakan
fungsi kawasan/lahan tidak terganggu. Air alasan-alasan tertentu.
hujan yang jatuh di suatu kawasan perlu (c) Menurut Fungsi
dialirkan atau dibuang, caranya dengan 1. Single Purpose
pembuatan saluran yang dapat menampung air Yaitu saluran yang berfungsi
hujan yang mengalir di permukaan tanah mengalirkan satu jenis air buangan,
tersebut. Sistem drainase dapat didefinisikan misalnya air hujan saja atau jenis air
sebagai serangkaian bangunan air yang buangan lain seperti : limbah
berfungsi untuk mengurangi dan/atau domestik, limbah industri dan lain-lain.
membuang kelebihan air dari suatu kawasan 2. Multi Purpose
atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan Yaitu saluran yang berfungsi
secara optimal. Dirunut dari hulunya, mengalirkan beberapa jenis air
bangunan sistem drainase terdiri dari saluran buangan baik secara bercampur
penerima (interseptor drain), saluran maupun bergantian.
pengumpul (collector drain), saluran pembawa (d) Menurut Konstruksi
(conveyor drain), saluran induk (main drain) 1. Saluran Terbuka
dan badan air penerima (receiving waters). Yaitu saluran yang lebih cocok untuk
Jenis drainase dapat diklasifikasikan drainase air hujan yang terletak di
menurut sejarah terbentuknya, menurut letak daerah yang mempunyai luasan yang
bangunannya, menurut fungsi serta menurut cukup ataupun untuk drainase air
konstruksi. buangan yang tidak membahayakan
(a) Menurut Sejarah Terbentuknya kesehatan atau mengganggu lingkungan
1. Drainase Alamiah sekitar.
Drainase yang terbentuk secara alami 2. Saluran Tertutup
dan tidak terdapat bangunan-bangunan Yaitu saluran pada umumnya sering
penunjang yang terbentuk oleh gerusan dipakai untuk air kotor (air yang
air yang bergerak karena adanya
mengganggu kesehatan lingkungan)
grafitasi yang lambat laun membentuk
atau untuk saluran yang terletak di
jalan air yang permanen seperti sungai. tengah kota.
2. Drainase Buatan
Drainase yang dibuat dengan maksud 3. Metodologi Penelitian
dan tujuan tertentu sehingga Lokasi Penelitian
memerlukan bangunan-bangunan Lokasi yang menjadi objek penelitian ini adalah
khusus seperti selokan pasangan batu, Jalan Ahmad Yani Kota Jayapura (Depan Bank
gorong-gorong dan lain-lain. Papua).
(b) Menurut Letak Bangunan
permasalahan penelitian yang akan
Metode Penelitian dilakukan.Jalannya dapat dilihat dari bagan alir
Metode penelitian adalah tata cara pelaksanaan pada gambar 3.2 berikut ini:
dalam rangka mencari penyelesaian atas

2
Journal of Portal Civil Engineering Vol. 1, No. 1, Agustus 2018

Analisis Data Curah Hujan


Tabel 4.1 Data Curah Hujan Harian Rata-
rata Maksimum

Sumber: BMKG Jayapura


Analisis Frekuensi Curah Hujan Rencana
Tabel 4.2 Perhitungan Statistik Curah
Hujan

Sumber: Hasil perhitungan


Parameter Statistik yang dihitung antara lain:
Gambar 3.2 Bagan Alir Penyusunan Penelitian 1. Rata-rata (X)
1
4. Hasil dan Pembahasan = 10 × 1636,1
Analisis Hidrolika = 163,61
1. Dari hasil pengukuran lapangan pada 2. Standar Deviasi (S)
saluran eksisting diperoleh data sebagai = 26,757
berikut : 3. Koefisien Skewness (Cs)
2. Luas Daerah Aliran = 900 m2 = - 0,0842
3. Panjang saluran (L) = 100 m 4. Koefisien Kurtosis (Ck)
4. Kemiringan saluran (S) = 0,03 = 3,3439
5. Koefisien kekasaran manning (n) = 0,017 5. Koefisien Varians (Cv)
6. Dimensi saluran: = 0,1635
a. Lebar atas (T) = 0,80 m Pemilihan Jenis Distribusi
b. Lebar bawah (b) = 0,80 m Tabel 4.3 Pemilihan Jenis Distribusi Curah
c. Tinggi (h) = 1,00 m Hujan
d. Kemiringan talud (z) = 1 : 1
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
analisis hidrolika sebagai berikut:
1. Menghitung luas penampang basah:
A=B×ℎ
= 0,80 × 1,00
= 0.80 m2
2. Menghitung keliling basah:
Sumber: Harto, 1986 dan hasil perhitungan
P=B+2×ℎ Uji Sebaran Chi-Kuadrat (Chi Square Test)
= 0,80 + 2 × 1,00 Tabel 4.4 Perhitungan uji
= 2,80 m Chi-Kuadrat
3. Menghitung jari-jari hidrolis:
0,80
R=
2,80
= 0,29 m

Sumber: Hasil Perhitungan


3
Journal of Portal Civil Engineering Vol. 1, No. 1, Agustus 2018

Uji Sebaran Smirnof-Kolmogorof


Koefisen Pengaliran(Run Off Coeficient)
Besarnya koefisien pengaliran disesuaikan
dengan karateristik daerah yang dipengaruhi oleh
tata guna lahan (Land Use) yang terdapat dalam
wilayah pengaliran tersebut. Pada penelitian ini
karena daerah penelitian merupakan drainase
jalan di daerah perkotaan maka ditetapkan
koefisien pengaliran sesuai tabel 2.4 adalah
sebesar 0,95.

Sumber: Hasil Perhitungan Koefisien Penampungan (Cs)


Makin besar Catchment area maka
Curah Hujan Rencana pengaruh adanya gelombang banjir harus
Tabel 4.6 Perhitungan Statistik Curah Hujan diperhitungkan. Menghitung Koefisien Cs:
Rencana Dengan Periode 2007-2016. 2𝑡𝑐 2 𝑥 2,608
Cs = 2𝑡𝑐+𝑡𝑑 = (2 𝑥 2,608)+0,377 = 0,933

Debit Rencana
Untuk perhitungan debit puncak rencana
digunakan persamaan Rasional Method (RM)
yaitu:
Q5 = 0,278 × C × Cs ×I × A
= 0,278 × 0,95 × 0,933 × 0,000145 m/det
× 900 m2
= 1,154 m³/det
Sumber: Hasil Perhitungan Jadi Besara Debit rencana (Qt) periode
ulang 5 tahun adalah sebesar 1,154 m³/det.
Tabel 4.7 Hasil perhitungan curah hujan rencana Dari hasil analisis menunjukkan bahwa
dengan periode 2007 – 2016 kapasitas dimensi saluran memenuhi syarat yaitu
Besar Debit Saluran lebih besar dari Besar Debit
Rencana (Qs > Qt) dimana yang didapatkan dari
hasil perhitungannya adalah Qs (eksisting) adalah
3,536 m3/det lebih besar dari Qt (rencana) sebesar
Sumber: Hasil Perhitungan 1,154 m³/det
Dengan demikian hasil analisis saluran
Intensitas Curah Hujan drainase eksisting dapat menampung debit
Data curah hujan yang digunakan dalam rencana dengan kala ulang 5 tahun.
penelitian ini adalah data curah hujan harian
maksimum, untuk itu rumus yang digunakan 5. Penutup
untuk menentukan intensitas curah hujan adalah Kesimpulan
rumus Mononobe. 1. Dari hasil analisis diperoleh debit rencana
𝑅₂₄ 24 2 dengan kala ulang 5 tahun yaitu sebesar
I = ( 24 )( 𝑡 )3
𝑐 1,154 m³/det.
Menghitung waktu konsentrasi (tc) 2. Dari hasil analisis diperoleh kapasitas
𝐿𝑜
Tc = 0,0195( )0,77 saluran drainase adalah sebesar 3,536
√𝑆
= 0,0195(
100
)0,77 m3/det, sehinga saluran drainase mampu
√0,03 menampung debit rencana sebesar 1,154
= 2,608 menit = 0,043 jam m³/det.
Menghitung waktu aliran air sampai ujung
saluran (td) Saran
𝐿1
Td = 𝑉 Diperlukan pemeliharaan dalam hal ini
100 𝑚 peran serta masyarakat dalam menjaga
= = 22,625 x 1/60 menit = 0,377
4,42 𝑚/𝑑𝑒𝑡 kebersihan saluran agar saluran tetap mampu
menit menampung debit rencana dengan kala ulang 5
Intensitas Curah Hujan tahun.
188,85𝑚𝑚 24
I = ( 24 𝑗𝑎𝑚 ) (0,043 𝑗𝑎𝑚 )2/3 = 521,152
mm/jam Daftar Pustaka
1
= 521,152 mm/jam x 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 x 1. Bambang Triatmodjo, 2003, Hidrolika II, Beta
1000
1
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,000145 m/detik Offset, Yogyakarta.
3600

4
Journal of Portal Civil Engineering Vol. 1, No. 1, Agustus 2018

2. Bambang Triatmodjo, 2010, Hidrologi Terapan, 5. Suripin. 2004. Pengembangan Sistem Drainase
Beta Offset, Yogyakarta. yang Berkelanjutan. ANDI, Yogyakarta.
3. Suharjono, 1948, Sistem Drainase Perkotaan. 6. Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan yang
Berkelanjutan. Andi Offset: Yogyakarta.
4. I made Kaimana. 2011. Teknik Perhitungan
Debit Rencana Bangunan Air., Graha Ilmu.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai