yang baru lahir. HMD kini lebih sering disebut sebagai Neonatal respiratory distress
syndrome atau respiratory distress syndrome (RDS). Gangguan ini lebih rentan dialami bayi yang
lahir prematur alias kelahiran sebelum waktunya.
HMD atau penyebab gangguan pernapasan pada bayi terjadi karena suatu zat bernama surfaktan yang ada
di paru-paru bayi. Gangguan ini paling sering ditemui pada bayi yang lahir di bawah usia kehamilan 37
minggu. Ada beberapa kondisi yang memang bisa membuat suatu proses persalinan terjadi lebih cepat dari
perkiraan dokter, yaitu sebelum usia kehamilan mencapai 9 bulan. Berita buruknya, semakin prematur
seorang bayi lahir, risiko terjadinya HMD akan semakin besar.
Surfaktan adalah zat yang secara alami ada pada organ paru-paru. Nah, bayi yang mengalami
gangguan hyaline membrane disease umumnya belum memiliki kemampuan untuk memproduksi zat
tersebut dalam jumlah yang dibutuhkan. Dengan kata lain, gangguan ini terjadi karena paru-paru “belum
matang” sehingga tidak dapat menghasilkan zat surfaktan dalam jumlah yang memadai.
Dilihat dari fungsinya, zat surfaktan dibutuhkan untuk membantu permukaan paru-paru mengembang
dengan baik, terutama setelah keluar dari rahim. Surfaktan merupakan zat yang melapisi kantong udara
atau alveoli di dalam paru-paru. Zat ini terdiri dari lemak dan protein, dan memungkinkan terjadinya
pertukaran udara sehingga oksigen dari pernapasan bisa masuk ke peredaran darah. Sederhananya, zat
surfaktan dibutuhkan paru-paru agar bayi bisa bernapas dengan bebas dan baik.
Biasanya, gangguan apapun yang dialami bayi akan segera terlihat segera setelah ia dilahirkan, termasuk
gangguan pernapasan HMD. Beberapa gejala dan tanda yang sering ditunjukkan bayi yang mengidap
gangguan ini adalah terlihat mengalami kesulitan saat bernapas atau memiliki pernapasan yang cepat dan
pendek-pendek.
Untuk mengetahui secara pasti kondisi dan penyebab gangguan pernapasan pada bayi, biasanya akan
dilakukan pemeriksaan sinar-X. Tujuannya adalah untuk mengonfirmasi apakah gangguan pernapasan
yang terjadi karena penyakit hyaline membrane disease atau bukan.
Seringnya bayi yang mengalami gangguan pernapasan HMD akan diberi terapi surfaktan. Terapi ini
dilakukan dengan memberikan surfaktan ke tenggorokan melalui selang pernapasan. Selain itu, bayi
dengan HMD juga akan dibantu dengan pemberian oksigen tambahan untuk menjaga paru-paru agar tetap
lega.
Pemberian terapi yang tepat akan membantu meningkatkan peluang bayi mengalami kesembuhan. Tak
hanya itu, sebenarnya secara alami paru-paru bayi akan memproduksi zat surfaktan. Artinya, seiring
berjalannya waktu, paru-paru bayi akan mampu memproduksi zat tersebut dan membuat HMD akan
membaik.
Hal itu membutuhkan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu. Sayangnya, kondisi bayi sangat
mungkin menjadi lebih buruk selama waktu tersebut. Kondisi kekurangan oksigen berat alias hipoksemia
bisa membahayakan nyawa bayi, sehingga perawatan, bantuan pernapasan, dan oksigen serta bantuan
pernapasan lain sangat penting diberikan pada hari-hari pertama.