Anda di halaman 1dari 6

JSIP 1 (2) (2012)

Journal of Social and Industrial Psychology


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sip

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN OTOKRATIS TERHADAP


KEPUASAN KERJA

Christian Yogi Pratama 

Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fenomena bahwa rendahnya kepuasan kerja di dalam perusahaan. Subjek
Diterima September 2012 penelitian adalah karyawan PT KIA Mobil Indonesia cabang Semarang divisi marketing berjumlah 30. Pada
Disetujui Oktober 2012 skala kepuasan kerja dihasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0,896 dan dari 40 item didapatkan 36 item yang
valid dengan nilai validitas item 0,369 sampai dengan 0,700. Pada skala gaya kepemimpinan otokratis dihasilkan
Dipublikasikan
koefisien reliabilitas sebesar 0,869 dan dari 40 item didapatkan 35 item yang valid dengan nilai validitas item
Nopember 2012
0,369 sampai dengan 0,587. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif antara gaya
________________ kepemimpinan otokratis terhadap kepuasan kerja pada karyawan PT KIA Mobil Indonesia Cabang Semarang.
Keywords: Nilai koefisien korelasi Product Moment (r xy) sebesar -0,953 dengan signifikansi sebesar 0,01 pada taraf
Autocratic Leadership Style; signifikansi 5%. Sumbangan gaya kepemimpinan otokratis terhadap kepuasan kerja karyawan adalah sebesar
Job Satisfaction 90,8% dan sisanya 9,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
____________________
Abstract
___________________________________________________________________
The research was based on the phenomenon that low job satisfaction within the company. Subjects were employees of PT KIA
Mobil Indonesia Semarang branch of the marketing division at 30. On a scale of job satisfaction resulting reliability coefficient
of 0.896 and 40 items obtained 36 valid items with a value of 0.369 to the validity of 0,700 items. On a scale of autocratic
leadership style resulting reliability coefficient of 0.869 and of the 40 items obtained 35 valid items with a value of 0.369 to the
validity of item 0.587. The results showed that there was a negative influence between autocratic leadership style on job
satisfaction in employees of PT KIA Mobil Indonesia Semarang branch. Product Moment Correlation coefficient (rxy) of -
0.953 with a significance of 0.01 at a significance level of 5%. Donations autocratic leadership style on employee job
satisfaction was 90.8% and the remaining 9.2% is influenced by other factors that are not revealed in this study.

© 2012 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6838
Gedung A1 Lantai 2 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: ypratama12@gmail.com

22
Christian Yogi Pratama / Journal of Social and Industrial Psychology 1 (2) (2012)

PENDAHULUAN organisasi. Tanpa kepemimpinan, hubungan


antara tujuan perseorangan dan tujuan
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin organisasi mungkin menjadi renggang (lemah).
yang mengakui kekuatan-kekuatan penting yang Oleh karena itu, kepemimpinan sangat
terkandung dalam individu. Setiap individu diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses.
memiliki kebutuhan dan keinginan yang Kepemimpinan mempunyai beberapa fungsi-
berbeda-beda. Setiap individu memiliki tingkat fungsi yang penting, yaitu berpijak pada
keahlian yang berbeda-beda pula. Pemimpin pengarahan tugas atau tujuan, dan perhatian
harus fleksibel dalam pemahaman segala potensi terhadap kebutuhan-kebutuhan individu.
yang dimiliki oleh individu dan berbagai Seorang pemimpin harus bisa mengatur dan
permasalahan yang dihadapai individu tersebut. menentukan hubungannya dengan bawahan.
Dengan melakukan pendekatan tersebut, Selain itu, seorang pemimpin juga yang
pemimpin dapat menerapkan segala peraturan menentukan pola organisasi, saluran
dan kebijakan organisasi serta melimpahkan komunikasi, struktur peran dalam pencapaian
tugas dan tanggung jawab dengan tepat. Hal ini tujuan organisasi dan cara pelaksanaannya.
sejalan dengan usaha untuk menumbuhkan PT KIA Mobil Indonesia Cabang
komitmen organisasi dari diri karyawan. Semarang adalah salah satu perusahaan
Sehingga pemimpin nantinya dapat otomotif yang bergerak di bidang distribusi
meningkatkan kepuasan karyawan terhadap penjualan kendaraan bermotor roda empat.
pekerjaannya serta dapat meningkatkan kinerja Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1999 ini
karyawan dengan lebih efektif. melibatkan lebih dari 30 karyawan dengan
Kepuasan kerja pada dasarnya adalah masing-masing kompetensi sesuai bidang
tentang apa yang membuat seseorang bahagia divisinya. Sejak awal berdirinya PT KIA Mobil
dalam pekerjaannya atau keluar dari Indonesia Cabang Semarang dipimpin oleh
pekerjaanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi Branch Manager hingga sekarang. Selama masa
kepuasan kerja karyawan secara signifikan kepemimpinan beliau karyawan tidak pernah
adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan mengeluhkan gaji yang diberikan perusahaan
pekerjaan itu sendiri, kondisi kerja, gaji, rekan karena sesuai dengan standar minimal
kerja, pengawasan, promosi jabatan dan perusahaan sejenis. Selain itu setiap karyawan
pimpinan. yang berhasil mencapai target penjualan juga
Gaya kepemimpinan yang efektif dalam mendapatkan bonus dan reward yang sesuai
mengelola sumber daya manusia dalam suatu deangan harapan karyawan. Selama peneliti
unit kerja akan berpengaruh pada perilaku kerja bekerja di perusahaan tersebut mulai pada bulan
yang diindikasikan dengan peningkatan April tahun 2011 sampai dengan bulan April
kepuasan kerja individu dan kinerja unit itu 2012, peniliti menilai kondisi lingkungan kerja
sendiri, yang pada akhirnya akan di PT KIA Mobil Indonesia Cabang Semarang
mempengaruhi kinerja perusahaan secara tergolong lingkungan yang kondusif dan baik
keseluruhan. Seorang pemimpin juga harus untuk mendukung kinerja karyawan. Karyawan
mampu menciptakan komitmen organisasi pada yang bekerja di perusahaan tersebut adalah
karyawannya dengan menanamkan visi, misi, karyawan-karyawan yang konpeten di
dan tujuan dengan baik untuk membangun bidangnya, hal ini terbukti dari pengalaman
loyalitas dan kepercayaan dari karyawannya. kerja masing-masing karyawan yang
Komitmen karyawan diindikasikan menjadi berpengalaman di perusahaan sebelumnya.
pemediasi pengaruh gaya kepemimpinan Menurut teori Munandar (2006:357-363)
terhadap kepuasan kerja. mengungkapkan bahwa kepuasan kerja
Kepemimpinan yang efektif harus dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
memberikan pengarahan terhadap semua usaha- gaji, reward, kondisi lingkungan kerja dan
usaha bawahannya dalam mencapai tujuan SDM, yang berdampak pada absensi dan
23
Christian Yogi Pratama / Journal of Social and Industrial Psychology 1 (2) (2012)

turnover, serta kedisiplinan kerja. Akan tetapi hal belum tentu mempunyai dampak yang selalu
tersebut tidak sesuai dengan temuan fenomena positif atau baik bagi organisasi, sebab semakin
yang peneliti dapatkan di lapangan. Turnover tinggi pelaksanaan aktivitas manajerial
yang terjadi di perusahaan tersebut tergolong kepemimpinan dilakukan, maka akan
tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari mulai berdampak pada penurunan kinerja perusahaan
bulan September 2012 hingga April 2012, dari dari waktu ke waktu. Pelaksanaan aktivitas
40 orang karyawan yang bekerja di divisi kepemimpinan yang lebih banyak ke arah
marketing setiap satu bulan sekali selalu ada menekan karyawan bisa saja menyebabkan
satu hingga dua karyawan yang keluar dan seorang karyawan dapat mencapai kepuasan
digantikan oleh karyawan yang baru sehingga dalam bekerja, tetapi belum tentu dapat
sekarang berjumlah 30 orang saja. Kemudian membawa pengaruh yang positif dalam
prosentase angka absensi dan keterlambatan pembentukan kepribadian bawahan untuk ikhlas
karyawan di divisi marketing tergolong tinggi bekerja mencapai tujuan organisasi. Hal ini
yaitu 10-20% setiap harinya, yang seharusnya menunjukkan bahwa ada pengaruh antara gaya
0% keterlambatan dan ketidakhadiran kepemimpinan terhadap kepuasan kerja.
karyawannya. Artinya, selalu ada 3-6 orang Lina Nur Hidayati, dkk (2006)
setiap harinya yang terlambat atau bahkan tidak berdasarkan hasil penelitiannya dapat diketahui
hadir. Dari indikasi tersebut, peneliti menduga bahwa variabel gaya kepemimpinan memiliki
bahwa ada ketidakpuasan karyawan terhadap pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
perusahaan. Hal ini didukung oleh teori variabel kepuasan kerja, yang ditunjukkan
menurut Munandar (2006) ketidakpuasan kerja dengan nilai signifikansi hasil penelitian sebesar
dapat berdampak pada ketidakhadiran 0.00 di mana nilai tersebut lebih kecil jika
(absenteisme) dan keluarnya tenaga kerja dibandingkan dengan nilai signifikansi t yang
(turnover). ditetapkan dalam penelitian ini yaitu sebesar
Dari pengalaman peneliti selama bekerja 0.05. Konstanta (a) sebesar 1.587, koefisien gaya
di PT KIA Mobil Indonesia Cabang Semarang kepemimpinan (b) sebesar 0.594. Dengan
dalam dua tahun, gaya kepemimpinan di demikian gaya kepemimpinan yang diterapkan
perusahaan tersebut menunjukkan oleh pimpinan mempengaruhi tingkat kepuasan
kecenderungan gaya kepemimpinan otoriter kerja yang dialami oleh karyawan.
yang dapat dilihat dari kecenderungan pimpinan Sedangkan pada penelitian yang
pada tugas-tugas yang diberikan pada karyawan, dilakukan Ramlan Ruvendi (2005) pada
komunikasi yang timbul hanya searah, karyawan di Balai Besar Industri Hasil
hubungan yang tidak harmonis antara pimpinan Pertanian Bogor menunjukkan terdapat
dan bawahan, sanksi yang digunakan sebagai hubungan dan pengaruh signifikan antara
alat kekuasaan, dan tidak adanya kepercayaan variabel gaya kepemimpinan dengan kepuasan
pimpinan terhadap bawahan, hal tersebut sesuai kerja pegawai BBIHP yang diperlihatkan oleh
dengan teori yang diungkapkan oleh Eungene koefisien korelasi partial sebesar 0,549.
Emerson Janning dan Robert T. Golembiewski Koefisien regresi (ß2) X2 sebesar 0,355. Hal ini
(dalam Nawawi, 2003: 118) sebagai gambaran menunjukkan bahwa ada pengaruh antara gaya
atau indikasi gaya kepemimpinan otokratis. kepemimpinan terhadap kepuasan kerja.
Ida Ayu Brahmasari dan Agus
Suprayetno (2008) pada karyawan PT. Pei Hai METODE
International Wiratama Indonesia dalam hasil
penelitiannya membuktikan bahwa Penelitian ini merupakan jenis penelitian
kepemimpinan berpengaruh negatif dan kuantitatif, menurut Azwar (2012:5)
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, menjelaskan penelitian kuatitatif merupakan
artinya hasil dari pelaksanaan aktivitas penelitian dengan pendekatan yang menekankan
manajerial kepemimpinan yang dijalankan
24
Christian Yogi Pratama / Journal of Social and Industrial Psychology 1 (2) (2012)

analisisnya pada data-data numerikal (angka) artinya hasil dari pelaksanaan aktivitas
yang diolah dengan metode statistik. manajerial kepemimpinan yang dijalankan
Jumlah yang karyawan dapat menjadi belum tentu mempunyai dampak yang selalu
populasi dalam penelitian ini sejumlah 30 orang. positif atau baik bagi organisasi, sebab semakin
Menurut Arikunto (2006:131) jika jumlah tinggi pelaksanaan aktivitas manajerial
responden kurang dari 100, maka semua harus kepemimpinan dilakukan, maka akan
menjadi subjek penelitian. Oleh sebab itu, pada berdampak pada penurunan kinerja perusahaan
penelitian ini peneliti menggunakan metode dari waktu ke waktu. Pelaksanaan aktivitas
studi populasi dan tidak menggunakan metode kepemimpinan yang lebih banyak ke arah
sampling dalam pengumpulan data yang lebih menekan karyawan bisa saja menyebabkan
dikenal dengan total populasi. seorang karyawan dapat mencapai kepuasan
Penelitian ini juga menggunakan alat dalam bekerja, tetapi belum tentu dapat
ukur skala pengukuran psikologis. Skala membawa pengaruh yang positif dalam
pengukuran psikologis memiliki karakteristik pembentukan kepribadian bawahan untuk ikhlas
khusus yang membedakannya dengan yang lain bekerja mencapai tujuan organisasi
seperti angket, daftar isian, inventori, dll. Hasil penelitian yang menemukan bahwa
(Azwar, 2012:3) tingkat gaya kepemimpinan otokratis tinggi dan
kepuasan kerja pada responden karyawan PT
HASIL DAN PEMBAHASAN KIA Mobil Indonesia cabang Semarang
memperlihatkan kecenderungan tingkatan yang
Hasil rendah. Hal ini berarti responden merasa cukup
khawatir atas nasib jabatan dan pekerjaannya
Berdasarkan uji korelasi antara skala gaya dimasa depan, sementara pada kepuasan kerja
kepemimpinan otokratis dengan skala kepuasan diketahui responden mempunyai tingkat kerja
kerja diperoleh koefisien korelasi rxy= -0,953 yang rendah. Hasil ini sesuai dengan dugaan
dengan taraf signifikansi : 0,000 (r hitung > r awal peneliti yang menganggap karyawan
tabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa memiliki tingkat gaya kepemimpinan otokratis
terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya yang tinggi dan tingkat kesejahteraan psikologis
kepemimpinan otokratis dan kepuasan kerja. dalam kategori rendah.
Tanda negatif (-) pada koefisien korelasi Hal senada dikemukakan oleh Hidayati,
menunjukkan hubungan yang negatif diantara dkk (2009) dalam penelitiannya menunjukkan
kedua variabel tersebut. Hasil uji hipotesis bahwa variabel gaya kepemimpinan memiliki
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh dan signifikan terhadap variabel
hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “ada kepuasan kerja karyawan FISE UNY, dengan
pengaruh negatif antara gaya kepemimpinan koefisien sebesar 1.587 dan signifikan pada
otokratis terhadap kepuasan kerja pada 0,000.
karyawan PT KIA Mobil Indonesia cabang Ruvendi (2005) dalam penelitiannya
Semarang diterima. tentang imbalan dan gaya kepemimpinan yang
pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan
Pembahasan di balai besar industri hasil pertanian Bogor.
Hasil penelitian menunjukkan signifikansi
Hasil penelitian diatas membuktikan bernilai 0,000 lebih kecil dari 0,05 berarti
bahwa adanya pengaruh negatif diantara kedua variabel gaya kepemimpinan memiliki pengaruh
varibel tersebut. Hasil ini sesuai dengan signifikan terhadap kepuasan kerja.
pendapat dari Brahmasari dan Spurayitno (2008) Sedangkan Tondok dan Andarika (2004)
dalam penelitiannya membuktikan bahwa dalam penelitiannya menunjukkan hasil uji
kepemimpinan berpengaruh negatif dan hipotesis bahwa persepsi gaya kepemimpinan
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, transaksional berkorelasi secara negatif dan
25
Christian Yogi Pratama / Journal of Social and Industrial Psychology 1 (2) (2012)

tidak signifikan dengan kepuasan kerja (r= - Menurut Baihaqi (2009) melakukan
0,061; p > 0,05), sejalan dengan pendapat Koh penelitian tentang pengaruh gaya kepemimpinan
dkk. dalam Tondok dan Andarika (2004) yang terhadap kepuasan kerja dan kinerja dengan
menegaskan bahwa kepemimpinan komitmen organisasi sebagai variabel
transaksional hanya menekankan pada transaksi intervening, studi pada PT Yudhistira Ghalia
interpersonal antara pemimpin dengan Indonesia area Yogyakarta. Hasil penelitian
karyawan yang melibatkan hubungan menunjukkan nilai koefisien standardized beta
pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan sebesar 0.246 yang merupakan nilai path atau
pada kesepakatan mengenai klarifikasi sasaran, jalur. Sedangkan nilai koefisien regresi (β)
standar kerja, penugasan kerja, dan variabel Gaya Kepemimpinan sebesar 0.145 dan
penghargaan. Pendapat ini sejalan dengan nilai t-test sebesar 2.561 dengan nilai signifikansi
pandapat Bass dalam Tondok dan Andarika 0.012. Nilai koefisien regresi (β) dan t-test
(2004) yang mengemukakan bahwa tersebut menggunakan tingkat α (signifikan)
kepemimpinan transaksional merupakan dasar sebesar 0.05. Dengan demikian dapat dikatakan
bagi berlangsungnya efektivitas organisasi, tetapi bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh dan
belum menjelaskan usaha dan kinerja optimal signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.
karyawan yang ditekankan pemimpin.
Selanjutnya menurut Burn dalam Tondok dan SIMPULAN DAN SARAN
Andarika (2004) bahwa ada hubungan yang
tidak signifikan antara kepemimnpinan Simpulan
transaksional dengan kepuasan kerja.
Widyastuti dalam penelitiannya di PT Berdasarkan hasil penelitian dan
Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java pembahasan pada bab sebelumnya dapat
(2008) menunjukkan pada persamaan struktural diambil beberapa simpulan, yaitu terdapat
kedua, nilai t konstruk (γ) variabel laten gaya hubungan negatif antara gaya kepemimpinan
kepemimpinan prakarsai (initiating) terhadap otokratis dengan kepuasan kerja pada diri
kepuasan kerja sebesar 2.37>1.96 yang berarti responden karyawan PT KIA Mobil Indonesia
bahwa pengaruh persepsi karyawan menilai cabang Semarang, dimana gaya kepemimpinan
gaya kepemimpinan prakarsai atasannya otokratis berpengaruh terhadap turunnya tingkat
terhadap kepuasan kerja adalah signifikan. kepuasan kerja pada diri responden.
Kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh
persepsi karyawan dalam menilai gaya Saran
kepemimpinan prakarsai atasannya, tetapi
hanya sebesar 25%. Untuk perusahaan diharapkan mampu
Prasojo (2011) dalam peneliannya tentang menekan tingkat gaya kepemimpinan pada
pengaruh komplektisitas tugas dan stres kerja karyawannya dengan memberikan kepastian
terhadap hubungan antara gaya kepemimpinan akan kelanjutan hubungan kerja terhadap
dan kepuasan kerja menunjukkan dengan taraf karyawannya dimasa depan.
nyata ( α) = 5% = 0,05 dan hasil perhitungan Untuk karyawan diharapkan
regresi linier berganda diperoleh nilai t -statistik meningkatkan kepuasan kerjanya dengan selalu
= 5,550 dengan probabilitas-statistik = 0,000. berfikir positif terhadap realita yang terjadi
Berdasarkan hasil olah data diperoleh nilai diperusahaan, meningkatkan keberanian dalam
probabilitas-statistik = 0,000 < Level of mengutarakan perasaan, serta menjalin
Significant = 0,05, maka disimpulkan bahwa hubungan dan komunikasi yang baik dengan
ada pengaruh signifikan antara gaya semua stageholder di perusahaan.
kepemimpinan (X1) terhadap kepuasan kerja
karyawan atau bawahan pada kantor BPK dan
BPKP (Y).
26
Christian Yogi Pratama / Journal of Social and Industrial Psychology 1 (2) (2012)

DAFTAR PUSTAKA Prasojo, Hendri Dwi. 2011. Pengaruh


Komplektisitas Tugas dan Stres Kerja
Anoraga, Panji. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta : terhadap Hubungan antara Gaya
Rineka Cipta Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja.
As’ad, Moh. 2004. Psikologi Industri. Yogyakarta Skripsi. Tidak diterbitkan
: Liberty Ruvendi, Ramlan. 2005. Imbalan dan Gaya
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Kepemimpinan Pengaruhnya terhadap
Yogyakarta : Rineka Cipta Kepuasan Kerja Karyawan di Balai Besar
Azwar, Syaifudin. 2012. Metode Penelitian. Industri Hasil Pertanian Bogor. Jurnal
Yogyakarta. Pustaka Pelajar Ilmiah Binaniaga Vol 01 No 1 Tahun 2005
Baihaqi, Muhammad Fauzan. 2010. Pengaruh Tondok, Marcelius Sampek & Rita Andarika.
Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan 2004. Hubungan Antara Persepsi Gaya
Kerja dan Kinerja dengan Komitmen Kepemimpinan Transformasional dan
Organisasi sebagai Variabel Intervening Transaksional dengan Kepuasan Kerja
(Studi pada PT. Yudhistira Ghalia Karyawan. Jurnal Psyche Vol. 1 No. 1,
Indonesia area Yogyakarta). Skripsi. Desember 2004
Tidak diterbitkan Widyastuti, Hindarsih. 2008. Analisis Pengaruh
Brahmasari, Ida Ayu & Agus Suprayetno. 2008. Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan
Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan Kerja Karyawan di PT Coca-Cola
dan Budaya Organisasi Terhadap Bottling Indonesia Central Java. Skripsi.
Kepuasan Kerja Karyawan serta Tidak diterbitkan
Dampaknya pada Kinerja Perusahaan
(Studi kasus pada PT. Pei Hai
International Wiratama Indonesia). Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, vol.10, no.
2, September 2008: 124-135
Kaihatu, Thomas Stefanus & Wahju Astjarjo
Rini. 2007. Kepemimpinan
Transformasional dan Pengaruhnya
Terhadap Kepuasan atas Kualitas
Kehidupan Kerja, Komitmen Organisasi,
dan Perilaku Ekstra Peran : Studi pada
Guru-Guru SMU di Kota Surabaya.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahan,
vol.98, no. 1, Maret 2007: 49-61
Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik. Yogyakarta :
ANDI
Hidayati, Lina Nur, dkk. 2009. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan (Studi Empiris Pada Karyawan
FISE Universitas Negeri Yogyakarta).
Jurnal. Tidak diterbitkan
Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi
Industri dan Organisasi. Jakarta :
Universitas Indonesia
Nawawi, Hadari. 2003. Kepemimpinan
Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press
27

Anda mungkin juga menyukai