Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH GEOLOGI DASAR

MITIGASI BENCANA

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geologi Dasar

Dosen Pengampu
Dr. Ir. Nurdrajat, M.T.

Disusun Oleh
KYLA ALMIRA
270110210039

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala,


atas berkat, rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, saya akhirnya dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu tanpa adanya halangan yang berarti.
Makalah dengan judul “Mitigasi Bencana” disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Geologi Dasar yang diberikan oleh Pak Dr. Ir. Nurdrajat, M.T.
Menyadari tidak adanya yang sempurna di dunia ini, begitu pula dalam
penulisan makalah ini yang mungkin masih terdapat kesalahan maupun
kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari segala pihak yang
sifatnya membangun akan sangat diharapkan demi terciptanya kesempurnaan
dalam makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna
untuk dipahami bagi para pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa pada
khususnya serta dapat dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.

Bandung, 11 Oktober 2021


Penyusun,

Kyla Almira

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
1. 1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 1
BAB II................................................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Mitigasi Bencana .................................................................................... 3
2.2 Jenis-jenis Mitigasi Bencana..................................................................................... 3
2.2.1 Mitigasi Struktural ............................................................................................. 3
2.2.2 Mitigasi Non Struktural ..................................................................................... 3
2.3 Strategi Mitigasi Bencana ......................................................................................... 3
2.3.1 Pemetaan ............................................................................................................ 3
2.3.2 Pemantauan ........................................................................................................ 4
2.3.3 Penyebaran Informasi ........................................................................................ 4
2.3.4 Sosialisasi, Penyuluhan, dan Pendidikan ........................................................... 4
2.3.5 Peringatan Dini .................................................................................................. 4
2.4 Upaya Mitigasi Sebelum Terjadi Bencana................................................................ 5
2.4.1 Upaya Mitigasi Gempa Bumi ............................................................................ 5
2.4.2 Upaya Mitigasi Banjir ........................................................................................ 5
2.4.3 Upaya Mitigasi Tsunami .................................................................................... 6
2.4.4 Upaya Mitigasi Longsor..................................................................................... 6
2.4.5 Upaya Mitigasi Kekeringan ............................................................................... 7
2.4.6 Upaya Mitigasi Badai Topan ............................................................................. 7
2.4.7 Upaya Mitigasi Gunung Api .............................................................................. 7
2.4.8 Upaya Mitigasi Abrasi ....................................................................................... 8
2.4.9 Upaya Mitigasi Perubahan Iklim ....................................................................... 8
BAB III ............................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 9
3.2 Saran ......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Terletak di kawasan Ring of Fire menjadikan Indonesia sebagai salah satu
negara yang rawan akan terjadinya bencana alam. Dalam kaitannya dengan ilmu
geologi, hal tersebut terjadi karena Indonesia terletak di antara pertemuan tiga
lempeng aktif yakni Australia, Eurasia, dan Pasifik yang memicu terbentuknya
gunung api, gempa bumi, hingga terjadinya tsunami. Menurut data BNPB, dalam
setahun tercatat ada 3.000 lebih bencana yang terjadi di Indonesia, itu artinya
dalam sehari terdapat 9 kali bencana yang kerap menerjang. Hal ini tentu
membawa dampak yang cukup besar kepada warga Indonesia. Untuk itu
diperlukan upaya kesiapsiagaan dan mitigasi dalam segala bencana demi
mengurangi resiko yang akan terjadi.
Pemahaman akan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana penting diketahui
oleh setiap lapisan masyarakat, tidak hanya mereka yang berasal dari lembaga
penanggulangan bencana namun juga masyarakat awam. Tidak hanya bermanfaat
bagi diri sendiri, pemahaman tentang kesiapsiagaan dan mitigasi bencana juga
akan menyelamatkan banyak orang. Dengan menghadapi bencana bersama, maka
kemungkinan untuk bangkit dan pulih pun akan lebih cepat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja yang harus dipersiapkan dalam mitigasi bencana?
2. Apa saja jenis-jenis dari mitigasi?
3. Bagaimana upaya mitigasi dalam setiap bencana yang mungkin terjadi di
Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Menyelesaikan tugas mata kuliah Geologi Dasar.
2. Menyebarluaskan pemahaman mengenai mitigasi bencana kepada
pembaca.
3. Mengaplikasikan cara mitigasi agar dapat bersiaga ketika terjadi bencana.
4. Mengurangi dampak dan resiko dari yang ditimbulkan bencana.

1
1.4 Manfaat
1. Berbagi informasi mengenai persiapan menghadapi bencana.
2. Berbagi pengetahuan mengenai jenis-jenis mitigasi.
3. Berbagi informasi mengenai cara mitigasi mengurangi dampak bencana
yang kerap terjadi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mitigasi Bencana


Mitigasi adalah upaya-upaya untuk mengurangi risiko, kerugian dan
dampak yang diakibatkan oleh bencana terhadap masyarakat di kawasan rawan
bencana, baik itu bencana alam, bencana ulah manusia, maupun gabungan dari
keduanya dalam suatu wilayah. Ada empat hal penting yang perlu diperhatikan
dalam mitigasi bencana, diantaranya tersedianya informasi dan peta kawasan
rawan bencana untuk tiap kategori bencana, sosialisasi dalam meningkatkan
pemahaman serta kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana, mengetahui
apa yang perlu dilakukan dan dihindari serta cara penyelamatan diri jika bencana
terjadi sewaktu-waktu, pengaturan dan penataan kawasan rawan bencana untuk
mengurangi ancaman bencana.

2.2 Jenis-jenis Mitigasi Bencana


2.2.1 Mitigasi Struktural
Mitigasi struktural merupakan upaya dalam meminimalkan bencana
dengan membangun berbagai prasarana fisik yang menggunakan teknologi.
Misalnya dengan membuat waduk untuk mencegah banjir, membuat alat
pendeteksi aktivitas gunung berapi, menciptakan early warning system untuk
memprediksi gelombang tsunami, hingga membuat bangunan tahan bencana atau
bangunan dengan struktur yang direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu
bertahan dan tidak membahayakan para penghuninya jika bencana terjadi
sewaktu-waktu.
2.2.2 Mitigasi Non Struktural
Mitigasi non struktural merupakan suatu upaya dalam mengurangi dampak
bencana melalui pembuatan kebijakan dan peraturan/perundang-undangan.
Contohnya, UU PB atau Undang-Undang Penanggulangan Bencana, pembuatan
tata ruang kota, atau aktivitas lain yang berguna bagi penguatan kapasitas warga.

2.3 Strategi Mitigasi Bencana


2.3.1 Pemetaan
Pemetaan menjadi hal terpenting dalam mitigasi bencana, khususnya bagi
wilayah yang rawan bencana. Hal ini dikarenakan sebagai acuan dalam
membentuk keputusan antisipasi kejadian bencana. Pemetaan akan tata ruang
wilayah juga diperlukan agar tidak memicu gejala bencana. Sayangnya di
Indonesia pemetaan tata ruang dan rawan bencana belum terintegrasi dengan baik,
sebab memang belum seluruh wilayahnya dipetakan. Peta yang dihasilkan belum
tersosialisasi dengan baik, belum terintegrasi, dan masih dibuat memakai peta
dasar yang berbeda-beda sehingga menyulitkan dalam proses integrasinya.
2.3.2 Pemantauan
Pemantauan hasil pemetaan tingkat kerawanan bencana pada setiap daerah
akan sangat membantu dalam pemantauan dari segi prediksi terjadinya bencana.
Hal ini akan memudahkan upaya penyelamatan saat bencana terjadi. Pemantauan
juga dapat dilakukan untuk pembangunan infrastruktur agar tetap memperhatikan
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
2.3.3 Penyebaran Informasi
Penyebaran informasi dilakukan antara lain dengan cara memberikan
poster dan leaflet kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi seluruh
Indonesia yang rawan bencana tentang tata cara mengenali, mencegah dan
penanganan bencana. Tujuannya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap
bencana geologi di kawasan tertentu. Koordinasi pemerintah daerah sangat
berperan dalam penyebaran informasi ini mengingat wilayah Indonesia yang
sangat luas.
2.3.4 Sosialisasi, Penyuluhan, dan Pendidikan
Beberapa lapisan masyarakat mungkin ada yang tidak dapat mengakses
informasi mengenai bencana. Oleh karenanya menjadi tugas aparat pemerintahan
untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat. Adapun bahan penyuluhan hampir
sama dengan penyebaran informasi. Pelatihan difokuskan kepada tata cara
pengungsian dan penyelamatan jika terjadi bencana. Tujuan latihan lebih
ditekankan pada alur informasi dari petugas lapangan, pejabat teknis dan
masyarakat sampai ke tingkat pengungsian dan penyelamatan korban bencana.
Dengan pelatihan ini kesiagaan tinggi menghadapi bencana akan terbentuk.
2.3.5 Peringatan Dini
Peringatan dini untuk memberitakan hasil pengamatan kontinu di suatu
daerah yang rawan bencana, dengan tujuan agar masyarakatnya lebih siaga.
Peringatan dini tersebut disosialisasikan kepada masyarakat melalui pemerintah
daerah dengan tujuan memberikan kesadaran masyarakat dalam menghindarkan
diri dari bencana. Peringatan dini dan hasil pemantauan daerah rawan bencana
berupa saran teknis, pengalihan jalur jalan (sementara atau seterusnya),
pengungsian, dan saran penanganan lainnya.
2.4 Upaya Mitigasi Sebelum Terjadi Bencana
Kegiatan pada tahap pra bencana ini selama ini banyak dilupakan, padahal
justru kegiatan pada tahap pra bencana ini sangatlah penting karena apa yang
sudah dipersiapkan pada tahap ini merupakan modal dalam menghadapi bencana
dan pasca bencana. Sedikit sekali pemerintah bersama masyarakat maupun swasta
memikirkan tentang langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan apa yang perlu
dilakukan di dalam menghadapi bencana atau bagaimana memperkecil dampak
bencana, terlebih dengan kondisi di mana negara Indonesia sangat rawan terjadi
bencana. Untuk itu diperlukan penanganan yang tepat sebelum terjadinya suatu
bencana. Berikut ini adalah upaya mitigasi tiap bencana yang ada di Indonesia.
2.4.1 Upaya Mitigasi Gempa Bumi
• Mengenali daerah sekitar tempat tinggal, apakah terletak di daerah rawan
gempa atau tidak.
• Ketika berada di dalam ruangan, perhatikan di mana letak pintu keluar/
tangga darurat/cara-cara keluar dan tempat-tempat yang aman untuk
berlindung ketika gempa terjadi.
• Perhatikan juga tempat yang berbahaya jika gempa terjadi, seperti di dekat
jendela kaca, tiang/pilar, dan barang pecah belah.
• Catat dan simpan nomor-nomor telepon penting yang harus dihubungi
pada saat terjadi gempa bumi seperti kantor PMI cabang, rumah sakit,
pemadam kebakaran, polisi, dan lain-lain.
• Matikan kran air, kompor, gas, dan listrik apabila selesai digunakan.
2.4.2 Upaya Mitigasi Banjir
• Kenali lingkungan tempat tinggal, apakah rawan banjir atau tidak
• Ketahui kapan terjadinya curah hujan lebat dan tanda-tanda banjir untuk
bersiaga.
• Buat denah/peta rumah dan lingkungan sekitar untuk menandai lokasi
mana saja yang rawan genangan air.
• Ketahui sistem peringatan dini yang umum di lingkungan sekitar saat
terjadi banjir, misalnya pengumuman pengeras suara, bendera peringatan,
sirine, kentongan, atau tanda lainnya yang telah disepakati.
• Ketahui tempat yang aman saat banjir terjadi, yaitu tempat-tempat yang
tidak terjangkau genangan air dan biasa dijadikan tempat mengungsi.
• Jika tidak terjadi hujan, tetap perhatikan aliran sungai yang ada. Perhatikan
apakah warnanya lebih keruh atau tidak.
• Simpan surat-surat penting seperti: sertifikat tanah, ijazah, akte, rapor, dsb.
di dalam plastik, map, atau bahan kedap air lainnya. Letakkan di tempat
yang tidak terjangkau genangan air jika terjadi banjir. Pikirkan cara-cara
cepat untuk menyelamatkan barang-barang berharga.
• Siapkan penampungan air bersih. Biasanya saat banjir sulit sekali
mendapatkan air bersih.
2.4.3 Upaya Mitigasi Tsunami
• Kenali tanda-tanda terjadinya tsunami
Tsunami biasanya didahului oleh gempa besar yang berpusat
(hiposentrum) di laut dangkal (0-30 km). Gempa bumi yang menimbulkan
tsunami paling tidak berkekuatan 6,0 M atau berpola sesar naik-sesar
turun.
Sebelum gelombang tsunami datang, air laut akan menyurut melewati
garis pantai normal. Ikan atau binatang laut lainnya akan terlihat dan akan
tercium bau amis (garam) yang menyengat.
• Ketahui jalur evakuasi
Jika tinggal di sekitar tepi pantai, ketahui jalur tercepat menuju
tempat/dataran tinggi yang tidak dapat dicapai genangan gelombang
tsunami. Jika tidak melihat ada dataran yang lebih tinggi, pilih gedung
tinggi (minimal tiga lantai) dengan konstruksi yang kuat.
2.4.4 Upaya Mitigasi Longsor
• Selalu waspada
Ketahui apakah lingkungan tempat tinggal termasuk ke daerah rawan
longsor atau tidak. Ketahui pula apakah pernah terjadi longsor atau tidak.
• Pemetaan daerah rawan longsor
Jika berada di daerah rawan longsor, lakukan pemetaan daerah tempat
tinggal dan sekitarnya. Tandai lokasi yang berpotensi longsor dan jalur
longsorannya. Peta atau denah tersebut nantinya akan sangat membantu
untuk menentukan di mana titik yang aman dan berbahaya. Informasikan
peta tersebut ke anggota keluarga, teman-teman, dan para tetangga.
• Lakukan langkah-langkah pencegahan
Pada peristiwa longsor yang dipengaruhi kondisi alam, tidak banyak
yang dapat dilakukan. Namun, untuk longsor yang disebabkan faktor
manusia, dapat dilakukan langkah-langkah pengurangan risiko seperti
melakukan gerakan penanaman pohon di lereng yang rawan longsor.
• Kenali tanda-tanda terjadinya longsor
Pelajari apa tanda-tanda terjadinya tanah longsor. Biasanya longsor
terjadi setelah hujan lebat turun terus-menerus. Waspadai warna air sungai
yang berubah menjadi lebih keruh, bisa jadi karena membawa material
longsoran. Demikian pula jika tiba-tiba muncul rembesan mata air atau
retakan yang memanjang di tanah. Sebelum longsor, kadang terjadi
runtuhan tanah, batu, atau ranting.
• Laksanakan patroli
Masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor harus melakukan
patroli secara bergantian. Longsor yang terjadi pada malam hari sering
menelan banyak korban jiwa. Orang-orang tidak sempat menyelamatkan
diri karena mereka masih tertidur.
2.4.5 Upaya Mitigasi Kekeringan
• Hemat penggunaan air dengan cara selalu menutup kran air rapat-rapat
setelah selesai digunakan.
• Perbaiki saluran air yang bocor segera.
• Menjaga kelestarian hutan sebagai sumber air.
• Mematuhi aturan-aturan yang ditujukan untuk menjaga kelestarian
lingkungan, khususnya menjaga sumber air tanah.
2.4.6 Upaya Mitigasi Badai Topan
• Pantau perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) baik melalui televisi, radio, maupun media sosial.
• Pelajari dan kenali tanda-tanda akan terjadinya topan, yaitu: awan gelap
dan tebal, disertai petir dan kilat dari kejauhan.
• Kenali jalur-jalur cepat dan aman ke tempat pengungsian.
• Memperkuat struktur bangunan rumah yang memenuhi syarat teknis untuk
mampu bertahan terhadap gaya angin.
• Membangun fasilitas perlindungan atau penampungan sementara jika
angin topan terjadi, bisa dengan ruang di bawah tanah.
• Mengamankan benda-benda yang mudah terbang sehingga tidak
membahayakan jika angin topan terjadi.
• Para nelayan harus selalu menambatkan perahu erat-erat.
2.4.7 Upaya Mitigasi Gunung Api
• Status Normal, belum ada gejala aktivitas magma. Pemerintah biasanya
melakukan pengamatan rutin, penelitian dan penyelidikan seperlunya.
• Status Waspada, pada situasi ini gunung api menunjukkan aktivitasnya
yang cenderung di atas normal, seperti adanya aktivitas magma, tektonik,
dan hidrotermal. Pada tahap ini pemerintah melakukan penyuluhan atau
sosialisasi, penilaian bahaya, pengecekan sarana, dan piket terbatas.
• Status Siaga, pada situasi ini gunung api sudah menunjukkan tanda-tanda
akan meletus dan terjadi peningkatan seismik. Pemerintah akan melakukan
sosialisasi dan persiapan menghadapi situasi darurat. Koordinasi harian
dilakukan dan petugas melakukan piket penuh.
• Status Awas, pada situasi ini gunung api dalam keadaan siap meletus atau
kritis. Jika masih ada penduduk yang tinggal di sekitarnya, harus sudah
diungsikan ke tempat yang lebih aman, wilayah pemukiman dikosongkan.
Biasanya pemerintah melakukan pengawasan penuh dengan koordinasi
nonstop 24 jam.
2.4.8 Upaya Mitigasi Abrasi
• Menjaga kebersihan pantai baik dari sampah organik maupun non-organik.
• Tidak merusak lingkungan pantai apalagi menghancurkan terumbu karang.
• Membangun pemecah ombak.
• Menggalakan penanaman bakau di sekitar pantai.
2.4.9 Upaya Mitigasi Perubahan Iklim
• Menghemat energi
Banyak kegiatan manusia yang meningkatkan jumlah gas rumah kaca di
atmosfer. Salah satunya adalah kegiatan yang membutuhkan tenaga listrik
yang sebagian besar diperoleh dari batubara dan minyak bumi
(pertambangan). Selain listrik, mengurangi penggunaan kendaraan
bermotor juga merupakan langkah mengurangi peningkatan GRK.
• Mengelola sampah
Tidak melakukan penimbunan sampah. Timbunan sampah mengeluarkan
gas metana (CH4). Metana juga dihasilkan oleh limbah binatang seperti
susu dan daging. Memisah-misahkan sampah dan melakukan daur ulang
sampah akan membantu mengurangi peningkatan GRK.
• Jagalah lingkungan
Salah satunya dengan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal atau
rumah. Jangan biarkan sampah menjadi tempat bersarang tikus dan
selokan jadi tempat bersarang nyamuk. Hindarkan diri dan keluarga dari
penyakit akibat perubahan iklim. Tanam lebih banyak pohon di halaman,
terutama di daerah perbukitan yang rawan longsor.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terletak di daerah pertemuan tiga lempeng menjadikan Indonesia rawan
terhadap bencana. Diperlukan upaya mitigasi untuk menghadapi bencana yang
akan datang. Mitigasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi kerugian
pada saat terjadinya bahaya di masa mendatang, mengurangi risiko kematian dan
cedera terhadap penduduk, mencakup pengurangan kerusakan dan kerugian-
kerugian ekonomi yang ditimbulkan terhadap infrastruktur sektor publik. Mitigasi
terbagi menjadi dua jenis, yakni struktural dan non struktural. Diperlukan
beberapa strategi untuk melakukan mitigasi meliputi pemetaan, pemantauan,
penyebaran informasi, sosialisasi, penyuluhan, dan pendidikan mengenai bencana,
serta peringatan dini.
Potensi bencana yang akan terjadi di Indonesia yakni: gempa bumi, banjir,
tsunami, longsor, kekeringan, badai topan, gunung api, abrasi, dan perubahan
iklim. Dengan banyaknya kemungkinan bencana yang akan terjadi, diperlukan
pula cara-cara mengurangi risiko dan dampak dari berbagai bencana tersebut.

3.2 Saran
Menurut pendapat saya, pemahaman mitigasi ini perlu diketahui seluruh lapisan
masyarakat tidak hanya para petugas dari lembaga kemanusiaan. Hal ini
dikarenakan bencana menyangkut kemaslahatan masyarakat banyak dan Indonesia
sendiri terdiri atas kumpulan pulau-pulau, sehingga ancaman bencana tiap daerah
pun berbeda-beda.
Sebagai seorang geologis yang mempelajari hal-hal berkaitan dengan bumi dan
tanda-tanda terjadinya suatu bencana, sudah sepantasnya pula kita mengetahui
bagaimana cara menyelamatkan banyak orang melalui pengetahuan yang kita
miliki.
DAFTAR PUSTAKA
Adyatama, E. (2021, March 3). BNPB: Setahun Terakhir Sudah ada 3.253
Bencana Terjadi di Indonesia. Tempo. Retrieved October 11th, 2021, from
https://nasional.tempo.co/read/1438430/bnpb-setahun-terakhir-sudah-ada-
3-253-bencana-terjadi-di-indonesia
Atap. (n.d.). Materi Mitigasi Bencana: Pengertian, Jenis, Strategi, Tahapan, dan
Contohnya. Gramedia Blog. Retrieved October 11th, 2021, from
https://www.gramedia.com/literasi/mitagasi-bencana/
Palang Merah Indonesia. (2008). Ayo Siaga Bencana! Palang Merah Remaja
Madya. Jakarta Selatan: PMI Pusat.
Palang Merah Indonesia. (2008). Ayo Siaga Bencana! Palang Merah Remaja
Wira. Jakarta Selatan: PMI Pusat.
Ruspita, I. (2021, February 11). Mitigasi Bencana Alam di Indonesia | Geografi
Kelas 11. Ruang Guru. Retrieved October 11th, 2021, from
https://www.ruangguru.com/blog/mitigasi-bencana-alam-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai