LANDASAN TEORI
3.1. Pembebanan
Pembebanan adalah semua berat atau beban yang akan dipikul oleh struktur.
Oleh karena itu perlu adanya analisis mengenai beban-beban yang bekerja pada
struktur serta besarnya beban-beban tersebut, yang mana beban-beban yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Beban mati (dead load)
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang
terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, palfon, tangga, dinding partisi tetap,
finishing, kalding gedung dan komponen arsitektur dan struktural lainnya serta
peralatan layan terpasang lain termasuk berat keran (SNI 1727-2013). Sedangakan
menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 beban
mati adalah berat semua bagian dari struktur suatu gedung yang bersifat tetap,
termasuk segala beban tambahan, finishing, mesin-mesin serta peralatan tetap
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung tersebut.
Bahan Bangunan
Batu belah, batu bulat, batu gunung (berat tumpuk) 1.500 kg/m3
Kerikil, koral (kering udara sampai lembab, tanpa diayak) 1.650 kg/m3
Tanah, lempung, dan lanau (kering udara sampai lembab) 1.700 kg/m3
Komponen gedung
Berlubang :
- Tebal dinding 20 cm (HB 20) 200 kg/m2
Tanpa lubang :
Penutup atap sirap dengan reng atau usuk/kaso per m2 bidang 40 kg/m2
atap
Penutup lantai dari ubin semen portland, teraso dan beton, tanpa 24 kg/m2
adukan per cm tebal
a. Lantai dan tangga rumah tinggal kecuali yang disebut dalam b 200 kg/m2
f. Lantai dan balkon dalam dari ruang-ruang untuk pertemuan yang lain
dari pada yang disebut dalam a s/d e, seperti masjid, gereja, ruang
400 kg/m2
pagelaran, ruang rapat, bioskop, dan panggung penonton dengan
tempat duduk tetap
h. Tangga, bordes tangga dan gang dari yang disebut dalam c 300 kg/m2
i. Tangga, bordes tangga dan gang dari yang disebut dalam d, e, f, dan
500 kg/m2
g
j. Lantai ruang pelengkap dari yang disebut dalam c, d, e, f, dan g 250 kg/m2
2
S DS= S MS
3
( 3.3 )
2
S D 1= S M 1
3 ( 3.4 )
Dari nilai parameter spektrum respons desain (SDS dan SD1 serta T0 dan Ts)
dan nilai periode getar fundamental struktur (T), maka dapat digambarkan kurva
spektrum respons desain, hubungan antara percepatan respons spektra dengan
periode getaran, seperti ditunjukan pada Gambar 3.3.
Tabel 3.6 Kategori resiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban
gempa
Kategori
Jenis pemanfaatan
resiko
Gedung dan non gedung yang memiliki resiko rendah terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk,
antara lain :
- Fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan I
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori I,
III, IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk :
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Gedung perkantoran
- Pasar II
- Gedung apartemen/rumah susun
- Pusat perbelanjaan
- Bangunana industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki resiko rendah terhadap jiwa III
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk :
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat
darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori resiko
IV, yang memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang
besar dan/atau gangguan masal terhadap kehidupan masyarakat
sehari-hari bila terjadi kegagalan, termasuk, tapitidak dibatasi untuk :
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk ke dalam kategori resiko
IV, (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses,
penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan
bahan bakar berbahaya, bahan kimia bebahaya, limbah berbahaya,
atau bahan yang mudah meledak) yang mengandung bahan beracun
atau peledak di mana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas
yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan cukup
menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran
Gedung dan non gedung yang ditunjukan sebagai fasilitas yang penting, IV
temasuk, tetapi tidak dibatasi untuk :
- Bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki
fasilitas bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta
garasi kendaraan darurat
- Tempat perlindunganterhadap gempa bumi, angin badai, dan
tempat perlindungan darurat lainnya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi, dan fasilitas
lainnya untuk tanggap darurat
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang
dibutuhkan pada saat keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki
penyimpanan bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun
listrik, tangki air pemadam kebakaran atau struktur rumah atau
struktur pendukung air atau material atau peralatan pemadam
kebakaran) yang disyaratkan untuk beroperasi pada saat keadaan
darurat.
Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan
fungsi struktur bangunan lainyang masuk ke dalam kategori resiko IV
Sumber : SNI 1726-2012
Berdasarkan tabel 3.8 dan 3.9 kita dapat mengetahui spesifikasi pemeliharaan
sistem pemikul beban gempa.
Tabel 3.11 Faktor R, Cd, dan Ω0 untuk sistem penahan gaya gempa
Faktor Batasan sistem struktur
Faktor kuat-
Koefisien pembesaran dan batasan tinggi
lebih sistem,
Sistem penahan-gaya seismik modifikasi defleksi struktur, hn (m)c
a Ω0b
respons, R Cd b Kategori desain seismik
B C Dd Ed Fe
A. Sistem dinding penumpu
1. Dinding geser beton 1
5 22 5 TB TB 48 48 30
bertulang khusus
2.Dinding geser beton 1
4 22 4 TB TB TI TI TI
bertulang biasa
3.Dinding geser beton polos 1
2 22 2 TB TI TI TI TI
didetail
4.dinding geser beton polos 1 1 1
12 22 12 TB TI TI TI TI
biasa
B. Sistem rangka bangunan
1.Dinding geser beton 1
6 22 5 TB TB 48 48 30
bertulang khusus
2.Dinding geser beton 1 1
5 22 42 TB TB TI TI TI
bertulang biasa
3.Dinding geser beton polos 1
2 22 2 TB TI TI TI TI
didetail
4.dinding geser beton polos 1 1 1
12 22 12 TB TI TI TI TI
biasa
C. Sistem rangka pemikul
momen
1.Rangka beton bertulang 1
8 3 52 TB TB TB TB TB
pemikul momen khusus
2. .Rangka beton bertulang 1
5 3 42 TB TB TI TI TI
pemikul momen menengah
3.Rangka beton bertulang 1
3 3 22 TB TI TI TI TI
pemikul momen biasa
D. Sistem ganda dengan
rangka pemikul momen
khusus yang mampu
menahan paling sedikit 25 %
gaya gempa yang ditetapkan
1.Dinding geser beton 1 1
7 22 52 TB TB TB TB TB
bertulang khusus
2.Dinding geser beton 1
6 22 5 TB TB TI TI TI
bertulang biasa
E. . Sistem ganda dengan
rangka pemikul momen
menengah yang mampu
menahan paling sedikit 25 %
gaya gempa yang ditetapkan
1. Dinding geser beton 1 1
62 22 5 TB TB 48 30 30
bertulang khusus
2.Dinding geser beton 1 1 1
52 22 42 TB TI TI TI TI
bertulang biasa
F. Sistem interaktif dinding 1 1 4 TB TI TI TI TI
42 22
geser-rangka dengan rangka
pemikul momen beton
bertulang biasa dan dinding
geser beton bertulang biasa
G. Sistem kolom kantilever
didetail untuk memenuhi
persyaratan untuk :
1. Rangka beton bertulang 1 1 1
22 14 22 10 10 10 10 10
pemikul momen khusus
2. Rangka beton bertulang 1 1 1
12 14 12 10 10 TI TI TI
pemikul momen menengah
3. Rangka beton bertulang 1
1 14 1 10 TI TI TI TI
pemikul momen biasa
Ket : TB = tidak dibatasi dan TI = tidak diijinkan
Sumber : SNI 1726-2012
Tabel 3.13 Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung
Parameter percepatan respons spektrum
Koefisien Cu
desain pad periode 1 detik, SD1
≥ 0,40 1,4
0,30 1,4
0,20 1,5
0,15 1,6
≤ 0,10 1,7
Sumber : SNI 1726-2012
( 3.10 )
Dimana :
N = jumlah tingkat
( 3.11 )
Nilai koefisien respon seismik (Cs) harus ditentukan menurut persamaan berikut :
S DS
C s=
R
( ) Ie
( 3.12 )
Nilai Cs persamaan diatas tidak perlu melebihi persamaan berikut :
S DS
C s=
R
T
( )
Ie
( 3.13 )
Nilai Cs harus tidak kurang dari persamaan berikut :
C s=0 , 044 S DS I e ≥0 , 01
( 3.14 )
Apabila S1 ≥ 0,6 g, maka nilai Cs harus kurang tidak kurang dari persamaan
berikut :
0,5 S1
C s=
R
( ) Ie
( 3.15 )
Dimana :
Cs = Koefisien respons seismik
W = Berat seismik efektif
SDS = Parameter percepatan spektrum respons desain
R = Faktor modifikasi respons
Ie = Faktor keutamaan gempa
SDS = Parameter percepatan spektrum respons desain pada periode 1,0
detik
T = Periode fundamental struktur (detik)
S1 = Parameter percepatan spektrum respons maksimum
( 3.16 )
w x h kx
C vx = n
∑ w i hki
i=1
( 3.17 )
Dimana :
V = gaya lateral desain total atau geser total di dasar struktur (kN)
wi dan wx = bagian berat seismik efektif total struktur (W) yang ditempatkan
Geser tingkat desain gempa di semua tingkat (Vx) harus ditentukan dari
persamaan berikut :
n
V x=∑ F i
i=x
( 3.18 )
Dimana :
S 1 ≤8 db
( 3.25 )
S 1 ≤24 db
( 3.26 )
S 1 ≤300 mm
( 3.27 )
b. Sejarak di luar 2h
1
S 2≤ d
2
( 3.28 )
3. Gaya geser
Daerah sendi plastis (2h) : Vc = 0 (kekuatan beton diabaikan)
1. Kuat lentur
Kuat lentur setiap kolom yang dirancang untuk menerima beban aksial tekan
terfaktor melebihi Agfc’/10 harus memenuhi persamaan berikut :
∑ M e ≥ ( 65 )∑ M g
( 3.31 )
Me=Mpr 3+Mpr 4
( 3.32 )
Mg=Mpr 1+ Mpr 2
( 3.33 )
2. Tulangan longitudinal
Rasio penulangan (ρ) longitudinal harus memenuhi syarat dibawah ini :
0,01≤ρ≤0, 06
( 3.34 )
shc f c ' Ag
A sh =0,3×
( ) [( ) ]
f yh
×
Ach
−1
( 3.35 )
shc f c '
A sh =0 ,09×
( )f yh
( 3.36 )
Gambar 3.7 Tulangan sengkang kolom
S ≤ ¼ bc
( 3.36 )
≤ 6 . dk
( 3.37 )
100 ≤ Sx ≤ 150 mm
( 3.38 )
S ≤ 6. dk
( 3.42 )
S ≤ 150 mm
( 3.43 )
V kol =
0,7
( ln ki
M kap, ki + M
ln ka kap , ka )
0,5 ( hk , a+ hk ,b ) (3.44)
Mkap , ki
C ki=0,7⋅
z ki
(3.45)
Mkap , ka
C ka=0,7⋅
z ka
(3.46)
Vj,h = Cki + Cka - Vkol (3.47)