DISUSUN OLEH:
DOSEN PEMBIMBING:
FAKULTAS SYARIAH
2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-nya dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi Besar
kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang benderang seperti saat ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah studi islam
serta teman-teman yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “TAUHID” kami bahwa masih
terdapat kekurangan dalam makalh ini, sehingga kami senantiasa terbuka untuk menerima saran
dan kritik pembaca demi penyempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Tauhid secara bahasa betasal dari kata “ Wahhada-yuwahhidu” yang artinya menjadikan
sesuatu satu/tunggal/esa ( Menganggap sesuatu esa). Secara istilah syar’i, tauhid berarti
mengesankan Allah dalam hal mencipya,menguasai,mengatur dan mengikhlaskan(memurnikan).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
yaitu:
C. Tujuan
1. Untuk melengkapi nilai dan tugas kelompok mata kuliah studi islam
2. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan tentang ilmu Tauhid
BAB II
PEMBAHASAN
Secara bahasa, ilmu berasal dari bahasa Arab العلمyang bermaksud mengetahui, yaitu kata
masdar dari kata يعلم-علم .Perkataan tauhid berasal dari kata arab, masdar dari kata يوحد-وحد .
Secara istilah, tauhid berarti keEsa-an. Yaitu I’tikad atau keyakinan bahwa Allah SWT Esa,
Tunggal, Satu.
Husain Affandi al-Jasr berpendapat:
Ilmu tauhid adalah yang membahas hal-hal yang menetapkan aqidah agama dengan dalil-
dalil yang meyakinkan .
B. Hakikat Tauhid
Allah berfirman:
َ َو َما َخلَ ْقتُ ا ْل ِجنَّ َوااْل ِ ْن
س اِاَّل ِليَ ْعبُد ُْو ِن
Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (adz-Dzariyat :
56)
Ketahuilah bahwa tauhid secara mutlak adalah berilmu dan mengakui keesaan Allah dan
sifat-sifat-Nya yang sempurna, mengikrarkan ketauhidan-Nya dengan sifat-sifat-Nya yang agung
lagi mulia dan mengesakan-Nya dalam ibadah.
Ilmu tauhid adalah yang membahas hal-hal yang menetapkan aqidah agama dengan dalil-
dalil yang meyakinkan.
.
C. Nama-Nama Lain Ilmu Tauhid
d. Ilmu ma’rifah
Arti ma’rifah yaitu pengenalan atau mengenal. Mengapa dikatakan ilmu ma’rifah,
lantaran di ilmu ini kebanyakan yang diperbincangkan ialah hal mengenal Allah dan dengan
keyakinan yang teguh dan tetap dalam satu prinsip.
e. Telogi islam
Teologi islam merupakan istilah lain dari ilmu kalam, yaitu pembahasannya mencakup
dengan persoalan-persoalan dasar dan soal pokok seperti ketuhanan, iman, kufur dan hal lainnya
sebagaimana tercakup dalam rukun iman.
f. Fiqh Al-akbar
Menurut persepsi Abu Hanifah, hukum islam yang dikenal dengan istilah Fiqh terbagi
atas dua bagian. Pertama: Fiqh Al-Akbar yakni membahas keyakinan atau pokok-pokok agama
atau ilmu tauhid. Kedua: Fiqh Al-Ashghar membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah
muamalah, bukan pokok-pokok agama tetapi hanya furu’nya saja.
g. Ilmu hakikat
Ilmu hakikat adalah ilmu sejati, Karena ilmu ini menjelaskan hakikat segala sesuatu,
sehingga dapat menyakini akan kepercayaan yang benar (hakiki).
Sebenarnya ilmu sifat 20 adalah penyederhanaan dari kata ilmu tauhid atau ilmu kalam
atau bisa di sebut juga I’tiqad dua puluh. Bahkan ada Ulama berpendapat bahwa bila seorang
tidak mampu menguasai sifat dua puluh tersebut ada yang mengatakan tidak sah iman orang
tersebut. Ilmu ini membahas tentang sifat-sifat ketuhanan.
Disebut ilmu filsafat islam karena ilmu kalam membahas berbagai masalah ketuhanan
dengan menggunakan argumental logika.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tauhid dari segi bahasa ‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu esa’.
Dari segi syari’ tauhid ialah ‘mengesakan Allah didalam perkara-perkara yang Allah sendiri
tetapkan melalui Nabi-Nabi Nya yaitu dari segi Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ Was Sifat’.
Tauhid di bagi menjadi tiga yaitu:
(1) Tauhid Ar-Rububiyyah Yaitu mengesakan Allah dalam hal perbuatan-perbuatan Allah,
dengan meyakini bahwasanya Dia adalah satu-satuNya Pencipta seluruh makhluk-Nya,
(2) Tauhid Al-Uluhiyyahdisebut juga Tauhid Ibadah, dengan kaitannya yang disandarkan kepada
Allah disebut tauhid uluhiyyah dan dengan kaitannya yang disandarkan kepada hamba disebut
tauhid ibadah, yaitu mengesakan Allah Azza wa Jalla dalam peribadahan,
(3) Tauhid Al-Asma’ wa Shifat yaitu mengesakan Allah dalam Nama-nama dan Sifat-sifat bagi-
Nya, dengan menetapkan semua Nama-nama dan sifat-sifat yang Allah sendiri menamai dan
mensifati Diri-Nya di dalam Kitab-Nya (Al-Qur’an), Sunnah Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam tanpa Tahrif (menyelewengkanmakna), Ta’thil (mengingkari), Takyif(mempertanyakan/m
enggambarkan bagaimana-nya)dan Tamtsil(menyerupakan dengan makhluk).
Aplikasi Tauhid bahwasanya berilmu dan mengetahui serta mengenal at tauhid itu
adalah kewajiban yang paling pokok & utama sebelum mengenal yang lainya serta beramal
( karena suatu amalan itu akan di terima jika tauhidnya benar ).
B. Saran
Dengan selesainya tugas makalah yang kami buat , kami mengucapkan terimakasih kepada
Dosen pembimbing dan rekan-rekan kami yang telah bersama-sama Memabantu menyelesaikan
tugas makalah ini, Kami sadar bahwa tugas ini masih kurang sempurna karna itu Kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua serta bimbingan yang lebih membangun lagi. untuk
itu, kami juga mohon maaf apabila ada kesalahan kata-kata dan pengetikan karna kami masih
dalam tahap pembelajaran
Makalah ini dibuat berdasrkan informasi dan sumber yang telah kami dapatkan dan kami
rangkum semaksimal mungkin agar lebih baik. Kami akhiri
Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR PUSTAKA
Buku: Abdul Rahim, Imaddudin. 1987. Tauhid. Bandung: Mizan. Abdur Rahman,
“Rekonstruksi Sains Sekular dan Pengembangan Sains Islam” dalam Tri Shubhi (ed.),
Membangun Peradaban dengan Ilmu, Depok: Kalam Indonesia. Al Attas, Syed Naquib. 1993.
Islam and Secularism. Kuala Lumpur: ISTAC __________________. 1993. Prolegomena The
Metaphysic of Islam. Kuala Lumpur: ISTAC.