Anda di halaman 1dari 4

1

Ust. Sudarman Pusi, Lc. M.H.I


Pondok Pesantren Alkhairaat Tilamuta Kab. Boalemo

Khutbah Jum’at
BAHAYA HARTA HARAM

‫ت َّ م‬ ‫ض ح ٓل ًل طَيمبا ۖ َّوَْل تَتَّبمعوا خط ٓو م‬ ‫م‬


‫الش ْي ٓط من انَّه لَك ْم َعدو ُّمبم ْن‬
‫ي‬ ْ ً َ ‫ٓاٰيَيُّ َها النَّاس كل ْوا ِمَّا مف ْاْلَ ْر م‬
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah : 168).
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Seorang laki-laki datang kepada Imam Syafi’i mengadukan kesulitan hidupnya. Gajinya
sebesar 5 dirham, tidak mencukupi kebutuhan keluarganya dalam sebulan. Imam Syafi’i menyuruh
orang tersebut untuk menemui majikannya, dan minta agar mengurangi gajinya menjadi 4 dirham.
Sekalipun tidak paham maksud nasihat itu, laki-laki tersebut tetap pergi melaksanakannya.
Sebulan kemudian, laki-laki itu kembali mengadu kepada Sang Imam, bahwa kehidupannya
tambah sempit dan susah. Lagi-lagi, Imam Syafi’i kembali menyuruhnya untuk menemui
majikannya, dan minta mengurangi lagi gajinya menjadi 3 dirham. Orang itupun pergi
melaksanakan anjuran Imam Syafi’i, meski dengan heran dan kebingungan.
Setelah sebulan berlalu, laki-laki itu datang lagi menemui Imam Syafi’i. Kali ini bukan untuk
mengadu, melainkan berterima kasih atas nasehat Sang Imam. Setelah dua kali mengalami
pengurangan gaji menjadi hanya 3 dirham, justru bisa memenuhi seluruh kebutuhan keluarganya.
Ia pun menanyakan rahasia di balik itu semua.
Imam Syafi’i menjelaskan, bahwa dinilai dari bobot pekerjaannya, dia tidak berhak
mendapatkan upah lebih dari 3 dirham. Tapi karena keinginan mendapatkan lebih banyak, diapun
menerima kelebihan 2 dirham yang bukan haknya. Dan ternyata, uang 2 dirham yang bukan
haknya itu, telah mencabut keberkahan dari hasil keringatnya yang halal.
Lalu Imam Syafi’i membacakan sebuah sya’ir:
‫لى ا ْلَلَ مل فَ ي ْعثمره‬
َ ‫؛؛ َد َخ َل ا ْلََرام َع‬ ‫َجَ َع ا ْلََر َام َعلَى ا ْلَلَ مل لمي ْكثمره‬
“Dia kumpulkan yang haram dengan yang halal supaya menjadi lebih banyak. Yang haram pun masuk
bercampur ke dalam yang halal lalu merusaknya.”
Hikayat ini, memiliki pesan moral yang sangat kuat, bahwa di antara bahaya harta haram
adalah; “dapat menghilangkan keberkahan rezeki dan keberkahan hidup.”
Kaum Muslimin...
Masih banyak bahaya lainnya dari harta haram, yang penting untuk diketahui oleh setiap
muslim. Karena di zaman yang makin mendekati titik akhir ini, halal-haramnya harta, nyaris tidak
diperdulikan lagi oleh manusia, sebagaimana peringatan Rasulullah;
.‫ال أَمم َن ا ْلَلَ مل أَ ْم مم َن ا ْلََراممم ؛ رواه البخاري‬
َ ‫اس َزَما نن ْلَ ي بَ ماِل الْ َم ْرء مبَا أَ َخ َذ الْ َم‬ َّ َ‫لَيَأْتم‬
‫ي َعلَى النَّ م‬
“Akan datang kepada manusia suatu zaman, di mana seseorang tidak peduli lagi dari mana dia mendapatkan
harta, apakah dari jalan halal ataukah yang haram.” [HR. Imam Bukhâri]
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Berikut ini, beberapa bahaya harta haram dalam kehidupan muslim, yang akan kita renungi
sebagai tema khutbah Jum’at kali ini.
Pertama, Harta Haram Menyebabkan Tertolaknya Amal.
Setiap amal kebaikan manusia, ditujukan kepada Allah SWT sebagai Zat Maha Baik. Maka
semestinya, segala amal ibadah yang dipersembahkan kepada-Nya merupakan yang terbaik.
Rasulullah bersabda; [ ً‫ب َْل يَ ْقبَل إمَّْل طَيمبا‬
‫] إم َّن للاَ طَيم ن‬
“Sungguh, Allah itu Maha Baik, dan tidak menerima apapun kecuali yang baik-baik.”
2
Ust. Sudarman Pusi, Lc. M.H.I
Pondok Pesantren Alkhairaat Tilamuta Kab. Boalemo

Kaum Muslimin...
Allah hanya akan menerima yang baik-baik dari amal ibadah manusia. Sedikit saja ada
ketidak-baikan, apalagi berupa harta yang haram, baik yang dipakai maupun yang dimakan, maka
akan menjadi penghalang di hadapan Allah, akan menjadikan amal-ibadah tidak diterima Allah
SWT. Rasulullah bersabda;
‫م‬ ‫مم‬ ‫م‬ ‫مم‬ ‫م‬
َْ ‫ إم َّن الْ َع ْب َد يَ ْقذف اللُّ ْق َمةَ ا ْلََر َام مف َج ْوفه َما ي تَ َقبَّل م ْنه الْ َع َمل أَ ْربَ مع‬، ‫َوالَّذي نَ ْفس حممد بميَده‬
‫ي يَ ْوما ؛‬
“Demi Zat yang jiwa Muhammad ada dalam kuasa-Nya, sungguh, seorang hamba memasukkan sesuap
makanan haram ke dalam perutnya, tidak akan diterima amalnya selama 40 hari.” [HR. At-Imam Thabrani]
Dalam riwayat lain dari Sahabat Ibnu Umar ra., Rasulullah SAW bersabda;
ْ ‫ َرَواه أ‬- ‫يه مم ْنه َش ْيء‬
– ‫َْحد‬ ‫ام لَ م ي ْقب مل للا ص َلتَه و َعلم م‬
َ َ
‫مم م‬ ‫م م‬
َ َ ْ ‫َتى ثَ ْوًب بم َع ْش َرة َد َراه َم مف ث منه د ْرَه نم َح َر ن‬
ََ ‫من ا ْش‬
“Siapa yang membeli pakaian seharga 10 dirham, di dalamnya terdapat 1 dirham yang haram, maka tidak
diterima shalatanya setiap kali dia shalat dengan pakaian tersebut.” [HR. Imam Ahmad].
Masih banyak riwayat lainnya yang menegaskan, bahwa amal ibadah dan kebaikan tidak
terterima di hadapan Allah karena tercampur di dalamnya harta yang haram. Haji dengan harta
haram, silaturrahim dengan harta haram, shadaqah dengan harta haram, semuanya terhalang di
hadapan Allah SWT.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Sebahagian orang berpikir dan bersiasat, jika berpenghasilan dari harta yang haram, cukup
mengeluarkan zakat 2,5 persen saja atau bersedekah sebanyak-banyaknya, maka selesai sudah
urusan keharaman harta. Benarkah demikian...?
Kaum Muslimin...
Di antara fungsi dan hikmah zakat adalah membersihkan harta yang halal dari harta syubhat
atau haram, yang kemungkinan tercampur tanpa disadari. Bisa saja, seseorang telah berusaha agar
harta pokok dan penghasilannya semuanya halal. Namun karena fitrah kemanusiaan, selalu ada
kemungkinan terjadinya khilaf, sehingga tercampurlah hal yang syubhat dan haram tanpa
disengaja. Bagian inilah yang akan dibersihkan oleh zakat.
Akan tetapi, jika pokok harta semuanya haram, diupayakan dengan sengaja dan secara sadar
dari jalan yang haram, bagaimana mungkin berharap semua itu bisa dibersihkan melalui zakat. Apa
yang hendak disucikan jika semua pokoknya adalah haram? Apa yang hendak dibersihkan jika
semuanya adalah kotoran?
Rasulullah SAW bersabda;
– ‫ رواه مسلم‬- ‫ص َدقَةً مم ْن غلول ؛‬
َ َ‫ َوْل‬، ‫صل ًة بمغَ ْمي طَهور‬ َّ ‫ْل يَ ْقبَل‬
َ ‫اّلل‬
“Allâh tidak akan menerima shalat seseorang tanpa berwudlu (bersuci), dan tidak akan menerima sedekah
dengan harta ghulul (haram hasil kecurangan). [HR. Imam Muslim]
Lebih tegas lagi Rasulullah mengingatkan, bahwa zakat dan sedekah dengan harta haram,
bukan saja tidak berpahala, malah berakibat dosa bagi pelakunya;
.‫صره َعلَ ْي مه ؛ – رواه ابن خزمية وابن حبان‬ ‫مم‬ ‫م‬
ْ ‫َج نر َوَكا َن إم‬
ْ ‫ص َّد َق منْه َلْ يَك ْن لَه فيه أ‬
َ َ‫َوَم ْن َجَ َع َم ًاْل َح َر ًاما ثَّ ت‬
“Siapa yang mengumpulkan harta dari jalan haram, kemudian dia menyedekahkan harta itu, maka sama sekali
dia tidak akan memperoleh pahala, bahkan dosa yang akan menimpanya’. [HR. Ibn Khuzaimah dan Ibn Hibbân].
Kaum Muslimin yang Dimuliakan Allah
Bahaya Kedua, Harta haram menyebabkan tidak mustajabnya do’a.
Dalam riwayat Imam Muslim, Rasulullah pernah mengisahkan, “Tersebutlah seorang laki-laki
yang sedang melakukan safar (perjalanan jauh), rambutnya kusut, kusam dan berdebu, saking sulitnya
perjalananannya. Lalu dia menadahkan tangan berdoa, memohon pertolongan kepada Allah sambil berkata:
Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!… Sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram
dan dia dikenyangkan dengan makanan yang haram, maka bagaimana mungkin doa itu dikabulkan?”
3
Ust. Sudarman Pusi, Lc. M.H.I
Pondok Pesantren Alkhairaat Tilamuta Kab. Boalemo

Pada suatu ketika, Sayyidina Sa’ad bin Abi Waqqas meminta kepada Rasulullah agar
mendoakannya, menjadi orang yang doanya selalu diijabah oleh Allah. Ternyata, Rasulullah hanya
َّ ‫اب‬
‫الد ْع َوة ؛‬ ‫م‬
berpesan sederhana: [ َ ‫ك تَك ْن م ْستَ َج‬
َ ‫ب َمطْ َع َم‬
ْ ‫] ٰيَ َس ْعد أَط‬
“Wahai Sa’ad, perbaiki (kehalalan) makananmu, maka doamu senantiasa dikabulkan Allah.”
Semua riwayat ini memberi isyarat tegas, bahwa harta haram menjadi sebab terhalangnya
ijabah do’a dari Allah.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Bahaya Ketiga, harta haram bisa; Mengeraskan hati sehingga sulit menerima, nasihat dan
menyebabkan diri cenderung menyukai maksiat.
Rasulullah pernah menyampaikan sebuah kaidah besar kehidupan;
- .‫ رواه مسلم‬- ،‫إن اخلَ ْ َي ْل ََيْيت َّإْل خبَ ْي‬
َّ
“Sesungguhnya kebaikan itu tidak akan datang kecuali dengan kebaikan pula.”
Kaum Muslimin...
Jika kebaikan akan mendatangkan kebaikan sebagaimana wasiat Rasulullah, maka logika
terbalik yang dapat kita pahami adalah, “segala keburukan akan mendatangkan keburukan pula.”
Demikian pula harta yang haram. Jika asalnya keburukan, maka yang akan ditimbulkannya berupa
keburukan-keburukan lanjutan; Hati menjadi keras, jiwa dan anggota tubuh cenderung menyukai
maksiat, diri menjadi malas dan tidak tenang saat beribadah.
Imam Ahmad bin Hanbal pernah ditanya mengenai apa yang dilakukan agar hati lembut
‫“ ] تَلمي الْقل م‬Kelembutan hati itu dicapai dengan
untuk menerima nasihat. Beliau menjawab, [ ‫وب مبَ ْك مل ا ْلَلَ مل‬
memakan makanan halal.”
Imam Sahl At-Tustari pernah berwasiat:
‫ت لملْ َخ ْي م‬
.‫ات‬ ْ ‫اع ْته َج َوا مرحه َووفم َق‬ ْ َ‫ َوَم ْن َكان‬، ‫ َعلم َم أو َلْ يَ ْعلَ ْم‬،‫ت َج َوا مرحه َشاءَ أَ ْم أَ َب‬
َ َ‫ت ط ْع َمته َحلًَْل أَط‬ ْ ‫ص‬
َ َ ‫َم ْن أَ َك َل ا ْلََر َام َع‬
“Siapa yang makan harta haram, anggota badannya cenderung menyukai maksiat, baik dia sendiri
menginginkannya atau tidak, baik dia menyadarinya atau tidak. Siapa yang makan harta yang halal, anggota
badannya cenderung menyukai ketaatan, dan diberikan taufiq untuk menyenangi kebaikan.”
Imam Yusuf bin Asbath berkata;
َ َ‫ أنْظروا مم ْن أَيْ َن َمطْ َعمه ؟ فَمإ ْن َكا َن َمطْ َعمه َمطْ َع َم سوء ق‬:‫اب يَقول إمبْلميس‬
‫ َدعوه َْيتَ مهد‬،‫ َدعوه ْلَ تَ ْشتَ مغلُّوا بم مه‬:‫ال‬ َّ ‫إمذَا تَ َعبَّ َد‬
ُّ ‫الش‬
‫صب؛ فَ َق ْد َك َفاك ْم نَ ْفسه‬ ‫وي ْن م‬
ََ
“Jika seseorang telah bersiap untuk beribadah, Iblis berkata kepada bala tentaranya, “Periksalah asal
makanan yang dia makan sebelum beribadah. Jika bersumber dari yang buruk dan haram, maka tinggalkanlah
dia, tidak perlu bersusah payah untuk menggodanya, karena makanan haram dalam dirinya sendiri sudah
cukup untuk merusak ibadahnya.“
Betapa dahsyatnya keburukan akibat makan harta yang haram; bahkan ibadah yang
dilakukan pun menjadi rusak karenanya. Inilah isyarat hadits Nabi; [ ‫النَّاس‬ َ ‫] اتَّ مق‬
‫احملارم تك ْن أعب َد‬
“Takuti dan hindarilah segala yang haram, niscaya engkau akan menjadi manusia yang paling baik
ibadahnya.” [HR. Imam At-Turmudzi, Imam Ahmad, dan Imam Ibnu Hibban].
Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah
Bahaya Keempat, Harta Haram akan Berpengaruh pada Kualitas Anak Keturunan
Para ulama banyak berpesan, jika menginginkan anak keturunan yang baik, saleh, dan
berakhlaq, maka perhatikan kehalalan harta untuk menafkahi mereka.
4
Ust. Sudarman Pusi, Lc. M.H.I
Pondok Pesantren Alkhairaat Tilamuta Kab. Boalemo

Telah banyak ibrah dari para orang tua yang saleh terdahulu, tentang apa yang mereka
lakukan terhadap anak-anak mereka, sehingga menjadi manusia-manusia terbaik, bahkan
sebahagian menjadi ulama besar. Untuk mengharapkan anak-anak yang baik dan saleh, mereka
sangat berhati-hati dan memastikan, bahwa setiap nafkah yang masuk ke dalam perut anak-
anaknya, benar-benar halal dan baik.
Orang tua Imam Abu Hanifah, senantiasa mewanti-wanti putranya yang masih kecil, agar
tidak asal makan di sembarang tempat, untuk menghindari makanan syubhat. Hasilnya, adalah
Ulama Besar Imam Abu Hanifah
Di waktu kecilnya, Imam Syafi’i pernah disusui oleh salah seorang tetangga. Ketika
mengetahui hal itu, Ibundanya langsung mengangkat tubuh Syafi’i kecil dalam keadaan terbalik,
lalu mengguncang-guncangkan tubuh, hingga memuntahkan seluruh isin perutya, karena khawatir
ada yang syubhat masuk ke dalam perut putranya. Hasilnya, adalah ulama besar Imam asy-Syafi’i.
Ayah dari Syekh Sa’id Nursi, adalah seorang penggembala domba sebagai sumber nafkah
keluarga. Sebelum menggiring domba ke tempat gembalaan, beliau selalu mengikat mulut domba
satu per satu, dan baru dibuka jika telah tiba di padang gembalaan. Ketika ditanya tentang
perbuatannya, beliau menjawab, “Aku khawatir, domba-dombaku ini akan memakan rumput yang bukan
milikku selama dalam perjalanan, sehingga tercampurlah hal yang syubhat dalam nafkah yang kuberikan
kepada anak dan isteriku.”
Hasil dari kehati-hatian yang luar biasa itu, anak-anaknya menjadi orang saleh, bahkan salah
satunya menjadi ulama besar Turki, yaitu Syekh Badi’uzzaman Sa’id Nursi.
Kaum Muslimin...
Semua kisah ibrah ini memberi isyarat kepada kita, bahwa perhatikan kehalalan harta yang
dinafkahkan untuk keluarga, jika menginginkan anak keturunan yang saleh-salehah. Karena seperti
kaidah kehidupan yang digariskan oleh Rasulullah, “kebaikan hanya akan datang melalui kebaikan.”
Jika mendambakan kebaikan dan kesalehan anak keturunan, maka perbaikilah segala sesuatu
yang diberikan kepada mereka, termasuk memperhatikan kehalalan rezeki yang dinafkahkan.
Sebaliknya, jika yang dimasukkan ke dalam perut anak-anak kita adalah harta syubhat apalagi yang
haram, lalu bagaimana mungkin kita mengharapkan mereka menjadi anak saleh? Bagaimana
mungkin orang tua mengharapkan anak-anaknya menjadi baik, jika dia sendiri selalu
menafkahinya dengan yang tidak baik-baik?
Kaum Muslimin...
Orang tua kita tercinta, sudah bersusah-susah dan berjerih payah, peras keringat dan banting
tulang, mengusahakan nafkah yang benar-benar halal untuk membesarkan kita. Maka, apakah
pantas, jika cucu-cucu mereka yang diamanahkan Allah melalui kita sebagai orang tua, kita biarkan
dinafkahi dengan sembarang harta yang tidak jelas kehalalannya? Na’udzu Billahi min Dzalik.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’ah yang Dimuliakan Allah...
Terakhir, yang semestinya kita takuti dari harta haram adalah, peringatan Rasulullah:
‫ت مم َن الْ َح َر مام فَالنَّار أَ ْو َل بم مه‬
َ َ‫ك ُّل لَ ْحم نَب‬
“Setiap daging jasad yang tumbuh dari hasil yang haram, maka api nerakalah yang pantas membakarnya.”
(HR. Imam At-Turmudzi)
Semoga Allah senantiasa melindungi kita dan keluarga, dari harta syubhat dan haram.
Semoga Allah senantiasa memudahkan dan membimbing kita, untuk selalu mengupayakan rezeki
dan penghasilan yang halal.
Amin ya Rabbal Alamin.

Anda mungkin juga menyukai