Anda di halaman 1dari 12

Nama : M.

Didik Firmansyah
NPM : 20144800006
Matkul : Apresiasi Drama
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Resensi Pembelajaran Apresiasi Bermain Drama siswa SMK Kabupaten kediri


Tahun pelajaran 2016/2017
Identitas Jurnal :
Judul karya : Pembelajaran apresiasi bermain drama siswa SMK Kabupaten Kediri
Tahun Pelajaran 2016/2017
Nama Pengarang : Endang Waryanti
Penerbit : Universitas Nusantara PGRI Kediri
Tahun Terbit : 2018
Dimensi Buku (halaman) : 6

Sinopsis

Peranan drama sebagai penyeimbang kehidupan manusia menjadikan pembelajaran


bermain drama penting diberikan dalam proses pendidikan melalui pembelajaran bermain drama
siswa mampu memetik pengalaman tentang kehidupan yang dituangkan pengarang dalam
naskahnaskah karena pada dasarnya naskah drama merupakan hasil penciptaan dan perenungan
terhadap nilai-nilai kehidupan. Permasalahan sekarang pada umumnya pembelajaran bermain
drama di sekolah masih belum berjalan optimal. Pembelajaran bermain drama masih diarahkan
pada hal-hal teknis belaka atau setidaknya masih berkutat pada masalah pemahaman teks drama.
Padahal strategi demikian sesungguhnya hanya akan semakin menjauhkan peserta didik dari
hakikat peserta itu sendiri. Pembelajaran seperti itu juga akan terkesan kering dan hanya
menyentuh pada aspek kognitif saja (Baihaqi, 2010 : 2).

Pembelajaran apresiasi bermain drama di sekolah lazimnya menjadi salah satu bagian
pelajaran bahasa dan sastra indonesia. Dalam jurnal ini, pembelajaran apresiasi bermain drama
selain dapat dikerjakan secara integratif dengan pembelajaran sastra juga dapat di integrasikan
dengan pembelajaran keterampilan berbahasa, struktur, maupun kosa kata. Teknik pembelajaran
apresiasi bermain drama diterapkan langkahlangkah apresiasi, tingkat apresiasi, proses apresiasi,
tujuan apresiasi. Langkah-langkah apresiasi meliputi membuka diri terhadap kehidupan, membaca
buku-buku ilmu pengetahuan, mempelajari ilmu jiwa untuk mempelajari karya sastra secara
langsung dan tidak langsung. Tingkat apresiasi meliputi tingkat penikmatan, tingkat penghargaan,
tingkat pemahaman, tingkat penghayatan, tingkat implikasi maksudnya menonton drama,
mengambil manfaat, merasakan pengaruh dalam jiwa dan mengagumi. Memahami unsur intrinsik
dan ekstrisik, menganalisis dan menyimpulkan.

Proses apresiasi meliputi aspek kognitif (intelektual), aspek emotif (emosi), aspek
evaluatif (penilaian) maksudnya keterlibatan intelek membaca dalam upaya memahami unsur-
unsur kesusastraan yang bersifat objektif. Kegiatan memberikan penilaian terhadap baik buruk,
indah-tidak indah, sesuai- tidak sesuai, ragam penilaian (kritik)- tidak harus hadir tetapi cukup
dimiliki oleh penonton. Apresiator mampu merespon bermain drama yang dilihat sampai tahap
pemahaman dan tahap pengahayatan. Kemudian tujuan apresiasi meliputi mengembangkan
kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa maksudnya mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra drama dalam kurikulum
pendidikan.

Nio (2005: 34-36) memberikan rambu-rambu struktur bermain drama. Apresiasi


bermain drama itu membutuhkan struktur khusus paling tidak ada hal yang perlu diperhatikan.
Berikut ini beberapa struktur apresiasi bermain drama:

1. Teknik Muncul

Teknik muncul adalah berkaitan dengan kesan dan adanya daya tarik pemain ketika
masuk ke dalam pentas dan pemain harus memiliki penguasaan diri yang yang telah siap untuk
memberikan kesan kepada penonton tentang watak yang dimainkan, penonjolan figure watak dan
pembawaan figure watak yang menarik dan bagaimana seorang pemain tampil untuk kali
pertamanya di atas pentas satu sandiwara (Nio, 2005: 34-36).

2. Teknik Memberi Isi

Teknik memberi isi adalah berkaitan kemampuan seorang pemain menciptakan segala
gerak dan dialog menjadi berbobot dan cara menonjolkan pikiran dan perasaan dibalik kata-kata
kalimat dan perbuatan (Nio, 2005: 34-36).

3. Teknik Pengembangan

Pengembangan adalah usaha menuju puncak dengan maksud agar drama hidup dan
menarik. Pengembangan meliputi jalan cerita, akting, jalan pikiran tokoh, dan suasana perasaan
(Nio, 2005: 34-36).

4. Teknik Membina Klimaks


a. Menahan arus perasaan artinya menahan perasaan gembira, jengkel dan marah dengan
tidak terlalu meluapkan perasaan.

b. Menahan reaksi terhadap alur cerita artinya pada situasi tertentu harus dapat menahan
kegugupan yang sebenarnya belum sampai pada waktu yang diperlukan yang mampu
merinci situasi demi

situasi, penggal demi penggal dalam menuju perjalanan cerita dan mengusahakan ada ujung
tanjakan.

c. Teknik gabungan artinya suara yang dilepas digabungkan dengan gerakan-gerakan yang
ditahan, gerakan-gerakan yang keras digabung dengan suara yang ditahan.

d. Teknik permainan bersama artinya jika seorang pemain melakukan banyak gerakan,
maka pemain yang lain tidak melakukan gerakan, jika seorang pemain melakukan
banyak suara maka yang lain diam.

5. Tempo dan Irama

Tempo dalam drama berarti cepat lambatnya permainan drama. Dengan tujuan
kepekaan merekauntuk menangkap dan memahami permainan (Nio, 2005: 34-36).

Irama permainan berarti gerak naik turun permainan yang beraturan. Hal ini dapat
dijumpai dalam gerak suara. Perhatian harus diarahkan pada watak peran dan tempo permainan
(Nio, 2005: 34-36).

6. Mendengar dan Menanggapi

Mendengar dalam seni sama dengan menanggapi. Oleh sebab itu, seorang aktor dituntut
agar mampu mendengar dan menanggapi ucapan kawan mainya secara wajar (Nio, 2005: 34-36).

Penutup

Mendengar dalam seni sama dengan menanggapi. Oleh sebab itu, seorang aktor dituntut agar
mampu mendengar dan menanggapi ucapan kawan mainya secara wajar. Jurnal ini mampu
memberikan suatu informasi mengenai apresiasi drama dimana pada salah satu halamn terdapat
beberapa penjelasan teknik pembelajaran apresiasi bermain drama meliputi diterapkan langkah-
langkah apresiasi, tingkat apresiasi, proses apresiasi, dan tujuan apresiasi. Dimana materi-materi
tersebut sangat cocok untuk kalangan pembaca yang sedang belajar memahami mengenai
apresiasi drama.
Lampiran

WACANA : Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran, email: jurnal_wahani@unpkediri.ac.id


April 2018, Volume 2, Nomor 1.

PEMBELAJARAN APRESIASI BERMAIN DRAMA SISWA SMK


KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Endang Waryanti
FKIP Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Nusantara PGRI Kediri
endangwariyanti@unpkediri.ac.id

Abstrak: Penelitian ini di latar belakangi oleh perkembangkan ilmu pengetahuan sastra yang
kian tahun selalu meningkat.Sastra tidak hanya berisi tentang unsur-unsur yang terkandung
dalam sastra itu sendiri, tetapi sastra juga dapat mengandung di dalam kehidupan sehari-
hari, mulai dari adat istiadat, agama, sosial, psikologi. Tahapan penelitian dibagi menjadi 3
yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap pelaporan.Sumber data diperoleh dari pentas
teater tradisonal ketoprak dengan durasi waktu 60 menit. Prosedur pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunkan tehnik dokumentasi dan opservasi.Sedangkan tehnik
analisis data dilakukan dengan tehnik analisis dokumentasi dan triangulasi data. Pada
penelitian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan data, dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu triangulasi sumber dan triangulasi tehnik.

Kata Kunci: Apresiasi Drama dan Struktur Bermain Drama.

Abtract: This research is in the background by developing the science of literature which is
increasingly increasing year. Literature contains not only the elements contained in the
literature itself, but the literature can also contain in everyday life, from customs, religion,
social, psychology. Research stages are divided into 3, namely preparation, implementation
and reporting stage. The data source is obtained from the traditional theater stage ketoprak
with a duration of 60 minutes. Data collection procedures in this study using documentation
and opservasi.Sedangkan technique of data analysis done with techniques of
documentation analysis and triangulation data. In this study conducted to check the validity
of data, can be done in two ways, namely triangulation of sources and triangulation
techniques.

Keywodrs: Drama Appreciation and Drama Play Structure.

yang dituangkan pengarang dalam naskah-


PENDAHULUAN naskah karena pada dasarnya naskah drama
merupakan hasil penciptaan dan perenungan
Peranan drama sebagai penyeimbang terhadap nilai-nilai kehidupan. Oleh sebab
kehidupan manusia menjadikan itu pembelajaran drama di berikan mulai
pembelajaran bermain drama penting dari jenjang SD sampai SMA/SMK untuk
diberikan dalam proses pendidikan melalui mengasah kemampuan siswa dalam
pembelajaran bermain drama siswa mampu
memetik pengalaman tentang kehidupan
setidaknya masih berkutat pada masalah
memahami pemikiran, perasaan, dan pemahaman teks drama. Padahal strategi
pendapat yang ingin disampaikan orang lain demikian sesungguhnya hanya akan semakin
melalui karya sastra. menjauhkan peserta didik dari hakikat
Permasalahan sekarang pada umumnya peserta itu sendiri. Pembelajaran seperti itu
pembelajaran bermain drama di sekolah juga akan terkesan kering dan hanya
masih belum berjalan optimal. menyentuh pada aspek kognitif saja
Pembelajaran bermain drama masih (Baihaqi, 2010 : 2).
diarahkan pada hal-hal teknis belaka atau
Pembelajaran bermain drama tidak mempelajari ilmu jiwa untuk mempelajari
semata-mata bertujuan untuk mendidik atau karya sastra secara langsung dan tidak
mencetak peserta didik menjadi dramawan langsung.
atau aktor drama, melainkan lebih kearah Tingkat apresiasi meliputi tingkat
berapresiasi drama. Dengan bekal apresiasi penikmatan, tingkat penghargaan, tingkat
itu, pendidik akan membawa peserta didik pemahaman, tingkat penghayatan, tingkat
untuk memupuk minat, menghargai, dan implikasi maksudnya menonton drama,
selanjutnya memiliki selera positif terhadap
drama (Endraswara, 2005: 188). Pada
kenyataanya masih banyak menjejali para
peserta didiknya dengan teori-teori drama,
akibatnya pembelajaran apresiasi drama
menjadi kegiatan belajar mengajar yang
membosankan.

KAJIAN TEORI
Pembelajaran Apresiasi Bermain Drama
Pembelajaran apresiasi bermain drama
di sekolah lazimnya menjadi salah satu
bagian pelajaran bahasa dan sastra
indonesia. Dalam pelajaran hal ini
pembelajaran apresiasi bermain drama
selain dapat dikerjakan secara integratif
dengan pembelajaran sastra juga dapat di
integrasikan dengan pembelajaran
keterampilan berbahasa, struktur, maupun
kosa kata. Sebagai mana dapat dipelajari
lewat uraian didepan misalnya, perihal
unsur-unsur pembentuk drama sebagai
suatu struktur yang dibentuk oleh pelaku,
latar, rangakaian cerita maupun tema
misalnya, secara konseptual pemahaman
butir-butir tersebut juga bermanfaat dalam
rangka memahami unsur-unsur pembentuk
karya drama pada umumnya (Efendi 2002:
38). Teknik pembelajaran apresiasi
bermain drama diterapkan langkah-
langkah apresiasi, tingkat apresiasi, proses
apresiasi, tujuan apresiasi.
Langkah-langkah apresiasi meliputi
membuka diri terhadap kehidupan,
membaca buku-buku ilmu pengetahuan,
mengambil manfaat, merasakan pengaruh mampu merespon bermain drama yang
dalam jiwa dan mengagumi. Memahami dilihat sampai tahap pemahaman dan tahap
unsur intrinsik dan ekstrisik, menganalisis pengahayatan.
dan menyimpulkan. Mencari hakikat arti Kemudian tujuan apresiasi meliputi
materi dengan mengembangkan kepribadian, memperluas
argumentasinya, wawasan kehidupan, meningkatkan
menafsirkan, dan menyusun pendapat pengetahuan dan kemampuan berbahasa
berdasarkan analisis yang dilakukan. maksudnya mampu menikmati dan
Melahirkan ide baru, mendayagunakan memanfaatkan karya sastra drama dalam
hasil apresiasi mencapai nilai material, kurikulum pendidikan.
moral, maupun spiritual untuk kepentingan Berdasarkan uraian di atas bisa
sosial, politik dan budaya. diambil gambaran bahwa pembelajaran
Proses apresiasi meliputi aspek apresiasi bermain drama merupakan
kognitif (intelektual), aspek emotif aktifitas guru dan murid untuk
(emosi), aspek evaluatif (penilaian) menciptakan peristiwa dan kegiatan yang
maksudnya keterlibatan intelek membaca berisi kegiatan tanggapan terhadap karya
dalam upaya memahami unsur-unsur drama.
kesusastraan yang bersifat objektif. Peran pembelajaran apresiasi bermain
Keterlibatan unsur emosi penonton dalam drama merupakan pembelajaran yang tidak
upaya unsur-unsur keindahan dalam semata-mata bertujuan untuk mendidik
bermain drama. Kegiatan memberikan atau mencetak peserta didik menjadi
penilaian terhadap baik buruk, indah-tidak dramawan atau aktor drama, melainkan
indah, sesuai- tidak sesuai, ragam lebih ke arah pengalaman berapresiasi
penilaian (kritik)- tidak harus hadir tetapi drama. Dengan bekal apresiasi itu,
cukup dimiliki oleh penonton. Apresiator pendidik akan membawa peserta didik
untuk memupuk minat, menghargai, dan
selanjutnya memiliki selera positif terhadap Teknik memberi isi adalah berkaitan
drama. kemampuan seorang pemain menciptakan
segala gerak dan dialog menjadi berbobot
dan cara menonjolkan pikiran dan perasaan
Struktur Bermain Drama dibalik kata-kata kalimat dan perbuatan
(Nio, 2005: 34-36).
Nio (2005: 34-36) memberikan rambu-
rambu struktur bermain drama. Apresiasi 9. Teknik Pengembangan
bermain drama itu membutuhkan struktur Pengembangan adalah usaha menuju
khusus paling tidak ada hal yang perlu puncak dengan maksud agar drama hidup
diperhatikan. Berikut ini beberapa struktur dan menarik. Pengembangan meliputi jalan
apresiasi bermain drama: cerita, akting, jalan pikiran tokoh, dan
suasana perasaan (Nio, 2005: 34-36).
7. Teknik Muncul
Teknik muncul adalah berkaitan 10. Teknik Membina Klimaks
dengan kesan dan adanya daya tarik a. Menahan arus perasaan artinya
pemain ketika masuk ke dalam pentas dan menahan perasaan gembira, jengkel
pemain harus memiliki penguasaan diri dan marah dengan tidak terlalu
yang yang telah siap untuk memberikan meluapkan perasaan.
kesan kepada penonton tentang watak yang b. Menahan reaksi terhadap alur cerita
dimainkan, penonjolan figure watak dan artinya pada situasi tertentu harus
pembawaan figure watak yang menarik dapat menahan kegugupan yang
dan bagaimana seorang pemain tampil sebenarnya belum sampai pada
untuk kali pertamanya di atas pentas satu waktu yang diperlukan yang mampu
sandiwara (Nio, 2005: 34-36). merinci situasi demi
8. Teknik Memberi Isi
situasi, penggal demi penggal turun permainan yang beraturan. Hal ini
dalam menuju perjalanan cerita dapat dijumpai dalam gerak suara.
dan mengusahakan ada ujung Perhatian harus diarahkan pada watak
tanjakan. peran dan tempo permainan (Nio, 2005:
c. Teknik gabungan artinya suara 34-36).
yang dilepas digabungkan
dengan gerakan-gerakan yang 12. Mendengar dan Menanggapi
ditahan, gerakan-gerakan yang Mendengar dalam seni sama dengan
keras digabung dengan suara menanggapi. Oleh sebab itu, seorang aktor
yang ditahan. dituntut agar mampu mendengar dan
d. Teknik permainan bersama menanggapi ucapan kawan mainya secara
artinya jika seorang pemain wajar (Nio, 2005: 34-36).
melakukan banyak gerakan,
maka pemain yang lain tidak METODE
melakukan gerakan, jika seorang Di dalam penelitian ini menggunakan
pemain melakukan banyak suara penelitian kualitatif.Penelitian kualitatif
maka yang lain diam. yaitu penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk
11. Tempo dan Irama meneliti pada kondisi obyek yang
Tempo dalam drama berarti cepat alamiah. Dimana peneliti adalah sebagai
lambatnya permainan drama. Dengan instrumen kunci, pengambilan sampel
tujuan kepekaan merekauntuk sumber data dilakukan secara purposive
menangkap dan memahami permainan dan asnowbal, teknik pengumpulan
(Nio, 2005: 34- dengan triangulasi (gabungan), analisis
36). data bersifat induktif, dan hasil penelitian
Irama permainan berarti gerak naik
kualitatif lebih menekankan makna Dalam penelitian ini peneliti menyiapkan
daripada generalisasi (Sugiyono, 2011: dan menjelaskan materi sekenario di dalam
15). Dari pendapat diatas dapat dikatakan kelas saat pukul pembelajaran yang meliputi
bahwa penelitian kualitatif adalah teknik muncul, teknik memberi isi, teknik
penelitian yang digunakan untuk meneliti pengembangan, teknik membina klimaks,
pada kondisi obyek alamiah, dimana saya tempo, irama, mendengar dan
merupakan instrumen kunci. Dengan menanggapi.Peneliti menyuruh siswa secara
digunakannya metode kualitatif, maka berkelompok untuk mempelajari sekenario
data yang didapat akan lebih lengkap, cerita yang berjudul Ande Ande Lumut.
lebih mendalam, kredibel, dan bermakna Dalam penelitian ini Siswa SMK dibagi
sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. menjadi sepuluh kelompok yang terdiri dari
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek setiap kelompok berjumlah lima siswa dan
penelitian atau yang diteliti adalah Siswa setiap kelompok akan diberi tugas
SMK.Dengan jumlah siswa sebanyak 50 Menyaksikan dan menganalisis dari tiap-tiap
siswa, yang dibentuk dalam beberapa struktur bermain drama. Pelaksanaan analisis
kelompok. Kehadiran peneliti sebagai didahului dengan analisis deskripsi
instrumen penelitian. Instrumen penelitian pembelajaran apresiasi bermain drama. Cara
adalah alat atau fasilitas yang digunakan pembelajaran apresiasi bermain drama
oleh peneliti dalam mengumpulkan data dengan struktur bermain drama tekhnik yang
agar pekerjaanya lebih mudah dan diterapkan langkah-langkah apresiasi
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih meliputi membuka diri terhadap kehidupan,
cermat, lengkap dan sistematis sehingga membaca buku-buku ilmu pengetahuan,
lebih mudah diolah (Arikunto, 2010: 203). mempelajari ilmu jiwa. Tingkat apresiasi
meliputi tingkat
HASIL DAN PEMBAHASAN
penikmatan, tingkat penghargaan, tingkat perkembangan cerita.
pemahaman, tingkat penghayatan, tingkat Teknik Memberi isi adalah cara
implikasi. Proses apresiasi meliputi aspek menonjolkan pikiran dan perasaan dibalik
kognitif (intelektual), aspek emotif kata-kata kalimat dan perbuatan. Jadi cara
(emosi), aspek evaluatif ( penilaian). ini dapat menghidupkan ucapan, gerak,
Kemudian tujuan apresiasi meliputi dan perbuatan.
mengembangkan kepribadian, Cara memberi isi dapat dengan
memperluas wawasan kehidupan, ucapan, gerak, air muka, dan sikap cukup
meningkatkan pengetahuan dan beragam. Kemampuan seorang tokoh
kemampuan berbahasa. mengelola diri amat penting dalam drama.
Pembelajaran kepada siswa dengan Dengan ucapan kita dapat menggunakan
materi teknik muncul, teknik memberi tekanan dinamik dan tekanan tempo untuk
isi, teknik pengembangan, teknik menunjukan pikiran. Tekanan nada
membina klimaks, tempo, irama, digunakan untuk menonjolkan pikiran.
mendengar dan menaggapi. Teknik Tekanan nada digunakan untuk
muncul merupakan bagaimana seorang menonjolkan perasaan, gerak biasanya
pemain tampil untuk kali pertamanya telapak tangan dan jari. Sungguhpun
diatas pentas satu sandiwara cara yang drama hanya dibacakan , gerak begini juga
dapat digunakan pemain muncul di dapat dimanfaatkan, air muka satu kalimat
pentas, lalu jeda (berhenti) sekejap guna dengan nada dan intonasi yang sama dapat
memberikan tekanan, baru akting berubah arti jika diiringi dengan air muka
dilanjutkan, berikan gambaran pertama yang berbeda, sikap yang dimaksud
tentang watak, gaya ucapan, atau dengan sikap ialah gerak keseluruhan
pandangan mata, berikan gambaran badan. Sikap dapat dipergunakan untuk
perasaan peran, pemunculan harus sesuai menonjolkan perasaan dan menekankan
dengan suasana perasaan adegan dan watak.
Teknik pengembangan adalah usaha klimaks berarti mengusahakan ada ujung
menuju puncak dengan maksud agar drama tanjakan. Klimaks ini lebih tinggi daripada
hidup dan menarik. Pengembangan tingkat-tingkat yang lain, teknik yang dapat
meliputi jalan cerita, akting, jalan pikiran digunakan sebagai menahan intesitas emosi,
tokoh, dan suasana. Teknik pengembangan menahan reaksi terhadap perkembangan alur,
dapat dilakukan dengan ucapan dan teknik gabungan. Misalnya melepas suara,
dengan jasmani. Untuk ini dapat teknik permainan bersama, disini
digunakan teknik ucapan dan teknik dimanfaatkan kerja sama kelompok. kalau
jasmani, teknik ucapan ini dapat seorang bergerak yang lain diam, lalu
dipergunakan dengan tekanan tempo, klimaks baru yang lain digabung,
dinamik dan tekanan nada. Teknik penempatan pemain. posisi dibelakang lebih
menonjolkan dengan ucapan agak terbatas, kuat daripada posisi depan.
teknik jasmani dimanfaatkan untuk mimik, Tempo dalam drama berarti cepat
gerakan anggota badan, dan gerakan lambatnya permainan drama. Dengan tujuan
badan. Misalnya dengan senyuman, kepekaan merekauntuk menangkap dan
lirikan, mengepalkan tangan, dan memahami dan irama permainan berarti
melambai, kedua teknik itu biasanya akan gerak naik turun permainan yang beraturan.
lebih efektif jika digabungkan dalam Hal ini dapat dijumpai dalam gerak suara.
pembacaan drama, mimik dan gerakan Perhatian harus diarahkan pada watak peran
tangan dapat digunakan. Cara dan tempo permainan.
pengembangan dengan ucapan dapat
dilakukan dengan menaikan volume suara,
mempercepat tempo suara, menaikan
tinggi nada suara, dan, menurunkan
volume, tinggi, atau tempo suara.
Teknik membina klimaks membina
PENUTUP
Kesimpulan
Mendengar dalam seni sama dengan
menanggapi. Oleh sebab itu, seorang
aktor dituntut agar mampu mendengar
dan menanggapi ucapan kawan mainya
secara wajar.
Penelitian ini menggunakan aspek
deskripsi siswa tentang struktur bermain
drama karena didalam judul drama Ande
Ande Lumut banyak mengandung
tentang struktur bermain drama,
diantaranya teknik muncul, teknik
memberi isi, teknik pengembangan,
teknik membina klimaks, tempo, irama,
mendengar dan menanggapi.
Bagi peneliti, penelitian ini berguna
untuk melatih, memahami, mengahayati
dan menerapkan teori-teori yang sudah
dipelajari.Untuk penelitian ini, perlu
diadakan penelitian (apresiasi dalam
bentuk drama).Lebih lanjut terutama
tentang kajian pembelajaran apresiasi
bermain drama. Bagi peneliti lain
sebagai salah satu bahan pertimbangan
dalam mengadakan penelitian tersebut.
Bagi dunia pendidikan, diharapkan
hasil penelitian dapat memberikan
sumbangan pemikiran terhadap
pemahaman karya sastra khususnya yang
berkaitan dengan pengajaran
sastra.Selain itu dapat digunakan sebagai
dorongan bagi mahasiswa dan pelajar
untuk lebih mengembangkan apresiasi
terhadap karya sastra dalam bentuk
drama, terutama memiliki nilai-nilai
yang berhubungan dengan tradisi lisan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:PT
Rineka Cipta.
Cristina, 2010.Dasar Pembelajara Drama.
Yogyakarta: Gramedia Pustaka Umum
Effendi, Anwar. 2002. Diktat Kuliah Tealaah Drama. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta.
Endraswara, Suwardi. 2014. Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: CAPS (Center Of
Academic Publishing Service).
Hamalik Oemar, 2003. Pembelajaran Sastra. Bandung: Angkasa
Karmini, Ni Nyoman. 2011. Teori Pengkajian Prosa Fiksi dan Drama.
Denpasar: Pustaka Larasan.
Lecy, Moleong J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Luxemburg, 2002.Teori Pengkajian Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum
Mufida, 2011.Metode Pembelajaran Sastra. Yogyakarta: Gramedia
Pustaka Umum
Nio, 2006.Pengkajian Apresiasi Drama. Bandung. Jakarta:PT Rineka Cipta.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Purwahida, 2009.Metode Pembelajaran Drama. Denpasar: Pustaka Larasan.
Saryono, Djoko. 2009. Dasar Apresiasi sastra. Yogyakarta: Elmatera Publishing.
Sugiyono.2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan
R&D. Bandung: ALFABETA.
Sukmadinata, Nana. 2005. Metode Penelitian pendidikan.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Prinsip- Prinsip Dasar Sastra.Bandung: Angkasa.
Waluyo, Herman J. 2007. Drama Naskah, Pementasan, dan Pengajarannya.
Surakarta: UNS Press.
Wellek, Rene & Warren, Austin. 2014. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Wiyatmi, 2006.Pengkajian Prosa dan Drama. Yogyakarta: Citra Aji Pramana.

Anda mungkin juga menyukai