Anda di halaman 1dari 3

Penghuni Asli?

Cerita ini adalah bagian dari pengalaman yang sudah ku alami sendiri sewaktu aku
lagi berada dirumah nenek ku. Sebelum itu kenalin nama ku Didik asli kelahiran Palembang
dengan darah campuran Jawa-Palembang. Aku memiliki seorang nenek yang tinggal di
Yogyakarta tepatya desa Wanasari, kecamatan Turi, Sleman, D.I Yogyakarta.

Kebanyakan dari kalian pasti tidak asing dengan istilah ‘Penghuni Asli’, kan?
Penghuni asli yang ku maksud disini bukanlah dalam cakupan arti yang luas namun dalam
arti yang lebih sempit. Penghuni asli disini adalah mereka yang sudah ada dari dulu dan pada
dasarnya tak memiliki raga (ghaib). Mereka yang selalu ada dimana saja di segala tempat pun
ada, yang bahkan menurut kita tempat itu tidak ada penghuninya ternyata ada. Ya pasti kalian
tahu apa yang ku maksud...

Oke lanjut, jadi cerita ini berawal dari berakhirnya masa putih abu-abu. Dimana disaat
itu aku berlibur ke kota Yogyakarta tepatnya kerumah nenek ku untuk menjenguk nenek ku.
Rumah nenek ku terletak dilereng gunung merapi sekitar 12km dari lereng gunung yang
dikelilingi oleh puluhan atau bahkan ribuan pohon salak. Ya bukan karna apa, komoditas
disitu adalah petani penghasil salak.

Oh iya perlu kalian ketahui, bahwa aku bukanlah anak indigo tetapi sejak kecil aku
sudah ditemani dengan hal-hal yang diluar nalar manusia. Aku tidak tahu pasti sih, tetapi dari
kecil kepekaan ku sudah terbuka dan aku bisa merasakan kehadiran sosok lain bahkan
dirumah ku sendiri. Maka dari itu setiap aku berada didaerah baru yang belum pernah aku
jelajahi pasti ada saja yang mencoba untuk berinteraksi dengan ku. Seperti kejadian dirumah
nenek ku ini yang akan aku ceritakan kepada kalian semua.

Kejadian ini mulai berasa ketika aku baru datang dirumah nenek ku, ketika aku masuk
ke dalam rumah disitu aku merasakan seperti ramai sekali. Padahal didalam rumah tersebut
hanya ada 10 orang saja, namun aku merasa ada 5 orang lain yang berada dirumah itu. Oh iya
perlu kalian ketahui rumah nenek ku tidak sesuai dengan apa yang kalian pikirkan, rumah
nenek ku hanya sederhana tidak sebagus apa yang kalian kira.

Kejadian ini terjadi tepat pada sore hari menjelang maghrib, pada saat itu aku sedang
bermain bola voli dengan muda mudi setempat. Pulang sore bukan lagi hal yang tabu bagi
kami, kami bahkan terkadanag bisa pulang malam ketika bermain bola voli. Hari itu kami
pulang sore hari tepat disaat adzan maghrib berkumandang, akhirnya ku bergegas pulang ke
rumah.

Dirumah aku langsung mandi dan bersiap-siap untuk beribadah sholat maghrib.
Selepas sholat maghrib entah kenapa aku ada inisiatif sendiri untuk menyuci baju ku, yang
padahal aku belum pernah sekalipun sehabis main bola voli langsung mencuci baju. Suasana
disaat itu sangat sepi, dingin, banyak suara katak yang bernyanyi dan suara tokek yang
mengiring aku ketika aku hendak pergi ke belakang rumah. Disaat itu tidak ada pertanda apa-
apa, semua serasa biasa saja, suasana dingin, sepi dan suara gemericik air yang bisa membuat
orang yang berada disitu merasa nyaman.

Aku dengan santai berjalan menuju belakang rumah sambil membawa pakaian kotor
ku yang hendak aku cuci. Baru setengah perjelanan sebuah pertanda muncul, dimana suara
tokek yang awalnya biasa saja tiba-tiba suaranya berubah seperti memanggil anak paman ku
“Fatihhh...Fatihh...Fatihhh..”. Aku kaget dengan kejadian itu, lalu aku bertanya dengan bibi
ku yang kebetulan sedang menyeduh teh panas “Bi, itu tadi suara apa ya?” bibi ku yang tidak
mendengar apa-apa menjawab “Suara? Suara apa? Bibi tidak mendengar apa-apa”. Aku pun
bingung, kenapa bibi tidak dapat mendengarnya? Padahal tadi terdengar jelas ditelinga ku.

Pada akhirnya aku mencoba untuk tetap positif thingking dan melanjutkan tujuan
awal ku yaitu mencuci baju. Akhirnya aku sampai didepan pintu yang membatasi antara
ruang tengah dengan belakang rumah. Disitu aku tidak merasakan hal aneh sama sekali, aku
tetap enjoy seperti biasa. Ketika aku mulai membuka pintu “krekkkkk....”, aku dikejutkan
dengan sesosok yang tidak jelas wujudnya berada tepat didepan ku. Jarak ku dengan sosok itu
tidak jauh hanya sekitar 5 meter antara aku dengan sosok itu.

Aku tidak bisa bergerak sama sekali, aku hanya bisa ngomong dalam hati “Ya Allah
itu apa? AKU TIDAK BISA BERGERAK, SIAPA PUN TOLONG AKU. PLEASEEE..”.
Jantung ku yang awalnya berdetak semakin keras menjadi pelan dan sakit. “Pleasee...
siapapun tolong aku. Bibi. Paman. Tolong akuu..” aku menjerit didalam hati sambil menangis
menahan sakitnya dada ku karena jantungku yang tidak stabil.

Sosok itu semakin lama semakin mendekat, pelan-pelan sosok itu berjalan menuju ke
arah ku dengan menjulurkan tangan kanan seakan hendak mencekik ku. Sosok itu terus
mendekat melewati sebercak sinar dari dalam sehingga terlihat jelas bentuk mukanya. Sosok
itu ternyata seorang wanita berambut panjang dengan kondisi sudah membungkuk. Mukanya
sudah rusak penuh dengan belatung, tersenyum lebar ke arah ku. Sosok itu semakin dekat
dengan ku, tangannya sudah berada dileher ku. Bau busuk sudah merambah disekitar ku,
sosok itu semakin terlihat jelas dihadapan ku.

Disaat sosok itu mulai mencekik ku, pelan-pelan badan ku mulai bisa digerakan. Aku
langsung mengelak dan langsung berlarik masuk ke dalam rumah, disitu ada bibi dan paman
ku yang sedang menonton TV. Aku berusaha menutupi kejadian itu, aku tertawa seakan tidak
terjadi apa-apa.

Akhirnya masa liburan ku habis, aku pun beregas pulang ke kampung halaman ku lalu
aku menceritakan semua ke kedua orang tua ku perihal kejadian yang ku alami. Lalu ibu ku
menceritakannya ke bibi ku dan bibi ku menjawab “Oh itu mungkin penghuni asli sini yang
kebetulan lewat disitu dan ketemu didik”. Serius? Penghuni asli? Terus kenapa harus aku
yang bertemu dengan penghuni itu. Semenjak kejadian dari situ, aku selalu dihantui oleh
sosok-sosok yang ingin berinteraksi dengan ku. Disegala tempat aku selalu bertemu dengan
sosok-sosok seperti itu, paling minim bentuk interaksi berupa suara.

Bayangkan saja, ketika kalian berada disuatu tempat dan tidak sengaja bertemu
dengan penghuni asli ditempat itu tepat didepan mata kalian dan tidak ada seorang pun yang
dapat membantu kalian. Apa yang akan kalian lakukan? Ingatlah disetiap ditempat itu pasti
ada penghuni aslinya, kita hanyanya orang baru yang mencoba untuk berdampingan dengan
mereka. Bisa jadi sekarang disamping penghuni itu sedang ikut menyimak dan membaca
cerita ini dengan kalian.

Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai