Anda di halaman 1dari 20

“PERAN PENDIDIK DALAM PEMBELAJARAN DAN KEBERHASILAN

PESERTA DIDIK”

Makalah Ini Ditulis Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Etika Profesi Pendidikan

Dosen Pengampu:

Zakaria Firdaus, M.Pd.I

Disusun Oleh:

1. Ani
2. Edi
3. Sundusiyah

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BADRUS SHOLEH
2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas segala
nikmat dan karunia-Nya. Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Sehingga dapat memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Etika Profesi Pendidikan.
Tak lupa pula, kami haturkan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang turut
membantu dan mendorong dalam pembentukan makalah ini, baik yang selalu menemani
kami, maupun yang membantu dalam hal materi.
Meskipun kami telah berusaha sekuat tenaga dalam pembuatan makalah ini,
kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kepada semua pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar dapat
menjadi tolak ukur kami dalam pembuatan makalah lain dan agar lebih tertata kembali
dalam aspek bahasa maupun tulisan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
seluruh pembaca khususnya untuk mahasiswa di STAI-BA.

Kediri, 10 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I: Pendahuluan
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................1
BAB II: Pembahasan
A. Peran Pendidik dalam Pembelajaran dan Keberhasilan Peserta Didik........2
B. Bagaimana Peranan Guru dalam Pembelajaran...........................................5
BAB III: Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................25
Daftar Pustaka........................................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar
terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam
membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya
secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah,
yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir
bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang
membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian halnya peserta
didik; ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga ia
menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara
optimal.
Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan
kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan
potensinya secara optimal. Guru harus mampu memaknai pembelajaran, serta
menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan
perbaikan kualitass pribadi peserta didi.
Guru adalah faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran yang
berkualitas. Sehingga berhasil tidaknya pendidikan mencapai tujuan selalu
dihubungkan dengan kiprah para guru. Oleh karena itu, usaha-usaha yang
dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan hendaknya dimulai dari
peningkatan kualitas guru. Guru yang berkualitas diantaranya adalah
mengetahui dan mengerti peran guru dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran pendidik dalam pembelajaran dan keberhasilan peserta
didik?
2. Bagaimana peranan guru dalam pembelajaran?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui peran pendidik dalam pembelajaran dan keberhasilan peserta
didik
2. Mengetahui peranan guru dalam pembelajaran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Pendidik dalam Pembelajaran dan Keberhasilan Peserta Didik


Darling & Hammond melakukan penelitian bahwa faktor kualitas guru
mempunyai korelasi yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa. 1 Begitu
juga dengan penelitian Schacter menjelaskan bahwa kinerja guru merupakan
variabel input yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa. Kedua penelitian ini sangat jelas menegaskan bahwa faktor guru
merupakan variabel penting untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran.2 Ada beberapa aspek yang menentukan keberhasilan guru
dalam proses belajar mengajar menurut Hakim, yaitu:3
1. Kepribadian
Hal ini akan mempengaruhi pola kepemimpinan yang guru perlihatkan
ketika melaksankan tugas didalam kelas.
2. Pandangan terhadap anak didik
Proses belajar dari guru yang memandang anak didiksebagai makhluk
individual dengan yang memiliki pandangan anak didik sebagai makhluk
sosial akan berbeda. Karena prosesnya berbeda, hasil proses belajarnya
pun akan berbeda.
3. Latar belakang guru
Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, karena ia sudah dibekali
dengan seperangkat teori sebagai pendukung pengabdiannya. Tingkat
kesulitan yang ditemukan guru semakin berkurang pada aspek tertentu
seiring dengan bertambahnya pengalamannya.

1
Linda Darling dan Hammond, Teacher Quality and Student Achievement: A Review of State
Policy Evidence, dalam Education Policy Analysis Archives, Vol.8 No.1, 2000, hlm 1
2
John Schacter, How Much Does Creative Teaching Enhance Elementary School Students
Achievement?, Jurnal Creative Behavior, Vol.40 No.1, 2006, hlm 2
3
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2010), hlm 91

2
Ada 3 aspek yang dapat dilihat dalam kegiatan pengajaran untuk
keberhasilan belajar mengajar yaitu:
1. Gaya mengajar guru
Menurut Muhammad Ali, ada empat macam gaya mengajar yaitu gaya
mengajar klasik, gaya mengajar teknologis, gaya mengajar personalisasi,
dan gaya mengajar interaksional.4
2. Pendekatan guru
a. Pendekatan individual. Guru berusaha memahami anak didik dengan
segala persamaan dan perbedaannya.
b. Pendekatan kelompok. Guru berusaha memahami anak didik sebagai
makhluk sosial. Perpaduan kedua pendekatan ini akan menghasilkan
hasil belajar mengajar yang lebih baik.
3. Strategi Penggunaan
Metode Penggunaan strategi belajar dapat digunakan lebih satu metode
pengajaran misalnya penggunaan metode ceramah dengan tanya jawab.
Jarang guru menggunakan satu metode dalam melaksanakan pengajaran,
hal ini disebabkan rumusan tujuan yang dibuat guru tidak hanya satu,
tetapi bisa lebih dari dua rumusan.
Menurut Mulyana, paling kurang ada 19 peran guru dalam kegiatan
pendidikan yakni peran guru sebagai: pendidik, pengajar, pembimbing,
pelatih, penasehat, pembaharu, model dan teladan, peribadi, peneliti,
pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah
kemah, pembawa ceritera, actor, emancipator, evaluator, pengawet, dan
sebagai kulminator.5 Untuk menunjang tugasnya tersebut, maka guru harus
memiliki kompetensi yang memadai. Mulyana mengidentifikasi kompetensi
yang harus dimiliki oleh guru yakni kemampuan dasar (kepribadian),
kemampuan umum (kemampuan mengajar), dan kemampuan khusus
(pengembangan keterampilan mengajar).6
Kemampuan dasar meliputi: beriman dan bertakwa, berwawasan
Pancasila, mandiri penuh tanggungjawab, berwibawa, berdisiplin, berdedikasi,

4
Syaiful Bahri Dajamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 115
5
E. Mulyana, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), hlm 37
6
Ibid., Mulyana, Menjadi Guru..., hlm 190-192

3
bersosialisasi dengan masyarakat, dan mencintai peserta didik serta peduli
terhadap pendidikannya. Kemampuan umum meliputi: 1) menguasai ilmu
pendidikan dan keguruan; 2) menguasai kurikulum; 3) menguasai didaktik
metodik umum; 4) menguasai pengelolaan kelas; 5) mampu melaksanakan
monitoring dan evaluasi peserta didik; dan 6) mampu mengembangkan dan
aktualisasi diri. Sedangkan kemampuan khusus meliputi: keterampilan
bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka
dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola
kelas, dan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional,
tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (civic mission). Jika dikaitkan
pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar logika
dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.7
1. Tugas profesional, yaitu tugas sehubungan dengan profesinya. Tugas
profesional ini meliputi tugas-tugas mendidik (untuk mengembangkan
kepribadian siswa), mengajar (untuk mengembangkan kemampuan
berpikir), dan melatih (untuk mengembangkan keterampilan siswa).
2. Tugas manusiawi (human responsibility) yaitu tugas sebagai manusia.
Dalam hal ini guru bertugas mewujudkan dirinya agar merealisasikan
seluruh potensi yang dimilikinya, melakukan auto-identifikasi dan auto-
pengertian untuk dapat menempatkan dirinya dalam keseluruhan
kemanusiaan. Dalam hal ini guru berfungsi sebagai orang tua kedua dari
siswa asuhannya.
3. Tugas kemasyarakatan (civic mission), yaitu sebagai tugasnya sebagai
anggota masyarakat dan warga negara. Dalam hal ini guru bertugas
membimbing siswa menjadi warga negara yang baik, sesuai dengan
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan GBHN. Di sini guru
berfungsi sebagai pencipta masa depan.

7
Darji Darmodiharjo, Peranan Guru dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Buletin Analisis
Pendidikan, No.3, 2000), cet. 2, hlm 40

4
B. Peranan Guru dalam Pembelajaran
Mulyana dalam bukunya Menjadi Guru Profesional: Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, menuliskan beberapa peran guru
dalam pembelajaran sebagai berikut.8
1. Guru sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan
identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu,
guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung
jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Mendidik berarti mentransfer nilai-
nilai kepada siswanya. Nilai-nilai tersebut harus diwujudkan dalam
tingkah laku sehari-hari. Mendidik dapat diartikan pula dengan
mengantarkan anak didik agar menemukan dirinya, menemukan
kemanusiaannya.. Dengan demikian secara esensial dalam proses
pendidikan, guru itu bukan hanya berperan sebagai pengajar yang transfer
of knowledge tetapi juga pendidik yang transfer of values. Ia bukan hanya
pembawa ilmu pengetahuan akan tetapi juga menjadi contoh seorang
pribadi manusia.
Tugas pendidik adalah sebagai teladan bagi siswa. Pendidik yang
sukses akan mengikat peserta didik dengan nilai-nilai universal dan
menjauhkan peserta didik dari pengaruh budaya dan pemikiran yang
merusak. Sebagai seorang guru yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk mendidik peserta didik dalam mengembangkan kepribadian,
guru dituntut memiliki kepribadian ideal yang patut untuk dicontoh.
Peserta didik tidak akan mudah untuk tergugah hati dan pikiran atas ajaran
pendidik, bila tidak melihat bukti aktualisasinya pada diri pendidik. Guru
memang seorang pendidik sebab dalam pekerjaannya ia tidak hanya
mengajar seseorang agar tahu beberapa hal, tetapi guru juga melatihkan
beberapa keterampilan dan terutama sikap mental anak didik. Tugas utama
pendidik adalah membantu mendewasakan anak. Dewasa secara
psikologis, social dan moral.9
8
E. Mulyana, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm 37-61
9
Sukmadinata, Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi, (Bandung: Kesuma Karya, 2004), hlm
252

5
2. Guru sebagai Pengajar
Keberhasilan siswa dalam pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan
guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan
guru dalam berkomunikasi. Sebagai seorang pengajar guru harus mampu
membina hubungan yang baik dengan peserta didik dan keterampilan guru
saat berkomunikasi di dalam kelas pun merupakan sifat seorang yang
harus dimiliki guru sebagai pengajar. Dengan terpenuhinya factor-faktor
diatas maka peserta didik dapat belajar dengan baik. Sebagai pengajar guru
harus memiliki tujuan yang jelas, membuat keputusan secara rasional agar
peserta didik memahami keterampilan yang dituntut oleh pembelajaran.
Untuk kepentingan tersebut perlu dibina hubungan yang positif antara guru
dengan peserta didik.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
pembelajaran, yaitu: membuat ilustrasi, mendefinisikan, menganalisis,
mensintesis, bertanya, merespon, mendengarkan, menciptakan
kepercayaan, memberikan pandangan yang bervariasi, menyediakan media
untuk mengkaji materi standar, menyesuaikan metode pembelajaran,
memberikan nada perasaan. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang
maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan
dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika mempelajari
materi standar. Tugas utama guru sebagai pengajar adalah membantu
perkembangan intelektual, afektif dan psikomotor, melalui menyampaikan
pengetahuan, pemecahan masalah, latihan-latihan afektif dan
keterampilan.10
3. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas
kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya
menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas,

10
Ibid., hlm 253

6
moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing
perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan
empat hal berikut:
a. Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi
yang hendak dicapai.
b. Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan
yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar
itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara
psikologis.
c. Guru harus memaknai kegiatan belajar.
d. Guru harus melaksanakan penilaian.
Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai
potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan
melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan
ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang
mandiri dan produktif. Bimbingan dalam hal ini dapat dikatakan sebagai
kegiatan menuntun anak didik dalam perkembangannya dengan jalan
memberikan lingkungan dan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Sebagai guru harus membimbing dalam arti menuntun sesuai dengan
kaidah yang baik dan mengarahkan perkembangan anak didik sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan, termasuk dalam hal ini, yang penting
ikut memecahkan persoalanpersoalan atau kesulitan yang dihadapi anak
didik. Dengan demikian diharapkan dapat menciptakan perkembangan
yang lebih baik pada diri siswa, baik perkembangan fisik maupun mental.
Agar guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai pembimbing,
berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang
dibimbingnya.
b. Guru dapat memperlakukan siswa sebagai individu yang unik dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
keunikan yang dimilikinya.

7
c. Guru seyogyanya dapat menjalin hubungan yang akrab, penuh
kehangatan dan saling percaya, termasuk di dalamnya berusaha
menjaga kerahasiaan data siswa yang dibimbingnya, apabila data itu
bersifat pribadi.
d. Guru senantiasa memberikan kesempatan kepada siswanya untuk
mengkonsultasikan berbagi kesulitan yang dihadapi siswanya, baik
ketika sedang berada di kelas maupun di luar kelas.
e. Guru sebaiknya dapat memahami prinsip-prinsup umum konseling dan
menguasai teknik-tenik dasar konseling untuk kepentingan
pembimbingan siswanya, khususnya ketika siswa mengalami
kesulitan-kesulitan tertentu dalam belajarnya.
Guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan
pembimbing, minimal ada 2 fungsi yaitu fungsi moral dan fungsi
kedinasan. Guru sebagai pembimbing dituntut untuk mampu
mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar,
melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas
kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).
Sehubungan dengan peranannya sebagai pembimbing, seorang guru harus:
a. Mengumpulkan data tentang siswa
b. Mengamati tingkah laku siswa dalam situasi sehari-hari
c. Mengenal para siswa yang memerlukan bantuan khusus
d. Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orangtua siswa baik
secara individu maupun secara kelompok untuk memperoleh saling
pengertian tentang pendidikan anak
e. Bekerja sama dengan masyarakat dan lembaga lainnya untuk
membantu memecahkan masalah siswa
f. Membuat catatan pribadi siswa serta menyiapkannya dengan baik
g. Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu
h. Bekerja sama dengan petugas bimbingan lainnya untuk membantu
memecahkan masalah siswa
i. Menyusun program bimbingan sekolah bersama-sama dengan petugas
bimbingan lainnya

8
j. Meneliti kemajuan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah.

4. Guru sebagai Pelatih


Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan
keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru
untuk bertindak sebagai pelatih yang bertugas melatih peserta didik dalam
pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan potensi masing-masing
peserta didik. Latihan yang dilakukan selain harus memperhatikan
kompetensi dasar atau materi standar, juga harus memperhatikan
perbedaan kecerdasan individu peserta didik. Hal ini lebih ditekankan lagi
dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan
seorang pesrta didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaan
kompetensi dasar dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang
dikembangkan sesuai dengan materi standar.
Guru berperan sebagai pelatih bertugas untuk melatih peserta didik
dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing-
masing. Pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, berintelektual
maupun motorik sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih.
Pelaksanaan fugsi ini tidak harus mengalahkan fungsi lain, guru tetap
sadar walaupun tahu, tidak harus memberitahukan semua yang
diketahinya.
5. Guru sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang
tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan
dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Banyak
guru cenderung menganggap bahwa konseling terlalu banyak
membicarakan klien, seakan-akan berusaha mengatur kehidupan orang,
dan oleh karenanya mereka tidak senang melaksanakan fungsi ini. Padahal
menjadi guru pada tingkat manapun berarti menjadi penasehat dan menjadi
orang kepercayaan, kegiatan pembelajaran pun meletakkan pada posisi
tersebut.

9
Menjadi guru berarti menjadi penasehat dan menjadi orang
kepercayaaan bagi peserta didiknya. Setiap saat peserta didik selalu
dihadapkan dengan masalah, terutama masalah yang berkaitan dengan
penguasaan kompetensi. Untuk menjadi orang kepercyaan peserta didik,
guru harus menjadi pendengar yang baik.11 Peran guru sebagia penasehat
erat hubungannya dengan istilah bimbingan. Istilah bimbingan sering
dirangkai dengan konseling. Bimbingan yang diberikan kepada peserta
didik bersifat sistematis dan berencana yang terarah kepada pencapaian
tujuan. Tujuan bimbingan adalah membantu siswa menjadi lebih matang
dan lebih mengaktualisasikan dirinya, membantu siswa maju dengan cara
yang lebih positif, membantu dalam sosialisasi siswa dengan
memanfaatkan sumber-sumber dan potensi dirinya sendiri.
6. Guru sebagai Pembaharu (Inovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam
kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat
jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain,
demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak
daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara
psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami,
dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan.
7. Guru sebagai Model dan Teladan
Sekarang anak dan remaja berkembang kearah idealisme dan kritis,
mereka membutuhkan guru sebagai model yang dapat dicontoh dan
dijadikan teladan. Karena itu guru harus memiliki kelebihan baik
pengetahuan, keterampilan dan kepribadian. Kelebihan itu tampak dalam
disiplin pribadi yang tinggi dalam bidang-bidang intelektual, emosional,
kebiasaan yang sehat, sikap yang demokratis, terbuka dan sebagainya.
Dalam menjalankan peranan tersebut, guru harus senantiasa dalam
keterlibatan secaraa emosional dan intelektual dengan anak-anak. Guru
harus senantiasa memberikan bimbingan menciptakan iklim kelas yang
menyenangkan dan menggairahkan anak untuk belajar, menyediakan
11
Aris Suherman dan Ondi Saondi, Etika Profesi Keguruan, (Bandung: PT. Refika Aditama,
2010), hlm 150

10
kesempatan bagi anak untuk terlibat dalam perencanaan bersama dengan
guru, memungkinkan secara direktif.12
Secara teoritis menjadi teladan merupakan bagian integral dari
seorang guru, sehingga menjadi guru berarti menerima tanggung jawab
untuk menjadi teladan. Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik
tetapi setiap peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup
pribadinya sendiri. Guru yang baik adalah guru yang menyadari
kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya,
kemudian ia menyadari kesalahan ketika memang bersalah.
Guru sebagai uswah atau teladan harus memiliki modal dan sifat-
sifat tertentu, diantaranya: pertama, Guru harus meneladani Rasulullah
SAW sebagai teladan seluruh alam. Kedua, guru harus benar-benar
memahami prinsip-prinsip keteladanan. Ketiga, guru harus mengetahui
tahapan mendidik karakter. Sekurang-kurangnya melalui tiga tahapan
pembelajaran yang penulis istilahkan dengan 3P yaitu: pemikiran,
perasaan dan perbuatan. Tahapan pertama pemikiran; merupakan tahap
memberikan pengetahuan tentang karakter. Pada tahapan ini guru berusaha
mengisi akal, rasio dan logika siswa sehingga siswa mampu membedakan
karakter positif (baik) dengan karakter negatif (tidak baik). Siswa mampu
memahami secara logis dan rasional pentingnya karakter positif dan
bahaya yang ditimbulkan karakter negatif.
8. Guru sebagai Pribadi
Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang
pendidik. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa “guru bisa
digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang
disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya
bisa ditiru atau diteladani.  Jika ada nilai yang bertentangan dengan nilai
yang dianutnya, maka dengan cara yang tepat disikapi sehingga tidak
terjadi benturan nilai antara guru dan masyarakat yang berakibat
terganggunya proses pendidikan bagi peserta didik. Dilihat dari peran guru
secara pribadi, seorang guru harus berperan sebagai berikut:

12
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm 46

11
a. Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan
masyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa
merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk berpartisipasi
didalamnya.
b. Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu
pengetahuan. Dengan berbagai cara setiap saat guru senantiasa belajar
untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
c. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam
pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan setelah
keluarga, sehingga dalam arti luas sekolah merupakan keluarga, guru
berperan sebagai orang tua bagi siswanya.
d. Pencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik
untuk siswa. Guru menjadi ukuran bagi normanorma tingkah laku.
e. Pemberi keamanan, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi
siswa. Guru menjadi tempat berlindung bagi siswa untuk memperoleh
rasa aman dan puas di dalamnya.
9. Guru sebagai Peneliti
Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya
memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk
itu diperlukan berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh
karena itu guru adalah seorang pencari atau peneliti. Menyadari akan
kekurangannya guru berusaha mencari apa yang belum diketahui untuk
meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Sebagai orang
yang telah mengenal metodologi tentunya ia tahu pula apa yang harus
dikerjakan, yakni penelitian.
Penelitian oleh guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Penelitian oleh guru dapat dilakukan menggunakan studi
kasus atau lebih memfokuskan dan merefleksikan siatuasi pembelajaran
oleh guru yang sudah berpengalaman. Dalam penelitian ini, guru sebagai
seorang peneliti, terlibat dalam aktivitas kelas dalam refleksi gaya
mengajarnya. Namun, secara rinci terdapat beberapa penekanan yang
berbeda dalam penelitian yang dilakukan oleh guru. Seorang guru peneliti

12
dapat melakukan penelitian kelas untuk menganalisis dan meningkatkan
aspek gaya mengajarnya. Guru lain dapat melakukannya untuk
mempelajari ketrampilan mengajar tertentu untuk siswa dengan
kemampuan tertentu. Guru yang lainnya lagi dapat menyelidiki aspek
penggunaan model-model pembelajaran.
Beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh guru sebagai peneliti,
antara lain yaitu:
a. Guru yang bersifat terbuka cenderung lebih mudah menerima
pembaharuan
b. Guru yang bersifat terbuka lebih mudah menerima saran/kritik
c. Guru yang bersifat terbuka lebih mudah melakukan penelitian
d. Guru yang bersifat terbuka lebih mampu merefleksikan gaya
mengajarnya
e. Guru yang bersifat terbuka lebih toleran terhadap siswa dan koleganya
f. Kegiatan penelitian melatih guru bersifat terbuka.
Adapun yang harus dipenuhi agar seorang guru mampu
mengadakan penelitian kegiatan pembelajarannya adalah:
a. Mengajar adalah pekerjaan utama guru
b. Pengumpulan data tidak terlalu banyak menyita waktu guru
c. Metode dan pendekatan penelitian dipilih yang tepat
d. Permasalahan penelitian harus merupakan bagian dari permasalahan
mengajarnya
e. Memperhatikan system yang melingkupinya
f. Memerlukan iklim yang menunjang
g. Kepastian follow up.
10. Guru sebagai Pendorong Kreatifitas
Sebagai orang yang kreatif, guru menyadari bahwa kreativitas yang
universal dan oleh karenanya semua kegiatannya dibimbing dan
dibangkitkan oleh kesadaran itu. Guru senantiasa berusaha untuk
menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga
peserta didik akan menilainya. Sifat dan karakteristik guru yakni kreatif,
profesional, dan menyenangkan. Seorang guru harus kreatif dalam

13
memilih dan memilah, serta mengembangkan materi pembelajaran
sehingga dapat menyentuh kebutuhan peserta didik. Sebagaimana kita
ketahui bahwa saat ini guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber
informasi bagi peserta didik, akan tetapi guru hanyalah salah satu sumber
saja. Hal inilah yang mesti dicermati oleh seorang guru dengan mengasah
kreativitasnya sehingga dapat memposisikan diri dalam membantu
perkembangan peserta didiknya.
Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan
cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik
akan menilaianya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu
secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan
dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan
sebelumnya.
11. Guru sebagai Pembawa Cerita
Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan menanyakan
keberadaannya serta bagaimana berhubungan dengan keberadaannya itu.
Tidak mungkin bagi manusia hanya muncul dalam lingkungannya dan
berhubungan dengan lingkungan, tanpa mengetahui asal usulnya. Semua
itu diperoleh melalui cerita. Guru tidak takut menjadi alat untuk
menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan, karena ia tahu sepenuhnya
bahwa cerita itu sangat bermanfaat bagi manusia.
Bahwasanya cerita merupakan cermin yang bagus dan merupakan
tongkat pengukur. Dengan cerita manusia bisa mengamati bagaimana
memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapnya, menemukan
gagasan dan kehidupan mereka, belajar untuk menghadapi kehidupan
sendiri setelah membandingkan dengan apa yang telah mereka bacatentang
kehidupan manusia dimasa lalu. Dengan cerita ini, guru bisa mencari cerita
untuk membangkitkan gagasan dikehidupan dimasa mendatang.
Sebagai pendengar, peserta didik dapat mengidentifikasi watak
pelaku yang ada dalam cerita, dapat secara objektif menganalisis, menilai
manusia, kajadian-kejadian dan pikiran-pikiran. Dengan demikian, mereka

14
bisa mengetahui bagaimana orang bisa jatuh cinta, dan menguji
kemampuannya untuk mencintai, dll.
12. Guru sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling
kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta
variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks
yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian.
Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan
prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan
dan tindak lanjut. Penilaian harus adil dan objektif.
Selain meniali hasil belajar peserta didik guru harus pula menilai
diri sendiri, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun penilai program
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memiliki pengetahuan yang
memadai tentang penilaian program sebagaimana memahami penilaian
hasil belajar.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor
kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat muncul dengan sendirinya,
tetapi guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang meningkatkan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal. Pola umum kegiatan
pelajaran adalah terjadinya interaksi pada guru dengan anak didik dengan
bahan pelajaran sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak didik yang
belajar. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak didik.
Menurut Mulyana, paling kurang ada 19 peran guru dalam kegiatan
pendidikan yakni peran guru sebagai: pendidik, pengajar, pembimbing,
pelatih, penasehat, pembaharu, model dan teladan, peribadi, peneliti,
pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah
kemah, pembawa ceritera, actor, emancipator, evaluator, pengawet, dan
sebagai kulminator.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dajamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Hakim, Lukmanul. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana


Prima

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Mulyana, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda


Karya

________2008. Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif


dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Suherman, Aris dan Saondi, Ondi. 2010. Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT.
Refika Aditama

Sukmadinata. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Kesuma


Karya

Darling, Linda dan Hammond. 2000. Teacher Quality and Student Achievement:
a Review of State Policy Evidence, dalam Education Policy Analysis
Archives. Vol.8 No.1

Schacter, John. 2006. How Much Does Creative Teaching Enhance Elementary
School Students Achievement?. Jurnal Creative Behavior. Vol.40 No.1

Darmodiharjo, Darji. 2000. Peranan Guru dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.


Buletin Analisis Pendidikan. No.3. cet. 2

17

Anda mungkin juga menyukai