Anda di halaman 1dari 32

Besaran

Skalar Vektor
(Tidak mempunyai arah) (Mempunyai Arah)
▪ Skalar (Luas, Panjang, Massa, Waktu dan lain - lain),
merupakan suatu besaran yang mempunyai nilai
mutlak tertentu.
▪ Vektor (Gaya, Percepatan, Berat, Kecepatan dan lain
- lain), merupakan suatu besaran yang mempunyai
nilai mutlak dan arah tertentu.
▪ Vektor disajikan secara geometris sebagai ruas garis
berarah atau panah dalam ruang berdimensi 2 dan
ruang berdimensi 3.
▪ Arah panah menentukan arah vektor dan panjang
panah menentukan besarnya vektor.
▪ Ekor dari panah disebut titik pangkal vektor.

▪ Ujung panah disebut titik ujung vektor.

▪ Vektor ditulis dalam huruf kecil tebal (a, k, v,


w, dan x), sedangkan Skalar ditulis dengan huruf kecil
miring ( a, k, v, w, dan x)

▪ Jika u menyatakan ruas garis berarah dari A ke B,


maka ditulis dengan lambang ū = , panjang
AB
vektor u dinyatakan dengan |u| dan panjang vektor
AB dinyatakan dengan
AB
▪ Vektor - vektor yang panjang dan arahnya sama
disebut ekuivalen, vektor-vektor yang ekuivalen
dipandang sama walaupun mungkin terletak pada
posisi yang berbeda.
▪ Jika v dan w ekuivalen, kita tuliskan : v = w

A
Vektor AB
Vektor-vektor yang ekuivalen
▪ Letakkan vektor w sedemikian sehingga titik
pangkalnya bertautan dengan titik ujung v.
▪ Vektor v + w disajikan oleh panah dari titik pangkal
v ke titik ujung w.

w
v+w=w+v
v
v+w
▪ Vektor yang panjangnya nol disebut vektor nol dan
dinyatakan dengan 0.
▪ Jika v adalah sebarang vektor tak nol, maka –v, negatif
dari v, didefinisikan sebagai vektor yang besarnya
sama dengan v, tetapi arahnya terbalik.

Vektor ini mempunyai


-v sifat :

v + (-v) = 0
v
v – w = v + (-w) v-w

Jika v adalah suatu vektor tak nol dan k


adalah suatu bilangan real tak nol (skalar),
maka hasil kali kv didefinisikan sebagai
vektor yang panjangnya k kali panjang v dan
arahnya sama dengan arah v jika k > 0 dan
berlawanan arah dengan v jika k < 0. Kita
definisikan kv = 0 jika k = 0 atau v = 0
VEKTOR-VEKTOR
DALAM SISTEM KOORDINAT

▪ Vektor - Vektor dalam Ruang Berdimensi 2


(Bidang)

Koordinat v1 dan v2 dari titik ujung


v disebut komponen v, dan kita
tuliskan : y
v = (v1, v2)
(v1, v2)
v

x
y

v + w =(v1 + w1 , v2 + w2)
w = (w1, w2)

v+w
w

v v = (v1, v2)
x

v - w =(v1 - w1 , v2 - w2)
kv = ( k.v1, k.v2)
Sketsa kan vektor-vektor berikut ini dengan
titik pangkal pada titik asal :
(a) v1 = (3,6) (b) v2 = (-4, -8) (c) v3 = (5,-4)
Hitunglah !
(i) v1+v2 dan v2+v3
(ii) v1-v2 dan v3-v2
(iii) k.v1, k.v2, dan k.v3 jika k = 3
▪ Vektor - Vektor dalam Ruang Berdimensi 3
(Ruang)

Z
z
P
Y (v1,v2,v3)
y
X 0 v
y
x
x
Jika vektor P1P2 mempunyai titik pangkal
P1(x1,y1,z1) dan titik ujung P2(x2,y2,z2), maka
P1 P2 = (x2-x1, y2-y1, z2-z1)

Dengan kata lain P1P2 = OP2 − OP1

CONTOH :
Sketsakan u=(-3, 1, 2), v = (4, 0, -8), dan carilah,
(a) u - v
(b) 6u + 2v
(c) 5(v - 4u)
Jika x, y dan z adalah suatu vektor dalam ruang
berdimensi-2 dan ruang berdimensi-3.  dan β
adalah skalar, maka berlaku hubungan berikut :
1. Jika x dan y adalah objek pada y, maka x + y
berada pada y
2. x + y = y + x → Sifat Komutatif
3. (x + y) + z = x + (y + z) → Sifat
Asosiatif penjumlahan
4. Didalam x terdapat objek 0, berupa vektor nol
untuk x, sehingga 0 + x = x + 0 = x, untuk semua x
pada y.
5. 0x = 0 atau x0 = 0
6. x + (-1)x = x + -x = 0
7. Untuk suatu skalar  ,  (x + y) = x + y →
sifat distributif
7. ( +) x = x + x, untuk suatu skalar  dan 
→ sifat distributif
8. ( ) x =  (x), untuk suatu skalar  dan 
9. 1 . x = x
10.|mu| = |m| |u|
u+v  u + v
11. Jika mu = 0, maka m = 0 atau u = 0
12. Ketidaksamaan segitiga :
Ketika kita menggeser sumbu –XY sehingga
mendapatkan –X’Y’. O’ Titik awal baru berada
pada titik (x , y) = ( k , l ), selanjutnya terdapat :
O' P = (x’, y’) ,
maka :
x’ = x – k dan y’ = y - l
▪ Bidang dalam ruang dimensi 3 dapat ditentukan
jika kemiringan dan salah satu titik yang
terletak pada bidang tersebut diketahui.
▪ Bidang dalam ruang dimensi 3 dapat
digambarkan dengan menggunakan suatu
vektor normal yang tegak lurus terhadap
bidang.
z
Misalkan n =(a,b,c) adalah
vektor normal dari bidang
P(x,y,z)
yang melewati titik
. P0(x0,y0,z0) dan P(x,y,z)
n
dimana P0P adalah vektor
. P0(x0,y0,z0) y ortogonal terhadap n

n . P0P = 0
x
( a, b, c ) . ( x-x0, y-y0, z-z0) = 0
a(x-x0) + b(y-y0) + c(z-z0) = 0 --- --- (i)
Persamaan (i) disebut sebagai bentuk NORMAL –
TITIK dari persamaan suatu bidang
TEOREMA :
Jika a, b dan c adalah konstanta tidak nol,
maka Grafik dari persamaan :
ax + by + cz + d = 0
adalah suatu bidang yang memiliki vektor :
n = ( a, b, c)
Sebagai normalnya.
GARIS PADA RUANG DIMENSI 3
z

l
P(x,y,z)
P0(x0,y0,z0) .
. v =(a, b, c)
y

x
BERDASARKAN GAMBAR SEBELUMNYA,
DIKETAHUI BAHWA GARIS L MELALUI TITIK P0
DAN P SERTA SEJAJAR DENGAN VEKTOR V.
JIKA TERDAPAT SUATU SKALAR T, MAKA
DIPEROLEH PERSAMAAN BERIKUT :
→ P0P = T V
DAN;
(X-X0, Y-Y0, Z-Z0) = (TA , TB, TC )

X-X0 = TA → X = X0 + TA …..(I)
Y-Y0 = TB → Y = Y0 + TB …..(II)
Z-Z0 = TC → Z = Z0 + TC …..(III)

PERSAMAAN (I), (II), (III) DISEBUT


PERSAMAAN PARAMETRIK UNTUK GARIS L
JARAK ANTARA TITIK DENGAN
BIDANG

Jika D adalah jarak antara titik P0(X0, Y0, Z0 )


dengan bidang :
ax + by + cz + d = 0
maka
ax0 + by0 + cz 0 + d
D=
a +b +c
2 2 2
Bila terdapat P1(x1,y1,z1) dan P2(x2,y2,z2) yang
merupakan dua titik dalam ruang berdimensi-3,
maka jarak d antara kedua titik tersebut adalah:

P1P2 = (x2 − x1 , y2 − y1 , z2 − z1 )

d= (x2 − x1 ) + ( y2 − y1 ) + (z2 − z1 )
2 2 2
▪ Panjang suatu vektor u dinyatakan dengan |u|.
Untuk ruang berdimensi 2.
u = ( u1, u2)

u = u + u2
2 2
1

Untuk ruang berdimensi 3.


u = ( u1, u2, u3) .
u = u1 + u 2 + u 3
2 2 2
Misal ada P1(x1,y1,z1) dan
P2(x2,y2,z2) adalah dua titik dalam
ruang berdimensi-3, maka jarak d
antara kedua titik tsb adalah
P1P2 = (x2 − x1 , y2 − y1 , z2 − z1 )

d= (x2 − x1 ) + ( y2 − y1 ) + (z2 − z1 )
2 2 2
Jika u dan v adalah vektor - vektor dalam ruang
berdimensi 2 atau berdimensi 3 dan  adalah
sudut antara u dan v, maka hasil kali titik atau
hasil kali dalam euclidean u.v, didefinisikan
sebagai :

 u v cos  jika u  0 dan v  0


u.v = 
0 jika u = 0 atau v = 0
▪ Jika u dan v adalah vektor-vektor tak nol,
maka :
u.v
cos =
uv
Dimana :
u.v = u1.v1+ u2.v2+u3.v3 → R3
u.v = u1.v1+ u2.v2 → R2
CONTOH : u = (2,-1,1) DAN v = (1,1,2),
CARILAH u.v dan tentukan sudut antara u dan v
▪ Jika u dan v adalah vektor-vektor tak nol dan 
adalah sudut antara kedua vektor tersebut,
maka :
 lancip jika dan hanya jika u.v>0
 tumpul jika dan hanya jika u.v<0
 =/2 jika dan hanya jika u.v=0
▪ Vektor - vektor yang tegak lurus disebut
dengan vektor - vektor ortogonal.
▪ Dua vektor u dan v ortogonal (tegak lurus) jika
dan hanya jika uv = 0.
▪ Untuk menunjukkan bahwa u dan v adalah
vektor - vektor yang ortogonal maka kita
tuliskan u ⊥ v.
▪ Jika u dan a adalah vektor - vektor dalam
ruang berdimensi 2 atau 3 dan jika a ≠ 0, maka
:

Pr oya u =
u.a
a Komponen vektor u yang
a
2
sejajar dengan a

u.a Komponen vektor u


u − Pr oya u = u − 2
a yang ortogonal
a
terhadap a
▪ Jika hasil kali titik berupa suatu skalar maka
hasil kali silang berupa suatu vektor.
▪ Jika u = (u1,u2,u3) dan v = (v1,v2,v3) adalah
vektor-vektor dalam ruang berdimensi 3,
maka hasil kali silang u x v adalah vektor
yang didefinisikan sebagai
u x v =(u2v3 - u3v2 ,u3v1 - u1v3 ,u1v2 - u2v1 )
atau dalam notasi determinan :

 u2 u3 u1 u 3 u1 u 2 
u x v =  , − , 
 v2 v3 v1 v3 v1 v 2 
▪ Jika u,v, dan w adalah sebarang vektor dalam ruang
berdimensi 3 dan k adalah sebarang skalar, maka :

u x v = -(v x u)
u x (v+w) = (u x v) + (u x w)
(u + v) x w = (u x w) + (v x w)
k(u x v) = (ku) x v = u x (kv)
ux0=0xu=0
uxu=0
▪ Jika u, v dan w adalah vektor-vektor dalam ruang berdimensi 3,
maka :

u.(u x v) = 0 u x v ortogonal terhadap u.


v.(u x v) = 0 u x v ortogonal terhadap v.
|u x v|2=|u|2|v|2 – (u.v)2
u x (v x w) = (u.w)v – (u.v)w
(u x v) x w = (u.w)v – (v.w)u

Anda mungkin juga menyukai