Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rido Ramadhan

Kelas : 7E

Balas Budi Sang Raja Hutan

Ada sebuah perkampungan, dimana disana ada seorang pemuda yang miskin dan
hidupnya juga hanya sebatang kara. Ia adalah pemuda yang sabar, tabah dan baik hati
meskipun hidupnya miskin.

Bahkan ia saja hanya tinggal di sebuah gubuk peninggalan orang tuanya, gubuknya pun
sudah rapuh dan kurang layak untuk ditinggali. Pekerjaan sang pemuda hanyalah pencari kayu
bakar di hutan, dan ia bisa mencukupi kebutuhannya dari sana.

Suatu ketika sang pemuda sedang mencari kayu bakar di hutan dan ia pun mendengar
suara yang aneh dari balik semak-semak. Ia pun mencoba mendekati dan mengecek apa yang
ada di balik semak tersebut, lantas ia menemukan seekor singa yang meraung kesakitan.

Sang pemuda cemas dan melihat keadaan singa tersebut, dan ternyata ada serpihan
kayu tajam yang bersarang dipunggung sang raja hutan. Sang pemuda merasa takut namun ia
juga prihatin akan keadaan singa, karena ia juga iba akhirnya ia menenangkan singa dengan apa
yang ia bisa.

Dengan segenap keberanian ia mendekati dan menenangkan singa dengan ucapannya


bahwa ia akan menolong dan tidak memburu. Sang singa pun mulai tenang dan
mempersilahkan sang pemuda mencabut serpihan tajam pada punggung singa.

Namun kemudian ia langsung lari terbirit-birit karena takut diserang dan dimangsa oleh
singa. Sekembalinya ia dari mencari kayu bakar dihutan ia mengalami ketidak sengajaan
menabrak kereta kencana raja yang membuat kereta menjadi terbalik.

Ia pun segera bersimpuh dan meminta maaf, namun sang raja tidak terima dan
memerintah pengawal untuk menangkap dan memenjarakan sang pemuda malang. Setelah ia
menjalani beberapa hari dibalik jeruji besi, ia dijatuhi hukuman mati.

Ia beri hukuman mati dengan dimasukkan kedalam kandang binatang buas dengan
ruangan yang gelap. Ia sudah berpasrah dan akan menerima takdirnya kalau nanti tewas di
mangsa oleh binatang buas tersebut.

Namun sampai beberapa saat ia tidak merasakan ada serangan binatang buas dan
binatang yang ada disitu juga tidak menyentuhnya sama sekali. Setelah hari beranjak siang ia
pun penasaran hewan apa, dan sudah mulai ada cahaya yang masuk.

Alangkah terkejutnya sang pemuda ketika ia menemukan singa yang diselamatkannya


tempo lalu ada dikandang tersebut. Dan ternyata sang singa adalah salah satu peliharaan
kesayangan sang raja. Sang pemuda pun bertanya mengapa sang singa tidak mematuhi
perintah tuannya untuk memangsa si pemuda. Namun sang singa menjawab bahwa ia tak akan
mungkin memangsa orang yang telah menyelamatkan hidupnya.
Nama : Rido Ramadhan

Kelas : 7E

Tanggal : 27 Oktober 2021

Bahasa Indonesia

K.D. 4.3 MENYAJIKAN GAGASAN KREATIF DALAM BENTUK CERITA IMAJINASI SECARA LISAN
DAN TULIS DENGAN MEMPERHATIKAN STRUKTUR, PENGGUNAAN BAHASA, ATAU ASPEK
LISAN

Pensil Ajaib
Desi seorang gadis miskin yang pandai. Sebagian besar waktunya ia gunakan untuk
belajar dan juga membantu orangtuanya. Selain itu, Desi juga suka menghabiskan waktunya
untuk menggambar. Kini ia tidak dapat menggambar lagi karena pensil yang dimilikinya sudah
hampir habis dan sangat pendek sehingga tidak dapat digunakan lagi. Desi juga tidak bisa
membeli pensil baru karena tidak memiliki cukup uang.

Dalam keseharian Desi, ia membantu orangtuanya memunguti plastik yang ada di jalan.
Saat tengah mengambil plastik, Desi menemukan sebuah pensil tergeletak di jalan. Desi
mengambilnya dengan senang karena ia dapat menggambar lagi. Saat dirumah, Desi mencoba
menggambar bunga dikertasnya. Alangkah kaget ketika selesai menggambar bunga, tiba-tiba
bunga tersebut menjadi bunga sesungguhnya dan tergeletak di atas kertas tempat ia
menggambar. Desi merasa kaget dan tidak percaya. Ia mulai menggambar ayam untuk
memastikan apakah yang ia lihat memang nyata. Sesaat setelah menggambar ayam, alangkah
kagetnya tiba-tiba dihadapannya ada seekor ayam hidup yang berkokok sangat kencang. Kini ia
menyadari bahwa ia memiliki sebuah pensil ajaib. Dengan sigap segera menggambar berbagai
keperluan yang dibutuhkan oleh keluarganya. Desi menggambar beras, makanan, lauk-pauk,
uang dan berbagai kebutuhan lainnya.

Saat orangtua Desi datang, alangkah kagetnya mereka melihat rumah dipenuhi banyak
benda yang mereka butuhkan. Ibunya hampir menangis karena merasa sangat bahagia karena
kebutuhan mereka dapat tercukupi. Meskipun begitu, Desi menggunakan pensil ajaibnya
dengan bijak. Tidak sembarangan menciptakan benda dengan pensil ajaibnya. Desi tahu bahwa
bersikap berlebihan nantinya akan menimbulkan petaka baik untuk dirinya maupun
keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai