Aksal Hilimi*
*
Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Negeri
Gorontalo. Email: aksalnh@gmail.com
Abstrak: Landak laut adalah biota laut yang memiliki bentuk tubuh bundar dan dikelilingi oleh duri
diseluruh tubuhnya. Landak laut bisa ditemukan disela-sela terumbu karang atau di pesisir pantai. Duri
landak laut dapat digerakan, yang berfungi untuk melindungi dirinya dari ancaman makhluk lain
termasuk manusia. Hewan ini dikenal oleh maysrakat sebagai bahan makanan, karena memiliki nilai gizi
yang tinggi.
Kata Kunci:
Sea urchin atau echinoid sudah lama dikenal hidup pada daerah yang berbeda. Echinometra
masyarakat indonesia sebagai landak laut atau mathaei merupakan landak laut yang hanya
bulu babi. Landak laut merupakan biota laut dapat ditemukan di celah-celah bebatuan atau
yang hidup secara berkoloni atau berkolompok karang yang telah mati. selain itu
dengan ukuran yang beragam. Hewan ini dapat Colobocentrotus atratus merupakan contoh lain
ditemukan disela-sela terumbu karang ataupun dari landak laut yang hidup pada habitat yang
di pesisir pantai, baik daerah berpasir, daerah spesifik, hewan ini dapat bertahan hidup pada
pertumbuhan algae, dan daerah padang lamun. tebing-tebing daerah pasang-surut, bukan pada
Landak laut sering kali ditemukan pada habitat dasar perairan seperti landak laut pada
yang spesifik, namun ada sebagian landak laut umumnya.
1
Artikel Latihan Mahasiswa MSDP | 2021
Berbeda dengan Diadema setosum merupakan dalam SUGIARTO & SUPARDI, 1995). Landak
landak laut yang dapat kita temukan pada laut telah dikenal oleh masyarakat sebagai
hampir semua daerah mulai dari rataan pasir, hewan yang bernilai ekonomis tinggi sejak dulu
padang lamun, hingga pada daerah bebatuan. hingga sekarang. Di beberapa tempat di
BIRKELAND (dalam SUGIARTO & SUPARDI, indonesia, landak laut dimanfaatkan oleh
1995) menyebutkan bahwa marga Diadema masyarakat sebagai bahan makanan. Telur
memakan daun lamun dan dianggap sebagai landak laut merupakan bagian terpenting,
herbivora, namun pada lingkungan yang karena telur landak dimanfaat masyarakat
berbeda mereka dapat beradaptasi dengan sekitar untuk dijadikan makanan sehari-hari.
memakan krustasea, foraminifera, polip karang CHASANAH & ANDAMARI (dalam RADJAB,
dan algae.Landak laut hidup secara 2001) menyebutkan bahwa telur landak laut
berkelompok maupun soliter tergantung dari memiliki nilai gizi yang tinggi dengan nilai
jenis dan habitatnya (AZIZ, 1994). Lebih lanjut protein dalam berat basah antara 7,04-8,20%
AZIZ (1994) menyatakan bahwa jenis landak dan nilai protein dalam berat kering antara
laut yang biasa ditemukan di daerah padang 51,80-57,80%. Nilai lemak dalam berat basah
lamun adalah jenis Diadema setosum, D. antar 1,14-1,35% dan nilai lemak kering antara
antillarum, Tripneustes gratilla, T. ventricosus, 8,53-9,36%. Di indonesia, kebanyakan
Lytechinus variegatus, Temnopleurus masyarakat lokal memanfaatkan landak laut
toreumaticus, dan Strongylus spp. cenderung hanya untuk di konsumsi harian rumah tangga
hidup mengelompok, sedangkan jenis Mespilia yaitu dengan cara menangkap langsung di
globulus, Toxopneustes pileolus, Pseudoboletia habitatnya tanpa ada usaha untuk komersialisasi
dan budidaya. Pada umumnya masyarakat lokal
maculata, dan Echinothrix diadema cenderung
hanya mengumpulkan landak laut di sekitar
menyendiri. Kehidupan mengelompok
pantai untuk diambil gonadnya tanpa
merupakan adaptasi khusus untuk melindungi
memisahkan jenis landak laut tersebut. Mereka
diri dari serangan predator dan juga
mengumpulkan gonad dari beberapa jenis landak
mempermudah pertemuan sel telur dan sperma
laut yang berbeda dan kemudian disimpan disatu
pada saat mudim memijah (PARCE & ARCH
tempat atau wadah.
Pembudidayaan landak laut saat ini sudah dari skala laboratorium hingga skala massal oleh
dilakukan di berbagai penjuru dunia yakni mulai perusahaan perikanan, baik melalui pengolahan
2
Artikel Latihan Mahasiswa MSDP | 2021
Referensi
3
Artikel Latihan Mahasiswa MSDP | 2021
SUGIARTO, H. dan SUPARDI 1995. Beberapa catatan tentang bulu babi marga Diadema. Oseana XX
(4): 35-41.
Aziz, A. (1994). Tingkah laku bulu babi di padang lamun. Oseana XIX (4): 35-43.
http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_xix(4)35-43.pdf
Radjab, A.W. (2001). Reproduksi dan siklus bulu babi (Echinodea). Oseana XXVI(3): 25-36.
KURNIA, A. 2006. Artikel Iptek - Bidang biologi, pangan, dan kesehatan : Meraup Yen dengan
memelihara bulu babi. www.berita iptek.com.
Tupan, J., & br Silaban, B. (2017). Karakteristik Fisik-Kimia Bulu babi Diadema setosum dari beberapa
Perairan Pulau Ambon. TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, 13(2), 71-78.
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/triton/article/view/786/659
Fraulaine, F. F., & Akobiarek, M. N. (2016). Penentuan Kualitas Protein Berdasarkan Kandungan
Asam Amino Pada Bulu Babi (Tripneustes gratilla Linnaeus). NOVAE GUINEA Jurnal Biologi, 7(1).
https://core.ac.uk/download/pdf/228787506.pdf
Hadinoto, S., Sukaryono, I. D., & Siahay, Y. (2017). Kandungan Gizi Gonad dan Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Cangkang Bulu Babi (Diadema setosum). Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan
Perikanan, 12(1), 71-78. http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v12i1.281
Sukreni, S., Ibrahim, M. N., & Isamu, K. T. (2018). Pengaruh Metode Penanganan Awal Yang Berbeda
Terhadap Kualitas Gonad Landak Laut (Diadema setosum). Jurnal Fish Protech, 1(1).
Padang, A., Nurlina, N., Tuasikal, T., & Subiyanto, R. (2019). Kandungan Gizi Bulu Babi (Echinoidea).
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan, 12(2), 220-227.
https://doi.org/10.29239/j.agrikan.12.2.220-227
Nasrullah, R., Sari, W., & Mellisa, S. (2018). Tingkat Kematangan Gonad Bulu Babi (Tripneustes
gratilla) di Pantai Ahmad Rhangmayang Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah, 3(1).
http://www.jim.unsyiah.ac.id/fkp/article/view/8529