Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PENDAHULUAN
1. Justifikasi
Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber lainnya harus didasarkan
pada azas manfaat. Dalam hal radioterapi, praktisi medik harus
mempertimbangkan kesembuhan, manfaat dan risiko dari terapi
alternatif, misalnya dengan operasi pembedahan dan kemoterapi
y a n g dilakukan secara terpisah maupun kombinasi dengan radioterapi.
2. Limitasi
Dosis ekuivalen yang diterima pekerja radiasi atau masyarakat tidak boleh
melampaui Nilai Ba t a s D o s i s ( N B D ) yang telah ditetapkan. NBD
untuk pekerja 50 mSv (5 rem), sedangkan untuk masyarakat
u m u m a d a l a h 5 m S v ( 5 0 0 m r e m ) . B a t a s d o s i s b a g i pekerja radiasi
berfungsi untuk mencegah munculnya efek deterministik (non stokastik) dan
mengurangi peluang terjadinya efek stokastik.
3. Optimasi
Semua penyinaran harus diusahakan serendah-rendahnya (as low as reasonably
achieveable-ALARA), dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial.
Setiap pembangkit radiasi dan instalasi terapi harus
a. Memiliki kelengkapan untuk pemilihan , penunjukan dan kepastian
parameter operasi berikut ini
Jenis radiasi.
Filtrasi.
luas berkas (FS)
jarak penyinaran (SSD).
titik fokus (focal spot)
tegangan tabung (kV)
dapat berhenti secara otomatis setelah mencapai waktu atau dosis
yang diinginkan
b. Memiliki sistem “gagal-aman”, sehingga sumber (radioaktif) secara otomatis
akan terlindung (masuk ke dalam wadahnya) apabila terjadi gangguan
listrik dan akan tetap terlindung sampai mekanisme kendali berkas
diaktifkan kembali dari panel kontrol.
Keselamatan dan Kesehatan kerja di radioterapi terdiri atas tiga prinsip yang harus
dijalankan
1. Radiasi digunakan jika memang benar-benar dibutuhkan dalam pengobatan kanker,
radiasi memang benar-benar dibutuhkan
2. Prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achieveble). Dalam radioterapi pengobatan
kanker, prinsip ALARA adalah dosis yang dibutuhkan harus setepat mungkin karena
jika tidak sel-sel yang sehat juga akan rusak
3. Pembatasan dosis. Radioterapi radiasinya akan diarahkan atau merupakan radiasi
eksternal yang dimana jika dosis berlebihan maka dapat merusak sel
3.2 SARAN
3.2.1 Sebaiknya lebih di tingkatkan kedisiplinan petugas dalam mencatat keluar
masuknya sumber dari lokasi pemakaian atau penyinaran serta mengendalikan
keluar masuknya personel dari dalam lokasi pemakaian atau lokasi penyinaran.
3.2.2 Sebaiknya dalam melakukan pemeriksaan para petugas tidak mengabaikan aspek-
aspek keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ditetapkan oleh BAPETEN.
Sehingga tidak membahayakan pekerja dan pasien yang diperiksa.
DAFTAR PUSTAKA
BAPETEN. 2007. Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radio Aktif.
Jakarta: BAPETEN