Anda di halaman 1dari 10

Semangat dan Komitmen Kolektif Kebangsaan Untuk Memperkuat Negara

Kesatuan Republik Indonesia

Perwujudan semangat dan komitmen kolektif kebangsaan untuk memperkuat Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang tercermin dalam nasionalisme dan patriotisme bagi bangsa Indonesia
dapat dilihat dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia antara lain :

a. Sebelum Masa Kebangkitan Nasional


Perjuangan bangsa Indonesia untuk membela tanah air atau jiwa patriotisme sebelum
kebangkitan nasional, masih bersifat kedaerahan, tergantung pada pemimpin, belum terorganisir
dan tujuan perjuangan belum jelas.

b. Masa Kebangkitan Nasional


Perjuangan bangsa Indoensia tidak lagi bersifat kedaerahan, tapi bersifat nasional. Perjuangan
dilakukan dengan cara organisasi modern, dimana sejak berdirinya Budi Utomo merupakan titik
awal kesadaran nasionalisme. Masa ini disebut angkata nperintis, sebab disamping merintis
kesadaran nasional juga merintis berdirinya organisasi.

c. Masa sumpah pemuda


Sumpah pemuda merupakan tonggak sejarah bagi perjuangan bangsa Indonesia. Yang jelas dan
tegas dalam menuntut kemerdekaan bagi bngsa Indonesia. Sumpah pemuda mengandung nilai
yang sangat tinggi yaitu nilai persatuan dan kesatuan yan gmerupakan modal perjuangan untuk
mencapai kemerdekaan. Masa ini d sebut angkatan penegas, sebab angkatan inilah yang
menegaskan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam berjuang mencapai kemerdekaan.

d. Masa proklamsi kemerdekaan


Proklamasi kemerdekaan merupakan titik kulminasi (puncak) perjuangan bangsa Indoensia, juga
merupakan wujud perjuangan yan gberdasarkan persatuan Indonesia. Oleh karena itu, semangat
kebangsaan, semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang mengantarkan Indoensis mencapai
tonggak sejarah yang paling fundamental harus kita jaga dan kita pertahankan.
Proklamasi kemerdekaan merupakan jembatan emas yan gakan mengantarkan bangsa Indoensia
menuju cita-cita nasional yaitu masyarakat yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

Wujud semangat dan komitmen kolektif kebangsaan untuk memperkuat Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang dapat digali dari perjuangan bangsa Indonesia antara lain Pancasila
sebagai dasar Negara, Lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan, Bendera merah putih
sebagai bendera Negara, dan Garuda Pancasila sebagai lambang Negara.

1. Pancasila Dasar Negara


Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa Pancasila ditetapkan sebagai dasar
Negara dan pandangan hidup bangsa. Penjelasan lebih lanjut silahkan baca materi penetapan
Pancasila sebagai dasar Negara dan implementasi Pancasila sebagai dasar Negara.
2. Lagu Indonesia Raya Sebagai Lagu Kebangsaan

a. Sejarah Singkat Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Lagu “Indonesia Raya” pertama kali diperdengarkan oleh penciptanya sendiri, W.R. Supratman
pada Kongres Pemuda Indonesia II di Jakarta tanggal 28 Oktober 1928. Sejak saat itu, lagu
tersebut mendapat penghargaan dari para pemuda dan diakuinya sebagai lagu kebangsaan
Indonesia. Lama kelamaan lagu itu menjadi popular dan tersiar luas sampai keluar negeri. Tiap-
tiap rapat kebangsaan dibuka dan ditutup dengan lagu Indonesia Raya. Demikian pula,
Pertemuan orang-orang atau para pemimpin bangsa Indonesia di luar negeri memperdengarkan
lagu itu. Bahkan, perkumpulan-perkumpulan orkes Prancis, Rusia, Mesir, Tiongkok, dan
Belanda meminta lagu itu diterjemahkan dalam bahasa mereka dan dibuatkan piringan hitamnya.

Hal itu menyebabkan Pemerintah Hindia Belanda menjadi gusar, kemudian melarang agar di
dalam syair nyanyian itu tidak terdapat kata-kata “merdeka” dan menyita piringan hitam yang
sudah jadi. Pemerintah Hindia Belanda mengizinkan lagu itu diperdengarkan dengan syarat sbb:
1. Kata-kata “merdeka, merdeka” harus diganti dengan “mulia, mulia”.
2. Sebelum dinyanyikan lagu “Indonesia Raya” terlebih dahulu harus dinyanyikan lagu kebangsaan
Belanda“ Wilhelmus”.

Ketika akan masuk ke Indonesia dan guna mendapatkan dukungan dalam perang melawan
Sekutu, Jepang menghibur Bangsa Indonesia dengan memperbolehkan lagu “Indonesia Raya”
dinyanyikan dimana-mana, termasuk di radio. Namun, setelah Jepang menanamkan
kekuasaannya di Indonesia, ia melarang lagu tersebut dinyanyikan di seluruh wilayah tanah air.

Setelah penghujung tahun 1944, ketika Jepang mulai menunjukkan tanda-tanda kekalahannya
dan ketika nasionalisme Indonesia sedang menyala-nyala hingga melahirkan perlawanan di
beberapa tempat, bangsa Indonesia diperbolehkan kembali menyanyikan lagu “Indonesia Raya”
di seluruh penjuru tanahair.

b. Penetapan Lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan Republik Indonesia


Setelah Indonesia merdeka, maka lagu tersebut ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Indonesia
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1958. Disamping menegaskan status lagu
“Indonesia Raya”, dalam PP tersebut, juga diatur tentang tata cara penggunaan lagu tersebut sbb:

1) Lagu kebangsaan diperdengarkan dan dinyanyikan:


a) untuk menghormati Kepala Negara danWakil Kepala Negara,
b) pada waktu penaikan dan penurunan bendera kebangsaan yang diadakan dalam upacara, untuk
menghormati bendera itu,
c) untuk menghormati negara asing.

2) Lagukebangsaandapatpula diperdengarkandandinyanyikansebagai:
a) pernyataan perasaan nasional,
b) rangkaian pendidikan dan pengajaran.
3) Lagu kebangsaan dilarang diperdengarkan dan dinyanyikan untuk:
a) reklame dalam bentuk apapun juga,
b) menggunakan bagian-bagian dari pada lagu kebangsaan dalam gubahan yang tidak sesuai dengan
kedudukan lagu “Indonesia Raya” sebagai lagu kebangsaan.

Di samping itu, dalam tata tertib penggunaan lagu kebangsaan, lagu kebangsaan tidak boleh
diperdengarkan dan dinyanyikan pada waktu dan tempat menurut kemauan sendiri. Lagu
kebangsaan tidak boleh diperdengarkan dan dinyanyikan dengan nada-nada, irama, iringan, kata-
kata dan gubahan lain selain seperti yang sudah ditentukan. Pada waktu lagu kebangsaan
diperdengarkan dan dinyanyikan orang yang hadir berdiri tegak ditempat masing-masing.

Barangsiapa melanggar ketentuan tersebut diancam hukuman kurungan selama-lamanya tiga


bulan atau dengan denda sebanyak-banyaknya lima ratus rupiah.

Perlu diketahui bahwa penetapan dan pengesahan lagu “Indonesia Raya” sebagai lagu
kebangsaan Republik Indonesia bukan baru terjadi pada tahun 1958 dengan dikeluarkannya PP
No 44 Tahun 1958, jauh dari tahun itu sudah ditetapkan. Memang, dalam UUD’45 tidak
disebutkan hal itu, namun hal itu secara tegas disebutkan dalam Pasal 3 ayat (2) Konstitusi RIS
yang kemudian ditegaskan kembali dalam Pasal 3 ayat (2) UUDS1950.

Dalam pasal dan ayat tersebut ditegaskan bahwa lagu kebangsaan ialah lagu “Indonesia Raya”.
Dengan menyadari akan kekurangannya, MPR dalam sidangnya tahun 2000 dan ketika
mengadakan amandemen (perubahan) kedua UUD’45, masalah itu ditambahkan dengan
memasukkan ketentuan Pasal 36B. Dalam pasal itu dinyatakan bahwa lagu kebangsaan adalah
“IndonesiaRaya”.

3. Bendera Merah Putih Sebagai Bendera Negara


a. Fungsi Bendera Negara

Secara umum, bendera negara mempunyai fungsi, antara lain:


1) Sebagai lambang kedaulatan negara,
2) Sebagai identitas bangsa dan negara, dan
3) Sebagai lambang kehormatan dan harga diri suatu bangsa atau negara.

b. Dasar Hukum Berlakunya Bendera Kebangsaan Negara RI


Dasar hukum berlakunya bendera kebangsaan negara RI adalah Pasal 35 UUD 1945 yang
berbunyi: “Bendera negara Indonesia ialah sang Merah Putih.” Selanjutnya secara terperinci,
bendera negara diatur dalam PP No. 40 Tahun 1958.

Dalam peraturan itu antara lain, diatur tentang tata cara penggunaannya. Ketentuan penggunaan
bendera antara lain, disebutkan sbb:
1) Pada umumnya bendera kebangsaan dikibarkan pada waktu siang hari, yaitu antara saat matahari
terbit dan saat matahari terbenam.
2) Dalam hal-hal istimewa, yaitu pada waktu diadakan peringatan nasional atau perayaan lain yang
mengembirakan nusa dan bangsa, pemerintah dapat menganjurkan supaya bendera kebangsaan
dikibarkan di seluruh negara.
3) Penggunaan bendera kebangsaan diperbolehkan pada waktu dan di tempat:
a.Diadakan perhelatan perkawinan, perhelatan sunatan, dan perhelatan agama atau adat istiadat
yang lazim dirayakan;
b. Didirikan bangunan, jika pemasangan itu menjadi kebiasaan, dan pemasangannya itu dapat
dilakukan siang dan malam;
c. Diadakan pertemuan, seperti muktamar, konferensi, peringatan tokon nasional, atau hari-hari
bersejarah;
d. Diadakan perlombaan;
e. Diadakan perayaan sekolah;
f. Diadakan perayaan lain yang pemasangan bendera itu dapat dianggap sebagai tanda pernyataan
kegembiraan umum.
4) Bendera kebangsaan dikibarkan sebagai tanda berkabung jika kepala negara atau wakil kepala
negara wafat atau sebagai tanda turut berkabung terhadap negara sahabat. Dalam hal itu, bendera
kebangsaan dipasang setengah tiang.
5) Bendera kebangsaan dikibarkan setiap hari:
a. Pada rumah-rumah jabatan atau di halaman rumah-rumah jabatan presiden, wakil presiden,
menteri, gubernur, kepala daerah yang setingkat dengan ini;
b. Dirumah-rumah pejabat atau di halaman rumah-rumah pejabat semua kepala daerah;
c. Dimakan pahlawan nasional;
d. Di gedung-gedung atau halaman gedung-gedung kabinet, presiden, DPR, MA, Kejaksaan Agung,
BPK, dan lain-lain pada hari kerja;
e. Digedung-gedung atau di halaman gedung-gedung sekolah negeri atau sekolah swasta nasional.
6) Bendera kebangsaan tidak boleh digunakan bertentangan dengan kedudukannya sebagai lambang
kedaulatan dan tanda kehormatan negara, seperti:
a) dipakai sebagai langit-langit, atap, pembungkus barang, tutup barang, dan reklame perdagangan
dengan cara apapun;
b) Digambar, dicetak, atau disulam pada barang-barang yang pemakaiannya mengandung kurang
penghormatan terhadap bendera kebangsaan.
7) Barang siapa yang melanggar ketentuan seperti yang diatur dalam peraturan itu dihukum dengan
hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya lima Ratus
rupiah

4. Garuda Pancasila Sebagai Lambang Negara


Alat perekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang lain, yakni lambang negara.
Lambang Negara kita adalah burung garuda yang mencengkeram pita bertuliskan semboyan
BhinnekaTunggal Ika.

Semboyan itu berasal dari bahasa Jawa kuno artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Lambang negara Republik Indonesia direncanakan oleh Panitia Lencana Negara dan disahkan
oleh Dewan Menteri RIS pada tanggal 11 Februari 1950. Selanjutnya, ditetapkan kembali dengan
PP No. 66 Tahun 1951 tanggal 17 Oktober1951 yang berlaku surut sejak tanggal 17 Agustus
1950. Lambang itu menggambarkan seekor burung garuda yang di dalam mitologi peradaban
Indonesia berarti tenaga pembangunan.
Rantai yang dikalungkan pada leher garuda itu tergantung sebuah perisai berbentuk jantung
yang melambangkan pembelaan nusa dan bangsa. Banyak bulu disayap berjumlah 17 helai,
diekor berjumlah 8 helai, di kaki sebelah bawah perisai berjumlah19 helai dan dileher bejumlah
45 helai.

Semua bilangan itu melambangkan tanggal, bulan, dan tahun proklamasi kemerdekaan, yakni
tanggal 17-8-1945. Garuda yang terlukis dengan warna kuning emas melambangkan
kemenangan yang gemilang dan nilai negara. Warna merah putih didalam perisai berasal dari
dwiwarna. Garis melintang di tengah-tengah perisai menggambarkan khatulistiwa yang melalui
Kepulauan Indonesia. Dengan garis itu dinyatakan bahwa Indonesia adalah satu-satunya Negara
asli di daerah khatulistiwa yang mencapai kemerdekaan dan kedaulatan dengan kekuatan
sendiri. Perisai yang terbagi lima itu mengingatkan kepada Pancasila:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa (bintang di tengah)
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab (rantai)
c. Persatuan Indonesia (beringin)
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan (kepala
banteng)
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (padidankapas).

Tugas:
1. Buat ringkasan makna Pancasila sebagai dasar negara, Lagu Indonesia Raya Sebagai Lagu
Kebangsaan, Bendera merah putih sebagai bendera negara, Garuda Pancasila sebagai lambang
negara!
2. Tuliskan upaya yang dapat kamu lakukan untuk: a) Menempatkan Pancasila sebagai dasar
negara; b) Menempatkan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan; c)
Menempatkan Bendera merah putih sebagai bendera negara, dan d) Mempososikan Garuda
Pancasila sebagai lambang negara!

C. Contoh Penerapan dan Sikap positif terhadap Semangat Kebangsaan


Semangat kebangsaan dalam arti luas, dapat diterapkan di lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat sekiar dengan cara:

a) Keteladanan
Keteladanan atau “teladan”, merupakan sikap dan perilaku yang patut dicontoh atau ditiru karena
perkataan dan perbuatannya. Keterladanan dapat diberikan diberbagai lingkungan seperti rumah
(keluarga), sekolah, instansi pemerintahan dan swasta, dan masyarakat luas. Keteladanan bisa
dimulai dari hal – hal terkecil, dan dari diri sendiri. contohnya: bekerja keras dan disiplin dalam
mengerjakan prestasi, mebayar pajak tepat waktu, mematuhi tata tertib berlalu lintas, mau
melakukan kerja bakti/gotong royong membersihkan lingkungan, tidak melakukan korupsi, dan
lain – lain.

b) Pewarisan
Pewarisan atau “warisan”, merupakan cara atau proses menurunkan, memberikan atau
menyerahkan sesuatu kepada pihak lain. Pewarisan semangat kebangsaan adalah cara – cara
menurunkan nilai – nilai, sikap, dan perilaku terpuji kepada generasi berikutnya (muda). Contoh:
tulus ikhlas dalam membantu orang yang terkena musibah, berlaku jujur dan bertanggung jawab
dalam mengembang amanah, terbiasa belajar dan bekerja tepat waktu, dan lain – lain.

c) Ketokohan
Ketokohan atau “tokoh”, merupakan sosok seseorang yang terkenal dan disegani karena
pengaruhnya sangat besar di dalam masyarakat.
Dalam semangat kebangsaan, ketokohan perlu dijadikan sandaran pedoman (referensi) guna
memberikan motivasi dan semangat bagi generasi muda. Contoh: berupaya selalu mengambil
inisiatif dalam hal-hal kebaikan (kerja bakti, membantu sesame, dan belajar), tidak cepat puas
dalam suatu prestasi, ingin selalu memberikan terbaik, rajin cepat dalam suatu prestasi, ingin
selalu memberikan yang terbaik, rajin membantu atau sedekah kepada orang lain yang
membutuhkan, dan sebagainya.

Sikap positif terhadap semangat kebangsaan mengadung arti sikap positif terhadap nasionalisme
dan patriotisme. Berikut ini contoh upaya menumbuhkembangkan sikap positif terhadap
nasionalisme dan patriotism.

1. Menumbuhkan sikap positif terhadap semangat kebangsaan di lingkungan keluarga

Contoh upaya menumbuhkan Sikap positif terhadap semangat kebangsaan di lingkungan


keluarga, antara lain
1) memberikan pendidikan sejak dini tentang sikap nasionalisme dan patriotism terhadap bangsa
Indonesia.
2) setiap anggota keluarga dapat memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan
penghormatan pada bangsa.
3) orang tua selalu memberikan pengawasan terhadap pergaulan anaknya agar terhindari dari
kenakalan remaja dan bahaya narkoba.
4) membiasakan menanamkan nilai demokratis melalui musyawarah keluarga
5) selalu menggunakan produk dalam negeri, dll.

2. Menumbuhkan sikap positif terhadap semangat kebangsaan di lingkungan sekolah

Contoh upaya menumbuhkan Sikap positif terhadap semangat kebangsaan di lingkungan


keluarga, antara lain
1) memberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dan juga bela Negara.
2) menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan mengadakan upacara
setiap hari senindan upacara hari besar nasional.
3) memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah menyerap hal-hal negatif
yang dapat mengancam ketahanan nasional.
4) Membiasakan hidup bersih, disiplin dan taat aturan melalui pelaksanaan tata tertib sekolah
5) melatih untuk aktif berorganisasi, dll

2. Menumbuhkan sikap positif terhadap semangat kebangsaan di lingkungan Masyarakat, Bangsa dan
Negara
Contoh upaya menumbuhkan sikap positif terhadap semangat kebangsaan di lingkungan
masyarakat, bangsa dan negara, antara lain
1) Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme, seperti gotong
royong, bakti sosial, pameran budaya,dan linnya.
2) Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil pada hari tertentu. Hal ini dilakukan
karena batik merupakan sebuah kebudayaan asli Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan
tersebut dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa.
3) Tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, pejabat negara dan anggota dewan Para pejabat harus
lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi rakyat, serta lebih mementingkan kepentingan
rakyat.

Saat ini kita harus mampu menumbuhkembangan semangat kebangsaan seperti yang
dicontohkan para pejuang bangsa untuk mengatasi berbagai permasalahan bangsa dengan
bersikap pantang menyerah, selalu bekerja keras, jujur, adil, disiplin, berani melawan
kesewenang-wenangan, tidak korupsi, toleran, dan lain-lain. Bila tidak bisa, artinya kita tidak
bisa lagi mempertahankan eksistensi bangsa dan negara dari kehancuran.

Cara menumbuhkan semangat kebangsaan untuk mem perkuat NKRI sbb:

1. Memakai dan mencintai produk hasil dalam negeri

Dengan menggunakan produk-produk dalam negeri maka akan muncul penghargaan dan rasa
kebanggaan tersendiri untuk tanah air.

2. Melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan anak/ generasi muda bagaimana menjadi warga


negara yang baik,taat persturan,dan cinta tanah air.Dengan mediator guru sebagai penanam jiwa
nasionalisme dan patriotisme pada generasi muda penerus bangsa.

3. Melalui film/teater/musik

Sarana hiburan seperti teater/seni musik dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan semangat
kebangasaan.dengan melihat tayangan perjuangan para pahlawaan kebangsaan,diharapkan
generasi muda dapat meniru dan menumbuhkan semangat patriotisme dan nasionalisme para
pejuang kebangsaan.

4. Melalui pengenalan keragaman budaya bangsa

Dengan mengetahui berbagikeragaman dan kekayaan baik budaya maupun sumber daya alam
sehingga generasi muda dapat lebih mencintai negara dan bangsa indonesia.
5. Melalui upacara bendera

Dengan adanya upacara bendera diharapkan generasi muda dapat mengetahui makna dan sejarah
proklamasi sehingga lebih mencintai tanah air

6. Menghargai dan menghormatikebudayaan,suku,ras,dan kepercayaan orang lain

Dengan menghargai martabat dan kehormatan orang lain maka kita juga dapat membiasakan
menumbuhkan semangat kebangsaan di indonesia dengan keragaman budayanya

7. Memberi penghargaan/apresiasi pada diri sendiri

Dengan memberi achievement/penghargaan pada diri sendiri setiap hal kecil dapat
menumbuhkan motivasi dan semangat.kebangsaan generasi muda pada zaman globalisasi
sekarang ini.
Menerapkan Semangat Kebangsaan dan Patriotisme dalam Kehidupan

Kemerdekaan Indonesia yang diperoleh pada tanggal 17 Agustus 1945 tidak bisa dilepaskan dari
semangat kebangsaan dan patriotisme. Para pahlawan terdahulu telah berjuang mati-matian demi
kemerdekaan bangsa ini. Sebagai warga negara Indonesia, sudah sepatutnya menghargai
perjuangan yang dilakukan oleh para pahwalan. Bentuk penghargaan tersebut dapat dilaksanakan
dengan menerapkan semangat kebangsaan dan patriotisme dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Ciri-ciri semangat kebangsaan Dialnsir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, sila ketiga Pancasila merupakan landasan untuk menerapkan semangat kebangsaan.

Ada beberapa ciri yang mencerminkan semangat kebangsaan Indonesia, antara lain:

 Memiliki rasa cinta pada tanah air (nasionalisme).


 Menyadari sepenuhnya bahwa kita merupakan bagian dari bangsa lain untuk menciptakan
hubungan kerja sama yang saling menguntungkan.
 Senantiasa membangun rasa persaudaraan, solidaritas, kedamaian, semangat persatuan
dan anti kekerasan antar kelompok masyarakat.
 Bangga menjadi bangsa dan bagian dari masyarakat Indonesia.
 Bersedia mempertahankan memajukan negara dan nama baik bangsanya.
 Mengakui dan menghargai sepenuhnya keanekaragaman bangsa Indonesia.
 Menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan kepentingan
golongan.

Menerapkan semangat kebangsaan

Semangat kebangsaan dan patriotisme dapat ditingkatkan dengan melakukan tindakan serta
perilaku yang dapat membangun rasa. Rasa yang dimaksud adalah memiliki bangsa, rasa
kecintaan terhadap bangsa, rasa menghargai jasa para pahlawan, dan rasa kebersamaan.

Tindakan dan perilaku tersebut dapat diwujudkan di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat,
dan organisasi dengan cara berikut:

 Menghindari tindakan provokatif yang tidak bertanggungjawab.


 Bersedia membela negara dari ancaman negara lain.
 Mengikuti kegiatan PON, Jambore Nasional, MTQ, dan pertukaran pelajar.
 Menjaga ketertiban masyarakat dengan mematuhi aturan yang telah dibuat bersama.

Anda mungkin juga menyukai