Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

OBAT TRADISIONAL

Disusun Oleh :
1. Andi Aulia Fajerin 1443050007
2. Nunuk Handini 1443050012
3. Vella Sri Mauliaty 1443050
4. Kristin Florentina 1443050058
5. Marissa 1443050053
Dosen : Bu Rabima
Tugas : Etnofarmasi dan Fitoterapi

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945


JAKARTA
2017
PENDAHULUAN
Menurut resolusi Promoting the Role of Traditional Medicine in Health
System: Strategy for the African Region, sekitar 80% masyarakat di negara–
negara anggota WHO (World Health Organization) di Afrika menggunakan obat
tradisional untuk keperluan kesehatan. Beberapa negara Afrika melakukan
pelatihan obat tradisional kepada farmasis, dokter dan para medik. Demikian pula
penggunaan obat tradisional di Asia, terus meningkat meskipun banyak tersedia
dan beredar obat-obat entitas kimia. Di RRC (Republik Rakyat China),
penggunaan obat tradisional mencapai 90% penduduk di Jepang 60 sampai
dengan 70% dokter meresepkan obat tradional ”kampo” untuk pasien mereka. Di
Malaysia, obat tradisional Melayu, TCM dan obat tradisional India digunakan
secara luas oleh masyarakatnya. Sementara itu, Kantor Regional WHO wilayah
Amerika (AMOR/PAHO) melaporkan 71% penduduk Chile dan 40% penduduk
Kolombia menggunakan obat tradisional. Di negara-negara maju, penggunaan
obat tradisional tertentu sangat populer. Beberapa sumber menyebutkan
penggunaan obat tradisional oleh penduduk di Perancis mencapai 49%, Kanada
70%, Inggris 40% dan Amerika Serikat 42%.

Semua pengobatan modern berasal dari tradisi herbal kuno. Hal ini telah
berkembang menghasilkan obat konvensional yang dikenal di negara Barat, yang
menggunakan obat- obat sintesis dan senyawa alam yang diisolasi. Jenis
pengobatan yang lebih kuno ini berdasarkan filosofis, dan bersifat holistik untuk
mengobati pasien secara keseluruhan dan bukan sebagai pemilik penyakit atau
organ yang malfungsi. Pengobatan ini juga memiliki banyak kesamaan dengan
pengobatan herbalisme seperti yang dulu dan sekarang masih dipraktikkan di
Eropa dan Amerika.Lingkungan budaya tempat pengobatan tradisonal yang
digunakan perlu dipertimbangkan agar ekspektasi lebih logis. Pengobatan ini
dimasukkan pada konteks pemikiran Barat dan memperluas kriteria pemilihan
obat untuk penggunaan diri sendiri dalam obat modern.Pengobatan tradisional
dapat didefiniskan sebagai ; Praktik medis yang meliputi diagnosis, pencegahan,
dan pengobatan. Berdasarkan pengalaman praktis dan pengamatan yang
diturunkan dari generasi ke generasi, secara lisan maupun tulisan.

Tiga jenis pengobatan tradisional telah dipilih, sebagai contoh :

- Pengobatan tradisional Cina (Traditional Chinese Medicine, TCM)


- Ayurveda
- Pengobatan tradisional Afrika (Traditional African Medicine, TAM)
atau sistem pengobatan tradisional Afrika (Traditional African
Medicine System, TAMS).

Obat herbal Indonesia pada Menyibak Potensi Pasar Obat Herbal


Tradisional Menyibak Potensi Pasar Obat Herbal Tradisional 4 Warta Ekspor
Edisi September 2014 Tajuk Utama dasarnya dapat dikelompokkan dalam tiga
kategori, yaitu : (1) Jamu; (2) Obat Herbal Terstandar; dan (3) Fitofarmaka.

TAM adalah salah satu contoh tradisi obat oral utama, yang berlaku untuk
banyak jenis obat asli. TAM dan Ayurveda populer dan sangat canggih serta
berkembang selama berabad- abad sementara tetap mempertahankan keutuhan
filosofinya. Ketiga sistem tersebut menggunakan herba, dan juga bentuk
pengobatan lain. Namun, pembahasan di sini akan dibatasi pada herba karena
heba memiliki aktivitas farmakologis sehingga termasuk materi yang dibahas
dalam buku ini.
ISI

Dalam konteks sistem tersebut yang dibahas pada bab ini, penyakit dapat
dianggap sebagai gangguan ringan atau gangguan yang dapat sembuh dengan
sendirinya, ataupun gangguan kronis atau serius.

Gangguan ringan atau yang dapat sembuh dengan sendirinya

Gangguan ringan tertentu seperti sakit dan nyeri, diare , luka atau cedera,
dan persalinan yang dipermudah, biasanya akan diberi obat- obat umum. Obat
tersebut biasanya dapat berupa herba atau tumbuhan asli atau obat yang diperoleh
dari pasar lokal, dan diketahui dengan baik di masyarakat tersebut.

Hubungan penggunaan tradisional dengan bukti ilmiah

Terdapat hubungan antara penggunaan tradisionaldan kerja farmakologis, seperti


isolasi prinsip- prinsip antipiretik dari obat ‘demam’, tetapi, meskipu n demikian,
hal ini dapat berubah menjadi berbeda dari harapan kita. Misalnya :

 Tapak dara Vinca (Catharanthus) rosea secara tradisional digunakan untuk


mengobati diabetes, tetapi pada penelitian lebih lanjut menghaasilkan
alkaloid antikanker yang kuat yaitu vinkristin dan vinblastin.
 Fagara xanthoxyloides, yang digunakan di Nigeria sebagai batang yang
dikunyah untuk membersihkan gigi, telah diketahui tidak hanya bersifat
antimikroba, tetapi juga memiliki aktivitas antisickling (mencegah
pembentukan sel darah merah bentuk sabit), dan temuan ini mencetuskan
penelitian lebih lanjut mengenai kondisi dan genetik kronis dan
menyakitkan ini.

Pengobatan Asia dan Oriental

Bentuk pengobatan tradisional yang lebih sistemik muncul di negara-


negara Timur, khususnya di Indiadan Cina, dan dari daerah tersebut menyebar ke
belahan dunia lain, mempengaruhi Yunani, arab, dan budaya- budaya lain yang
peradabannya lebih tinggi. Ayurveda berasal dari India, sedangkan TCM dari
Cina, tetapi keduan bentuk pengobatan tersebut berkembang karena digabungkan
dengan kebiasaan- kebiasaan setempat; contohnya, Jamu berasal dari Indonesia
dan Kampo di Jepang. Tibb-I-Islam adalah pengobatan islamik yang dipraktikkan
oleh Muslim di seluruh Asia dan lainnya di seluruh dunia, tetapi ini lebih
merupakan cara pandang budaya terhadap kesehatan (seperti yang dicantumkan
oleh Al-Quran) daripada suatu jenis pengobatan, meskipun dampaknya sama.
Sejarah Pengobatan Tradisional

A. Pengobatan Tradisional Cina (TCM)

Perkembangan TCM

Shen Nong, Kaisar Cina yang legendaris, dihormati atas penemuan obat- obatan
herbal pada sekitar tahun 2800 SM, dan ia juga terkenal mendefinisikan prinsip-
prinsip berlawanan, tatpi saling mengimbangi yang akhirnya Ia dikenal sebagai
yin dan yang. Confucius (551- 479 SM) terkenal sebagai orang bijak Cina paling
hebat. Ia menetapkan kode etik dan peraturan berdasarkan pemikiran bahwa
terdapat tatanan dan harmoni di alam semesta yang berasal dari keseimbangan
yang baik antara kekuatan Yin dan Yang. Lao Zi memperluas dokrin Confucius
dan mengajarkan bahwa manusia hanya dapat mencapai harmoni pribadi dengan
tunduk kepada hal yang pasti. Filosofi ini sedikit diubah dan diperluas oleh Dong
Zhongshu dengan memasukkan jangkauan ke dalam diri manusia itu sendiri,
yaitu manusia sebagai alam semesta dalam skala kecil, di dalam dirinya sendiri
mengandung siklus yin dan yangn yang saling bertautan.

Dinasti Han (206 SM sampai 220 M) menuliskan catatan obat- obatan (termasuk
veterinr) pada buku kecil atau Gansu, yang berupa sebilah bambu atau kayu yang
diikat bersama. Semua obat herbal dikumpulkan bersama dalam Shen Nong Ben
Cao Jing (farmakope Shen Nong) dan dikelompokkan menjadi tiga kategori :

 Bagian atas : obat- obat yang memelihara kehidupan


 Bagian tengah : obat- obat yang menunjang vitalis
 Bagian bawah : ‘racun’ yang digunakan untuk penyakit berat

Dokter paling terkenal pada saat itu adalah Zhang Zhogjing yang membagi
penyakit menjadi enam jenis, tiga ‘yin’ dan tiga ‘yang’. Resepnya bertujuan untuk
memperbaiki setiap ketidakseimbangan kekuatan- kekuatan ini.

Selama Dinasti ming, Li Shizhen (1518- 1593 M) menghasillkan


ensiklopedia herbal klasik Ben Cao Cang Mu. Ensiklopedia ini memerlukan
waktu 27 tahun untuk menjadi terkumpul dan terdiri atas 52 volume yang memuat
1892 obat- obatan. Ensiklopedia tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang,
Korea, Inggris, Prancis, Jerman, dan lain- lain, dan dianggap menandai awal
pertukaran budaya antara obat- obat Cina dan Barat.

Pada abad ke-20 , TCM diserang pengaruh Barat. Dokter- dokter misionaris
menerjemahkan jurnal- jurnal kedokteran Barat menjadi bahasa Cina, dan dokter-
dokter Cina yang telah belajar di lluar negeri tidak lagi menggunakan obat- obatan
tradisional. Namun, Republik Rakyat Cina baru menelima kembali TCM dan
mendirikan sekolah kedokteran baru, untuk menghilangkan ketergantunngan Cina
pada negara Barat. Revolusi ketiga (atau Revousi Budaya) pada tahun 1966- 1976
menyebabkan terhentinya kebudayaan, dan ‘dokter tanpa dasar yang kuat’
menjalani pelatihan tidak lebih dari enam bulan, dikirim ke daerah- daerah
pedalaman untuk menghentikan kaun ‘intelektual’ Barat yang tercela. Pada saat
ini, kedua sistem itu masih ada dan sekolah- sekolah kedokteran bergaya Barat
pun mengajarkan siswa- siswanya mengenai TCM dan akupuntur.

Penyebab penyakit

Bakteri, virus dan bahan kimia tidak dianggap menyebabkan penyakit. Jika suatu
organ tersebut dapat diserang sehingga keadaan lemah adalah penyebabnya dan
harus diperbaiki. Keadaan lemah tersebut mungkin merupakan akibat faktor
kekuatan eksternal dan faktor emosi internal. Kekuatan ‘kosmologis’ eksternal
disebut enam kelebihan.

Diagnosis

Berbagai metode menggunakan :

 Pemeriksaan lidah : salah satu aspek yang sangat penting


 Diagnosis denyut :lebih dari satu denyut terhitung tergantung pada tekanan
yang diberikan
 Palpasi organ internal : dilakukan untuk menentukan konsistensi dan tonus
 Pemijatan : digunakan untuk mendeteksi suhu serta otot dan saraf yang
tegang
 Wawancara : sangat penting; pertanyaan tentang pola tidur, rasa makanan
dan minuman, kualitas feses dan urine, demam, berkeringat, dan aktivitas
seksual.

B. Ayurveda

Ayurveda dianggap sebagai bidang pengobatan yang paling kuno.


Ayuverda merupakan suatu sistem pengobatan Hindu yang suci, berasal
dari India, dan juga merupakan tradisi dari mulut ke mulut, serta cukup
terdokumentasi dengan baik. Lebih dari 5000 tahun yang lalu, peramal
agung (atau ‘rishis’) menyusun ‘pokok- pokok kehidupan’ menjadi sesuatu
yang kemudian dikenal sebagai Ayurveda, dan hal ini telah berkembang
dan disesuaikan selama bertahun- tahun dengan tetap mempertahankan
dasar filosofis yang melandasinya. Hanya ada sedikit praktisi Ayuverda
(‘vaid’) di negara Barat pada saat ini, tetapi popularitasnya cepat
meningkat dan obat- obatan Ayuverda kinicdiekspor dari India ke banyak
negara lain. Secara filosofis, Ayuverda memiliki kemiripan dengan
pengobatan tradisional Cina, yaitu diterimanya konsep kemanusiaan
sebagai suatu mikrokosmos alam semesta. Ada kekuatan kehidupan, yang
dapat dipelihara, dilindungi, dan tentu saja dihilangkan, juga kekuatan
yang berlawanan atau ‘humor’ yang keseimbangannya penting untuk
kesehatan. Pada TCM, ada 2 (yin dan yang), sedangkan dalam Ayuverda
ada tiga (trodosha). Terdapat lima unsur pada keduanya, tetapi agak
berbeda dan akan diuraikan dalam bagian yang tepat. Banyak obat yang
lazim untuk kedua- duanya meskipun penjelasan filosofis untuk
penerapannya mungkin sedikit berbeda.

Konsep Ayuverda
Prana, energi kehidupan
Prana adalah energi vital, yang mengaktifkan tubuh dan pikiran. Prana
nutrien dari udara memberikan energi pada prana vitak di otak, melalui
pernapasan sehingnga setara dengan qi pada pengobatan Cina.

Bhutas, lima unsur


Angkasa (ruang), udara, api, air dan tanah dianggap sebgai unsur dasar,
yang merupakan perwujudan energi kosmik. Unsur- unsur tersebut terkait
dengan lima indera (pendengaran, sentuhan, penglihatan, rasa) dan kelima
inera tersebut yang menghasilkan kerja

Tridosha: vata, pitta, dan kapha—tiga humor


Angkasa, udara, api, air dan tanah (lima unsur dasar) terdapat pada tuubuh
manusia berupa tiga prinsip dasae atau humor yang dikenal sebagai
‘tridosha’, yang untuk Ayuverda. Ketiga humor itu, dikenal sebagai vata,
pitta, dan kapha (masing- masing disebut doshas) mengatur seluruh fungsi
biologis, psikologis, dan fisiopatologis pada tubuh dan pikiran. Syarat
utama untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit adalah memahami
hubungan anttara hal tesebut.

Kelebihan pitta sangat mengganggu metabolisme secara umum. Tridosha


dapat dijelaskan sebagai berikut :
 Vata, tergabung dengan udara atau angkasa (ruang), adalah prinsip
gerakan.vita dapat ditandai sebagai energi yang mengontrol
gerakan biologis sehingga berkaitan dengan SSP, dan mengatur
fungsi- fungsi seperti bernapas, berkedip, semua bentuk gerakan,
denyut jantung, dan impuls saraf.
 Pitta, tergabung dengan api dan air, serta mengatur panas dan
energi tubuh. Oleh karena itu, pitta mengendalikan suhu tubuh,
terlibat dalam metabolisme, pencernaan, ekskresi, pembentukan
darah, dna sekresi endokrin serta terlibat dalam kecerdasan dan
pemahaman.
 Kapha, dikaitkan dengan air dan tanah. Kapha bertanggung jawab
atas struktur fisik, kekuatan biologis, fungsi pengaturan, termasuk
imunitas, produksi mukus, cairan sinovial, dan lubrikasi
persendian, serta memebantu penyembuhan luka, kekuatan tenaga,
dan mempertahankan ingatan.

C. Sistem Pengobatan Tradisional Afrika

Konsep sistem pengobatan tradisional Afrika

Penyebab penyakit, seperti yang dijelaskan secara kultural, adalah hal


yang penting untuk memahami TAMS. Dalam pemikiran masyarakat Afrika,
semua makhluk hidup terkait satu sama lain serta terkait dengan dewa dan roh
leluhur.jika ada harmoni di antara semuanya, kesehatan yang baik akn dinikmati,
tetapi jika tidak ada harmoni, hasilnya adalah kemalangan atau kesehatan yang
buruk.

Metode penerapan merupakan hal yang penting untuk memahami TAMS.


Pada obat- obat konvensional, beberapa bentuk absorpsi obat harus dilakukan.
Absorpsi tersebut dapat secara oral, rektal, parenteral, topikal, atau melalui
inhalasi. Pada TAMS, hal ini tidak terlalu penting (meskipun hal ini akan banyak
terjadi pada banyak kasus) karena bahan- bahan dapat dienkapulasi dan dipakai
sebagai jimat, kalung, atau digunakan untuk melingkari pergelangan tangan atau
kaki. Bahan- bahan itu bahkan sama sekali tidak berkontak dengan pasien, dapat
diletakkan di atas pintu, atau di bawah keset atau bantal. Praktik- praktik ini
dimaksudkan untuk menangkal roh- roh jahat, yang dapat menyebabkan penyakit
tersebut.

Sejarah Obat Tradisional di Indonesia


Penggunaan obat tradisional di Indonesia telah berlangsung sejak ribuan
tahun dan salah satunya tercatat dalam relief seperti di Candi Borobudur. Iklim
tropis di Indonesia menjadikan keanekaragaman hayati yang tinggi terbesar kedua
di dunia dengan potensial bahan alam untuk dijadikan obat tradisional oleh
masyarakat di Indonesia. Obat tradisional merupakan ramuan bahan yang berasal
dari tumbuhan, hewan, mineral yang secara temurun digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman (Dewoto, 2007).

Dekade ini, penggunaan obat didorong untuk kembali ke alam (back to


nature) dengan mendayagunakan obat berbahan alam, yakni obat tradisional.
Mahalnya harga obat modern dengan efek samping yang dapat ditimbulkan dari
obat tersebut menjadi faktor yang mendorong masyarakat untuk menggunakan
obat tradisional. Survei Nasional pada tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik
mendapati 15,6% masyarakat Indonesia menggunakan obat tradisional dan
meningkat hingga 31,7% pada tahun 2001 (Badan Pusat Statistik, 2002). Seiring
pertumbuhan minat masyarakat terhadap obat tradisional, sejumlah industri obat
tradisional yang terdaftar di BPOM meningkat, dari tahun 2002 berjumlah 55
industri terdaftar, menjadi 291 industri pada tahun 2006 (Dewoto, 2007).

Kondisi Obat Tradisional Indonesia

Jenis pengobatan tradisional yang mulai diintegrasikan ke dalam


pengobatan konvensional adalah penggunaan obat tradisional. Sedikitnya terdapat
7.000 tumbuhan berkhasiat mengobati penyakit yang tersebar di seluruh penjuru
Indonesia. Tumbuhan tersebut dimanfaatkan masyarakat sebagai obat tradisional.
Obat tradisional mencakup jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
Perbedaan ketiga jenis obat tradisional ini adalah ada tidaknya data pendukung
terhadap manfaat obat, yaitu data empiris, data preklinik atau data klinik. Dan
ketiga jenis obat tersebut harus melalui standar penilaian yang dilakukan Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga khasiat dan keamanannya
terjamin.Pada kategori jamu, biasanya obat tradisional yang satu ini memiliki
bukti berupa data empirik, yaitu bukti akan manfaat yang didasarkan pada
pengalaman masyarakat yang telah mengkonsumsi jamu secara turun-temurun.
Walaupun hanya memiliki bukti empiris tetapi tetap ada prosedur penilaian seperti
penerapan cara pembuatan obat tradisional yang baik dan pemeriksaan terhadap
kontaminasi mikroba. Untuk menaikan derajat dari jamu menjadi obat herbal
terstandar harus dilakukan uji coba pada hewan, untuk memiliki data preklinik.
Sedangkan untuk menjadi fitofarmaka, harus memiliki bukti preklinik dan bukti
klinik yaitu uji coba pada manusia. Jenis fitofarmaka merupakan jenis yang telah
diuji keamanan dan khasiat pada manusia. Pada kenyataannya, hingga saat ini ada
ribuan jamu yang terdaftar di BPOM. Namun, hanya ada 38 yang sudah diuji
menjadi obat herbal terstandar dan baru sekitar enam yang sudah diakui menjadi
fitofarmaka.

Penggabungan Obat Tradisional dan Obat Kimia

Tidak ada obat tradisional yang semuanya aman dan tidak semua obat
kimia buruk. Demikianlah yang sering terucap manakala terjadi perbedaan di
tengah masyarakat mengenai obat tradisional dan obat kimia. Pada kenyataannya
obat-obatan tersebut dapat digunakan secara bersamaan. Namun, perlu penelitian
dan pengembangan yang lebih banyak untuk menggabungkan penggunaan
tersebut. Zat aktif dalam obat kimia umumnya lebih cepat diserap tubuh.
Sedangkan obat herbal, selain lebih lambat diserap tubuh, terkadang bersifat
mengikat zat dari obat kimia. Akibatnya, efek obat kimia jadi tidak maksimal.
Penggabungan pengobatan konvensional dan pengobatan tradisional dapat
berdampak baik bagi kesehatan dan juga berdampak buruk bagi kesehatan.
Dampak yang bertolak belakang ini dapat diketahui dari hasil penelitian dan
pengembangan.

Penerapan Pengobatan Tradisional di Unit Pelayanan Kesehatan

Walaupun pengobatan tradisional telah diamanatkan dalam UU Kesehatan,


pada kenyataannya tidak banyak unit pelayanan kesehatan yang menerapkan
pelayanan tersebut. Hal ini tergantung pada kebijakan dari unit pelayanan
kesehatan. Pada umumnya keengganan menerapkan pelayanan kesehatan
tradisional dikarenakan kurangnya bukti ilmiah terhadap pelayanan pengobatan
tradisional. Hal ini terbentur dengan kode etik profesi yang harus memberikan
pertanggungjawaban atas segala tindakan pengobatan atau perawatan yang
diberikan kepada pasien. Dengan kata lain, tanggung jawab profesi untuk tidak
memberikan pengobatan atau perawatan kepada pasien yang belum diyakini
manfaat dan efek sampingnya. Hingga akhir tahun 2011, pelayanan pengobatan
tradisional yang sudah diterapkan di beberapa unit pelayanan kesehatan antara
lain:

1. pelayanan akupunktur telah diterapkan di 24 rumah sakit seluruh Indonesia;

2. ramuan obat tradisional diberikan di enam rumah sakit di Provinsi Jawa


Tengah, Provinsi DI Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Bali;

3. pelayanan hiperbarik (pengobatan menggunakan ruang udara bertekanan - 12 -


tinggi) diberikan di tujuh rumah sakit; dan

4. sebanyak 42 puskesmas juga memberikan ramuan dan 31 puskesmas


memberikan layanan akupresur. Sebagai unit pelayanan kesehatan dengan skala
kecil, penerapan pengobatan tradisional di puskemas perlu mendapat pengawasan
yang ketat. Aspek legal penerapan pengobatan tradisional perlu diterapkan dalam
produksi bahan baku, dan lainnya. Pengawasan juga dilakukan dengan
meningkatkan pelatihan tenaga puskesmas dalam menerapkan pengobatan
tradisional. Sedangkan untuk penerapan pengobatan tradisional di rumah sakit
sama halnya seperti prosedur penerapan pengobatan konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lad V.1990.Ayuverda the science of self-healing. Lotus Press, Wisconsin
2. Neuwinger HD.2000.African traditional medicine. Medpharmma, Stuttgart
3. Sairam TV.2000. Home remedies vols I, II and III. Penguin, India
4. Williamsom EM (ed).2002. Major herbs of Ayuverda. Churchill
Livingstone, Edinburgh
5. Kemenkes RI, 2010, “Riset Kesehatan Dasar 2010”.
6. “Layanan Tradisional akan Diterapkan di Rumah Sakit”,
http://health.kompas.com/read/2012/03/03/06455885/
Layanan.Tradisional.akan.Diterapkan. di.Rumah.Sakit, diakses tanggal 5
Maret 2012.
7. “60 Persen Orang RI Percaya Jamu, Puskesmas Jamu Diperbanyak”,
http://kebijakankesehatanindonesia. net/component/content/article/73-
berita/639-60-persen-orang-ri-percayajamu-puskesmas-jamu-diperbanyak.
html, diakses tanggal 5 Maret 2012.
8. Rahmi Yuningsih.2012.Info Sigkat Kesejahteraan Sosial Vol.IV,
Pengobatan Tradisional di Unit Pelayanan Kesehatan
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-IV-5-I-
P3DI-Maret-2012-82.pdf

Anda mungkin juga menyukai