Anda di halaman 1dari 5

Nama : Andi Aulia Fajerin

NPM : 1943700082

Tugas : Resume Pneumonia Virus (Corona virus/ Covid-19)

Pneumonia
Pneumonia dibagi menjadi dua, yaitu: virus, bakteri
Alveolus adalah tempat pertukaran CO2 dan O2

Tekanan antara paru-paru dan tekanan di luar arteri 360 mmHg atau 1 atm.

Alveolus terdapat 2 sel yaitu :

- Sel tipe 1  produksi surfaktan di paru-paru di dalam alveolus

- Sel tipe 2  tempat pertukaran CO2 dan O2

Pneumonia di akibatkan oleh bakteri dan virus.

Patologis Pneumonia
1. Adanya zat aktif yang masuk ke dalam paru-paru akan mengaktifkan sistem imun yaitu
makrofag. Makrofag akan berikatan dengan zat asing tersebut, maka makrofag akan
mengeluarkan 3 zat asing yaitu interleukin 1, interleukin 6 dan tumor nefrosis faktor.
Kemudian 3 senyawa tersebut akan masuk ke dalam pembuluh darah ke alveolus maka
akan meningkatkan permeabilitas alveolus yang mengakibatkan terjadinya pelebaran
pembuluh darah sehingga menyebabkan cairan di pembuluh darah akan keluar menuju ke
daerah sekitar alveolus yang menyebabkan edema alveolus dan membuat terjadinya
penyempitan alveolus (kolaps)  sesak nafas.
2. Ketika 3 senyawa tersebut masuk ke pembuluh darah maka akan menuju ke hipotalamus.
Yang akan mengaktifasi / menstimulus pelepasan prostaglandin dan prostaglandin ini
akan mengakibatkan suatu respon yaitu demam.
3. Ketiga 3 senyawa tersebut di dalam pembuluh darah maka akan menyebabkan pelebaran
pembuluh darah, ada gejala / simpom yaitu SIRS maka mengakibatkan terjadinya syok 
terjadinya penurunan tekanan darah, penurunan volume darah. Efek terhadap jantung
yang mengakibatkan jantung berdetak semakin cepat.
4. Terhadap ginjal akan mengakibatkan terjadinya oligo urea yang artinya terjadi penurunan
volume urin yang menyebabkan kerusakan ginjal.

Respon imun tubuh :


- Batuk
- Demam
- Sesak nafas. Karna terendam darah diaveolus
Bila terjadi koleps akan meningkatkan nilai Rf >20 menit artinya menigkatnya
oksigen.

Proses terbentuk dahak / sputum :

Terjadinya infeksi, makrofag akan mengeluarkan 3 senyawa (IL1, IL6, dan TNF alfa)
masuk ke dalam pembuluh darah maka akan menyebabkan kemotaksis. Kemotaksis
merupakan suatu pergerakan suatu zat-zat untuk menghadapi infeksi tersebut yaitu
neutrophil. Semakin banyaknya 3 senyawa tersebut di produksi maka akan semakin banyak
neutrophil yang menuju ke alveolus yang mengakibatkan terjadinya fagositosis sel-sel,
semakin banyaknya fagositosis sel maka akan semakin banyak menghasilkan
nanah/dahak/sputum yang di produksi.

Dahak merupakan suatu pertahan diri untuk melawan virus, bakteri dan jamur. Rasa
gatal-gatal tenggorokan dan tonsillitis merupakan proses tubuh melawan virus, bakteri dan
jamur.

ARSD

ARSD akan menggagalkan pertukaran udara. Karna CO2 meningkat dibanding O2. Bronkus
sudah banyak dahak sehingga menyebabkan gagal nafas, ketika dibantu dengan ventilator
harus diperhitungkan tekanannya. Ketika tekanannya terlalu kuat maka akan menyebabkan
pecahnya paru-paru sehingga menyebbkan kematian.

 Pneumonia sampai ketahap ARSD :

- berkurangnya surfaktan (sel tipe 1)  menyebabkan gangguan permukaan

- respon imun

- penyakit penyerta/pembawa  asma

Persamaan dan perbedaan bronchitis dan Pneumonia

 Persamaan : - sama-sama menghasilkan dahak

- dapat menyebabkan meningitis

 Perbedaan : Bronkitis : - Penyebab : virus, bakteri ataupun terlalu sering terpapar asap
rokok dan polusi
- bakteri : Pneumonia bakteri

- bronkitis tanpa penyerta

- bila akut: 3 minggu – bisa sembuh


- bila kronik : 3 tahun atau bisa bertahun- tahun

- ada fisioterapi : bernafas dengan baik, pernafasan dengan


tanpa ada gangguan

- bromkitis biasa disebut PPOK

- bersifar irreversible

- menggunakan obat beta 2 agonis : salbutamol atau teofilin

- Tanpa ada infeksi tidak demam

- dahak : Putih/ bening

Pneumonia : - Perbedaan : bakteri, virus dan jamur

Gejala pneumonia bisa dikatakan ringan/ parah tergantung


dari penyebab, usia dan kondisi kesehatan tubuh secara
menyeluruh.

Gejala umum :

- batuk yang bisa menghasilkan dahak berwarna kuning, hijau


bahkan berdarah.

- sesak nafas

- demam

- menggigil

- nyeri pada dada, apalagi saat batuk

- sakit kepala

- mual dan muntah

- keringat berlebihan

- lemas

- menyebabkan asma

- menyebabkan sesak nafas karenan ada cairan di alveoli di


ikuti sakit pada paru-paru pada saat batuk.

- mengalami demam akibat adanya infeksi


Pemberian Kortikosteroid

- pada saat sistem imun sudah membaik

- tidak demam lagi

- kondisi pasien stabil  cairan di paru-paru ada perbaikan (rontgen 3 x seminggu)

- diberian kortikisteroid beta 2 agonis  pelebaran bronkus

- batuk  diberikan N-asetilsistein, ketika tidak ada dahak diberikan Codein.

Penggunaan infus antibiotic

- tidak selalu di berikan : hanya pada pasien bedah / akan operasi

- diberikan antibiotic spectrum luas

- tidak dapat dicegah karena rentan tidur (ICU)  lebih beresiko terjangkit pneumonia

- menjaga kebersihan

- memperbanyak minum vitamin dan susu  hati-hati dapat berikatan kompleks dengan
antibiotic

Procalcitonin

- terlalu tinggi peningkatan akibat bakteri dibanding virus

- biasa digunakan untuk penentu antibiotic dalam kasus sepsis

- 7 sampai 10 hari  masih terjadi peningkatan procalcitonin maka akan dipantau ulang
bakteri penginfeksi.

C-Reactive Protein (CRP)

- yang menstimulus interleukin 6 dan Lipopolisakarida

- diproduksi di hati

- terjadi peningkatan nilai CRP pada saat terjadi infeksi maupun inflamasi
SIRS

- Suhu >38o C/ Hipotema < 36o C

- Nadi > 90 kali / menit

- Pernafasan > 20 kali / menit

- Hipovolemik dan anafilaksis

Fungsi Vitamin untuk Pneumonia

- Vitamin A : berperan produksi sel darah putih

- Vitamin C dan E : penghambatan terhadap stress oksdative

- Vitamin D : menjaga sistem kekebalan tubuh

- Zink : absorbs nutrisi untuk kebutuhan dalam proses pembentukan sistem imun

Terapi Antibiotik

 Anti Pseudomonas
- Beta laktam antipseudomonas
- Flouroquinolone antipseudomonas
- Aminoglikosida antipseudomonas
 INH atau Rifampisin

Kortikosteroid pada Pneumonia Virus

- Pemberian kortikosteroid pada infeksi virus tidak direkomendasikan karna akan


meningkatkan resiko infeksi nosocomial
- Pemberian pada kasus sepsis atau SIRS

Anda mungkin juga menyukai