Anda di halaman 1dari 7

BAB I

A.   Pendahuluan

Shalat Tarawih (kadang-kadang disebut teraweh atau taraweh) adalah shalat yang dilakukan khusus
hanya pada bulan ramadan. Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jama’ dari ‫ َترْ ِوي َْح ٌة‬yang
diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat". Waktu pelaksanaan shalat ini adalah selepas isya',
biasanya dilakukan secara berjama'ah di masjid. Fakta menarik tentang shalat ini ialah bahwa
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam hanya pernah melakukannya secara berjama'ah dalam 3 kali
kesempatan.[1]

 Sejarah ini berawal dari kehadiran rasulullah saw di masjid pada malam tanggal 23 Ramadhan tahun
kedua hijriyah. Rasulullah kemudian melaksanakan ritual shalat yang kemudian hari dinamakan shalat
tarawih.

Malam berikutya, tepat tanggal 25, rasulullah kemabali hadir guna melaksanakan shalat. Sahabat yang
mengikuti shalat rasulullah membludak. Kemudian pada malam ketiga, tanggal 27 ramadhan
rasulullah hadir melaksanakan shalat.

Seperti malam malam sebelumnya, para sahabat telah menunggu beliau guna mengikuti shalat.
Kemudian terakhir, pada malam ke-29 para sahabat telah menunggu Rasulullah. Namun, sekian lama
menunggu, ternyata beliau tidak hadir. Saat menjelang fajar rasulullah, selepas shalat
shubuh,rasulullah bersabda:

‫قد رايت الذي صنعتم ولم يمنعني من الخروج اليكم اال اني خشيت ان تفرض عليكم وذالك في رمضان‬

Artinya: Aku mngetahui apa yang telah kalian lakukan. Tidak ada yang yang mencegahku untuk hadir
ke masjid selain kekhawatiranku apabila shalat ini di wajibkan bagi kalian.

Demikian penejlasan Sayyidah Aisyah dalam riwayat Imam bukhori, Muslim dan Abu dawud.[2]

Dari penjelasan di atas dapat dirumuskan masalah yang terjadi, yakni;

1.      Bagaimana hukum shalat tarawih?

2.      Berapakah jumlah rokaat pada shalat tarawih ?

BAB II
B.   Pembahasan

1.     Hukum Shalat Tarawih

Hukum shalat tarawih adalah mustahab (sunnah), sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Imam An-
Nawawi rahimahullah ketika menjelaskan tentang sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

‫ان إِ ْي َما ًنا َواحْ ت َِسابًا ُغف َِر لَ ُه َما َت َق َّد َم مِنْ َذ ْن ِب ِه‬
َ ‫ص‬َ ‫َمنْ َقا َم َر َم‬

Artinya: “Barangsiapa menegakkan Ramadhan dalam keadaan beriman dan mengharap balasan dari
Allah ta’ala , niscaya diampuni dosa yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘alaih)

Yang dimaksud dengan qiyamu Ramadhan adalah shalat tarawih dan ulama telah bersepakat bahwa
shalat tarawih hukumnya mustahab (sunnah).” (Syarh Shahih Muslim, 6/282). Dan beliau menyatakan
pula tentang kesepakatan para ulama tentang sunnahnya hukum shalat tarawih ini dalam Syarh Shahih
Muslim (5/140) dan Al-Majmu’ (3/526).

Ketika Al-Imam An-Nawawi rahimahullah menafsirkan qiyamu Ramadhan dengan shalat tarawih maka
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah memperjelas kembali tentang hal tersebut: “Maksudnya bahwa
qiyamu Ramadhan dapat diperoleh dengan melaksanakan shalat tarawih dan bukanlah yang dimaksud
dengan qiyamu Ramadhan hanya diperoleh dengan melaksanakan shalat tarawih saja (dan
meniadakan amalan lainnya).” (Fathul Bari, 4/295).[3]

Mana yang lebih utama dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau sendiri-sendiri di rumah?

Pendapat Al-Imam Asy-Syafi’i dan sebagian besar sahabatnya, juga pendapat Abu Hanifah dan Al-
Imam Ahmad (Masaailul Imami Ahmad, hal. 90) dan disebutkan pula oleh Ibnu Qudamah dalam Al-
Mughni (2/605) dan Al-Mirdawi dalam Al-Inshaf (2/181) serta sebagian pengikut Al-Imam Malik dan
lainnya, sebagaimana yang telah disebutkan Al-Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (6/282).
Dan juga pendapat jumhur ulama (Al-Fath, 4/297) dan pendapat ini pula yang dipegang Asy-Syaikh
Nashiruddin Al-Albani, beliau berkata: “Disyariatkan shalat berjamaah pada qiyam bulan Ramadhan,
bahkan dia (shalat tarawih dengan berjamaah) lebih utama daripada (dilaksanakan) sendirian…”
(Qiyamu Ramadhan, hal.19-20).[4]

2.      Jumlah rokaat shalat tarawih

Seringkali masalah jumlah raka’at shalat tarawih dipermasalahkan di tengah-tengah masyarakat.


Sampai-sampai jumlah raka’at ini jadi tolak ukur, apakah si fulan termasuk golongannya ataukah tidak.
Kami pernah mengangkat pembahasan jumlah raka’at shalat tarawih, namun masih ada saja yang
sering mendebat mempertanyakan pendapat pilihan kami. Sekarang kami akan membahas dari sisi
dalil pendukung shalat tarawih 23 raka’at. Hal ini kami kemukakan dengan tujuan supaya kaum
muslimin sadar bahwa beda pendapat yang terjadi sebenarnya tidak perlu sampai meruntuhkan
kesatuan kaum muslimin. Dalil pendukung yang akan kami kemukakan menunjukkan bahwa shalat
tarawih 23 raka’at sama sekali bukanlah bid’ah, perkara yang dibuat-buat. Kami akan buktikan dari sisi
dalil dan beberapa alasan.

a.       Asal ‘Umar Mulai Mengumpulkan Para Jama’ah dalam Shalat Tarawih
Dalam Shahih Al Bukhari pada Bab “Keutamaan Qiyam Ramadhan” disebutkan beberapa riwayat
sebagai berikut.

‫ أَنَّ َرسُو َل‬- ‫ رضى هللا عنه‬- ‫ْن َع ْب ِد الرَّ حْ َم ِن َعنْ أَ ِبى ه َُري َْر َة‬ ِ ‫ب َعنْ ُح َم ْي ِد ب‬ ٍ ‫ْن شِ َها‬ِ ‫ك َع ِن اب‬ ٌ ِ‫ُف أَ ْخ َب َر َنا َمال‬
َ ‫َح َّد َث َنا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ يُوس‬
ٍ ‫ َقا َل ابْنُ شِ َها‬. » ‫ان إِي َما ًنا َواحْ ِت َسابًا ُغف َِر لَ ُه َما َت َق َّد َم مِنْ َذ ْن ِب ِه‬
‫ب َف ُتوُ ِّف َى َر ُس و ُل‬ َ ‫ض‬ َ ‫ َقا َل « َمنْ َقا َم َر َم‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫هَّللا‬
‫ رضى‬- ‫ص ْدرً ا مِنْ ِخالَ َف ِة ُع َم َر‬ َ ‫ك فِى ِخالَ َف ِة أَ ِبى َب ْك ٍر َو‬ َ ِ‫ان األَ ْم ُر َعلَى َذل‬ َ ‫ ُث َّم َك‬، ‫ك‬َ ِ‫ َواألَ ْم ُر َعلَى َذل‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫هَّللا‬
‫ هللا عنهما‬-

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu
Syihab dari Humaid bin ‘Abdurrahman dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan qiyam Ramadhan (shalat
tarawih) karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka akan diampuni
dosa-dosanya yang lalu“. Ibnu Syihab berkata; Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
wafat, namun orang-orang terus melestarikan tradisi menegakkan malam Ramadhan (secara bersama,
jamaah), keadaan tersebut terus berlanjut hingga zaman kekhalifahan Abu Bakar dan awal-awal
kekhilafahan ‘Umar bin Al Khaththob radhiyallahu ‘anhu. (HR. Bukhari no. 2009)

‫ رضى هللا‬- ‫ب‬ ِ ‫ْن ْال َخ َّطا‬ِ ‫ت َم َع ُع َم َر ب‬ ُ ْ‫ارىِّ أَ َّن ُه َق ا َل َخ َرج‬ ِ ‫ْن َع ْب ٍد ْال َق‬ ُّ ‫ْن‬
ِ ‫الز َبي ِْر َعنْ َع ْب ِد الرَّ حْ َم ِن ب‬ ِ ‫ب َعنْ عُرْ َو َة ب‬ ٍ ‫ْن شِ َها‬ِ ‫َو َع ِن اب‬
‫ص الَ ِت ِه‬ َ ‫ُص لِّى ِب‬
َ ‫ُص لِّى الرَّ ُج ُل َفي‬ َ ‫ َوي‬، ‫صلِّى الرَّ ُج ُل لِ َن ْف ِس ِه‬َ ‫ون ُي‬ َ
َ ُ‫ َفإِ َذا ال َّناسُ أ ْو َزا ٌع ُم َت َفرِّ ق‬، ‫ إِلَى ْال َمسْ ِج ِد‬، ‫ان‬ َ ‫ لَ ْيلَ ًة فِى َر َم‬- ‫عنه‬
َ ‫ض‬
ُ ُ ُ َ َ ُ ْ‫الرَّ ه‬
‫ت‬ ُ ْ‫ ث َّم َخ َرج‬، ‫ب‬ ٍ ْ‫ْن َكع‬ ِ ‫ ث َّم َع َز َم َف َج َم َع ُه ْم َعلَى أ َبىِّ ب‬. ‫ان أ ْم َث َل‬
َ ‫ئ َوا ِح ٍد لَ َك‬ ٍ ‫ار‬ ِ ‫ت َهؤُ الَ ِء َعلَى َق‬ ُ ْ‫ط َف َقا َل ُع َم ُر إِ ِّنى أ َرى لَ ْو َج َمع‬
. ‫ون‬ َ ‫ض ُل م َِن الَّتِى َيقُو ُم‬ َ ‫ُون َع ْن َها أَ ْف‬
َ ‫ َوالَّتِى َي َن ام‬، ‫ َقا َل ُع َم ُر نِعْ َم ْال ِب ْد َع ُة َه ِذ ِه‬، ‫ارئ ِِه ْم‬ ِ ‫صالَ ِة َق‬
َ ‫ون ِب‬َ ُّ‫صل‬ َ ‫ َوال َّناسُ ُي‬، ‫َم َع ُه لَ ْيلَ ًة أ ُ ْخ َرى‬
‫ُون أَ َّولَ ُه‬
َ ‫ان ال َّناسُ َيقُوم‬ َ ‫ َو َك‬، ‫ي ُِري ُد آخ َِر اللَّي ِْل‬

Dan dari Ibnu Syihab dari ‘Urwah bin Az Zubair dari ‘Abdurrahman bin ‘Abdul Qariy bahwa dia berkata,
“Aku keluar bersama ‘Umar bin Al Khoththob radhiyallahu ‘anhu pada malam Ramadhan menuju
masjid, ternyata orang-orang shalat berkelompok-kelompok secara terpisah-pisah, ada yang shalat
sendiri dan ada seorang yang shalat diikuti oleh ma’mum yang jumlahnya kurang dari sepuluh orang.
Maka ‘Umar berkata, “Aku berpikir bagaimana seandainya mereka semuanya shalat berjama’ah
dengan dipimpin satu orang imam, itu lebih baik“. Kemudian Umar memantapkan keinginannya itu lalu
mengumpulkan mereka dalam satu jama’ah yang dipimpin oleh Ubbay bin Ka’ab. Kemudian aku keluar
lagi bersamanya pada malam yang lain dan ternyata orang-orang shalat dalam satu jama’ah dengan
dipimpin seorang imam, lalu ‘Umar berkata, “Sebaik-baiknya bid’ah adalah ini. Dan mereka yang tidur
terlebih dahulu adalah lebih baik daripada yang shalat awal malam. Yang beliau maksudkan untuk
mendirikan shalat di akhir malam, sedangkan orang-orang secara umum melakukan shalat pada awal
malam. (HR. Bukhari no. 2010)[5]

b.      Beberapa Atsar Penguat tentang 23 rokaat shalat tarawih

Pertama: Atsar Atho’ (seorang tabi’in) yang dikeluarkan dalam Mushonnaf Ibni Abi Syaibah (2/163).

‫حدثنا بن نمير عن عبد الملك عن عطاء قال أدركت الناس وهم يصلون ثالثة وعشرين ركعة بالوتر‬

Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair, dari ‘Abdul Malik, dari ‘Atho’, ia berkata, “Aku pernah
menemukan manusia ketika itu melaksanakan shalat malam 23 raka’at dan sudah termasuk witir di
dalamnya.”

Syaikh Musthofa Al ‘Adawi mengatakan bahwa riwayat ini shahih.


Kedua: Atsar dari Ibnu Abi Mulaikah yang dikeluarkan dalam Mushonnaf Ibni Abi Syaibah (2/163).

‫حدثنا وكيع عن نافع بن عمر قال كان بن أبي مليكة يصلي بنا في رمضان عشرين ركعة‬

Telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Nafi’ bin ‘Umar, ia berkata, “Ibnu Abi Mulaikah shalat
bersama kami di bulan Ramadhan sebanyak 20 raka’at”.

Syaikh Musthofa Al ‘Adawi mengatakan bahwa riwayat ini shahih.

Ketiga: atsar adri ‘ali bin Robi’ah yang di keluarkan dalam mushonnaf Ibni abi syaibah (2/163)

 ‫حدثنا الفضل بن دكين عن سعيد بن عبيد أن علي بن ربيعة كان يصلي بهم في رمضان خمس ترويحات ويوتر بثالث‬

Telah menceritakan kepada kami Al Fadhl bin Dakin, dari Sa’id bin ‘Ubaid, ia berkata bahwa ‘Ali bi
Robi’ah pernah shalat bersama mereka di Ramadhan sebanyak 5 kali duduk istirahat (artinya: 5 x 4 =
20 raka’at), kemudian beliau berwitir dengan 3 raka’at.[6]

c.       Jumlah raka’at shalat tarawih menurut madzhab empat

Ada beberapa pendapat mengenai bilangan rakaat yang dilakukan kaum muslimin pada bulan
Ramadhan sebagai berikut:

1. Madzhab Hanafi

Sebagaimana dikatakan Imam Hanafi dalam kitab Fathul Qadir bahwa Disunnahkan kaum muslimin
berkumpul pada bulan Ramadhan sesudah Isya’, lalu mereka shalat bersama imamnya lima Tarawih
(istirahat), setiap istirahat dua salam, atau dua istirahat mereka duduk sepanjang istirahat, kemudian
mereka witir (ganjil).

Walhasil, bahwa bilangan rakaatnya 20 rakaat selain witir jumlahnya 5 istirahat dan setiap istirahat dua
salam dan setiap salam dua rakaat = 2 x 2 x 5 = 20 rakaat.

2. Madzhab Maliki

Dalam kitab Al-Mudawwanah al Kubro, Imam Malik berkata, Amir Mukminin mengutus utusan
kepadaku dan dia ingin mengurangi Qiyam Ramadhan yang dilakukan umat di Madinah. Lalu Ibnu
Qasim (perawi madzhab Malik) berkata “Tarawih itu 39 rakaat termasuk witir, 36 rakaat tarawih dan 3
rakaat witir” lalu Imam Malik berkata “Maka saya melarangnya mengurangi dari itu sedikitpun”. Aku
berkata kepadanya, “inilah yang kudapati orang-orang melakukannya”, yaitu perkara lama yang masih
dilakukan  umat.

Dari kitab Al-muwaththa’, dari Muhammad bin Yusuf dari al-Saib bin Yazid bahwa Imam Malik berkata,
“Umar bin Khattab memerintahkan Ubay bin Ka’ab dan Tamim al-Dari untuk shalat bersama umat 11
rakaat”. Dia berkata “bacaan surahnya panjang-panjang” sehingga kita terpaksa berpegangan tongkat
karena lama-nya berdiri dan kita baru selesai menjelang fajar menyingsing. Melalui Yazid bin Ruman
dia berkata, “Orang-orang melakukan shalat pada masa Umar bin al-Khattab di bulan Ramadhan 23
rakaat”.
Imam Malik meriwayatkan juga melalui Yazid bin Khasifah dari al-Saib bin Yazid ialah 20 rakaat. Ini
dilaksanakan tanpa wiitr. Juga diriwayatkan dari Imam Malik 46 rakaat 3 witir. Inilah yang masyhur dari
Imam Malik.

3. Madzhab as-Syafi’i

Imam Syafi’i menjelaskan dalam kitabnya Al-Umm, “bahwa shalat malam bulan Ramadhan itu, secara
sendirian itu lebih aku sukai, dan saya melihat umat di madinah melaksanakan 39 rakaat, tetapi saya
lebih suka 20 rakaat, karena itu diriwayatkan dari Umar bin al-Khattab. Demikian pula umat
melakukannya di makkah dan mereka witir 3 rakaat.

Lalu beliau menjelaskan dalam Syarah al-Manhaj yang menjadi pegangan pengikut Syafi’iyah di Al-
Azhar al-Syarif, Kairo Mesir bahwa shalat Tarawih dilakukan 20 rakaat dengan 10 salam dan witir 3
rakaat di setiap malam Ramadhan.

4. Madzhab Hanbali

Imam Hanbali menjelaskan dalam Al-Mughni suatu masalah, ia berkata, “shalat malam Ramadhan itu
20 rakaat, yakni shalat Tarawih”, sampai mengatakan, “yang terpilih bagi Abu Abdillah (Ahmad
Muhammad bin Hanbal) mengenai Tarawih adalah 20 rakaat”.

Menurut Imam Hanbali bahwa Khalifah Umar ra, setelah kaum muslimin dikumpulkan (berjamaah)
bersama Ubay bin Ka’ab, dia shalat bersama mereka 20 rakaat. Dan al-Hasan bercerita bahwa Umar
mengumpulkan kaum muslimin melalui Ubay bin Ka’ab, lalu dia shalat bersama mereka 20 rakaat dan
tidak memanjangkan shalat bersama mereka kecuali pada separo sisanya. Maka 10 hari terakhir Ubay
tertinggal lalu shalat dirumahnya maka mereka mengatakan, “Ubay lari”, diriwayatkan oleh Abu Dawud
dan as-Saib bin Yazid.

BAB III

PENUTUP
C.   Kesimpulan

Dari apa yang kami sebutkan itu kita tahu bahwa para ulama’ dalam empat madzhab sepakat bahwa
bilangan Tarawih 20 rakaat. Kecuali Imam Malik karena ia mengutamakan bilangan rakaatnya 36
rakaat atau 46 rakaat. Tetapi ini khusus untuk penduduk Madinah. Adapun selain penduduk Madinah,
maka ia setuju dengan mereka juga bilangan rakaatnya 20 rakaat.

Para ulama ini beralasan bahwa shahabat melakukan shalat pada masa khalifah Umar bin al-Khattab
ra di bulan Ramadhan 20 rakaat atas perintah beliau. Juga diriwayatkan oleh al-Baihaqi dengan sanad
yang shahih dan lain-lainnya, dan disetujui oleh para shahabat serta terdengar diantara   mereka ada
yang menolak. Karenanya hal itu menjadi ijma’, dan ijma’ shahabat itu menjadi hujjah (alasan) yang
pasti sebagaimana ditetapkan dalam Ushul al-Fiqh.[7]
Daftar pustaka

FKI LIM, (gerbang pesantren(Pengnatr memahami ajaran Aswaja).hal 108

http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=24663

http://muslim.or.id/ramadhan/dalil-pendukung-shalat-tarawih-23-raka%E2%80%99at.html

http://westjava.org/hukum-dalil-shalat-tarawih-berdasarkan-hadist-rasulullah/

http://tetsukoeika.wordpress.com/2010/08/21/tentang-shalat-tarawih/

http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Tarawih

http://ahmad651.blogdetik.com/tag/jumlah-raka%E2%80%99at-shalat-tarawih-menurut-madzhab-
empat/

Anda mungkin juga menyukai

  • Mou Ppap
    Mou Ppap
    Dokumen9 halaman
    Mou Ppap
    Khijrah Putri
    Belum ada peringkat
  • Diklat TP
    Diklat TP
    Dokumen10 halaman
    Diklat TP
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tindak Lanjut Hasil Akreditasi Oleh Sekolah G77
    Laporan Tindak Lanjut Hasil Akreditasi Oleh Sekolah G77
    Dokumen8 halaman
    Laporan Tindak Lanjut Hasil Akreditasi Oleh Sekolah G77
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Soal Pts Kelas X Pjok
    Soal Pts Kelas X Pjok
    Dokumen1 halaman
    Soal Pts Kelas X Pjok
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen1 halaman
    Untitled
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen33 halaman
    Daftar Pustaka
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Soal Pts Kelas X Pjok
    Soal Pts Kelas X Pjok
    Dokumen1 halaman
    Soal Pts Kelas X Pjok
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Materi Kesejahteraan Diri
    Materi Kesejahteraan Diri
    Dokumen1 halaman
    Materi Kesejahteraan Diri
    Ceppy Prov Permata
    100% (1)
  • Tata Cara p5 Ke Sejaterahan
    Tata Cara p5 Ke Sejaterahan
    Dokumen4 halaman
    Tata Cara p5 Ke Sejaterahan
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Salz Ypk
    Salz Ypk
    Dokumen14 halaman
    Salz Ypk
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Angket P5 Kelompok 1
    Angket P5 Kelompok 1
    Dokumen1 halaman
    Angket P5 Kelompok 1
    Ceppy Prov Permata
    100% (1)
  • Lembar Pengesahan p5
    Lembar Pengesahan p5
    Dokumen1 halaman
    Lembar Pengesahan p5
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • KUESIONER
    KUESIONER
    Dokumen2 halaman
    KUESIONER
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen1 halaman
    Bab Ii
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Itikaf
    Itikaf
    Dokumen7 halaman
    Itikaf
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen4 halaman
    Bab Ii
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen6 halaman
    Bab Iii
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • NIAT
    NIAT
    Dokumen10 halaman
    NIAT
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Itikaf
    Itikaf
    Dokumen7 halaman
    Itikaf
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Tara Wih
    Tara Wih
    Dokumen7 halaman
    Tara Wih
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • NIAT
    NIAT
    Dokumen10 halaman
    NIAT
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Tugas Motor 3 Pasa
    Tugas Motor 3 Pasa
    Dokumen14 halaman
    Tugas Motor 3 Pasa
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Hasna 2
    Hasna 2
    Dokumen30 halaman
    Hasna 2
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Proposal Devi
    Proposal Devi
    Dokumen15 halaman
    Proposal Devi
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen24 halaman
    Bab Ii
    Andika Jumawi
    Belum ada peringkat
  • X TL Pek Dasr Elektro Mekanik
    X TL Pek Dasr Elektro Mekanik
    Dokumen1 halaman
    X TL Pek Dasr Elektro Mekanik
    Ceppy Prov Permata
    Belum ada peringkat
  • Soal PAS Kelas 3 Instalasi Penerangan
    Soal PAS Kelas 3 Instalasi Penerangan
    Dokumen2 halaman
    Soal PAS Kelas 3 Instalasi Penerangan
    Ceppy Prov Permata
    100% (1)