Anda di halaman 1dari 52

PENELITIAN TIUNDAKAN KELAS

PENERAPAN METODE DEMOSNTRASI DALAM PEMBELAJARAN


KONSEP PERUBAHAN BENDA DI SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sukamukti I
Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka)

Diajukan untuk memenuhi syarat unsur pengembangan Profesi Guru dalam


kenaikan pangkat penulis dari Golongan IV/a ke IV/b

Disusun Oleh :

MUHAMAD YUSUF, S.Pd.


NIP. 131 506 701

PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA


UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN CIKIJING
SD NEGERI SUKAMUKTI I
TAHUN 2008/2009
LEMBAR PENGESAHAN

Penerapan Metode Demosntrasi dalam Pembelajaran Konsep Perubahan Benda


di Sekolah Dasar
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sukamukti I
Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka)

Mengetahui/mengesahkan,

Cikijing, November 2008

Kepala Sekolah Koordinator Perpustakaan

J U M E N A, S.Pd.. T I T I, S.Pd
NIP. 131 166 826 NIP
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "Penerapan Metode Demosntrasi dalam Pembelajaran Konsep Perubahan
Benda di Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VI SD
Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka)”
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kelemahan baik dalam penyusunan, dan itu semua semata-mata
merupakan keterbatasan dalam pengalamam menyusun makalah, mudah-mudahan
makalah ini banyak manfaatnya terutama bagi para guru umumnya bagi dunia
pendidikan.. Akhirnya kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
dihapkan.demi perbaikan makalah ini

Cikijing, Nopember 2008


Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESA
A. Landasan Teoritis ........................................................................ 4
1. Media Pembelajaran ............................................................ 4
2. Hakikat IPA ......................................................................... 9
3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar .................................... 15
B. Hipotesis...................................................................................... 17
BAB III METODOLOGI
A. Seting Penelitian ........................................................................ 18
B. Subjek Penelitian ........................................................................ 18
C. Sumber Data ............................................................................... 18
D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ......................................... 19
E. Teknik Analisis Data................................................................... 19
F. Indikator Kinerja ......................................................................... 20
G. Prosedur Penelitian...................................................................... 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal ............................................................. 24
1. Kondisi Awal ....................................................................... 24
2. Kemampuan Siswa............................................................... 24
B. Deskripsi dan Pembahasan Siklus I ............................................ 25
C. Deskripsi dan Pembahasan Siklus II .......................................... 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 36
B. Saran ........................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan Penelitian .................................. 24


Tabel 4.2 Proses Pembelajaran Siklus I ............................................................ 26
Tabel 4.3 Perolehan Nilai Pre-Tes dan Post Tes Pada Siklus I.......................... 27
Tabel 4.4 Lembar Observasi Rencana Pembelajaran Siklus 1........................... 28
Tabel 4.5 Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Mengajar Siklus 1 ............ 29
Tabel 4.6 Refleksi Pembelajaran Siklus 1.......................................................... 30
Tabel 4.7 Proses Pembelajaran Siklus 2............................................................. 31
Tabel 4.8 Perolehan Nilai Pos tes Siklus 2 ........................................................ 32
Tabel 4.9 Lembar Observasi Merancang Pembelajaran Siklus 2 ...................... 33
Tabel 4.10 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus 2 .......................... 34
Tabel 4.11 Refleksi Pembelajaran Siklus 2.......................................................... 35
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan meliputi diberbagai sektor dan jenjang
pendidikan, termasuk jenjang pendidikan dasar. Keberhasilan pendidikan
banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk guru. Guru yang
profesional akan selalu berupaya untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap mated yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan
nasional yang dirinci sebagai berikut :
1. Mendidik adalah usaha sadar untuk meningkatkan dan menylapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi
perannya dimasa yang akan datang.
2. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
diri melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
diri melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu.
(Ngalim Purwanto, 1997: 42)
Dalam upaya meningkatkan proses belajar, guru harus berupaya
menciptakan strategi yang cocok, sebab dalam proses belajar mengajar yang
bermakna, keterlibatan siswa sangatlah penting, hal ini sesuai dengan
pendapat Muhamad Ali, (1983 : 12) yang menyebutkan bahwa kadar
pembelajaran akan bermakna apabila :
l. Adanya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Adanya keterlibatan intelektual-emosional siswa baik melalui kegiatan
menganalisa, berbuat dan pembentukan sikap.
3. Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang
cocok untuk berlangsungnya proses belajar mengajar.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, metoda demontrasi dalam
pembelajaran akan lebih bermakna, sebab dengan menggunakan metoda
demontrasi siswa akan terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.
Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah dasar, dan merupakan hasil kegiatan manusia berupa
pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar,
yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain
penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.
Kehadiran metoda demontrasi dalam pembelajaran IPA akan lebih
mempermudah bagi guru dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan
kepada siswa.
Berdasarkan hasil renungan yang penulis lakukan setelah
melaksanakan pembelajaran IPA tentang perubahan benda, yang dilanjutkan
dengan evaluasi, tetapi hasilnya tidak memuaskan, maka penulis sebagai guru
kelas menyadari bahwa kesalahan berada pada guru bukan pada siswa, antara
lain pembelajaran berpusat pada guru, keterlibatan siswa dalam pembelajaran
kurang ada kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran
yang mengakibatkan siswa pasif dan hasil evaluasi dengan rata-rata nilai
5,38, berlatar belakang dari permasalahan tersebut, dipandang perlu
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, sebab Penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pembelajaran yang bersifat individual dan luwes.
(Kasihani Kasbolah, 1998:22).

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dijadikan fokus penelitian
adalah meningkatkan pemahaman siswa tentang perubahan benda yang
selama ini dianggap sulit oleh siswa.
Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan masalah
diperinci sebagai berikut :
a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menggunakan metoda
demontrasi untuk meningkatkan kernampuan siswa tentang perubahan
benda
b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menggunakan metoda
demontrasi dalam meningkatkan kemampuan siswa tentang perubahan
benda
c. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam perubahan benda

C. Tujuan Penelitian
a. Ingin mengetahui dan memahami rencana pembelajaran IPA tentang
perubahan benda berdasarkan makanannya dengan menggunakan Metoda
demontrasi di Kelas VI SD Negeri Sukamukti I.
b. Ingin mengetahui dan memahami proses berlangsungnya pembelajaran
IPA dalam perubahan benda berdasarkan makanannya di Kelas VI SD
Negeri Sukamukti I dengan menggunakan alat peraga Metoda demontrasi.
c. Ingin mengetahui kemampuan dan kelemahan siswa di Kelas VI SD
Negeri Sukamukti I dalam konsep perubahan benda berdasarkan
makanannya setelah pembelajaran menggunakan alat peraga Metoda
demontrasi.

D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa
1) Dapat menguasai konsep yang dipelajarai dan tidak perbalisme.
2) Dapat menumbuhkan motivasi untuk mempelajari IPA.
3) Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran IPA.
b. Bagi Guru
1) Dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga dalarn upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.
2) Dapat memberikan gambaran kemampuan siswa dalam memahami
bahan ajar/materi tentang konsep perubahan benda berdasarkan
makanannya dengan mempergunakan alat peraga Metoda demontrasi.
BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teoritis
1. Media Pembelajaran
Proses belajar-mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu
kegiatan melaksanakan kurikulurn suatu lembaga pendidikan, agar dapat
mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa
menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral
maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk
sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan
lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pengajaran.
Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol
yakni metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar.
Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf
tercapai-tidaknya tujuan pengajaran.
a. Nilai dan Manfaat Media Pengajaran
Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa
dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi
hasil belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media
pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama
berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar
siswa antara lain:
a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai
tujuan pengajaran lebih baik;
c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru
mengajar untuk setiap jam pelajaran;
d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses dan
hasil pengajaran, berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir
manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir kongkret
menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju
berpikir kompleks. Penggunaan media pengajaran erat kaitannya
dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui media pengajaran hal-
hal yang abstrak dapat dikongkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat
disederhanakan.
b. Jenis dan Kriteria Memilih Media Pengajaran
Ada beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan
dalam proses pengajaran. Pertama, media grafis seperti gambar, foto,
grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. Media
grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang
mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga dimensi yaitu
dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model
penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dan lain-lain.
Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP
dan lain-lain. Keempat penggunaan lingkungan sebagai media
pengajaran.
Penggunaan media di atas tidak dilihat atau dinilai dari segi
kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan
peranannya dalam membantu mempertinggi proses pengajaran.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam
menggunakan media pengajaran untuk mempertinggi kualitas
pengajaran. Pertama, guru perlu memiliki pemahaman media
pengajaran antara lain jenis dan manfaat media pengajaran, kriteria
memilih dan menggunakan media pengajaran, menggunakan media
sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam
proses belajar siswa. Kedua, guru terampil membuat media pengajaran
sederhana untuk keperluan pengajaran, terutama media dua dimensi
atau media grafis, dan beberapa media tiga dimensi, dan media
proyeksi. Ketiga, pengetahuan dan keterampilan dalam menilai
keefektifan penggunaan media dalam proses pengajaran. Menilai
keefektifan media pengajaran sehubungan dengan prestasi belajar yang
dicapai siswa. Apabila penggunaan media pengajaran tidak
mempengaruhi proses dan kualitas pengajaran, sebaiknya guru tidak
memaksakan penggunaannya, dan perlu mencari usaha lain di luar
media pengajaran.
c. Cara memilih media pembelajaran
a) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran
dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman,
aplikasi, analisis lebih memungkinkan digunakannya media
pengajaran.
b) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran yang
sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan
bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
c) Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan
mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada
waktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa
biaya yang mahal, di samping sederhana dan praktis penggunaannya.
d) Keterampilan guru dalam menggunakannya; apa pun jenisnya media
yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya
dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan
pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat
terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. Ada OHP,
proyektor film, komputer, dan alat-alat canggih lainnya, tidak
mempunyai arti apa-apa, bila guru tidak dapat menggunakannya
dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
e) Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut
dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan
dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga
makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para
siswa. Menyajikan grafik yang berisi data dan angka atau proporsi
dalarn bentuk persen bagi siswa SD kelas-kelas rendah tidak ada
manfaatnya. Mungkin lebih tepat dalam bentuk gambar atau poster.
Demikian juga diagram yang menjelaskan alur hubungan suatu
konsep atau prinsip hanya bisa dilakukan bagi siswa yang telah
memiliki kadar berpikir yang tinggi.
Dengan kriteria pemilihan media di atas, guru dapat lebih mudah
menggunakan media mana yang dianggap tepat untuk membantu
mempermudah tugas-tugasnya sebagai pengajar. Kehadiran media dalam
proses pengajaran jangan dipaksakan sehingga mempersulit tugas guru,
tetapi harus sebaliknya yakni mempermudah guru dalam menjelaskan
bahan pengajaran. Oleh sebab itu media bukan keharusan tetapi sebagai
pelengkap jika dipandang perlu untuk mempertingggi kualitas belajar
mengajar.
Dalam hubungannya dengan penggunaan media pada waktu
berlangsungnya pengajaran setidak-tidaknya digunakan guru pada situasi
sebagai berikut:
a) Perhatian siswa terhadap pengajaran sudah berkurang akibat kebosanan
mendengarkan uraian guru. Penjelasan atau penuturan secara verbal
oleh guru mengenai bahan pengajaran biasanya sering membosankan
apalagi bila cara guru menjelaskannya tidak menarik. Dalam situasi ini
tampilnya media akan mempunyai makna bagi siswa dalam
menumbuhkan kembali perhatian belajar para siswa.
b) Bahan pengajaran yang dijelaskan guru kurang dipahami siswa. Dalam
situasi ini sangat bijaksana apabila guru menampilkan media untuk
memperjelas pemahaman siswa mengenai bahan pengajaran. Misalnya
menyajikan bahan dalam bentuk visual melalui gambar, grafik, bagan
atau model-model yang berkenaan dengan isi bahan pengajaran.
c) Terbatasnya sumber pengajaran. Tidak semua sekolah mempunyai buku
sumber, atau tidak semua bahan pengajaran ada dalam buku sumber.
Sitausi ini menuntut guru untuk menyediakan sumber tersebut dalam
bentuk media. Misalnya peta atau globe dapat dijadikan sumber bahan
belajar bagi siswa, demikian juga model, diorama, media grafis dan
lain-lain.
d) Guru tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pengajaran melalui
penuturan kata-kata (verbal) akibat terlalu lelah disebabkan telah
mengajar cukup lama. Dalam situasi ini guru dapat menampilkan media
sebagai sumber belajar bagi siswa. Misalnya guru menampilkan bagan
atau grafik dan siswa diminta rnemberi analisis atau menjelaskan apa
yang tersirat dari gambar atau grafik tersebut, baik secara individual
maupun secara kelompok.
Pengajaran sebagai upaya terencana dalam membina pengetahuan
sikap dan keterampilan para siswa melalui interaksi siswa dengan
lingkungan belajar yang diatur guru pada hakekatnya mempelajari
lambang-lambang verbal dart visual, agar diperoleh makna yang
terkandung di dalamnya. Lambang-lambang tersebut dicerna, disimak oleh
para siswa sebagai penerima pesan yang disampaikan guru. Oleh karena
itu pengajaran dikatakan efektif apabila penerima pesan (siswa) dapat
memahami makna yang dipesankan oleh guru sebagai lingkungan
belajarnya.
Tampilnya lambang-lambang visual untuk memperjelas lambang
verbal memungkinkan para siswa lebih mudah memahami makna pesan
yang dibicarakan dalam proses pengajaran. Hal ini disebabkan bahwa
visualisasi mencoba menggambarkan hakikat suatu pesan dalam bentuk
yang menyerupai keadaan yang sebenarnya atau realisme.
Isi pesan yang akan disampaikannya, suatu objek atau kegiatan
nyata yang dipelajari selalu mempunyai aspek-aspek yang tidak bisa
dinyatakan seluruhnya secara ilustratif sekalipun melalui bentuk tiga
dimensi atau gambar hidup. Dengan demikian visualisasi suatu objek atau
kejadian tersusun secara kontinum mulai dari yang realistik sampai kepada
yang paling abstrak.
Pengajaran akan lebih efektif apabila objek dan kejadian yang
menjadi bahan pengajaran dapat divisualisasikan secara realistik
menyerupai keadaan yang sebenarnya, namun tidaklah berarti bahwa
media harus selalu menyerupai keadaan yang sebenarnya. Sebagai contoh
adalah model. Model sekalipun merupakan gambaran nyata dari objek
dalam bentuk tiga dimensi tidak dapat dikatakan realistik sepenuhnya.
Sungguhpun demikian model sebagai media pengajaran dapat memberi
makna terhadap isi pesan dari keadaan yang sebenarnya.
Studi mengenai penggunaan pesan visual dalam hubungannya
dengan hasil belajar menunjukkan bahwa pesan-pesan visual yang moderat
(berada dalam rentangan abstrak dan realistik) memberikan pengaruh
tinggi terhadap prestasi belajar siswa, yang bila dilukiskan membentuk
kurva normal.

2. Hakikat IPA
Sejak ada peradaban manusia, orang lebih dapat mengadakan
upaya untuk mendapatkan sesuatu dari alam sekitarnya. Mereka telah
dapat membedakan hewan atau tumbuhan mana yang dapat dimakan.
Mereka telah dapat menggunakan alat untuk mencapai kebutuhannya.
Dengan menggunakan alat, mereka telah merasakan manfaat kemudahan-
kemudahan untuk mencapai suatu tujuan. Kesemua itu menandakan bahwa
mereka memperoleh pengetahuan dari pengalaman dan atas dorongan
untuk dapat memenuhi kebutuhan. Berkat pengalaman pula, mereka
mengenal beberapa macam tumbuhan yang dapat dijadikan obat dan
bagaimana cara pengobatannya.
Mereka telah mampu pula untuk mengadakan pengamatan dan
melakukan abstraksi. Dari pengamatan bahwa dengan cara menggosokkan
tangan timbul kehangatan, maka timbul gagasan untuk rnenggosokan
bambu sehingga ditemukan api. Mulai pengematan terhadap objek
disekitarnya, kemudian mereka mengarahkan pandangan ke objek yang
lebih jauh seperti bulan, bintang, matahari. Akibatnya, pengetahuan
mereka lebih meluas. Tetapi pengetahuan mereka tetap dalam bentuk yang
sederhana, diperoleh dengan cara berfikir sederhana pula.
Dorongan ingin tahu yang telah terbentuk secara kodrati, telah
mendorong mereka untuk mengagumi dan mempercayai adanya
keteraturan di alam. Hal ini telah mendorong munculnya sekelompok
orang ahli berfikir kemudian disebut ahli filsafat. Berkat mereka, pola
berpikir manusia lebih sempurna dan penciptaan alat sudah menjadi
kebutuhan. Pemikiran dilakukan secara terpola sehingga dapat dipahami
oleh orang lain. Dorongan tidak hanya karena ingin tahu tetapi telah
meningkat untuk mencari kepuasan dan penggunaannya.
Penemuan mereka dapat diuji kebenarannya oleh orang lain
sehingga dapat diterima secara universal. Dengan demikian, dari
pengetahuan berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Perolehan di dapat
melalui percobaan, didukung oleh fakta, menggunakan metode berfikir
yang sistematik sehingga dapat diterima secara universal. Ilmu
pengetahuan yang diperoleh itu selanjutnya dinamakan produk. Sedangkan
langkah-langkah yang dilakukan merupakan suatu proses. Dimulai dengan
adanya masalah, kemudian berupaya untuk mengumpulkan informasi yang
relevan, mencari beberapa alternatif jawaban, memilih jawaban yang
paling mungkin benar, melakukan percobaan dan memperoleh kesimpulan.
Berdasarkan gambaran mengenai perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya Ilmu Pengetahuan Alam, maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan pengetahuan
tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum
terbatas pada gejala alam.
Perkembangan IPA telah melaju dengan cepat. Hal ini erat
hubungannya dengan perkembangan teknologi. Perkembangan IPA
memungkinkan teknologi berkembang. Perkembangan teknologi
memberikan wahana yang memungkinkan IPA berkembang dengan pesat
pula. Inilah salah satu ciri dari abad modern, dan pada abad modern kita
sedang berada.
Tujuan Pendidikan IPA, ialah hanya untuk memahami pengetahuan
tentang fakta-fakta, konsep IPA, tetapi untuk mengembangkan
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diperlukan untuk mencapai
pengetahuan itu. Dengan lain perkataan, hasil belajar IPA bukan hanya
sebagai produk, tetapi juga pengembangan proses. Keterampilan yang
diharapkan ialah dinamakan keterampilan intelektual, atau disebut juga
keterampilan proses.
Sesuai dengan tujuan pendidikan itu, maka belajar mempunyai
makna sebagai proses yang rnenimbulkan suatu perubahan tingkah laku
atau kecakapan mental yang bukan disebabkan oleh pertumbuhan
fisikologis atau pengaruh lain yang bersifat sementara. Dari sinilah
sebenarnya sumber pengembangan berbagai metode mengajar yang sesuai
dengan tujuan pendidikan IPA. Bagaimapun pendekatan yang digunakan
dan ataupun metode mengajar yang digunakan, kita harus tetap
memperhatikan pola berfikir sesuai dengan metode ilmah, agar
berkembang juga sikap ilmiah. Untuk lebih jelasnya perhatikan kembali
langkah-langkah rnetode ilmiah seperti yang digambarkan pada diagram,
beserta keterampilan intelektual apa yang dikembangkan, selama proses
belajar mengajar berlangsung.
Perkembangan sosial yang cepat akibat perkembangan teknologi
dan industrial sebenarnya mempersulit pemilihan konsep yang penting dan
berguna, yang akan dijadikan materi GBPP suatu kurikulum. Tetapi
tentunya kita harus menyajikan materi itu sesuai dengan stuktur psikologis
yang sesuai dengan perkembangan mental anak, sehingga memudahkan
terbentuknya struktrur pengetahuan yang diperoleh anak. Sudah barang
tentu struktur materi yang diperoleh anak tidak terlepas dari struktur materi
sesuai dengan GBPP.
Sesuai dengan prinsip cara belajar siswa aktif, maka pemilihan
metode itu harus berdasarkan pilihan metode mengajar yang akan
meningkatkan derajat keaktifan siswa. Persoalan keterbatasan sumber
belajar antara lain adalah lingkungan, perpustakaan, alat bantu mengajar,
TV, radio, film, dan lain-lain. Sumber belajar-sumber belajar tersebut
dapat digunakan siswa untuk belajar aktif, didorong oleh motivasi
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, dan oleh minat.
Penggunaan alat-alat pendidikan untuk membantu proses belajar-mengajar
sesuai dengan perkembangan teknik komunikasi, dinamakan teknologi
pengajaran.
Penggunaan teknologi pengajaran tetap memerlukan keterlibatan
guru dalam proses belajar mengajar, mulai dari perencanaan memberi
motivasi, penggunaan sumber belajr, memberi bantuan dan memperbaiki
kesalahan yang dilakukan siswa. Guru harus berusaha agar tedapat
keseimbangan antara waktu belajar mandiri, belajar kelompok, berdiskusi,
dan memberikan informasi dengan menggunakan metode ceramah,
ataupun melakukan demonstrasi. Kegiatan kelornpok dapat dilakukan
dalam bentuk kegiatan laboratorium.
Perlu diingat pula bahwa suatu metode mengajar yang baik tidak
selalu memberikan hasil belajar yang baik untuk tiap anak. Hasil belajar
seorang siswa masih tergantung pada bakat dan minatnya. Sikap dan minat
terhadap pelajaran menentukan ketekunan siswa untuk belajar. Ketekunan
inilah yang sebenarnya dapat menentukan keberhasilan belajar dalam
waktu yang relatif singkat. Jadi faktor waktu dapat diperhitungkan dan
digunakan secara efisien setelah kita dapat membiasakan belajar secara
tekun. Sedangkan faktor minat dan sikap ini dapat dikembangkan kalau
siswa diberi kesempatan untuk belajar secara aktif, disertai rasa gembira,
dan tidak membosankan. Kebosanan ini dapat dihindari dengan cara
menggunakan berbagai sumber belajar yang bervariasi, dan digunakan
metode yang cocok, atau bervariasi pula.
Hasil belajar yang kurang baik, tentu saja akan mengakibatkan nilai
yang diperoleh siswa tidak mernuaskan. Perolehan nilai kurang ini akan
menimbulkan perasaan bahwa pelajaran itu sulit. Ketidakpuasan yang
berlebihan menirnbulkan rada frustrasi yang pada akhirnya menimbukan
kebencian terhadap mata pelajaran tersebut. Tetapi di lain pihak timbul
anggapan bahwa pelajaran yang sulit itu adalah lebih berharga. Siswa yang
berhasil dalam pelajaran tersebut dianggap mempunyai kelebihan dari
lainnya. Sebaliknya bagi siswa yang tidak berhasil akan menimbulkan
rendah diri dan perasaan bodoh.
Sesuai dengan prisip pengajaran yang telah kita tentukan kita tetap
harus berpegang pada metode ilmiah. Tiap langkah metode ilmiah harus
dikuasai siswa. Melalui latihan secara bertahap siswa akan memperoleh
dan mengembangkan setiap keterampilan intelektual. Melalui pendekatan
konsep, para siswa berkesempatan untuk berlatih dan mengembangkan
keterampilan intelektualnya.
Tiap pendekatan selalu berpangkal pada adanya masalah, untuk dan
dengan memecahkan masalah. Karena itu ada yang menemukan metode
pemecahan masalah (problem solving). Dilihat dari tujuannya maka hasil
belajar harus merupakan suatu penemuan-penemuan konsep atau prisip,
yang dilakukan siswa.
Demikianlah usaha para pendidik untuk menyempurnakan proses
belajar mengajar IPA, menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan
ilmu dan teknologi, serta mempertimbangkan kebutuhan masyarakat.
Kebermaknaan hasil belajar akhirnya tidak hanya ditentukan oleh sejumlah
pengetahuan yang banyak, tetapi hasil belajar yang lebih bermakna, dilihat
dari perkembangan struktur, kognitif, struktur efektif, dan nilai-nilai
ilmiah. Nilai-nilai ilmiah menjadi sangat berperan dalam perkembangan
kebudayaan bangsa, dalam zaman moderenisasi sebagai akibat dari
perkembangan ilmu dan teknologi yang maju dengan sangat cepat.
Langkah lain yang tak kalah penting adalah, mengusahakan agar
penemuan siswa lebih bermakna. Biasanya siswa cukup puas kalau semua
tugasnya telah selesai dikerjakan. Kepada siswa harus diberikan
pengertian, untuk apa jawaban yang diperoleh, dan apa sebenarnya yang
diperoleh itu. Alangkah baiknya kalau kepada siswa diberi informasi untuk
memberikan penekanan terhadap penemuan siswa. Penemuan ini akan
lebih bermakna lagi kalau siswa dapat mengkomunikasikan pada orang
lain, temasuk i temannya dan gurunya, dapat dalam bentuk diskusi.
Mendiskusikan hasil merupakan langkah untuk membuat penemuan siswa
lebih bermakna. Kebermaknaan penemuan siswa dapat juga dinyatakan
dalam bentuk aplikasi. Siswa dapat menggunakan hasil penemuannya
untuk memecahkan masalah lain yang relevan. Kegiatan ini secara
sederhana dapat dilakukan dalam bentuk latihan soal. Kemampuan siswa
untuk menghubungkan penemuannya dengan pengetahuan lain yang
diperolehnya, merupakan suatu pertanda adanya kebermaknaan atas
penemuannya. Sebagai hasil kegiatan ini dapat berbentuk struktur konsep,
bagan konsep, atau peta konsep. Jadi kebermaknaan pengetahuan yang
diperoleh siswa dapat membentuk suatu struktur kognitif yang dapat
dipergunakan untuk belajar lebih lanjut, dan dapat menimbulkan motivasi
intrinsik untuk perkembangannya lebih lanjut.
Pengetahuan baru harus dapat disimpan dalam struktur kognitif
individu. Informasi kadang-kadang diperlukan untuk melengkapi struktur
kognitifnya. Informasi ini diperoleh dalam bentuk hafalan. Pengetahuan
hafalan ini didistribusikan dalam struktur kognitif, sebagai pengganti
konsep yang relevan. Informasi ini tidak membentuk ikatan dengan
struktur kognitif.
Pembentukan konsep bermakna sampai terbentuk struktur kognitif
dan struktur afektif sebagai hasil belajar melalui bermacam metode
mengajar, dapat digambarkan sebagai berikut :

Struktur kognitif Struktur afektif

Hafalan
Belajar lebih
bermakna

Belajar Proses
langsung asimilasi

Belajar melalui
Pengalaman ceramah
langsung

Belajar dari Kegiatan


lingkungan Lab

Bahan cetak Komputer Komputer


3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pada dasarnya sama saja hanya harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan mentalnya. Artinya, cara penyajian dan apa yang disajikan
harus sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir anak. Pada tingkat SD,
perkembangan mental anak baru sampai tingkat berfikir konkret. Pikiran
anak terbatas pada objek di sekitar lingkungannya. Pada tingkat ini anak
harus dapat mengenal bagian-bagian dari benda seperti, berat, warna dan
bentuknya.
Kemampuan ini harus kita kembangkan sampai anak dapat :
a. Menggolong-golongkan dengan berbagai cara, misalkan penggolongan
benda atas tingkatan atau perbedaan tertentu.
b. Melakukan penyusunan atau rangkaian yang berurutan
c. Melakukan proses berfikir kebalikan
d. Melakukan berbagai operasi metematik seperti menambah, mengurangi,
membagi, mengalikan dan sebagainya.
Dengan demikian anak SD harus sudah dapat mengklasfikasikan
sesuai dengan bagian, struktur, dan fungsinya. Dia harus mampu berpikir
kebalikan. Misal, Nuri termasuk kelas burung dan burung itu bertelur.
Maka anak harus dapat menyimpulkan bahwa nuri dapat bertelur.
Meskipun pada tingkatan ini anak belum dapat berfikir abstrak, seperti
berhipotesa secara deduktif, tetapi dia sudah dapat membuat hipotesis
sederhana, hanya meliputi satu variabel. Dia akan dapat memecahkan
masalah dengan baik kalau konkret melakukannya.
Berdasarkan pemikiran diatas maka materi yang disajikan haruslah
konsep-konsep dalam bentuk klasifikasi, konsep berkorelasi dan semuanya
dalam tingkatan konsep konkret. Tindakan atau menyimpulkan secara
menggeneralisasi sudah mengarah ke berpikir abstrak. Demikian juga
halnya dengan konsep teoretis. Maka disinlah peran disajikannya model
dan percobaan.
Konsep ini harus dicarinya sendiri, kita tidak sekedar memberikan.
Guru hanyalah menciptakan lingkungan belajar yang baik agar siswa dapat
menemukan sendiri konsep. Konsep yang ditemukan menjadi bermakna
kalau dia dapat menemukan hubungannya dengan konsep lain yang lebih
diketahui.
Kegiatan belajar berlangsung atas dasar kemampuan, minat,
keperluan dan kebutuhan siswa. Tujuannya adalah untuk mengembangkan
keterampilan belajar, kemampuan belajar bebas, mandiri, dan kemampuan
memecahkan masalah. Guru bersama siswa menelaah tiap aspek yang
diperlukan untuk memecahkan masalah. Tugas guru bukan
memberitahukan cara memecahkan masalah. Guru harus pula menciptakan
suasana sarana pendidikan yang ada, berhipotesis, dan menarik
kesimpulan.
Sesuai dengan uraian terdahulu, proses belajar-mengajar
berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Perkembangan pengajaran sebagai ilmu ditandai dengan penerapan hasil-
hasil penelitian, hasil penalaran para ahli psikologi, khususnya psikologi
pendidikan. Dengan demikian maka pengajaran termasuk pengembangan
teknologi karena didalamnya tejadi proses penerapan teori-teori ilmu
pengetahuan, beserta penjabarannya. DI samping itu proses belajar-
mengajar tetap merupakan seni dan kiat karena dalam pelaksanaannya
tetap mempertimbangkan hakikat dari guru dan hakikat dari murid.
Penerapan pilihan serta implementasi tindakan guru maupun murid tetap
berdasarkan pertimbangan pribadi maupun instusi, serta sesuai dengan
wawasan kependidikan. Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram berikut:
Metode ilmiah
Hakikat Metode inkuiri
belajar menemukan
konsep dan
prinsip

Penemuan
dan
penerapan
keteraturan
alam

Kegiatan 1. Fasilitas
kelompok, untuk proses
Proses Hakikat
keputusan mental yang
pengajaran belajar kelompok tinggi
sains
secara
demokrasi
Guru sebagai
moderator dan 2. Otonomi
Penggerak secara
kegatan maksimal
inkuiri
Pengaturan diri 3. Bersifat
secara tidak kritis
formal

Pengaturan 4. Peningkatan
Lingkungan tempat duduk sifat kreatif
belajar yang fleksibel

Penggunaan
sumber belajar
B. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu
tindakan dilakukan, atau jawaban terhadap suatu masalah yang diteliti dan
secara teoritis dianggap mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya
(Sudarsono, 1996:65).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah "Pemahaman siswa tentang perubahan benda akan meningkat, jika
pembelajaran menggunakan metoda demontrasi".
BAB III
METODOLOGI PENELTTIAN

A. Seting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelian direncanakan pada hari Selasa tanggal 9 Oktober 2008
untuk siklus 1 dan siklus 2 pada hari Jum’at tanggal 12 November 2008

2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas VI SD Negeri Sukamukti I Kabupaten
Majalengka, yang merupakan objek Penelitian.

3. Alasan Penelitian Dilakukan di Tempat itu


Sesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) antara lain bahwa penelitian dilakukan dalam upaya menyelesaikan
masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan siswa atau
permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa. Berdasar
dari uraian yang dipaparkan pada latar belakang alasan mengapa penelitian
dilakukan di kelas VI, karena siswa kelas VI itulah yang mempunyai
masalah dalam penguasaan konsep perubahan benda

B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VI SD Negeri
Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka sebanyak 29 orang
yang terdiri dari laki-laki sebanyak 10 orang dan perempuan sebanyak 19
orang.

C. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan keluhan guru
dalam proses Pembelajaran tentang konsep perubahan benda, dari hasil
ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 5,38 ketika ditanyakan pada
siswa ternyata hampir 79% siswa menjawab kesulitan.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari 2 teknik, yaitu teknik observasi dan teknik tes.
a. Teknik Observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk digunakan
sebagai perangkat pengumpul data. Adapun hal-hal yang diobservasi
antara lain:
1) Observasi terhadap rencana pembelajaran.
2) Observasi terhadap proses pembelajaran.
3) Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan
tindakan.
b. Teknik Tes
Teknik tes dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan lembar soal.
b. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Butir Soal tes sebanyak 10 nomor
2. Lembar Observasi, yaitu:
1) Observasi terhadap rencana pembelajaran.
2) Observasi terhadap proses pembelajaran.
3) Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan
tindakan.

E. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan ada yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan dan diklasifikasikan
berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian disajikan secara aktual dan
sistematis dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.
Selanjutnya untuk menganalisis data, hasil tindakan yang dilakukan
penulis disajikan secara bertahap sesuai urutan siklus yang telah
dilaksanakan, adapun prosedur pengolahan data adalah sebagai berikut
a. Seleksi Data
Data yang telah terkumpul dari hasil observasi selama kegiatan penelitian
maka diadakan penyeleksian data yang ada kaitannya dengan tujuan
penelitian.
b. Klasifikasi Data
Data yang terkumpul berdasarkan penyeleksian, diklasifikasikan
berdasarkan urutan logis untuk disajikan secara sistematis berdasarkan
urutan siklus.
c. Prosentase Data
Tahap akhir dari teknik analisis data, dilakukan prosentase data bagi data
yang telah terkumpul beradasarkan klasifikasi.

F. Indikator Kinerja
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil tes formatif yang hanya
memperoleh nilai rata-rata 5,2 Adapun hasil penelitian yang diharapkan
adalah siswa memperoleh nilai rata-rata 7,00

G. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri
dari planning, acting, monitoring, dan reflecting. Penelitian tindakan kelas ini
menggunakan model John Elliot yaitu setiap satu tindakan (acting) terdiri dari
beberapa step atau langkah (Depdikbud, 1999:32).
Adapun tahap tiap siklus ini adalah sebagai berikut :
Observasi awal
Hasil belajar siswa kelas VI
Sejumlah 29 siswa

Perlu mengefektifkan
penggunaan media audio visual
Refleksi 1
Rencana 1
Siklus 1 Terhadap hasil observasi selama
1. Membuat renpel
rindakan I
2. Penyediaan alat
1. Rencana Pembelajaran
3. Membuat instrumen
dengan menggunakan metoda
4. Lembar kerja siswa
demonstrasi
5. Alat evaluasi
2. KBM dengan menggunakan
metoda demonstrasi
3. hasil evaluasi

Tindakan 1
1. Melaksanakan pembelajaran
sesuai renpel
2. Evaluasi
Observasi
l. Penanaman konsep Rencana 2
2. Keefektifan penggunaan Perbaikan siklus 1 dan rencana
metoda demonstrasi siklus 2
1. Membuat renpel
2. Lembar kerja siswa
Refleksi 2
3. Alat evaluasi
Terhadap hasil observasi
Tindakan 2

Tindakan 2
Sesuai rencana
1. melaksanakan pembelajaran
sesuai renpel
2. keefektifan penggunaan Rencana berikutnya jika
Siklus 2
metoda demonstrasi diperlukan
3. Melaksanakan evaluasi
Observasi
l. Terhadap pelaksanaan
2. Penggunaan metoda
demonstrasi
3. Hasil evaluasi

1. Perencanaan Tindakan Penelitian


Perencanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan hasil
orientasi dan identifikasi masalah pengajaran penggunaan alat bantu audio
visual. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah
menyusun : (1) Rencana Pembelajaran IPA (2) lembar observasi proses
pelaksanaan pembelajaran;
1. Perencanaan Tindakan Penelitian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai
berikut:
a. Membicarakan rencana penelitian tindakan kelas dengan observer
sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA tentang Konsep
Perubahan Benda dengan alat bantu audio visual dan meningkatkan
pemahaman siswa;
b. Mempersiapkan alat bantu audio visual yang akan digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar.
c. Mempersiapkan instrumen yang akan digunakan dalam menjaring data
yang digunakan selama kegiatan penelitian, baik pada siklus 1 maupun
pada siklus 2 sebagai bahan refleksi setelah kegiatan belajar mengajar
selesai.
d. Menyusun rencana Tindakan Penelitian Kelas yang terbagi dalam 2
Siklus, masing-masing siklus terdiri 3 tahap antara lain : (1) Rencana
Pembelajaran IPA (2) lembar observasi proses pelaksanaan
pembelajaran;

2. Pelaksanaan Tindakan Penelitian


Empat tahap kegiatan yang dilakukan pada setiap siklus tindakan
pembelajaran adalah seperti di bawah ini.
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan meliputi tahapan sebagai berikut : (a)
membuat Rencana Pembelajaran (Renpel) berdasarkan prioritas
masalah yaitu penggunaan metoda demontrasi pada pembelajaran IPA
tentang konsep perubahan benda, (b) mempersiapkan alat atau media
pembelajaran yang akan digunakan yaitu metoda demontrasi untuk
setiap kelompok, (c) membicarakan prosedur pelaksanaan pengajaran
IPA tentang konsep perubahan benda menggunakan metoda demontrasi
dan (d) menyusun instrumen-instrumen yang akan digunakan.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti melaksanakan pembelajaran
tentang penggunaan metoda demontrasi dan mencatat berbagai temuan
selama kegiatan pembelajaran sebagai bahan refleksi pada pelaksanaan
pada siklus 1 khususnya yang berhubungan dengan fokus penelitian.
c. Observasi Pelaksanaan Penelitian
Peneliti dengan berkolaborasi dengan teman se sekolah melakukan
analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran, untuk
keperluan analisis dilakukan pemeriksaan lembar pengamatan dan
catatan-catatan tentang data yang terkumpul. Hasil observasi sebagai
temuan dijadikan sebagai rekomendasi hasil penelitian dan rencana
tindakan selanjutnya.
d. Analisis dan Refleksi Pembelajaran
Peneliti bersama-sama dengan rekan se SD melakukan analisis dan
refleksi data yang terkumpul selama kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dijadikan bahan untuk
melakukan tindakan penelitian.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Kondisi Awal


1. Keadaan Siswa
Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas
VI SD Negeri Sukamukti I pada semester I diperoleh data yaitu dari 29
siswa dikatagorikan pandai sebanyak 5 orang, katagori sedang sebanyak
11 orang, dan katagori kurang sebanyak 13 orang.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,
siswa kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu
penyebabnya adalah guru tidak menggunakan media pembelajaran yang
tepat.

2. Kemampuan Siswa
Dalam kegiatan orientasi dan identifikasi masalah terlebih dahulu
dilakukan tes untuk mengetahui kemampuan siswa (tes awal) tentang
aturan konsep perubahan benda. Adapun hasil yang diperoleh dari tes awal
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan Penelitian

No. Nama Siswa Nilai Prosentase Ket.


1. Ani Hamdatul. S 6 60
2. Aam Moh. Ansori 4 40
3. Adi Adiandra 3 30
4. Adinda Garnis Kinasih 6 60
5. Adi Putra Pratama 6 60 I
6. Ineu Rahma Agustina 4 40
7. Aip Saiful Malik 4 40
8. Atin Irma Prihatin 6 60
9. Eliya 7 70
10. Dadin Khoerudin 5 50
11. Dede Tri Purnama 5 50
12. Denda Nurfitriani 6 60
13. Desi Nurmayati 8 80
14. Dewi Aminah 5 50
15. Elis Padilah 3 30
16. Euis Nurindahsari 6 60
17. Ina Rosdiana 6 60
18. Indra Kurnia 7 70
19. Indri Indriani 7 70
20. Ipan Sopian 4 40
21. Jeni Wirahman 8 80
22. Leli Yalianti 6 60
23. Linda Sari 6 60
24. Muhamad Iman Mul Jaesy 4 40
25. Neng Resa Nurislami 4 40
26. Nina Siti Maulidah 4 40
27. Neng Tika Tri Utami 5 50
28. Puput Putriyani 6 60
29. Rida Alpani 5 50
JUMLAH 156 1560
RATA-RATA 5,38 53,80

Berdasarkan data hasil tes awal, maka direfleksi dari mulai


kegiatan awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

B. Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1


Tindakan Pembelajaran
Tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah dengan
menggunakan metoda demontrasi, dan siswa dalam kegiatan belajar akan
dikelompokkan Menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 dan 6
orang, dengan tujuan agar siswa dalarn kelompok memperoleh kesempatan
yang lebih banyak dalam melaksanakan kegiatan
1. Perencanaan
Untuk menjaring data dalam penelitian, maka langkah selanjutnya
membuat lembar observasi, antara lain:
1) Lembar observasi Rancangan Pembelajaran
2) Lembar observasi Pelaksanaan Pembelajaran
3) Lembar observasi Kemampuan Siswa pada Konsep perubahan benda
Tindakan penelitian siklus 1 berdasarkan perencanaan tindakan
penelitian yang telah ditetapkan dan hasilnya disusun berdasarkan katagori
data dibawah ini :

2. Proses Pembelajaran
a. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada Siklus I meliputi kegiatan guru dalam
mengajar siswa dalam belajar dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Proses Pembelajaran Siklus I
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1 Kegiatan Awal
• Guru mengawali kegiatan • Siswa memperhatikan
mengajar dengan mengkondisikan pembicaraan guru, semula banyak
siswa pada situasi belajar yang yang ngobrol
kondusif dengan melontarkan • Anak-anak kelihatan semakin pe-
kata-kata "anak-anak, sekarang nasaran ingin segera pelajaran
kita akan belajar Ilmu dimulai.
Pengetahuan Alam, tentang • Siswa menjawab pertanyaan guru
perubahan benda ". dengan baik, meski ada beberapa
• Guru menyampaikan informasi orang yang kurang memperhatikan
ten-tang materi yang akan guru, sehingga ketika diberi
diajarkan, termasuk pertanyaan kebingungan
menginformasikan belajar
kelompok
• Guru memberikan apersepsi de-
ngan memberikan beberapa
pertanyaan yang ada hubungannya
dengan materi yang akan diajarkan
2 Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan tentang konsep • Siswa memperhatikan penjelasan
perubahan benda guru meski ada beberapa orang
• Guru membagi siswa dalam 5 ke- siswa yang kurang
lompok, setiap kelompok terdiri memperhatikan, akan tetapi ketika
dari 5 dan 6 orang siswa. disuruh menjelaskan hampir
• Guru membagikan Lembar Kerja semua siswa memperhatikannya.
Siswa (LKS) untuk setiap • Siswa berkelompok berdasarkan
kelompok kelompoknya masing-masing
• Guru menyuruh setiap kelompok • Siswa menerima Lembar Kerja
untuk melaksanakan kegiatan Siswa.
kelompok • Siswa berkumpul masing-masing
• Guru membimbing siswa dalam kelompok
kerja kelompok • Setiap kelompok melaksanakan
• Guru membimbing siswa untuk kegiatan kelompok sesuai dengan
menyimpulkan materi pelajaran petunjuk yang ada pada LKS
• Setiap siswa sangat diberi
kesempatan untuk melaporkan
hasil kerja kelompoknya, dan
kelompok lain sebagai penanya.
• Siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan pelajaran
3 Kegiatan Akhir
• Guru memberikan Lembar • Siswa mengerjakan soal yang
Evasluasi diberikan oleh guru
• Guru memberikan tindak lanjut
dengan memberikan Pekerjaan
Rumah

b. Hasil Observasi
1. Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1
Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil evaluasi setelah
pembelajaran tentang Konsep Perubahan Benda dengan
menggunakan alat bantu, maka tingkat pemahaman siswa dapat
meningkat, tetapi masih ada beberapa siswa yang masih salah
menjawab soal salah satu penyebabnya kurang memperhatikan
lintasan yang lain dan ini dijadikan bahan perbaikan pembelajaran
pada siklus 2.
Adapun nilai yang diperoleh siswa pada pembelajar siklus 1
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Perolehan Nilai Pre-Tes dan Pos-Tes Pada Siklus I

Nilai Prosentase
No Nama Siswa Ket
Pre tes Pos Tes Pre tes Pos Tes
1. Ani Hamdatul. S 6 7 60 70
2. Aam Moh. Ansori 4 6 40 60
3. Adi Adiandra 5 5 50 50
4. Adinda Garnis Kinasih 6 6 60 60
5. Adi Putra Pratama 6 7 60 70
6. Ineu Rahma Agustina 5 5 50 50
7. Aip Saiful Malik 5 6 50 60
8. Atin Irma Prihatin 6 7 60 70
9. Eliya 7 6 70 60
10. Dadin Khoerudin 6 7 60 70
11. Dede Tri Purnama 5 6 50 60
12. Denda Nurfitriani 6 7 60 70
13. Desi Nurmayati 8 10 80 100
14. Dewi Aminah 5 7 50 70
15. Elis Padilah 6 8 60 70
16. Euis Nurindahsari 6 6 60 60
17. Ina Rosdiana 6 6 60 60
18. Indra Kurnia 7 8 70 80
19. Indri Indriani 7 7 70 70
20. Ipan Sopian 4 5 40 50
21. Jeni Wirahman 8 9 80 90
22. Leli Yalianti 6 7 60 70
23. Linda Sari 6 7 60 70
24. Muhamad Iman Mul Jaesy 6 8 60 80
25. Neng Resa Nurislami 6 6 60 60
26. Nina Siti Maulidah 4 5 40 50
27. Neng Tika Tri Utami 6 7 60 70
28. Puput Putriyani 7 8 70 80
29. Rida Alpani 6 7 60 70
Jumlah 171 196 1710 1950
Rata-rata 5,90 6,76 59,00 67,60

Berdasarkan data tersebut di atas, maka dapat dilihat bahwa


pemahaman siswa tentang Konsep Perubahan Benda pada kegiatan
pre tes hanya memperoleh nilai rata-rata 5,90 dan setelah dilakukan
tindakan yaitu pembelajaran dengan menggunakan alat bantu,
pemahaman siswa meningkat menjadi rata-rata 6,76. Untuk
selanjutnya mengetahui hasil observasi tentang rencana
pembelajaran, aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas siswa
dalam belajar serta faktor pendukung dan penghambat proses
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4
Lembar Observasi Rencana Pembelajaran Siklus 1
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 2 3 4 5
l. A. Tujuan Pembelajaran Umum
1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai √
dengan yang tercantum Kurikulum 2004
2) Mencantumkan Kompetensi Dasar √
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Indikator telah mengacu pada √
Kompetensi Dasar
2. Indikator terarah pada konsep perubahan √
benda
3. Indikator telah mencakup ranah √
kognitif, afektif dan psikomotor
C. Metoda
1. Indikator telah mengacu pada Konpetensi √
Dasar
2. Indikator terarah pada konsep perubahan √
benda
3. Indikator telah mencakup ranah kognitif, √
afektif dan psikomotor
4. Menggunakan metoda tugas untuk kerja √
kelompok
D. Sumber
1. Menggunakan buku sumber berupa buku √
paket IImu Pengetahuan Alam Kelas VI
2. Menggunakan diktat pengalaman guru √
3. Menggunakan sumber lain yang relevan √
E. Media
1. Media menunjang tujuan pembelajaran √
2. Media sesuai jumlah kebutuhan √
3. Media mudah digunakan √
4. Media menarik minat siswa √
2 Evaluasi
l. Prosedur evaluasi :
a. Diawal √
b. Diakhir √
2. Bentuk evaluasi :
a. Objektif √
b. Esei √
3. Jenis evaluasi :
a. Tulisan √
4. Soal
a. Sesuai dengan tujuan √
b. Sesuai kemampuan siswa √
c. Jumlah sesuai kebutuhan √

Tabe1 4.5
Lembar Observasi Aktifitas Guru dalam Mengajar Siklus 1
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
Tahap Pelaksanaan
1 Kegiatan Awal
l. Mengkondisikan kelas pada situasi √
pembelajaran yang menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan √
menginformasikan tentang materi
pelajaran yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah pada √
materi yang akan diajarkan
2. Kegiatan inti dengan tahapan proses
Guru
(1) Guru memberi penjelasan tentang
perubahan benda dengan menggunakan
metoda demontrasi √
(2) Pembentukan kelompok belajar siswa
secara merata baik jumlah, kematnpuan,
maupun jenis kelamin. √
(3) Setiap kelompok diberi tuga yang sama
antara lain perubahan benda √
(4) Setiap kelompok melaporkan hasil
kerjanya Guru dan siswa rnembahas hasil
kerja kelompok √
(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan
materi yang dipelajari Siswa √

3. Kegiatan Akhir
l. Melaksanakan evaluasi √
2. Memberikan tindak lanjut dengan
memberikan PR √

Tabel 4.6
Refleksi Pembelajaran Siklus I

Masalah Pembelajaran Rencana Tindakan Selanjutnya


A. Kegiatan Guru a. Tiap siswa dalam kelompok diberi
Guru telah dapat melaksanakan tugas yang sama antara lain
prosedur pengajaran sesuai dengan melaksanakan praktek
skenario yang ada pada rencana b. Siswa dibimbing secara intensif
pembelajaran, meskipun masih secara individu, baik dalam
terlihat keraguan dan siswa yang kegiatan menjelaskan maupun
tidak aktif kurang mendapat dalam kerja kelompok
perhatian dari guru.
B. Kegiatan Siswa
Siswa secara umum tampak
memiliki minat belajar yang tinggi
dalam belajar, akan tetapi masih
perlu penjelasan guru dalam
Kelompok kerja kelompok

Hasil refleksi dari siklus I merupakan rekomendasi untuk siklus II


agar pembelajaran lebih baik dan sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun
kegiatan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran siklus 2 antara lain
merefisi Rencana pembelajaran terutama dalam Proses Belajar Mengajar.
C. Deskripsi dan Pembahasan Siklus 2
Tindakan penelitian siklus 2 berdasarkan repleksi siklus 1, dan
hasilnya disusun berdasarkan katagori data dibawah ini :
1. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada siklus 2 meliputi kegiatan guru dalam
mengajar, dan siswa dalam belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7
Proses Pembelajaran Siklus 2
No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1 Kegiatan Awal
• Guru mengawali kegiatan mengajar • Siswa memperhatikan
dengan mengkondisikan siswa pada pembicaraan guru, semula
situasi belajar yang kondusif, banyak yang ngobrol
• Guru menyampaikan informasi • Anak-anak kelihatan semakin
tentang materi yang akan diajarkan, penasaran ingin segera
termasuk menginformasikan belajar pelajaran dimulai.
kelompok
• Guru memberikan apersepsi dengan • Siswa menjawab pertanyaan
memberikan beberapa perkanyaan guru dengan baik, meski ada
yang ada hubungannya dengan beberapa orang yang kurang
materi yang akan diajarkan memperhatikan guru, sehingga
ketika diberi pertanyaan
kebingunganan
2 Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan tentang konsep • Siswa memperhatikan
perubahan benda penjelasan guru meski ada
• Guru membagi siswa dalam 5 beberapa orang siswa yang
kelompok, setiap kelompok terdiri kurang memperhatikan, akan
dari 5 dan 6 orang siswa. tetapi ketika disuruh
• Guru membagikan Lembar Kerja menjelaskan hampir semua
Siswa ( LKS ) untuk setiap kelompok siswa memperhatikannya.
• Guru menyuruh setiap kelompok • Siswa berkelompok
untuk mengamati percobaan dan berdasarkan kelompoknya
memberikan lembar kerja untuk masing-masing
dikerjakan oleh setiap kelompok • Siswa menerima Lembar Kerja
• Guru membimbing siswa dalam kerja Siswa.
kelompok • Siswa berkumpul masing-
• Guru membimbing siswa untuk masing kelompok
menyimpulkan materi pelajaran • Setiap kelompok melaksanakan
kegiatan kelompok sesuai
dengan petunjuk yang ada pada
LKS
• Setiap siswa sangat diberi
kesempatan untuk melaporkan
hasil kerja kelompoknya dan
kelompok lain sebagai
penanya.
• Siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan pekerjaan
3 Kegiatan Akhir
• Guru memberikan Lembar Evasluasi • Siswa mengerjakan soal yang
• Guru memberikan tindak lanjut diberikan oleh guru
dengan memberikan Pekerjaan
Rumah

2. Hasil Observasi
a. Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2
Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil evaluasi yang
dilaksanakan pada Siklus 2, secara umum tingkat pemahaman siswa
tentang Konsep Perubahan Benda sudah meningkat dibandingkan
dengan hasil evaluasi pada siklus 1, meskipun masih ada siswa yang
memperoleh nilai kurang dari 7, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8
Perolehan Nilai Pos Tes Siklus 2

Nilai
No Nama Siswa Ket
Post-Tes Presentase
1. Ani Hamdatul. S 8 80
2. Aam Moh. Ansori 7 70
3. Adi Adiandra 7 70
4. Adinda Garnis Kinasih 9 90
5. Adi Putra Pratama 8 80
6. Ineu Rahma Agustina 7 70
7. Aip Saiful Malik 8 80
8. Atin Irma Prihatin 9 90
9. Eliya 7 70
10. Dadin Khoerudin 9 90
11. Dede Tri Purnama 7 ?0
12. Denda Nurfitriani 7 70
13. Desi Nurmayati 10 100
14. Dewi Aminah 7 70
15. Elis Padilah 10 100
16. Euis Nurindahsari 7 70
17. Ina Rosdiana 8 80
18. Indra Kurnia 10 100
19. Indri Indriani 9 90
20. Ipan Sopian 6 60
21. Jeni Wirahman 10 100
22. Leli Yalianti 8 80
23. Linda Sari 9 90
24. Muhamad Iman Mul Jaesy 10 100
25. Neng Resa Nurislami 8 80
26. Nina Siti Maulidah 7 70
27. Neng Tika Tri Utami 8 80
28. Puput Putriyani 8 80
29. Rida Alpani 8 80
Jumlah 236 2360
Rata-rata 8,14 81,40

Berdasarkan data tersebut di atas, maka dapat dilihat bahwa


pemahaman siswa tentang Konsep Perubahan Benda, pemahaman siswa
meningkat menjadi rata-rata 8,14. Untuk selanjutnya mengetahui hasil
observasi tentang rencana pembelajaran, aktivitas guru dalam mengajar
dan aktivitas siswa dalam belajar serta faktor pendukung dan
penghambar proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9
Lembar Observasi Merancang Pembelajaran siklus 2
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 2 3 4 5
l. A. Tujuan Pembelajaran Umum
1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai √
dengan yang tercantum Kurikulum 2004
2) Mencantumkan Kompetensi Dasar √
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Indikator telah mengacu pada √
Kompetensi Dasar
2. Indikator terarah pada konsep perubahan √
benda
3. Indikator telah mencakup ranah √
kognitif, afektif dan psikomotor
C. Metoda
1. Indikator telah mengacu pada Konpetensi √
Dasar
2. Indikator terarah pada konsep perubahan √
benda
3. Indikator telah mencakup ranah kognitif, √
afektif dan psikomotor
4. Menggunakan metoda tugas untuk kerja √
kelompok
D. Sumber
1. Menggunakan buku sumber berupa buku √
paket IImu Pengetahuan Alam Kelas VI
2. Menggunakan diktat pengalaman guru √
3. Menggunakan sumber lain yang relevan √
E. Media
1. Media menunjang tujuan pembelajaran √
2. Media sesuai jumlah kebutuhan √
3. Media mudah digunakan √
4. Media menarik minat siswa √
2 Evaluasi
l. Prosedur evaluasi :
a. Diawal √
b. Diakhir √
2. Bentuk evaluasi :
a. Objektif √
b. Esei √
3. Jenis evaluasi :
a. Tulisan √
4. Soal
a. Sesuai dengan tujuan √
b. Sesuai kemampuan siswa √
c. Jumlah sesuai kebutuhan √

Tabe1 4.10
Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus 2
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
Tahap Pelaksanaan
1 Kegiatan Awal
l. Mengkondisikan kelas pada situasi √
pembelajaran yang menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan √
menginformasikan tentang materi
pelajaran yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah pada √
materi yang akan diajarkan
2. Kegiatan inti dengan tahapan proses
Guru
(1) Guru memberi penjelasan tentang
perubahan benda dengan menggunakan
metoda demontrasi √
(2) Pembentukan kelompok belajar siswa
secara merata baik jumlah, kematnpuan,
maupun jenis kelamin. √
(3) Setiap kelompok diberi tuga yang sama
antara lain perubahan benda √

3.
(4) Setiap kelompok melaporkan hasil
kerjanya Guru dan siswa rnembahas hasil
kerja kelompok √
(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan
materi yang dipelajari Siswa √

3. Kegiatan Akhir
l. Melaksanakan evaluasi √
2. Memberikan tindak lanjut dengan
memberikan PR √

Tabel 4.11
Refleksi Pembelajaran Siklus 2

Masalah Pembelajaran Rencana Tindakan Selanjutnya


A. Kegiatan Guru a. Setiap Siswa dalam kelompok
Guru telah dapat melaksanakan diberi tugas yang sama antara
prosedur pengajaran sesuai dengan mengadakan praktek
skenario yang ada pada rencana b. Siswa dibimbing secara intensif
pembelajaran, meskipun masih secara individu, baik dalam
terlihat keraguan dan siswa yang kegiatan menjelaskan maupun
tidak aktif dibimbing secara dalam kerja kelompok
individual.

B. Kegiatan Siswa
secara umum tampak memiliki
minat belajar yang tingi dalam
belajar.

Berdasarkan hasil penelitian pada Siklus 2 maka hasil refleksi selama


kegiatan pada penelitian yang dimulai dari persiapan sampai pada
pelaksanaan dianggap sudah berhasil, hal ini berdasarkan tingkat kemampuan
siswa yang cukup baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan pemahaman
siswa tentang konsep perubahan benda dengan menggunakan metoda
demontrasi dalam pembelajaran IPA di kelas VI SD Negeri Sukamukti I
Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka, berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan sebagai berikut :
l. Langkah-langkah persiapan yang telah direncanakan untuk pelaksanaan
penelitian berjalan sesuai dengan rencana, dari mulai pembuatan Rencana
Penelitian (Renpel) sampai pembuatan instrumen yaitu lembar observasi
untuk rencana pelajaran, lembar observasi untuk aktivitas guru dalam
mengajar dan lembar observasi untuk kegiatan siswa dalam belajar, telah
berhasil menjaring data sebagai hasil penelitian.
2. Pelaksanaan pembelajaran tentang konsep perubahan benda dengan
menggunakan metoda demontrasi, berjalan sesuai dengan skenario yang
ada pada rencana pelajaran (renpel), dan telah berhasil menciptakan situasi
belajar yang kondusif yakni siswa terlibat secara langsung pada proses
pembelajaran, juga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar IPA
yang semula dianggap sulit.
3. Tingkat pemahaman siswa tentang perubahan benda setelah pembelajaran
menggunakan metoda demontrasi dapat meningkat dengan baik, ini dapat
dilihat dari hasil evaluasi yaitu pada siklus 1 memperoleh nilai rata-rata
6,69 dan pada siklus ke 2 memperoleh nilai rata-rata 8,15.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam upaya perbaikan Proses
Belajar Mengajar (PBM), serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang perubahan benda, ada beberapa hal
yang perlu disampaikan antara lain:
1. Guru hendaknya membina dan mengembangkan kemampuan menyerap
informasi tentang media pembelajaran seperti audio visual, misalnya
memalui kegiatan KKG, seminar, dan dari media cetak
2. Penggunaan metoda demontrasi dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
tentang perubahan benda yang telah dilaksanakan selama kegiatan
penelitian sangat baik, hal ini terbukti dari hasil evaluasi dari siklus ke 1
dan siklus ke 2 terjadi peningkatan yang cukup tinggi, disamping situasi
belajar sangat kondusif, karena pembelajaran dengan menggunakan
metoda demontrasi dapat melibatkan siswa secara utuh, artinya terlibat
dari awal sampai akhir pembelajaran.
3. Disamping media pembelajaran yang harus dikuasai, juga alat peraga yang
diperlukan perlu dipersiapkan, karena alat peraga mampu menjembatani
pemahaman siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, (1989). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Sistem


Pendidikan. Semarang Aneka Ilmu.
Depdiknas, (2004). Kurikulum Pendidikan Dasar, Dirjen Dikdasmen.
Depdikbud, (1998). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas VI
Sekolah Dasar. Jakarta Dirjen Dikdasmen.
Depdikbud, (1995). Ilmu Pengetahuan Alum Sekolah Dasar Kelas 6. Jakarta
Dirjen Dikdasmen.
Depdikbud, (1997. Ilmu Pengetahuan Alam.Petunjuk Guru Sekolah Dasar Kelas
6. Jakarta Dirjen Dikdasmen.
H. Udin, (1987). Strategi Pembelajaran Dirjen Pendidikan. Tinggi Proyek
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Kasihani Kasbolah, (1998). Penelitian Tindakan Kelas Dirjen Pendidikan. Tinggi
Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Nana Sujana, (1991). Media Pengajaran. Pusat Penelitian dan Pembidangan Ilmu
Lembaga Penelitian IKIP Bandung. Sinar Baru.
Ngalimun Purwanto, (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung Remaja Rosda
Karya.
LEMBAR OBSERVASI MERANCANG PEMBELAJARAN
SIKLUS l
Kelas : VI
Nama Guru : MUHAMAD YUSUF, S.Pd
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 2 3 4 5
l. A. Tujuan Pembelajaran Umum
1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai dengan
yang tercantum Kurikulum 2004
2) Mencantumkan Kompetensi Dasar
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Indikator telah mengacu pada Kompetensi
Dasar
2. Indikator terarah pada konsep perubahan
benda
3. Indikator telah mencakup ranah kognitif,
afektif dan psikomotor
C. Metoda
1. Indikator telah mengacu pada Konpetensi
Dasar
2. Indikator terarah pada konsep perubahan
benda
3. Indikator telah mencakup ranah kognitif,
afektif dan psikomotor
4. Menggunakan metoda tugas untuk kerja
kelompok
D. Sumber
1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket
IImu Pengetahuan Alam Kelas VI
2. Menggunakan diktat pengalaman guru
3. Menggunakan sumber lain yang relevan
E. Media
1. Media menunjang tujuan pembelajaran
2. Media sesuai jumlah kebutuhan
3. Media mudah digunakan
4. Media menarik minat siswa
2 Evaluasi
l. Prosedur evaluasi :
a. Diawal
b. Diakhir
2. Bentuk evaluasi :
a. Objektif
b. Esei
3. Jenis evaluasi :
a. Tulisan
4. Soal
a. Sesuai dengan tujuan
b. Sesuai kemampuan siswa
c. Jumlah sesuai kebutuhan

Cikijing, 9 Oktober 2008


Observer,

____________________
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1
Kelas : VI
Nama Guru : MUHAMAD YUSUF, S.Pd
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
Tahap Pelaksanaan
1 Kegiatan Awal
l. Mengkondisikan kelas pada situasi
pembelajaran yang menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan
menginformasikan tentang materi pelajaran
yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi
yang akan diajarkan

2. Kegiatan inti dengan tahapan proses


Guru
(1) Guru memberi penjelasan tentang perubahan
benda dengan menggunakan metoda
demontrasi
(2) Pembentukan kelompok belajar siswa secara
merata baik jumlah, kematnpuan, maupun
jenis kelamin.
(3) Setiap kelompok diberi tuga yang sama antara
lain perubahan benda
(4) Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya
Guru dan siswa rnembahas hasil kerja
kelompok
(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan
materi yang dipelajari Siswa

3. Kegiatan Akhir
l. Melaksanakan evaluasi
2. Memberikan tindak lanjut dengan
memberikan PR

Cikijing, 9 Oktober 2008


Observer,

____________________
LEMBAR OBSERVASI MERANCANG PEMBELAJARAN
SIKLUS 2
Kelas : VI
Nama Guru : MUHAMAD YUSUF, S.Pd
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
1 2 3 4 5
l. A. Tujuan Pembelajaran Umum
1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai dengan
yang tercantum Kurikulum 2004
2) Mencantumkan Kompetensi Dasar
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Indikator telah mengacu pada Kompetensi
Dasar
2. Indikator terarah pada konsep perubahan
benda
3. Indikator telah mencakup ranah kognitif,
afektif dan psikomotor
C. Metoda
1. Indikator telah mengacu pada Konpetensi
Dasar
2. Indikator terarah pada konsep perubahan
benda
3. Indikator telah mencakup ranah kognitif,
afektif dan psikomotor
4. Menggunakan metoda tugas untuk kerja
kelompok
D. Sumber
1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket
IImu Pengetahuan Alam Kelas VI
2. Menggunakan diktat pengalaman guru
3. Menggunakan sumber lain yang relevan
E. Media
1. Media menunjang tujuan pembelajaran
2. Media sesuai jumlah kebutuhan
3. Media mudah digunakan
4. Media menarik minat siswa
2 Evaluasi
l. Prosedur evaluasi :
a. Diawal
b. Diakhir
2. Bentuk evaluasi :
a. Objektif
b. Esei
3. Jenis evaluasi :
a. Tulisan
4. Soal
a. Sesuai dengan tujuan
b. Sesuai kemampuan siswa
c. Jumlah sesuai kebutuhan

Cikijing, 16 Oktober 2008


Observer,

____________________
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 2
Kelas : VI
Nama Guru : MUHAMAD YUSUF, S.Pd
Hasil Observasi
No. Aspek yang Diamati Ket
Ya Tidak
Tahap Pelaksanaan
1 Kegiatan Awal
l. Mengkondisikan kelas pada situasi
pembelajaran yang menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan
menginformasikan tentang materi pelajaran
yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi
yang akan diajarkan

2. Kegiatan inti dengan tahapan proses


Guru
(1) Guru memberi penjelasan tentang
perubahan benda dengan menggunakan
metoda demontrasi
(2) Pembentukan kelompok belajar siswa
secara merata baik jumlah, kematnpuan,
maupun jenis kelamin.
(3) Setiap kelompok diberi tuga yang sama
antara lain perubahan benda
(4) Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya
Guru dan siswa rnembahas hasil kerja
kelompok
(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan
materi yang dipelajari Siswa

3. Kegiatan Akhir
l. Melaksanakan evaluasi
2. Memberikan tindak lanjut dengan
memberikan PR

Cikijing, 16 Oktober 2008


Observer,

____________________
SOAL ULANGAN
SIKLUS 1
Nama : ……………

Isilah dengan tepat !


1. Perubahan benda dibedakan menjadi 2 yaitu .....................................................
2. Perubahan benda yang disebabkan oleh tumbuhan atau hewan disebut
perubahan secara .................................................................................................
3. Perubahan benda yang disebabkan karena faktor alam disebut..........................
4. Untuk menjaga agar pagar besi tidak mudah berkarat dengan cara....................
5. Sebutkan 3 cara mengawetkan makanan. ...........................................................
6. Perubahan benda cair menjadi benda padat disebut............................................
7. Perubahan benda padat menjadi cair disebut ......................................................
8. Peruhahan benda padat menjadi gas disebut.......................................................
9. Beri contoh peristiwa menyublin ........................................................................
10. Air membeku pada suhu…….derajat
SOAL ULANGAN
SIKLUS 2
Nama : ……………

Isilah dengan tepat !


Isilah dengan tepat !
l. Perubahan benda dibedakan menjadi 2 yaitu .....................................................
2. Perubahan benda yang disebabkan oleh tumbuhan atau hewan disebut
perubahan secara .................................................................................................
3. Perubahan benda yang disebabkan karena faktor alam disebut..........................
4. Untuk menjaga agar pagar besi tidak mudah berkarat dengan cara....................
5. Sebutkan 3 cara mengawetkan makanan. ...........................................................
6. Perubahan benda cair menjadi benda padat disebut............................................
7. Perubahan benda padat menjadi cair disebut ......................................................
8. Perubahan benda padat menjadi gas disebut.......................................................
9. Beri contoh peristiwa menyublin .......................................................................
10. Air membeku pada suhu......derajat

Anda mungkin juga menyukai